• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode kualitatif yang bersifat longitudinal. Langkah-langkah penelitian yang meliputi penyusunan, rancangan penelitian, penentuan lokasi penelitian, penentuan jenis dan sumber data, penentuan dan penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.

3.1 Rancangan Penelitian

Seperti dikemukakan di atas, penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang bersifat longitudinal. Taylor (1990; 228) mengungkapkan bahwa dalam kajian longitudinal, peneliti mengobservasi anak-anak, kadang-kadang hanya satu orang anak, dalam memeroleh bahasanya selama beberapa bulan atau tahun. Selanjutnya, Taylor mengatakan bahwa studi longitudinal menjadikan anak-anak sebagai pusat pengamatan, oleh karenanya, mereka dihormati dengan mengidentifikasi nama mereka, baik secara nyata maupun dengan memberikan

nama samaran dan pendeskripsian umur mereka jika diketahui dengan penjabaran seperti contoh di bawah ini.

Eve (1; 9. 3 = 1 tahun, 9 bulan dan 3 hari) Adam (2; 11 = 2 tahun dan 11 bulan)

Sementara itu, dalam studi kasus yang dilaksanakan oleh Deuchar dan Quay, yang termuat dalam Yip dan Matthews (2007; 56), disebutkan bahwa salah satu metode yang digunakan dalam pengumpulan data tentang pemerolehan bahasa anak-anak bilingual adalah studi kasus yang dirancang secara longitudinal. Dalam periode waktu tersebut, anak-anak direkam, baik secara audio maupun audio-video secara regular dalam setting alami, biasanya dalam lingkungan keluarga ketika anak berinteraksi dengan orang tua, pengasuh, atau tim peneliti. Hasil rekaman kemudian ditranskripsi dan hasil transkripsi membentuk korpus yang nantinya akan dianalisis secara sistematis. Kadang-kadang rekaman dilengkapi dengan catatan harian yang disusun dan disimpan oleh orang tua atau peneliti.

Dalam penelitian ini, calon data sudah dikumpulkan sejak subjek penelitian dilahirkan, namun perkembangan bunyi dan leksikal anak ketika berumur 0-1 tahun tidak dimasukkan sebagai data dalam penelitian ini karena anak masih lebih banyak berkembang dari segi gerakan tubuh dan suara-suara yang dikeluarkan masih berupa tangisan, sendawa, tawa, dan vokalisasi seperti ‘a’ ‘əm’ ‘nga’ ‘hua..em’dan ‘i’. Ketika anak berumur sepuluh bulan, suara-suara yang dikeluarkan mulai bervariasi dan kemudian mulai dilakukan perekaman suara dan pembuatan film-film singkat dan pencatatan secara intensif dan reguler. Dalam

penelitian ini yang ditekankan adalah perkembangan bunyi anak ketika berumur 1;2 tahun sampai 2;5 tahun.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Celukbuluh Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng. Dusun Celukbuluh digunakan sebagai lokasi penelitian karena keluarga inti dari subjek penelitian ini berdomisili di dusun tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan latar alami di lingkungan rumah. Dalam lingkungan rumah tersebut terdapat keluarga inti yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jerman. Anak, sejak dilahirkan disuguhi atau diajak berkomunikasi dalam kedua bahasa tersebut. Selanjutnya seiring perkembangan usia anak, anak juga memiliki kelompok teman sebaya yang sebagian besar menggunakan bahasa Bali.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini membahas perkembangan bahasa anak yang lahir dalam lingkungan bahasa yang bilingual. Oleh karena itu, kajiannya adalah kajian psikolinguistik yang melihat perkembangan bahasa anak dilihat dari aspek perkembangan bunyi.

Sumber data diperoleh dari subjek penelitian ini, yaitu Putu Lila yang biasa dipanggil Lila (bukan nama sebenarnya). Lila lahir pada tanggal 20 Juni 2006 di Singaraja dengan berat badan 2,8 kg dan panjang 50 cm. Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa bayi yang lahir dalam keadaan sehat atau

normal memiliki berat lahir minimal 2,5 kg. Dengan patokan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Lila termasuk dalam katagori bayi yang lahir normal.

Lila lahir dari seorang ibu yang merupakan perempuan etnis Bali dan seorang ayah yang berasal dari Jerman. Keluarga tinggal di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Lingkungan bahasa tempat Lila dibesarkan sangat bervariasi, yaitu bahasa Indonesia, Bahasa Jerman dan bahasa Bali. Dalam keluarga, sang ibu berbicara bahasa Indonesia kepada anak dan sang ayah berbicara bahasa Jerman dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam lingkungan keluarga juga ada seorang pengasuh yang merupakan perempuan Bali dan seorang penjaga rumah seorang laki-laki Bali. Baik pengasuh maupun penjaga rumah berbicara menggunakan bahasa Indonesia kepada Lila. Namun, ketika berkomunikasi dengan Ibu Lila mereka menggunakan bahasa Bali dan dengan Ayah Lila menggunakan bahasa Indonesia. Sang anak sering diajak bermain oleh anak-anak tetangga yang menggunakan bahasa Bali untuk berkomunikasi. Jadi, Lila lahir dan tumbuh di lingkungan orang-orang yang memiliki dan menggunakan bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Indonesia, Bali dan Jerman

3.4 Instrumen Penelitian

Data tentang perkembangan bahasa subjek penelitian dikumpulkan dengan menggunakan empat jenis instrumen penelitian, yaitu a) handycam JVC model No. GR-DVL 166EK , b) camera digital DS-S650 Sony, c) cassette corder TCM-150 Sony, dan buku catatan harian. Buku catatan harian digunakan untuk

mencatat perkembangan bahasa anak karena kadang-kadang suatu macam bunyi muncul ketika anak tidak sedang direkam.

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi partisipatif. Teknik observasi partisipatif dipergunakan untuk menjaring data tentang elemen bunyi yang berkembang pada anak berumur 1;2 sampai 2;6, urutan perkembangan bunyi yang diperoleh, serta variasi bunyi yang muncul. Di samping observasi partisipatif, teknik lain yang digunakan adalah elisitasi atau pemancingan. Elisitasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat pancingan atau konfirmasi apakah suatu elemen bunyi memang muncul atau belum, sehingga bisa diyakini bahwa suatu elemen memang sudah atau belum muncul pada usia atau fase tertentu.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan triangulasi data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

a. Transfer data dari Handycam JVC dan kamera digital Sony ke dalam DVD

b. Perangkuman dan tabulasi data yang berisi tentang elemen bunyi yang muncul berdasarkan urutan waktu tertentu

c. Analisis elemen bunyi yang muncul dengan menggunakan Speech Analyzer

d. Analisis data secara deskriptif kemudian interpretasi atas hasil analisis e. Penariakan kesimpulan.

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dapat disampaikan baik secara formal maupun informal. Secara formal, hasil analisis data disajikan dalam bentuk bagan, tabel dan gambar, sementara secara informal hasil analisis data disajikan dalam bentuk narasi. Penyajian analisis data seperti ini sesuai dengan yang dipaparkan Sudaryanto (1993:144).

Dalam penelitian ini, baik metode formal maupun informal digunakan sebagai penyajian analisis data. Metode formal digunakan dengan teknik penggunaan tabel elemen bunyi yang dikuasai anak, dan grafik variasi bunyi yang muncul. Sementara, metode informal digunakan dengan bentuk narasi yang menjelaskan hasil penelitian.

Dokumen terkait