• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING (Halaman 25-34)

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni, yaitu penelitian yang dilakukan dengan membuat sebuah prototype yang diujicoba, pre dan post test.

4.2 Lokasi Penelitian

Pemelitian dilakukan di 2 lokasi yang memiliki karakteristik berbeda yaitu di kecamatan Genuk dan Gunungpati kota Semarang. Alat dipasang di 4 titik berbeda selama 30 hari. Berdasarkan hasil tangkapan maka akan dianalisis kapan puncak tangkapan populasi, waktu datangnya hama imigran, lokasi tanam dan jumlah tangkapan.

4.3 Bagan Alir Penelitian

Pengembangan prototipe alat pengendali hama wereng coklatdalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir penelitian sebagai berikut :

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

Berdasarkan bagan alir penelitian pada Gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, peneliti telah melakukan penelitian dengan judul Rancang Bangun Alat Pengendali Hama Wereng Coklat Mekanik Tanpa Pestisida. Pada penelitian ini luaran

Rancang Bangun Alat Pengendali Hama Wereng Coklat Mekanik Tanpa Pestisida.

(Yusianto, R. dan Ngatindriatun. 2011)

Alat Pengendali Hama Wereng Coklat dengan Baling-Baling Mekanik dan Corong Penyedot. No. Permohonan Paten : P00201201022 tanggal 26 November 2012.

(Yusianto, R. dan Pindandita, S. 2012)

Pengembangan Prototipe Alat Pengendali Hama Wereng Coklat tanpa Pestisida Ramah Lingkungan dengan Baling-Baling Mekanik dan Corong Penyedot

20

yang dihasilkan adalah alat pengendali hama wereng coklat dengan baling-baling mekanik dan corong penyedot berlampu. Alat tidak bisa bekerja secara otomatis karena pengoperasiannya harus menekan tombol on/off pada pangkal pipa paralon yang terhubung dengan accu. Alat ini masih model mobile, artinya pengoperasiannya dibawa berpindah-pindah oleh petani. Petani memegang pipa paralon yang menghubungkan corong penyedot berlampu dan baling-baling aluminium serta kotak penampung hama yang diletakkan di tas punggung. Penelitian tahun 2011 ini dilakukan di areal persawahan Banjardowo Kecamatan Genuk Semarang. Indikator capaian adalah pada 3 kali percobaaan, serangga yang dapat tertangkap antara lain 532 wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal), 147 kepinding tanah (Scotinophara coarctata), 235 penggerek batang padi (Scirpophaga incertulas) dan 12 kumbang Coccinella. Sedangkan pada tahun 2012, alat pengendali hama wereng coklat hasil penelitian tahun 2011 dikembangkan dengan luaran penelitian berupa penambahan motion sensor yang dilengkapi dengan Liquid Crystal Display (LCD) yang berfungsi untuk menampilkan menu. Dengan tambahan LCD ini, setting kecepatan putaran baling-baling dan kekuatan sedot corong dapat diatur sesuai kebutuhan. Uji coba dilakukan di skala laboratorium dengan indikator capaian adalah 3 pilihan kecepatan putar baling-baling mekanik, yaitu cepat, sedang dan lambat.

Sedangkan pada penelitian yang direncanakan dalam usulan ini yaitu pengembangan alat pengendali hama wereng coklat ramah lingkungan tanpa pestisida yang mampu menekan populasi hama yang didahului dengan ujicoba prototipe, pre dan post test. Prespektif teknologi ramah lingkungan dikembangkan untuk mengendalikan hama yang didasarkan kepada konsep PHT dengan mempertimbangkan ekosistem. Selain itu, dalam penelitian ini prototipe alat pengendali hama wereng coklat juga dirancang mampu mengetahui waktu puncak tangkapan dengan mempertimbangkan 3 faktor yaitu waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan (Y). Sehingga pada akhirnya mampu memberikan rekomendasi waktu semai atau tanam yang efektif.

4.4 Bagan Penelitian

Pengembangan prototipe alat pengendali hama wereng coklat dalam penelitian ini, mempertimbangkan urutan prioritas berdasarkan variabel waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan (Y). Sehingga sebelum melakukan rancang bangun, dilakukan pengambilan data dalam bentuk

21

kuisioner. Data-data yang diperlukan, tetap mengacu kepada hasil analisis dan pengelompokkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah tangkapan populasi. Bagan penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.2 Bagan Penelitian

Bagan penelitian pada Gambar 3.2 dijelaskan bahwa permasalahan utama adalah hama wereng coklat yang memiliki keunggulan antara lain mudah beradaptasi, mampu membentuk biotipe baru dengan mentransfer virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput yang daya rusaknya lebih hebat dan kemampuan mempertahankan generasi yang sangat baik. Selain itu pengendalian dan pemberantasan hama wereng coklat yang disukai petani yaitu secara kimiawi, hal ini dikarenakan cara pengendalian hama tersebut lebih praktis dan cepat. Namun hal ini berdampak negatif yaitu tidak ramah lingkungan, berakibat pula pada ketidakseimbangan ekosistem. Sehingga diperlukan sebuah teknologi ramah lingkungan dengan konsep PHT sebagai alat pengendali hama wereng coklat secara mekanik dengan mempertimbangkan 3 faktor yaitu waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan (Y). Hasil akhir dari penelitian ini adalah pengembangan prototipe alat pengendali hama wereng coklat tanpa pestisida yang ramah lingkungan dengan baling-baling mekanik dan corong penyedot dengan kemampuan menekan populasi.

Hasil Pengembangan Prototipe Alat Pengendali Hama Wereng Coklat tanpa Pestisida yang Ramah Lingkungan dengan Baling-Baling Mekanik dan Corong Penyedot Permasalahan Internal

Keunggulan Wereng Coklat

(Nilaparvata lugens Stal)

- mudah beradaptasi - mampu membentuk biotipe

baru dengan mentransfer virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput yang daya rusaknya lebih hebat - kemampuan

mempertahankan generasi yang sangat baik

Permasalahan Eksternal Pengendalian dan Pemberantasan Hama

- Pengendalian dan Pemberantasan secara Kimiawi dengan pestisida

Dampak Permasalahan Tidak ramah lingkungan, Ketidakseimbang an ekosistem

Teknologi Ramah Lingkungan dengan konsep Pengendalian

Hama Terpadu (PHT)

(Baling-Baling Mekanik, Corong Penyedot, Lampu, Kotak Penampung Hama, Motion Sensor)

Waktu Kedatangan (X1)

Lokasi Tanam (X3) Waktu Semai (X2) Jumlah Tangkapan (Y)

22 4.5 Penentuan Sumber Data

Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah petani yang berada di areal persawahan Banjardowo Kecamatan Genuk Semarang.

4.6 Alat Penelitian

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar kuisioner.

2. Peralatan menulis seperti pena merk standard dan pensil 2B. 3. USB to Serial RS232 Cable Seri HL-340.

4. Kalkulator Merk Casio. 5. LCD 16 x2 light. 6. ATMega 8. 7. Baterai 12 Volt.

8. Charger Baterai 12 Volt. 9. BD 139. 10. Con Biru. 11. Opto Elektrik. 12. Kabel dan PCB. 13. TR 2N 3055. 14. Cap 50V/4700 µF 15. Relay 16. Vacum Cleaner 4.7 Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian Lapangan

23

Pada tahap ini dilakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan waktu puncak kedatangan hama. Wawancara dilakukan sebagai pendalaman dan penjelasan materi kuisioner.

b. Kuesioner

Dengan cara membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan menyebarkannya kepada para petani yang berada di areal persawahan Banjardowo Kecamatan Genuk Semarangyang terpilih sebagai responden. Kuesioner yang diajukan kepada responden berupa daftar pertanyaan tertutup. Daftar pertanyaan tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dengan menggunakan skor 1 (sangat tidak setuju) s/d 5 (sangat setuju). Selanjutnya hasil yang diperoleh untuk masing-masing variabel akan dihitung dengan skala likert.

a. Jawaban SS sangat setuju diberi skor 5 b. Jawaban S setuju diberi skor 4

c. Jawaban R ragu-ragu diberi skor 3 d. Jawaban TS tidak setuju diberi skor 2

e. Jawaban STS sangat tidak setuju diberi skor 1 2. Riset Kepustakaan

Riset kepustakaan merupakan metode untuk memperoleh informasi atau data mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Bahan kajian literatur yang digunakan adalah jurnal penelitian internasional maupun nasional, majalah ilmiah dan buku yang membahas tentang pengendalian hama wereng coklat.

24 4.8 Pengujian Data

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Dalam penelitian ini jumlah sampel n = 30. Sedangkan df yang digunakan adalah df = n-2 sehingga df = 28. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh r tabel sebesar 0,361. Untuk menentukan valid atau tidaknya data diperlukan angka angka Corrected Item Total Correlation (r hitung) untuk variabel waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan (Y). Apabila r hitunglebih besar dari 0,361 maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian dapat dikatakan valid.

NilaiCronbach Alphayang digunakan pada penelitian ini adalah 0.600. Untuk menentukan daftar pertanyaan yang diajukan relaibel atau tidak maka perlu diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk variabel waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3) terhadap jumlah tangkapan (Y). Apabila nilai Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel penelitian ≥ 0.600 maka variabel-variabel tersebut dapat dikatakan reliabel dan dapat dipakai sebagai alat ukur.

b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji satu sampel kolmogorov-smirnov. Uji ini merupakan uji untuk membandingkan tingkat kesesuaian sampel dengan suatu distribusi tertentu dalam hal ini distribusi normal.

a. Uji Normalitas Variabel Waktu Kedatangan (X1)

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diuji adalah kenormalan data variabel waktu kedatangan (X1) dengan menggunakan tingkat kesalahan =0,05

25 Hipotesis :

H0 : Data variabel waktu kedatangan berdistribusi normal Ha : Data variabel waktu kedatangan tidak berdistribusi normal b. Uji Normalitas Variabel Waktu Semai (X2)

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diuji adalah kenormalan data variabel waktu semai (X2) dengan menggunakan tingkat kesalahan =0,05

Hipotesis :

H0 : Data variabel waktu semai berdistribusi normal Ha : Data variabel waktu semai tidak berdistribusi normal c. Uji Normalitas Variabel Lokasi Tanam (X3)

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diuji adalah kenormalan data variabel lokasi tanam (X3) dengan menggunakan tingkat kesalahan =0,05

Hipotesis :

H0 : Data variabel lokasi tanam berdistribusi normal Ha : Data variabel lokasi tanam tidak berdistribusi normal d. Uji Normalitas Variabel Jumlah Tangkapan (Y)

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diuji adalah kenormalan data variabel jumlah tangkapan (Y) dengan menggunakan tingkat kesalahan =0,05

Hipotesis :

Ho : Data variabel jumlah tangkapan berdistribusi normal Ha : Data variabel jumlah tangkapan tidak berdistribusi normal 2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang pasti di antara beberapa variabel atau semua variabel dependen dari model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilihat dari koefisien korelasi antar variabel independen pada matrik korelasi dengan ketentuan apabila nilai korelasi lebih besar dari 0,90 berarti terdapat gejala multikolinearitas.

26

Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance (toleransi) dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Toleransi mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransirendah maka sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1/toleransi) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai yang umum dipakai adalah nilai toleransi 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analis harus menentukan tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir.

c. Model Persamaan Regresi Berganda

Regresi Linear Berganda ini digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen Y dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen (Xl, X2,..., Xn). Secara umum persamaan Regresi Berganda yang mempunyai variabel dependen (Y) dengan dua atau lebih variabel independen (Xl, X2,..., Xn).

Berdasarkan persamaan (4.1), variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah jumlah tangkapan, sedangkan variabel independen (X1) adalah waktu kedatangan, variabel independent (X2) adalah waktu semai dan variabel independet (X3) adalah lokasi tanam sehingga model persamaan Regresi Berganda dengan variabel dependen (Y) jumlah tangkapan serta tiga variabel independen (X1), (X2) dan (X3) adalah sebagai berikut :

Y = a + lXl + 2X2 + 3X3 + e ... ... (4.1) Keterangan : Y : Jumlah Tangkapan a : Konstanta 1, 2, 3 : Koefisien Regresi X1 : Waktu Kedatangan X2 : Waktu Semai X3 : Lokasi Tanam e : Residu

27 d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar prosentase variasi variabel bebas Rekomendasi Jumlah Tangkapan (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat yaitu variabel waktu kedatangan (X1), waktu semai (X2) dan lokasi tanam (X3). Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam prosentase. Nilai R2 ini berkisar antara 0 < R2< 1.

28

Dalam dokumen LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING (Halaman 25-34)

Dokumen terkait