• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan bisa menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baik, tentu membutuhkan suatu metode yang akan diterapkan dalam sebuah penelitian. Metode penelitian itu sendiri adalah berbagai tehnik spesifik yang digunakan dalam penelitian dan harus berkesinambungan dengan kerangka teoritis yang diasumsikan.27Metode yang diterapkan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode studi kasus yang bersifat diskriptif kualitatif. Yang dimaksud dengan deskriptif adalah menggambarkan, menjelaskan, menerangkan, atau menggambarkan suatu peristiwa. Kualitatif mempunyai keunggulan karena masalah yang dikaji tidak hanya sekedar berdasarkan pada laporan saja, namun juga dikroscek dengan berbagai sumber yang terpercaya.28 Adapun metode kualitatif yang dimaksudkan dalam penelitian

27 Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 143.

36

ini adalah sebagaimana yang didefinisikan oleh Bogdan dan Taylor prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.29

2. Subjek dan obyek penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang dapat memberikan data sesuai dengan masalah yang diteliti. 30 Adapun yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bermain Game online Mobile Legend.

Objek penelitian adalah permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yang akan menjadi

objek penelitiannya yaitu “Perilaku Sosial

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang Bermain Game online.”

3. Metode pengumpulan data

Dalam metodologi kualitatif terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendapatkan data, berikut diantaranya:

29

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :

Remaja rosdakarya, 2004) hlm. 4.

30Tatang amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998) hal. 135.

37 a. Wawancara

Menurut Stewart dan Cash, wawancara

diartikan sebagai sebuah interaksi yang

didalamnya terdapat aturan atau berbagi aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif dan informasi. Wawancara bukanlah kegiatan suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan / memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama.

Sebagian besar data diperoleh melalui

wawancara. Untuk itu, penguasaan tehnik wawancara sangat mutlak untuk dilakukan. Satu hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah ketika melakukan wawancara, jangan sampai subjek merasa diinterogasi, maka subjek akan merasa tidak nyaman dan merasa terancam karena dalam interogasi terkandung unsure tekanan dari salah satu pihaknya. Jika hal ini sampai terjadi, maka kejujuran dan keterbukaan subjek akan terganggu yang nantinya akan mempengaruhi validitas data yang diperoleh.

Dalam kegiatan wawancara, ada beberapa bentuk wawancara berikut diantaranya :

38

i. Wawancara terstruktur

Wawancara dalam bentuk ini sangat terkesan seperti interogasi, karena sangat kaku dan pertukaran informasi antara peneliti dengan subjek yang diteliti sangat minim. Beberapa ciri dari wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:

a. Daftar pertanyaan dan kategori jawaban telah disiapkan

Dalam wawancara terstruktur, daftar pertanyaan sudah tertulis dalam bentuk form pertanyaan beserta kategori jawaban yang telah disediakan. Biasanya, dalam bentuk pedoman wawancara, pewawancara hanya tinggal membacakan pertanyaan yang telah tertulis, sementara terwawancara hanya tinggal menjawab sesuai dengan jawaban yang disediakan, sehingga tidak ada jawaban selain jawaban yang telah disediakan.

b. Kecepatan wawancara terkendali

Karena pertanyaan dan jawaban yang sudah disediakan dan sudah dilampirkan dalam bentuk form tersebut, maka waktu dan kecepatan wawancara dapat terkendali. Selain itu, wawancara dan subjek tidak perlu berfikir lama untuk menjawab pertanyaan

39

wawancara. Hal tersebut dapat

mempersingkat waktu berfikir subjek

peneliti, sehingga waktu dan kecepatan wawancara dapat dikendalikan.

c. Tidak ada fleksibilitas (pertanyaan atau jawaban)

Fleksibilitas terhadap pertanyaan atau jawaban pada saat wawancara sudah tidak ada, karena pertanyaan dan jawaban sudak fiks ketika sudah turun ke lapangan.

d. Mengikuti pedoman (dalam urusan

pertanyaan, penggunaan kata, tidak ada improvisasi)

Pedoman wawancara mencakup

serangkaian pertanyaan beserta urutannya yang telah diatur dengan alur pembicaraan. Jadi tugas pewawancara hanya membacakan pertanyaan sesuai dengan form wawancara

beserta urutan pertanyaannya, dalam

pedoman wawancara tidak diperkenankan melakukan improvisasi.

e. Tujuan wawancara biasanya untuk

mendapatkan penjelasan mengenai suatu fenomena

Wawancara terstruktur biasanya

40

penjelasan saja dari suatu fenomena atau kejadian dan bukan untuk tujuan memahami fenomena tersebut. Karena alas an tersebut, maka biasanya wawancara terstruktur lebih sering digunakan dalam penelitian survey atau kuantitatif daripada kualitatif, walaupun wawancara terstruktur juga dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif.

ii. Wawancara semi-terstruktur

Beberapa ciri wawancara terstruktur :

a. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan.

Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara semi-terstruktur adalah pertanyaan terbuka yang berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh terwawancara tidak dibatasi. Sehingga subjek lebih bebas mengemukakan jawaban apa pun sepanjang tidak keluar dari konteks penelitian

b. Kecepatan wawancara dapat diprediksi

Kontrol waktu dan kecepatan wawancara ada

pada ketrampilan terwawancara dalam

mengatur alur dan tema pembicaraan agar tidak melebar kearah yang tidak diperlukan.

41

c. Fleksibel tapi tetap terkontrol

Pertanyaan yang diberikan bersifat fleksibel

begitupula jawaban yang diberikan

tergantung situasi dan kondisi, walaupun pertanyaan dan jawaban bersifat fleksibel namun kendali terhadap wawancara namun kontrol masih dipegang oleh peneliti.

d. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata

Pedoman wawancara semi-terstruktur isi yang tertulis pada pedoman wawancara hanya berupa topic-topik pmebicaraan saja yang mengacu pada satu tema sentral yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan tujuan wawancara.

e. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena

Tujuan dari wawancara semi-terstruktur adalah untuk memahami suatu fenomena tertentu, bentuk wawancara semi-terstruktur sangat sesuai untuk penelitian kualitatif yang

esensinya adalah untuk mendapatkan

42

iii. Wawancara tidak-terstruktur

Wawancara tidak terstruktur mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Pertanyaan yang terbuka dan jawaban yang lebih luas dan bervariasi. Pertanyaan yang diajukaan sangat terbuka, dan hampir tidak memiliki kontrol.

b. Kecepatan wawancara sulit diprediksi karena sangat bergantung dari alur pembicaraan yang kontrolnya sangat fleksibel dan lunak.

c. Sangat fleksibel dalam hal pertanyaan dan

jawaban, hal ini terkesan peneliti

melakukan perbincangan yang ngalor-ngidul. Apabila peneliti yang melakukan wawancara belum berpengalaman dan memiliki jam terrbang tinggi, maka akan

mengalami kendala dalam hal

merumuskan tema serta menarik

kesimpulan wawancara.

d. Pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan, penggunaan kata, dan alur pembicaraan

e. Tujuan wawancara adalah untuk

memahami berasal dari bahasa suatu fenomena, sehingga bentuk wawancara

43

tidak terstruktur sesuai untuk digunakan dalam penelitian kualitatif.31

Untuk kegiatan wawancara ini peneliti akan melakukan wawancara kepada 7 Orang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang bermain Mobile Legend di warung kopi Blandongan. Mahasiswa yang akan dipilih oleh peneliti sebagai informan adalah mahasiswa yang mempunyai intensitas tinggi dalam bermain game online. Kemudian wawancara yang dilakukan menggunakan tehnik wawancara semi terstruktur. Waktu yang digunakan peneliti adalah ketika sore sampai malam hari, karena pada waktu tersebut akan banyak orang yang datang ke Warung Kopi Blandongan.

b. Observasi

Metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang juga sangat sering digunakan adalah observasi. Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Cartwright dan Cartwright mendefinisikan sebagai suatu proses melihat,

31Haris Herdiansyah, “Metodologi penelitian kualitatif untuk

44

mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat juga berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (Site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.32

Lebih jelasnya, untuk kegiatan observasi ini yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengamatan untuk melihat perilaku sosial para informan. Tujuan observasi ini adalah untuk memperjelas dan mengamati ulang tentang perilaku sosial pemain game online (Mobile Legend) di Blandongan.

4. Tehnik Analisa Data

Analisis Data adalah suatu proses bagaimana data diatur, mengorganisasikan apa yang ada ke dalam sebuah pola, kategori, dan suatu urutan dasar penelitian untuk

45

menganalisis data secara keseluruhan baik data berupa gambar, maupun teks33. Teknik analisis data dimulai dengan mangamati data yang telah tersedia dari sumber berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Tujuan adalah untuk menggambarkan fakta hasil penelitian sehingga menjadi data yang mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Dalam analisis data peneliti menggunakan metode Miles dan Huberman.Alasannya karena peneliti menilai analisis tersebut sesuai dengan penelitianini. Ia mengemukakan tahap-tahap analisis yaitu merakit data kasar, membangun catatan khusus dan menulis kajian secara naratif. Dalam bukunya Sugiyono, meurut Miles dan Huberman , mengemukaan bahwa aktivitas analaisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.34

Model analisis interaktif dari Miles dan Huberman didalam buku Machmud, secara teknik terdiri dari 4 (empat) hal utama, yaitu pengumpulandata, reduksi data atau penyederhanaan data, penyajian data dan penarikankesimpulan atau verifikasi. Adapun analisisnya sebagai berikut :

33Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, hlm.250

46 a. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat dalam catatan

lapanagan yang terdiri dari dua bagian

yaitudeskriptif dan refleksi. Catatan deskriptif adalah cacatan alami (catatantentang apa yang dilihat, didengar, disaksiskan, dan dialami sendiri

olehpeneliti tanpa adanya pendapat dan

penafsiaran dari peneliti terhadapfenomena yang dialami). Catatan refleksi adalah catatam yang berisikesan, komentar, pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temua yangdijumpai, dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk tahapberikutnya.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses

pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentranformasian data kasar dari lapangan,

proses ini berlangsung selama penelitian

dilakukan dari awal sampai akhir penelitian35 . Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, fokus dalam hal-hal-hal-hal yang penting, serta di cari tema dan polanya sesuai dengan data yang dibutuhkan peneliti. Reduksi

35 Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Hlm. 2019

47

data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk mencari dan mengumpulkan data selanjutnya. Kemudian

peneliti akan memusatkan perhatian,

menggolongkan dan mengorganisasi data

sehingga bisa ditarik interprestasi.

c. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pisctogram. Dalam penelitian ini data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, kumpulan informasi yang tersusun dan

memberi kemungkinan untuk menarik

kesimpulan serta pengambilan tindakan, hal ini

untuk memudahkan peneliti dalam

mengembangkan data penelitian. Penarikan Kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung seperti halnya proses reduksi data, setalah data terkumpul cukup memadai makan selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setalah data benar-benar lengkap maka diambil kesimpulan akhir. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan bisa berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

48

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesa atau teori.36

5. Tehnik Uji keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu37.Alasannya karena peneliti beranggapan bahwa triangulasi data lebih cepat dalam pengecekan validasi data dalam penelitian ini. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai sebuah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sedangkan triangulasi yang digunakan dalam peilitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan metode, yang dilakukan dengan cara mengcek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Langkah triangulasi sumber dan metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membandingkan hasil wawancara dengan

pengamatan.

36Sugiyono (2016). Op.cit. hlm.99

49

2. Membandingkan yang disampaikan secara

pribadi dan dimuka umum.

3. Membandingkan apa yang terjadi pada saat penelitian dan yang berlangsung sepanjang waktu.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen atau rekaman suara yang tersedia. Proses triangulasi sumber adalah proses dimana tahap akhir data yang telah dianalisa dan ditarik kesimpulan dimintai kesepakatan (memberi cross chek) dengam sumber data, sedangkan proses triangulasi metode adalah penelitimenguji keabsahan data dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang berbeda untuk mengecek

kebenarannya, walupun berbeda memiliki

kesimpulan yang sama dan dapat diharapkan memperoleh hasil kesimpulan tanpa ada keraguan. Beberapa langkah diatas akan dilakukan oleh peneliti dalam melakukan keabsahan data yang kaan disajikan dalam penelitian ini.

Dokumen terkait