• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2006 : 11) merupakan “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image dan word of mouth terhadap

brand preference dalam meningkatkan loyalitas.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. T. M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155. Waktu penelitian ini mulai dari bulan April 2015 hingga Juni 2015.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

1. Variabel independen sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina, 2008 : 43). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah brand image (X1) dan word of mouth (X2).

2. Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi variabel dependen adalah konsekuensi oleh variabel independen (Erlina, 2008 : 42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah loyalitas konsumen (Y2) pada mahasiswa Strata-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Variabel intervening sering disebut juga variable mediating, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel indpenden dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung (Erlina, 2008 : 45). Variabel intervening dalam penelitian ini adalah brand preference (Y1) pada mahasiswa Strata-1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4. Definisi Operasional

Defenisi operasional menurut Erlina (2008 : 48) adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

Brand Image

(X1)

Persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada Amanda

1. Kualitas 2. Harga

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Definisi Indikator Skala

Ukur

Word of Mouth

(X2)

Suatu aktivitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek Brownies Amanda kepada konsumen lain.

1. Mengajak pihak lain untuk membeli 2. Mengikuti perkembangan Amanda Brownies dari konsumen Amanda 3. Menceritakan pengalaman membeli Brownies Amanda Likert Brand Preference (Y1) Kecenderungan seseorang untuk memilih menyukai atau tidak menyukai Amanda Brownies.

1. Lebih menyukai merek Amanda dibanding merek lain

2. Tidak tertarik mencoba produk dari merek lain

3. Cenderung memilih Amanda Brownies Likert Loyalitas Konsumen (Y2) Komitmen pelanggan terhadap Amanda

Brownies yang didasarkan atas sikap positif yang tercermin dalam bentuk pembelian berulang secara konsisten.

1. Melakukan pembelian berkelanjutan

2. Merekomendasikan kepada pihak lain

3. Menceritakan hal

positif kepada pihak lain

Likert

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2006 : 86) yaitu “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2006) 3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006 : 72) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang sudah pernah membeli Brownies Amanda.

3.6.2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2006:73) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Supramono (2003:63) untuk populasi yang sulit untuk diketahui digunakan rumus sebagai berikut:

n = (Zα)

2(p)(q)

d2

Dimana, n = ukuran sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05  Z = 1,67

p = estimator proporsi populasi q = 1- p

d = penyimpangan yang ditolerir = 5 %

Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti secara acak pada mahasiswa manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU , ditemukan 28 orang yang pernah membeli Brownies Amanda dan 2 orang yang belum pernah membeli Brownies Amanda. Jadi, p = 0,93 dan q = 0,07.

Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

n = (Zα) 2(p)(q) d2 n = (1,67) 2(0,93)(0,07) (0,05)2 n = 69,41 orang digenapkan n = 70 orang

Jumlah sampel yang diambil adalah 70 orang dari keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode purposive sampling. Metode ini melakukan pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan atau berdasarkan kuota tertentu (Sugiyono, 2006 : 78). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan peneliti adalah mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang sudah pernah membeli Brownies Amanda minimum sebanyak tiga kali.

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung antara pengumpul data dan sumber data (Erlina, 2008 : 36). Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina, 2008 : 36). Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008 : 49). Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala likert.

2. Studi Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.9.1. Uji Validitas

Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut (Rochaety dkk, 2009 : 57).

Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) for Windows. Kriterianya sebagai berikut:

1. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara di luar sampel penelitian dengan jumlah 30 responden. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item Deleted Q 1 35,43 25,357 ,715 ,840 Q 2 35,47 28,464 ,419 ,859 Q 3 35,90 26,300 ,422 ,862 Q 4 36,10 26,921 ,468 ,856 Q 5 37,03 25,895 ,594 ,848 Q 6 36,40 26,800 ,475 ,856 Q 7 35,63 25,964 ,584 ,848 Q 8 36,80 26,372 ,469 ,857 Q 9 36,03 25,344 ,673 ,842 Q 10 36,00 26,552 ,587 ,849 Q 11 36,10 24,369 ,694 ,840 Q 12 35,77 28,047 ,435 ,858

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Pada Tabel 3.3 di atas dapat dilihat seluruh pernyataan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel, yaitu 0,361, sehingga semua butir pertanyaan dinyatakan valid. Interpretasi Item-Total Statistics, yaitu:

1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel (Q) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (Q) item 1

dihapus maka rata-rata variabel sebesar 35,43. Jika pernyataan (Q) item 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 35,47 dan seterusnya.

2. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (Q) tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan (Q) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 25,357. Jika pernyataan (Q) item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 28,464 dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation

merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan nilai rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Nilai rtabel pada uji validitas ini adalah sebesar 0,361.

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang dimiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik (Rochaety dkk, 2009 : 49-50).

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS for Windows dengan kriteria sebagai berikut:

2. Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Hasil pengolahan uji reliabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.862 12

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8 reliabilitas sangat baik / sangat meyakinkan, 0,7 < Cronbach Alpha < 0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha < 0,7 reliabilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lufti, 2014 : 92).

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat Cronbach’s Alpha > 0,8 maka dinyatakan reliabilitas sangat baik..

3.10. Teknik Analisis

3.10.1. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Erlina (2008 : 92) adalah “statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data”. Pada metode analisis deskriptif ini

data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

Adapun analisis statistika deskriptif ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) mengenai suatu data agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagiorang yang membacanya. Statistika deskriptif menjelaskan berbagai karakteristik data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum) simpangan baku (standard deviation), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum dan sebagainya.

2. Metode Regresi Linier Berganda

Metode regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Model 1 Regresi Linier Berganda Y1= a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y2 = Loyalitas Konsumen a = Intercept / Konstanta b1-b2 = Koefisien Regresi

X1 = Brand Image

X2 = Word of Mouth

e = Standart Error

b. Model 2 Regresi Liner Berganda Y2= a + b3X1 + b4X2 + b5Y1 + e Dimana: Y1 = Brand Preference Y2 = Loyalitas Konsumen a = Intercept / Konstanta b3-b4 = Koefisien Regresi X1 = Brand Image X2 = Word of Mouth e = Standart Error

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika

asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2008 : 100). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas (Umar, 2008 : 179).

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3.10.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F)

Uji Signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji F) dilakukan untuk mengetahui apakah model penelitian telah dapat diterima atau tidak untuk dilakukan analisis selanjutnya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4 ≠ b5≠ 0

Artinya secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%.

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

2. Uji Signifikan Parsial / Uji Individual (Uji thitung)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen (Lubis dkk, 2007 : 51). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Ha : bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel indepen yaitu brand image (X1), dan word of mouth (X2), terhadap variabel dependen dan variabel intervening yaitu loyalitas konsumen (Y2) dan brand preference (Y1).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: H0 diterima apabila thitung < ttabelpada α = 5%.

Ha diterima apabila thitung > ttabel pada α = 5%.

3. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) menurut Lubis dkk (2007 : 48) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini koefisien determinasi menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel bebas (brand image dan

word of mouth) terhadap variabel intervening (brand preference) dalam meningkatkan variabel terikat (loyalitas konsumen), dimana 0 < R2 < 1. Bila nilai R2 semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

BAB IV

Dokumen terkait