• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pendahuluan dilakukan di laboratorium Jurusan Penyuluhan Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan, Cikaret Bogor, Balai Besar Pengolahan Hasil Pertanian Deptan Cimanggu Bogor, Laboratorium Kualitas Air, FPIK IPB dan Laboratorium Nutrisi, Fakultas Peternakan IPB dari bulan Mei – November 2003. Penelitian utama dilakukan di tempat yang sama dari bulan Juli 2004 - Februari 2006.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian meliputi pengaruh penambahan kapur ke dalam media terhadap lama waktu postmolt, konsumsi pakan, dan pertumbuhan udang galah. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu

1. Pengaruh Penggunaan Kapur pada Laju Peningkatan Kadar Kalsium Kulit dan Lama Waktu Postmolt Udang Galah.

2. Konsekuensi Penggunaan Kapur pada Lama Waktu Siklus Molting, Tingkat Konsumsi Pakan, dan PertumbuhanUdang Galah

3. Pengaruh Penggunaan Kapur pada Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan Biomas Udang Galah

Pengaruh Penggunaan Kapur pada Laju Peningkatan Kadar Kalsium Kulit dan Lama Waktu Postmolt Udang Galah Tujuan khusus

Untuk mengkaji pengaruh kadar kalsium media pada laju peningkatan kadar kalsium kulit, lama waktu postmolt dan rata-rata konsumsi pakan harian.

Rancangan Percobaan

a. Desain Percobaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dosis penambahan Ca(OH)2 ke dalam media,

yaitu 0 mg/l (Ca 19.70 mg/l), 15 mg/l (Ca 22.68 mg/l), 30 mg/l (Ca 25.07 mg/l), 45 mg/l (Ca 31.73 mg/l), dan 60 mg/l (Ca 34.64 mg/l). Masing-masing perlakuan memiliki 3 ulangan sehingga jumlah satuan percobaan adalah 15 unit.

b. Satuan Percobaan. Satuan percobaan adalah akuarium dengan ukuran 80×50×50 cm yang disekat dengan kain kasa menjadi 10 kompartemen dengan luasan yang sama. Setiap akuarium diisi 10 ekor udang (satuan percobaan individual), masing-masing individu berbobot 4 g dan ditempatkan pada setiap kompartemen secara acak sehingga jumlah udang seluruhnya adalah 10 ekor/akuarium.

c. Desain Waktu. Pengumpulan data dirancang pada waktu yang sesuai dengan proses molting selama 2 siklus, yang secara rinci terdiri atas premolt (awal percobaan), postmolt 1 jam, 4, 8, 10, dan 20 hari . Jumlah udang yang mati dan atau yang diambil sebagai sampel diganti dengan udang uji cadangan yang telah disiapkan sehingga setiap kompartemen selalu berisi 10 ekor udang uji secara berkelanjutan. Udang pengganti yang diambil sebagai sampel diberi tanda sebagai biota uji cadangan.

Pada percobaan pendahuluan didapatkan bahwa siklus molting udang adalah 11–14 hari. Siklus molting terdiri atas fase molting, postmolt, intermolt dan premolt. Hasil penelitian Passano (1960) menunjukkan bahwa lama waktu intermolt adalah sebesar 30% dari lama waktu siklus molting. Fase molting terjadi hanya beberapa jam dan fase premolt terjadi selama 1–2 hari. Dengan demikian, lama waktu postmoliting diperkirakan 60% dari lama waktu siklus molting (8 hari)

d. Variabel yang dipantau 1) Kualitas Air

- Suhu air, pH, alkalinitas, D0, dan TOM. - Kadar Ca terlarut.

2) Bobot tubuh udang pada postmolt dan intermolt.

3) Kadar Ca kulit pada fase molting, postmolt dan intermolt. 4) Lama waktu siklus molting.

e. Variabel Kerja

1) Lama waktu postmolt : waktu yang dibutuhkan individu udang mulai dari molting dengan kadar kalsium kulit terendah sampai dengan kadar kalsium kulit seperti pada fase intermolt.

2) Laju peningkatan Ca kulit selama postmolt. Jumlah tambahan kalsium yang ditimbun di kulit selama waktu tertentu.

3) Konsumsi pakan harian Bahan Percobaan

1) Induk udang yang diperoleh dari instalasi pembenihan udang galah BBAT Pelabuhan Ratu.

2) Juvenil udang yang galah diperoleh dari hasil penetasan telur seekor induk udang betina.

3) Udang dengan berat 4 g yang diperoleh dari pemeliharaan juvenil di kolam Cikaret Bogor. Juvenil diberi pakan buatan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap hari.

4) Pakan yang digunakan adalah pakan udang Galah merk Bintang CP seri 081, dengan kandungan nutrisi : protein 37.38%, lemak 6.09% bahan ekstrak tanpa nitrogen 29.73%, Ca 1.45%, Mg 0.95%, dan energi bruto 3560 kkal.

5) Air dengan pH 4.64 – 5.00 dan kadar Ca 19.7 mg/L yang diperoleh dari air sumur dangkal yang terdapat di Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang. 4) Kapur : Ca(OH)2.

Metode Pengukuran

Jenis peubah kualitas air dan parameter udang yang diukur selama percobaan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Parameter kualitas air dan udang serta metode pengukuran No Variabel yang ditera Metode Pengukuran

1 Suhu air Termometer 2 pH air pH meter

3 Alkalinitas Titrimetrik Phenolpthalin 4 Oksigen terlarut DO meter

5 TOM Titrimetrik Permanganat

6 Ca2+ AAS

7 Bobot tubuh Gravimetri

8. Bobot sisa pakan Bobot kering 110oC Gravimetri 9. Energi pakan Bomb kalorimeter

Prosedur Percobaan Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan adalah 6 buah bak beton ukuran 1.5×1×1 m yang diisi air setinggi 0.75 m. Air yang digunakan berasal dari sumur dangkal dengan pH 4.5 – 5.0 dan sebelumnya sudah diaerasi. Selain itu, juga disiapkan akuarium kaca berukuran 80×50×50 cm sebanyak 15 buah yang masing-masing disekat menjadi 10 kompartemen dan diisi air dari sumber air yang sama. Pada setiap akuarium secara acak ditambahkan kalsium masing-masing 0 mg/L, 15 mg/L, 30 mg/L dan 45 mg/L, dan 60 mg/L dan diberi aerasi.

Pemeliharaan

Sebanyak 300 ekor udang galah dengan berat rata-rata 10 g ditebar ke dalam bak beton dengan kepadatan 50 ekor per bak dan diberi pakan pelet dengan dosis 3%. Setelah udang dipelihara di bak selama 6 hari, sebanyak 150 ekor dipindahkan ke akuarium percobaan. Setiap kompartemen akuarium diisi seekor udang uji. Selain itu, disiapkan stok udang cadangan masing-masing perlakuan sebanyak 30 ekor yang dipelihara pada media dengan kadar kalsium yang sama dengan media perlakuan.

Sisa pakan dikumpulkan 2 jam setelah udang diberi pakan. Setiap 10 hari, air diganti sebanyak 20 - 25% dari total volume air pemeliharaan. Air pengganti yang ditambahkan berkadar kalsium sama dengan kadar kalsium media yang diganti.

Teknik Pengumpulan Data

a. Data kualitas air diperoleh dari pengukuran contoh air yang terprogram. Setiap 10 hari, diambil sebanyak 2 liter contoh air dari setiap akuarium untuk digunakan dalam pengukuran suhu, pH, alkalinitas, DO, TOM, dan kadar Ca2+.

b. Data mengenai bobot, kadar kalsium kulit diperoleh dari pengukuran contoh udang yang terpilih secara acak.

Tabel 6. Pengambilan sampel udang dan metode pengukuran

No Waktu pengambilan sampel Parameter yang diukur

1 Premolt Bobot tubuh, Kalsium kulit

2 Postmolt: 2 jam, 4, 8 dan 10 hari Bobot tubuh, Kalsium kulit

3 Intermolt ( postmolt 20 hari) Bobot tubuh, Kalsium kulit

c. Data sisa pakan diperoleh dari sisa pakan yang dikumpulkan 2 jam setelah udang diberi makan. Rekapitulasi sisa pakan dikelompokkan dalam fase molting udang (premolt, molting, postmolt, dan intermolt).

d. Data lama waktu antar-molting diperoleh dari udang molting pertama dan molting kedua yang terjadi pada setiap satuan percobaan.

Analisis Data

1) Untuk membandingkan kadar kalsium kulit pada setiap fase molting antarperlakuan digunakan analisis varian.

2) Untuk membandingkan lama waktu postmolt antarperlakuan digunakan analisis regresi.

3) Untuk membandingkan tingkat konsumsi pakan harian antarperlakuan digunakan analisis varian

Konsekuensi Penggunaan Kapurpada Lama Waktu Siklus Molting, Tingkat Konsumsi Pakan, dan Pertumbuhan Udang Galah

Tujuan khusus

Untuk mengkaji pengaruh kadar kalsium media pada kalsium kulit, dan konsekuensinya pada tingkat konsumsi pakan dan pertumbuhan udang.

Rancangan Percobaan

a. Desain Percobaan: digunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dosis penambahan Ca(OH)2 ke dalam media, yaitu 0 mg/l (Ca 19.7 mg/l), 15 mg/l (Ca 22.68 mg/l), 30 mg/l (Ca 25.72 mg/l), 45 mg/l (Ca 31.71 mg/l), dan

60 mg/l(Ca 34.64 mg/l). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali, sehingga jumlah satuan percobaan menjadi sebanyak 15 unit.

b. Satuan Percobaan: satuan percobaan adalah akuarium dengan ukuran 80 x 50 x 50 cm yang disekat dengan kain kasa menjadi 10 kompartemen sama luas. Setiap akuarium diisi 10 ekor udang (satuan percobaan individual), dan setiap individu dengan bobot 9 g ditempatkan pada setiap kompartemen secara acak sehingga jumlah udang seluruhnya adalah 10 ekor.

c. Desain Waktu: pengumpulan data dirancang sesuai dengan waktu proses molting selama 3 siklus, yang secara rinci terdiri atas fase premolt (awal percobaan), postmolt 2 dan 8 hari pada siklus molting 1, 2 dan 3. Jumlah udang yang mati dan atau diambil sebagai sampel diganti dengan udang uji cadangan yang telah disiapkan sehingga pada setiap kompartemen terdapat 10 ekor udang uji selama penelitian. Jumlah udang pengganti yang diambil sebagai sampel diberi tanda sebagai biota uji cadangan dengan nomor urut dimulai dari 11.

d. Variabel yang dipantau 1) Kualitas Air

- Suhu air, pH, alkalinitas, D0, dan TOM - Kadar Ca

2) Frekuensi kejadian molting selama pemeliharaan 3) Kadar Ca kulit postmolt 2 dan 8 hari

4) Komsumsi pakan harian dan total 5) Bobot tubuh

6) Sisa pakan

e. Variabel Kerja

1) Lama siklus molting : adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh individu udang antara molting pertama dan molting kedua, atau molting kedua dan molting ketiga, dan seterusnya (Biota No 1 dan 2 yang dipelihara selama penelitian).

2) Kemantapan kadar Ca kulit : adalah pola kadar Ca kulit udang pada postmolt 2 dan 8 hari (Biota nomor 3-10).

3) Kemantapan komsumsi pakan harian : adalah tingkat konsumsi pakan antarwaktu pengambilan sampel udang (Biota nomor 1 dan 2).

4) Pertumbuhan individual udang (Biota nomor 1 dan 2).

Wt = Wo egt

Wo = bobot rata-rata pada t0 (g) Wt = bobot rata-rata pada t1 (g)

g = laju pertumbuhan individu (g/hari) t = waktu (hari)

5) Effisiensi pemanfaatan pakan (FE) (Biota nomor 1 dan 2):

FI W FE=Δ

ΔW = Perubahan bobot

FI = (jumlah pakan yang diberikan) – (jumlah pakan yang tidak dikonsumsi)

Bahan Percobaan

Bahan-bahan untuk percobaan meliputi juvenil udang galah, sumber air, dan pakan seperti pada percobaan pertama.

Metode Pengukuran

Metode pengukuran kualitas air, bobot udang, bobot eksuvia, bobot sisa pakan, dan kandungan energi pakan sama seperti pada percobaan pertama.

Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang meliputi persiapan wadah, persiapan juvenil udang, pemberian pakan, dan pengelolaan kualitas air dilakukan seperti percobaan pertama. Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Jumlah biota uji diupayakan tetap 10 ekor pada setiap akuarium. Hewan yang mati atau diambil sebagai sampel sesuai dengan kejadian proses molting

diganti dengan hewan uji cadangan. Hewan uji cadangan sebagai pengganti diberi nomor 11-20, dan dijadikan sebagai sumber data lama waktu antar-molting, frekuensi kejadian molting, pertumbuhan biomas, dan kelangsungan hidup.

b. Biota uji No 1 – 2 diambil sampel untuk mendapatkan gambaran data mengenai perubahan bobot, lama siklus molting, dan tingkat konsumsi pakan harian sesuai dengan proses molting yang terjadi. Verifikasi dari biota-biota berkenaan dengan biota uji dicermati pada waktu pengumpulan data dan atau sebelum analisis data.

Teknik Pengumpulan Data.

a. Data kualitas air diperoleh dari pengukuran contoh air yang terprogram. Setiap 15 hari diambil sebanyak 2 liter contoh air dari setiap akuarium yang digunakan untuk mengukur suhu, pH, alkalinitas, DO, TOM, dan kadar Ca. b. Data mengenai bobot, kadar kalsium kulit, dan bobot eksuvia diperoleh dari

pengukuran contoh udang yang terpilih secara acak.

Tabel 7. Pengambilan sampel udang dan metode pengukuran No Waktu Pengambilan Sampel Parameter yang diukur

1 Premolt (awal percobaan) Bobot tubuh

Kalsium kulit

2 Post molt pertama 2 dan 8 hari Bobot tubuh

Kalsium kulit

3 Postmolt ke dua, 2 dan 8 hari Bobot tubuh

Kalsium kulit

4 Postmolt ke tiga, 2 dan 8 hari Bobot tubuh

Kalsium kulit

c. Data sisa pakan diperoleh dari sisa pakan yang dikumpulkan 2 jam setelah udang diberi makan. Sisa pakan harian dipanaskan pada suhu 110 oC hingga beratnya stabil.

Analisis Data

1) Untuk membandingkan kemantapan kadar kalsium kulit antarperlakuan digunakan analisis varian

2) Untuk membandingkan lama waktu siklus molting antarperlakuan digunakan analisis varian.

3) Untuk membandingkan tingkat konsumsi pakan antarperlakuan digunakan analisis varian.

4) Untuk membandingkan laju pertumbuhan individu antarperlakuan digunakan analisis regresi.

5) Untuk membandingkan efisiensi pemanfaatan pakan antarperlakuan digunakan analisis varian.

Pengaruh Penggunaan Kapur pada Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan Biomas Udang Galah

Tujuan khusus

Untuk mengkaji pengaruh kadar kalsium media pada tingkat konsumsi pakan, dan konsekuensinya bagi pertumbuhan biomas udang.

Rancangan Percobaan

a. Desain Percobaan. Dari hasil percobaan kedua ditetapkan tingkat perlakuan yang nyata, yaitu pemberian kapur Ca(OH)2 ke media dengan dosis terendah 0 mg/l (Ca 19.7 mg/l), dosis sedang 30 mg/l (Ca 25.07 mg/l), dan dosis tertinggi 60 mg/l(Ca 34.64 mg/l). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan sehingga jumlah satuan percobaan adalah 9 unit. b. Satuan Percobaan. Bak beton dengan ukuran 1.5×1.0×1.0 m yang diisi tokolan

udang galah dengan bobot per ekor rata-rata 4 g sebanyak 10 ekor.

c. Desain Waktu. Desain waktu pengumpulan data biomas udang ditetapkan setiap 10 hari sebanyak 6 kali. Selama 60 hari diharapkan setiap individu udang telah mengalami 3-4 kali molting. Waktu antarmolting adalah 9–14 hari, sesuai dengan hasil percobaan pendahuluan. Data kadar Ca kulit diukur pada awal dan akhir percobaan.

d. Variabel yang dipantau 1) Kualitas Air

Suhu air, pH, alkalinitas, D0, TOM, kadar Ca dan Mg 2) Bobot udang

3) Total pakan yang dikonsumsi dan atau sisa pakan 4) Kelangsungan hidup udang

e. Variabel Kerja

1) Pertumbuhan individu udang Wt = Wo egt

Wo = bobot rata-rata pada t0 (g) Wt = bobot rata-rata pada t1 (g)

g = laju pertumbuhan individu (g/hari) t = waktu (hari)

2) Pertumbuhan biomas udang ditentukan dari : BG : tambah biomas selama dt = Nt x dW BM : biomas udang mati = Nm x W

BE : biomas eksuvia yang tereliminasi = Nml x Eeks Biomas total (BT) = BG + BM + BE

3) Efisiensi pemanfaatan pakan (EP) :

FI

ΔW

FE=

ΔW = Perubahan bobot

FI = (jumlah pakan yang diberikan) – (jumlah pakan yang tidak dikonsumsi) 4) Kelangsungan Hidup 100 No Nt No SR = ×

No = jumlah udang pada awal percobaan (ekor) Nt = jumlah udang pada akhir percobaan (ekor)

Bahan Percobaan

Bahan-bahan untuk percobaan meliputi juvenil udang galah, sumber air, dan pakan seperti pada percobaan pertama dan ke dua.

Metode Pengukuran

Metode pengukuran kualitas air dan bobot udang diukur seperti pada percobaan terdahulu ( 1 dan 2).

Prosedur Percobaan

Prosedur pemeliharaan sama seperti pada percobaan 2 dengan pengecualian tidak dilakukan pergantian biota uji dan pengukuran sisa pakan selama percobaan.

Teknik Pengumpulan Data

a. Data kualitas air diperoleh dari pengukuran contoh air yang terprogram. Setiap 15 hari diambil sebanyak 2 liter contoh air dari setiap akuarium yang digunakan untuk mengukur suhu, pH, alkalinitas, DO, TOM, dan kadar Ca. b. Data mengenai bobot dan kadar kalsium kulit diperoleh dari pengukuran

contoh udang yang terpilih secara acak.

Tabel 8. Pengambilan sampel udang dan metode pengukuran

No Waktu pengambilan sampel Parameter yang diukur

1 Awal percobaan Biomas udang

Jumlah individu

2 Hari ke 10, 20, 30, 40 dan 50 Biomas udang

Jumlah individu

3 Akhir percobaan Biomas udang

Jumlah individu

c. Data kematian udang diperoleh dari pemantauan setiap ada udang yang mati. d. Data efisiensi pakan diperoleh pada akhir percobaan.

Analisis Data

1) Untuk membandingkan tingkat konsumsi pakan antarperlakuan digunakan analisis varian.

2) Untuk membandingkan laju pertumbuhan individu udang antarperlakuan digunakan analisis regresi.

3) Untuk membandingkan pertumbuhan biomas antarperlakuan digunakan analisis regresi.

4) Untuk membandingkan efisiensi pemanfaatan pakan antarperlakuan digunakan analisis varian.

Dokumen terkait