• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan

rancangan penelitian deskriptif dikarenakan mendeskripsikan keadaan yang ada

dan dilakukan manipulasi terhadap subjek uji.

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah alkohol hasil produksi industri

rumahan daerah Sukoharjo

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah waktu retensi, resolusi,

asimetri faktor, dan efisiensi kolom yang dihasilkan.

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. Pelarut, untuk mengatasinya digunakan pelarut pro analisis dengan kemurnian

tinggi.

b. Kondisi lingkungan, dikarenakan etanol mudah menguap, oleh karena itu

wadah sampel selalu dalam posisi tertutup.

C. Definisi Operasional

1. Sampel yang digunakan adalah alkohol hasil produksi industri rumahan

daerah Sukoharjo.

2. Optimasi metode kromatografi gas menggunakan sistem kromatografi gas

dengan pengaturan awal yaitu kolom kapiler CP-Wax CB 25 (i.d. 0,32 mm),

Flame Ionization Detector (FID), serta suhu terprogramkan.

3. Optimasi yang dilakukan meliputi optimasi temperatur awal kolom, optimasi

initial time, dan optimasi tekanan kolom.

4. Parameter optimasi yang digunakan meliputi waktu retensi, resolusi, asimetri

faktor, dan efisiensi kolom.

D. Bahan-bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah “ciu” Bekonang dari fermentasi tetes tebu, baku etanol p.a.(E. Merck), , n-butanol p.a. (E. Merck),

akuabides (Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), gas hydrogen HP

99,995% (CV. Perkasa), udara (Laboratorium Analisis Pusat Universitas Sanata

Dharma), gas nitrogen HP 99,9995% (CV. Perkasa).

E. Alat-alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat

Kromatografi Gas (HP 5890) dengan Flame Ionization Detector (FID), kolom

kapiler CP-Wax (25 m, i.d. 0,32 mm), alat-alat gelas yang lazim digunakan untuk

F. Prosedur Kerja 1. Pemilihan sampel

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari desa Bekonang

yang merupakan hasil industri rumahan produksi alkohol. Sampel diambil

sebanyak 600 mL setiap produksi dan diambil sebanyak tiga kali produksi yang

dilakukan di 15 rumah produksi dari 70 rumah produksi, pemilihan tempat

produksi dengan cara random yaitu dengan mengambil undian dan dipilih

sebanyak 15 rumah produksi dari total rumah produksi.

2. Preparasi sampel

Sampel yang didapat dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara digojog

pada setiap botol, lalu sejumlah 100 mL sampel kemudian disaring dengan kertas

Whatman no 1 agar lebih jernih. Kemudian disimpan dalam botol tertutup untuk

menghindari penguapan sampel.

3. Optimasi metode kromatografi gas

A. Pembuatan larutan seri baku etanol kadar sedang

Larutan etanol p.a. sejumlah 600 µL diambil dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan standar internal sejumlah 600 µL

n-butanol ke dalam labu ukur. Encerkan dengan aquabidest hingga batas tanda dan

gojog homogen sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku etanol 6%v/v.

Larutan ini dibuat masing-masing satu kali untuk pengerjaan 18 parameter

B. Pembuatan larutan sampel

Larutan sampel hasil preparasi diambil sejumlah 2000 µL menggunakan

mikropipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, kemudian ditambahkan

standar internal 600 µL n-butanol ke dalam labu ukur. Encerkan dengan aquabides

hingga batas tanda.

C. Pembuatan larutan etanol murni, sampel murni dan n-butanol murni

Siapkan masing-masing 10 mL larutan etanol p.a., n-butanol p.a., dan

larutan sampel ke dalam labu uku 10 mL untuk diinjeksikan ke dalam

kromatografi gas dengan pengaturan awal.

Atur instrumen kromatografi gas dengan pengaturan awal sebagai berikut:

Gas : Nitrogen, Hidrogen, Udara

Kolom : Cp-Wax 52 CB, 25 m x 0.32 mm

Fase Diam : Polietilen glikol

Jenis Detektor : FID (Flame Ionization Detector)

Tekanan : 10 psi

Tekanan Udara : 4 bar

Tekanan Hidrogen : 2,2 bar

Tekanan Nitrogen : 1,5 bar

Split Vent : 99,2 mL/min

Purge Vent : 3,22 mL/min

Temperatur Awal : 70oC

Initial time : 2 menit

Rate : 30oC /min Temperatur Final : 220oC Waktu Final : 2 menit

Injektor B : 200oC Detektor A : 250oC

Range : 3

Injeksikan masing-masing 1 µ L larutan baku etanol dan larutan sampel

ke dalam instrumen kromatografi gas dengan pengaturan yang dipilih.

Bandingkan waktu retensi dan pemisahan antara kromatogram baku etanol dan

sampel.

E. Optimasi suhu kolom

Mengatur kromatografi gas dengan temperatur awal 50oC, 70oC dan 90oC bergantian, kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan baku.

Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada

masing-masing kromatogram.

F. Optimasi initial time

Mengatur kromatografi gas dengan initial time 2 menit dan 3 menit

secara bergantian, kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan

baku etanol pada temperatur awal 50oC, 70oC, dan 90oC. Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada masing-masing kromatogram.

G. Optimasi tekanan kolom

Mengatur kromatografi gas dengan tekanan kolom 5 psi, 7.5 psi dan 10

psi, atur masing-masing initial time pada 2 menit dan 3 menit secara berurutan.

Kemudian masing-masing injeksikan sejumlah 1 µL larutan baku etanol pada

temperatur awal 50oC, 70oC, dan 90oC. Selanjutnya mencatat waktu retensi dan pemisahan yang dihasilkan pada kromatogram.

G. Analisis Hasil

Kondisi optimal diperoleh dengan cara membandingkan kromatogram

yang dihasilkan pada masing-masing kondisi pengaturan instrumen yang telah

ditetapkan.

1. Waktu retensi (tR)

Waktu retensi (tR) adalah waktu mulai injeksi cuplikan hingga suatu komponen campuran keluar kolom. Waktu retensi diukur melalui kromatogram

dari menit ke-0 hingga muncul puncak peak (Hendayana, 2010).

2. Resolusi

Resolusi didefinisikan sebagai perbedaan antara waktu retensi 2 puncak

yang saling berdekatan (∆tR = tR2-tR1) dibagi dengan rata-rata lebar puncak (W1+W2/2). Nilai resolusi > 1,5 untuk memberikan pemisahan puncak yang baik (Gandjar dan Rohman, 2007).

3. Faktor asimetri

Faktor asimetri (tailing factor) digunakan untuk melihat ada tidaknya

TF = puncak tinggi 10% simetri garis dari diukur puncak kedua bagian lebar puncak tinggi 10% simetri garis dari diukur puncak pertama bagian lebar

(Gandjar dan Rohman, 2007).

4. Efisiensi kolom

Ukuran efisiensi kolom dapat ditunjukkan dengan nilai HETP (Height

Equivalent to a Theoretical Plate, H). HETP diperoleh dari pembagian panjang

kolom (L) dengan jumlah lempeng (N), H= L / N. Jumlah lempeng (N) dihitung

dengan: N = 2 puncak dasar lebar retensi waktu 16      

33

BAB IV

A. Hasil Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel alkohol hasil produksi rumahan yang

berasal dari dusun Sentul desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Terdapat sekitar 70 rumah produksi yang memproduksi “ciu” Bekonang, sehingga untuk menghasilkan data dengan kadar sampel yang representatif, maka sampel

yang diambil minimal 15% dari populasi rumah produksi yang ada.

Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan cara mengambil undi,

sehingga terpilihlah 15 rumah produksi yang dijadikan sampel penelitian. Hasil

pemilihan sampel adalah ciu Bekonang yang diambil sebanyak 600,0 mL dari

masing-masing rumah produksi.

B. Hasil Preparasi Sampel

Preparasi sampel dilakukan dengan menggojog sampel hingga homogen

kemudian disaring dengan kertas Whatman no.1 dan disimpan dalam botol

tertutup untuk menghindari penguapan alkohol bila sampel disimpan lebih dari

satu hari. Tujuan dari homogenisasi ini untuk mendapatkan sampel yang

diasumsikan telah seragam dalam hal kadar komponen-komponen senyawanya.

Hasil preparasi sampel ini adalah sampel yang memiliki homogenitas yang tinggi,

dalam arti memiliki kadar komponen-komponen senyawa yang seragam. Tidak

seperti validasi dan penetapan kadar, pada optimasi sampel hanya digunakan

Dokumen terkait