• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan. Peubah-peubah penelitian meliputi peubah bebas (X) dan peubah terikat (Y). Peubah bebas (X), terdiri dari: karakteristik penyuluh, kompetensi penyuluh, motivasi penyuluh dan kemandirian penyuluh. Peubah terikat (Y), terdiri dari: kinerja penyuluh pertanian dan perilaku petani.

Untuk mengetahui pengaruh peubah bebas pada peubah terikat dan menguji hipotesis dibuat kerangka hipotetik. Kerangka hipotetik kemudian dioperasionalisasikan untuk merumuskan model persamaan pengukuran dan model persamaan struktural sesuai dengan kaidah SEM (Structural Equation

Model). Model persamaan dan kerangka hipotetik penelitian sebagai berikut:

• Persamaan model pengukuran (1) Pengukuran peubah karakteristik

X1.1 = λ1 X1 + δ1 X1.2 = λ2 X1 + δ2 X1.3 = λ3 X1 + δ3 X1.4 = λ4 X1 + δ4 X1.5 = λ5 X1 + δ5 X1.6 = λ6 X1+ δ6 X1.7 = λ7 X1 + δ7 X1.8 = λ8 X1 + δ8 X1.9= λ9 X1+ δ

(2) Pengukuran peubah kompetensi

9 X2.1 = λ10 X2 + δ10 X2.2 = λ11 X2 + δ11 X2.3 = λ12 X2 + δ12 X2.4 = λ13 X2 + δ13 X2.5 = λ14 X2 + δ X 14 2.6 = λ15 X2 + δ15 68

X2.7 = λ16 X2 + δ16

X2.8 = λ17 X2 + δ17

X2.9 = λ18 X2 + δ18

X2.10 = λ19 X2 + δ19

X2.11 = λ20 X2 + δ20

(3) Pengukuran peubah motivasi X3.1 = λ21 X3 + δ21 X3.2 = λ22 X3 + δ22 X3.3 = λ23 X3 + δ23 X3.4 = λ24 X3 + δ24 X3.5 = λ25 X3 + δ25 X3.6= λ26 X3 + δ26

(4) Pengukuran peubah kemandirian X4.1 = λ27 X4 + δ27

X4.2 = λ28 X4 + δ28

X4.3 = λ29 X4 + δ29

X4.4 = λ30 X4 + δ30

(5) Pengukuran peubah kinerja penyuluh Y1.1 = λ31 Y1+ ε1 Y1.2 = λ32 Y1+ є2 Y1.3 = λ33 Y1+ є3 Y1.4 = λ34 Y1 + є4 Y1.5 = λ35 Y1 + є5 Y1.6 = λ36 Y1+ є6 Y1.7 = λ37 Y1+ є7 Y1.8 = λ38 Y1 + є8 Y1.9 = λ39 Y1 + є9 Y1.10= λ40 Y1 + є10 Y1.11= λ41 Y1+ є11

(6) Pengukuran peubah perilaku petani Y2.1= λ42 Y2+ є12

Persamaan model struktural (1) Model kinerja penyuluh

Y1 = γ1 X1 + γ2 X2 + γ3 X3 + γ4 X4+ ζ1 (2) Model perilaku petani jagung

Y2 = γ5 X1+ γ6 X2 + γ7 X3+ γ8 X4+ β Y1+ ζ

Model

2

Untuk menguji model dirumuskan rancangan pengujian model seperti dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rancangan pengujian model penelitian studi kinerja penyuluh pertanian

Hipotesis Statistik Uji Kriteria Uji Overall

Model Fit

H0 Nilai p,

RMSEA, dan CFI : Matriks kovariansi data sampel tidak

berbeda dengan matriks kovariansi populasi yang diestimasi.

Diharapkan H0 diterima, jika: p ≥ 0,05; RMSEA ≤ 0,08 dan atau CFI ≥ 0,90

H1: Matriks kovariansi data sampel berbeda dengan matriks kovariansi populasi yang diestimasi.

Model kinerja penyuluh

H0: γ1 = γ2 = γ3 = γ4 = 0: Karakteristik atau kompetensi atau motivasi atau kemandirian tidak memengaruhi kinerja penyuluh.

H1: γ1 > 0: Karakteristik berpengaruh positif pada kinerja penyuluh.

H1: γ2 > 0: Kompetensi berpengaruh positif pada kinerja penyuluh.

H1: γ3 > 0: Motivasi berpengaruh positif pada kinerja penyuluh.

H1: γ4

Nilai t

> 0: Kemandirian berpengaruh positif pada kinerja penyuluh.

Diharapkan H0 ditolak, jika: nilai t-hitung ≥ 1,96 Model perilaku petani H0: γ5= γ6= γ7 = γ8 = β = 0: Karakteristik atau kompetensi atau motivasi atau kinerja penyuluh tidak memengaruhi perilaku petani. H1: γ5 > 0: Karakteristik penyuluh berpengaruh positif pada perilaku petani. H1: γ6 > 0: Kompetensi penyuluh berpengaruh positif pada perilaku petani. H1: γ7 > 0: Motivasi penyuluh

berpengaruh positif pada perilaku petani. H1: γ8 > 0: Kemandirian penyuluh berpengaruh positif pada perilaku petani. H1

Nilai t

: β > 0: Kinerja penyuluh berpengaruh positif pada perilaku petani.

Diharapkan H0 ditolak, jika: nilai t-hitung ≥ 1,96

Penjelasan peubah dan sub peubah dari model hipotetik dijelaskan pada Gambar 7 dan Tabel 3.

Tabel 3. Peubah dan sub peubah model persamaan struktural

No Peubah Sub peubah Notasi

Laten Eksogen 1. Karakteristik Umur X1.1 Pendidikan formal X1.2 Pelatihan fungsional X1.3 Pelatihan teknis X1.4 Masa kerja X1.5 Wilayah tugas X1.6

Cakupan wilayah kerja X1.7

Jumlah petani binaan X1.8

Frekwensi interaksi dengan petani X1.9

2. Kompetensi Kemampuan aksi sosial X2.1

Kemampuan mengapresiasi keragaman budaya X2.2

Kemampuan merencanakan program penyuluhan X2.3

Kemampuan memanfaatkan sumberdaya lokal X2.4

Kemampuan mengelola informasi X2.5

Kemampuan membangun relasi interpersonal X2.6

Kemampuan menyelenggarakan penyuluhan X2.7

Kemampuan kemimpinan X2.8

Kemampuan manajemen organisasi X2.9

Kemampuan profesionalisme penyuluh X2.10

Kemampuan bidang keahlian teknis X2.11

3. Motivasi Pengembangan potensi diri X3.1

Pengakuan petani X3.2

Penghasilan X3.3

Kebutuhan untuk berprestasi X3.4

Kebutuhan untuk berafiliasi X3.5

Kebutuhan untuk kekuasaan X3.6

4 Kemandirian Kemandirian emosional X4.1

Kemandirian intelektual X4.2

Kemandirian ekonomi X4.3

Kemandirian sosial X4.4

Laten Endogen

1. Kinerja Penyuluh Melakukan aksi sosial Y1.1

Mengapresiasi keragaman budaya Y1.2

Merencanakan program penyuluhan Y1.3

Memanfaatkan sumberdaya lokal Y1.4

Mengelola informasi penyuluhan Y1.5

Membangun hubungan interpersonal Y1.6

Menyelenggarakan penyuluhan Y1.7

Menerapkan kepemimpinan Y1.8

Manajemen organisasi Y1.9

Mengembangkan profesionalisme penyuluh Y1.10

Menerapkan bidang keahlian teknis Y1.11

2. Perilaku petani Kompetensi petani jagung Y2.1

Populasi dan Sampel Populasi

Unit pengamatan terkecil pada penelitian ini adalah penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo. Pertimbangan lokasi penelitian, karena (1) Gorontalo adalah Provinsi yang memrogramkan agropolitan dengan tanaman utama adalah jagung, (2) jumlah penyuluh pertanian didominasi oleh penyuluh pertanian tanaman pangan dan (3) petani di Provinsi Gorontalo pada umumnya membudidayakan jagung sebagai tanaman utama untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Jumlah tenaga penyuluh pertanian yang tersebar di wilayah Provinsi Gorontalo adalah 481 orang dan jumlah petani binaan sebanyak 45.409 orang, dengan asumsi bahwa tugas pokok dan peran penyuluh pertanian adalah sama dan umumnya penyuluh pertanian yang ada di Provinsi Gorontalo berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Jumlah populasi penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Ukuran populasi penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo Kabupaten/Kota Jumlah penyuluh pertanian (orang) Kabupaten Gorontalo 174

Kabupaten Bone Bolango 91 Kabupaten Boalemo 83 Kabupaten Pohuwato 79 Kabupaten Gorontalo Utara 29

Kota Gorontalo 25

Total Provinsi Gorontalo 481 Sampel

Unit analisis dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian. Penarikan sampelnya dilakukan dengan cara “contoh acak proporsional,” dari daftar nama-nama penyuluh pertanian di Provinsi Gorontalo yang telah tersedia. Untuk kebutuhan data pendukung penelitian, dilibatkan sebanyak 236 orang petani binaan penyuluh pertanian yang terpilih menjadi sampel. Dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993), maka ukuran sampel penyuluh pertanian dengan tingkat kesalahan delapan persen adalah:

Dengan diketahuinya ukuran sampel penelitian, maka secara proporsional dapat ditentukan ukuran sampel penyuluh pertanian pada setiap kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Ukuran sampel penyuluh pertanian tiap kabupaten/kota No Kabupaten/Kota Ukuran sampel (orang)

1 Kabupaten Gorontalo 43 2 Kabupaten Bone Bolango 22 3 Kabupaten Boalemo 20 4 Kabupaten Pohuwato 20 5 Kabupaten Gorontalo Utara 7

6 Kota Gorontalo 6

Total 118

Data dan Instrumentasi Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja penyuluh pertanian, yang meliputi: peubah (X) dan peubah (Y).

Peubah (X) yaitu: karakteristik penyuluh (X1) terdiri dari dimensi: (1) umur, (2) masa kerja, (3) pendidikan formal, (4) pelatihan fungsional, (5), pelatihan teknis, (6) wilayah tugas, (7) cakupan wilayah kerja, (8) jumlah petani binaan dan (9) frekwensi interaksi dengan petani. Kompetensi penyuluh (X2) terdiri dari dimensi: (1) kemampuan aksi sosial, (2) kemampuan mengapresiasi keragaman budaya, (3) kemampuan merencanakan program penyuluhan, (4) kemampuan memanfaatkan sumberdaya lokal, (5) kemampuan mengelola

481 n = --- = 118 orang 1 + 481 (0,08)² N n = --- 1 + N(e)² Ni ni = --- x n N

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = standar error

ni = ukuran sampel strata i Ni = ukuran populasi strata i

informasi penyuluhan, (6) kemampuan membangun hubungan interpersonal, (7) kemampuan menyelenggarakan penyuluhan, (8) kemampuan kepemimpinan, (9) kemampuan manajemen organisasi, (10) kemampuan profesionalisme penyuluh dan (11) kemampuan bidang keahlian teknis. Motivasi penyuluh (X3) terdiri dari dimensi: (1) pengembangan potensi diri, (2) pengakuan petani, (3) penghasilan, (4) kebutuhan untuk berprestasi, (5) kebutuhan untuk berafiliasi, dan (6) kebutuhan untuk kekuasaan. Kemandirian penyuluh (X4) terdiri dari dimensi: (1) kemandirian intelektual, (2) kemandirian sosial, (3) kemandirian emosional dan (4) kemandirian ekonomi.

Peubah (Y) yaitu: kinerja penyuluh pertanian (Y1) terdiri dari dimensi: (1) melakukan aksi sosial, (2) mengapresiasi keragaman budaya, (3) merencanakan program penyuluhan, (4) memanfaatkan sumberdaya lokal, (5) mengelola informasi penyuluhan, (6) membangun hubungan interpersonal, (7) menyelenggarakan penyuluhan, (8) menerapkan kepemimpinan, (9) manajemen organisasi, (10) mengembangkan profesionalisme penyuluh dan (11) menerapkan bidang keahlian teknis. Dampak dari kinerja penyuluh pertanian adalah perubahan perilaku petani (Y2

Instrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan pada penilitian ini berupa kuesioner yang berisi daftar pernyataan yang berhubungan dengan peubah-peubah penelitian. Instrumen penelitian akan sangat menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Instrumen disusun dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan peubah-peubah yang terpilih, (2) peubah-peubah tersebut dijabarkan dalam sub-peubah yang diperoleh dari teori, hasil penelitian terdahulu dan referensi lain yang relevan, (3) menjabarkan

), terdiri dari: (1) kompetensi petani jagung dan (2) partisipasi petani jagung.

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan (kuesioner). Jenis data yang dihimpun adalah termasuk data interval, yaitu jenis data yang berjenjang dengan jarak yang sama sesuai derajat atau intensitas masing-masing indikator peubah sesuai definisi operasionalnya.

sub-sub peubah dalam bentuk indikator, (4) menjabarkan indikator-indikator menjadi komponen-komponen yang dijadikan butir-butir pernyataan dan (5) menyusun kuesioner dari butir-butir pernyataan tersebut.

Instrumen pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu instrumen untuk penyuluh pertanian dan untuk petani binaan. Instrumen untuk penyuluh pertanian berisi pernyataan yang mengukur: (1) karakteristik, (2) kompetensi, (3) motivasi, (4) kemandirian dan (5) kinerja penyuluh pertanian. Instrumen untuk petani berisi pernyataan yang mengukur perilaku petani, terdiri dari: (1) tingkat kompetensi petani, (2) tingkat partisipasi petani, (3) data identitas petani dan (4) data produktivitas usahatani.

Validitas Instrumen

Upaya untuk memperoleh instrumen yang memiliki tingkat kebenaran tinggi dilakukan dengan uji validitas. Instrumen yang valid, bila instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas instrumen dimaksudkan untuk menguji kebenaran yang terungkap dari suatu sampel (validitas internal) dan seberapa jauh kebenaran tersebut berlaku umum bagi suatu populasi yang sedang diselidiki (validitas eksternal). Validitas instrumen dalam penelitian ini difokuskan pada validitas isi (content validity), yaitu untuk mengetahui: (1) apakah substansi alat ukur telah mencerminkan seluruh isi yang dimiliki (property) dan (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang digunakan. Untuk membantu memperoleh kebenaran instrumen, telah dilakukan dengan bantuan tiga orang pakar.

Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah index yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel, jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur gejala kedua atau ketiga kalinya maka hasilnya konsisten. Terdapat tiga unsur yang harus diperhatikan dalam suatu reliabilitas instrumen, yaitu: (1) stabilitas, (2) ketepatan (akurasi) dan (3) kesalahan pengukuran (measurement error). Stabilitas berarti bila mengukur suatu obyek berkali-kali dengan instrumen yang sama atau sebanding, akan memperoleh

hasil yang sama. Ketepatan (akurasi) berarti bila hasil pengukuran yang diperoleh dari instrumen merupakan hasil pengukuran yang sebenarnya. Kesalahan pengukuran, bila instrument yang digunakan bebas dari kesalahan pengukuran.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji keterandalan instrumen sebelum penelitian sesungguhnya dilaksanakan, adalah: (1) uji coba pada penyuluh dan petani yang bukan responden, terdiri dari: 15 orang penyuluh pertanian dan 15 orang petani binaan penyuluh di Provinsi Gorontalo, (2) data yang terkumpul diuji reliabilitasnya dengan menggunakan koefisien Cronbach

Alpha. Hasil analisis nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha instrumen

penelitian untuk penyuluh pertanian yang berisi 186 item pernyataan adalah 0,943 (sangat reliabel), sedangkan instrumen untuk petani binaan yang berisi 47 item pernyataan menunjukkan hasil 0,901(sangat reliabel). Dengan demikian instrumen dapat digunakan untuk pengumpulan data pada responden sesungguhnya.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terstruktur pada responden dengan menggunakan kuesioner. Untuk mendukung data primer yang diperoleh langsung dari responden, dilakukan pengumpulan data sekunder yang berasal dari instansi terkait, seperti: dinas pertanian, badan penyuluhan dan BPP. Pengumpulan data dilaksanakan di Provinsi Gorontalo, yang dilakukan dari bulan Pebruari – April 2010. Untuk membantu kelancaran pengumpulan data, penelitian ini dibantu oleh beberapa orang penyuluh pertanian sebagai pencacah yang berasal dari daerah penelitian. Para pencacah tersebut sebelumnya telah dilatih dan diarahkan oleh peneliti, terutama pemahaman tentang pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang berhubungan dengan sikap penyuluh dan petani yang menjadi responden.

Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan sekaligus menguji hipotesis. Untuk menemukan model empiris hubungan kausalitas antar peubah dan faktor-faktor pendukungnya, digunakan analisis SEM (Structural Equation Model) dengan program LISREL (Linier Structural

Relationships). Dengan analisis SEM diharapkan dapat mendeskripsikan peubah

menurut indikator-indikatornya (model pengukuran) dan menjelaskan hubungan kausalitas antar peubah (model struktural).

Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan menggunakan beberapa ukuran kesesuaian model Goodness-of-Fit-Test (GFT). Suatu model struktural diindikasikan sesuai atau fit bila memenuhi tiga jenis GFT, yaitu: (1) uji khi kuadrat p-hitung ≥ 0,05, (2) Root Means Square Error of Approximation (RMSEA) ≤ 0,08 dan (3) Comparative Fit Index (CFI) ≥ 0,90.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait