• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di KBMT Ibaadurrahman, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja) dengan mempertimbangkan bahwa KBMT Ibaadurrahman merupakan salah satu LKMS yang bergerak di bidang pembiayaan dan juga menyalurkannya pada sektor pertanian. Selain itu, KBMT Ibaadurrahman merupakan salah satu BMT yang telah berdiri cukup lama sehingga memiliki jumlah nasabah yang banyak dan jumlah aset yang cukup besar. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, metode wawancara dengan alat bantu kuesioner, dan wawancara langsung dengan pihak KBMT. Data sekunder diperoleh dari berbagai arsip dan administrasi KBMT Ibaadurrahman, Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal, buku, serta sumber literatur lain.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pengamatan (observasi), penelusuran literatur, dan wawancara. Informasi atau keterangan yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dan data sekunder berdasarkan informasi terkait dengan realisasi pembiayaan syariah kepada para nasabah khususnya yang bergerak dalam sektor pertanian. Efektivitas penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Ibaadurrahman kepada para nasabah yang memiliki usaha di sektor pertanian dinilai melalui kuesioner yang diberikan kepada nasabah KBMT Ibaadurrahman. Kuesioner tersebut berisi tentang:

a. Karakteristik usaha yang dijalankan oleh nasabah terdiri dari identitas nasabah, deskripsi jenis usaha yang dikelolanya serta kondisi usaha tersebut sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari KBMT Ibaadurrahman.

b. Respon dari nasabah penerima pembiayaan dari pihak KBMT Ibaadurrahman khususnya yang bergerak di sektor pertanian. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat dampak yang dirasakan secara langsung oleh para nasabah (responden) setelah mendapat pembiayaan dari KBMT Ibaadurrahman agar dapat dinilai sejauh mana efektivitas pembiayaan yang dijalankan oleh KBMT Ibaadurrahman.

17

Metode Penentuan Sampel

Jenis sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel nasabah responden KBMT Ibaadurrahman dan sampel nonnasabah yang berprofesi sebagai petani di sekitar lokasi KBMT Ibaadurrahman. Untuk menambah informasi terkait dengan penyaluran pembiayaan pada sektor pertanian yang dilakukan oleh KBMT Ibaadurrahman, maka diambil beberapa informan dari pihak KBMT Ibaadurrahman. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknis

purposive sampling. Purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang hanya mengambil responden tertentu menjadi sampel dalam penelitian didasarkan pada kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

Kriteria dari sampel penelitian ini yaitu hanya responden yang melakukan pembiayaan syariah pada KBMT Ibaadurrahman yang memiliki usaha di sektor pertanian. Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 30 sampel. Jumlah sampel tersebut dianggap mampu mewakili keragaman populasi nasabah KBMT Ibaadurrahman khususnya yang memiliki usaha pada sektor pertanian dan mampu memberikan informasi yang cukup bagi penelitian ini.

Jumlah sampel nonnasabah yang berprofesi sebagai petani di sekitar KBMT Ibaadurrahman sebanyak 20 orang. Penentuan jumlah sampel tersebut didasarkan pada keragaman dan kecukupan informasi dari 2 kecamatan yang berbeda, yaitu Kecamatan Ciawi dan Kecamatan Megamendung yang menjadi daerah sosialisasi KBMT Ibaadurrahman. Jumlah sampel pihak KBMT Ibaadurrahman yang diwawancarai sebanyak 5 orang, terdiri dari pimpinan KBMT Ibaadurrahman, bendahara, dan 3 orang pendamping lapang. Wawancara dilakukan berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan sebagai panduan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Sebelum data diolah dan dianalisis, dilakukan beberapa prosedur pendahulan terhadap data yang diperoleh yaitu mengedit data, membuat pengkodean, dan penggolongan beberapa kategori jawaban. Nazir (2003) mendefinisikan bahwa analisis data sebagai bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Hasil analisis data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk narasi, uraian, bagan/gambar, dan tabel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif yang bersifat deskriptif dan komparatif. Menurut Sugiyono (2009), metode penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan peneliti adalah instrumen kunci. Teknis pengumpulan data pada metode penelitian kualitatif dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Matriks metode analisis data penelitian

Tujuan penelitian Sumber data Metode analisis data

Mengidentifikasi dan menganalisis peran KBMT Ibaadurrahman dalam membantu menyelesaikan

permasalahan permodalan bagi para nasabah khususnya yang bergerak dalam sektor pertanian.

Data primer hasil wawancara kepada pihak KBMT Ibaadurrahman.

Analisis kualitiaf bersifat deskriptif.

Mengidentifikasi dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi oleh KBMT Ibaadurrahman untuk dapat memasuki sektor pertanian.

Data primer hasil wawancara dengan alat bantu kuesioner kepada nonnasabah yang berprofesi sebagai petani.

Analisis kualitatif bersifat komparatif.

Menganalisis efektivitas skim pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Ibaadurrahman pada sektor pertanian.

Data primer hasil wawancara dengan alat bantu kuesioner kepada para nasabah dan pihak KBMT Ibaadurrahman.

- Analisis kualitatif bersifat deskriptif. - Skoring dengan skala

Likert.

Terdapat 4 tahapan dalam proses penelitian kualitatif yaitu tahap deskripsi, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap deskripsi merupakan tahap pendeskripsian dari segala sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan pada saat penelitian berlangsung. Pada tahap ini, informasi yang diperoleh masih bersifat umum, belum ada pengerucutan atau pemilihan informasi yang lebih rinci.

Tahap kedua yaitu tahap reduksi. Pada tahap ini, dilakukan pereduksian data dari seluruh informasi yang terkumpul untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Data yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan peneliti, seperti data tersebut menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang tidak terpakai kemudian dihilangkan dan selanjutnya dikelompokkan menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.

Tahap ketiga yaitu tahap penyajian data. Pada tahap ini data/informasi yang sudah diolah kemudian disajikan untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Tahap terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

Analisis Kualitatif Bersifat Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan peran KBMT Ibaadurrahman sebagai lembaga keuangan nonbank yang mampu membantu permasalahan permodalan masyarakat. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai dampak pembiayaan syariah KBMT Ibaadurrahman yang dirasakan oleh para nasabah khususnya yang bergerak pada usaha sektor pertanian. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui apakah pembiayaan yang dilakukan pihak BMT telah efektif dalam pengelolaannya serta dampak yang ditimbulkan terhadap nasabah, baik dalam peningkatan usaha, peningkatan pendapatan, penambahan jumlah aset, modal usaha, dan pemenuhan kebutuhan hidup. Analisis dilakukan dengan menggunakan perbandingan kondisi sebelum pembiayaan dengan sesudah pembiayaan.

19

Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner kepada para nasabah pelaku usaha sektor pertanian. Pengukuran efektivitas pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Ibaadurrahman berdasarkan penilaian nasabah diukur dengan alat bantu skala Likert. Skala Likert merupakan alat ukur untuk mengetahui sikap, tindakan atau persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu gejala atau fenomena yang terjadi, hal inilah yang menjadi pertimbangan penggunaan skala Likert pada penelitian ini. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan skoring terhadap data agar bisa digolongkan dan dikelompokkan dalam katergori-kategori tertentu. Cara penentuan total skor untuk tiap kategori yaitu sebagai berikut:

Total skor = Jumlah responden x Nilai skor tiap kategori

Penilaian responden terhadap efektivitas pembiayaan KBMT Ibaadurrahman dilihat dari aspek pengajuan pembiayaan, pencairan pembiayaan, pemanfaatan pembiayaan, pengembalian pembiayaan, dan dampak pembiayaan yang dirasakan nasabah. Total skor untuk setiap prosedur adalah berkisar antara 90-270. Skor ini diperoleh dari hasil perkalian antara skor terendah dan tertinggi dengan jumlah pertanyaan dalam setiap prosedur dan juga jumlah responden. Selang diperoleh dari selisih total skor tertinggi yang mungkin dibagi jumlah kategori jawaban kemudian dikurangi 1 (Sugiyono 2011).

Nilai maksimal – Nilai minimal

Selang = 1

Jumlah kategori jawaban

Selang untuk setiap penilaian adalah 59. Hasil dari selang tersebut kemudian diperoleh pengelompokkan kategori beserta nilai skornya, yaitu:

1. Tidak efektif bila total skor antara 90-149 2. Cukup efektif bila total skor antara 150-209 3. Efektif bila total skor antara 210-270

Hasil penilaian yang sudah diolah akan memberikan gambaran mengenai tingkat efektivitas dari masing-masing prosedur tahapan pembiayaan yang dilakukan oleh KBMT Ibaadurrahman kepada nasabah. Selanjutnya akan diberikan berbagai alternatif tindakan yang dapat berguna bagi peningkatan pelayanan BMT kepada nasabah terkait dengan efektivitas pembiayaan yang dilakukan khususnya bagi nasabah di sektor pertanian.

Analisis Kualitatif Bersifat Komparatif

Analisis komparatif yaitu analisis yang memberikan gambaran informasi lengkap tentang perbedaan atau persamaan gejala pada objek yang diteliti (Sugiyono 2009). Analisis komparatif digunakan untuk melihat penyebab rendahnya penyaluran pembiayaan pada sektor pertanian dengan membandingkan alasan dari pihak nonnasabah yang berprofesi sebagai petani dengan pihak KBMT Ibaadurrahman. Data tersebut berupa beberapa informasi terkait dengan pengetahuan petani mengenai keberadaan lembaga keuangan nonperbankan. Hal ini dilakukan agar diperoleh suatu titik temu sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat diselesaikan berdasarkan hasil analisis dari kedua pihak yang terlibat.

Dokumen terkait