• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian (research) merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif

bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.40 Secara

umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.41

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai dengan Mei 2013. Dalam kurun waktu ini, data yang dikumpulkan itu dianalisa untuk mengetahui pola asuh yang digunakan oleh siswa MAN Wonosari gunungkidul dan prestasi akademik yang diraih pada semester gasal tahun ajaran 2012/2013.

2. Jenis penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di MAN Wonosari ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel diambil dari populasi siswa kelas X dan XI MAN Wonosari. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul dari angket ini selanjutnya akan di-coding melalui aplikasi SPSS (statistical package for

social science) untuk menentukan indek pola asuh orang tua sebagai independent variable dan indek prestasi sebagai dependent variable.

40

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,1998), hal. 1.

41

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), hal. 3.

Melalui analisa statistik dengan fasilitas SPSS, kedua indek tersebut akan diukur untuk mengetahui korelasi dan besaran pengaruh indek pola asuh orang tua terhadap indek prestasi.

Penelitian kuantitatif diberlakukan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel pola asuh orang tua dan prestasi akademik siswa. Selain itu, penelitian kuantitatif ini memiliki langkah-langkah yang baku dan menjadi pegangan bagi para penelitinya, maka sudah tentu bahwa dalam penyusunan penelitiannya akan lebih sistematis dan terarah. Rancangan dalam penelitian kuantitatif juga sudah tersusun sempurna sebelum pengumpulan data dilakukan.

Penelitiaan ini tidak menggunakan penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif tidak cocok untuk mencari hubungan kausalitas seperti yang hendak dikembangkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian kualitatif juga tidak bisa digeneralisasikan terhadap populasi. Padahal penelitian ini bermaksud menggambarkan hubungan antara pola asuh orang tua dan prestasi akademik siswa terhadap poulasi MAN Wonosari Gunungkidul Yogyakarta. Dan yang terpenting adalah penelitian ini bermaksud menguji teori adanya hubungan antara pola asuh orang tua dan prestasi siswa. Jadi untuk mengujinya menggunkan metode penelitian kuantitatif.

3. Variabel Penelitian

a. Pola asuh

Pola asuh dikatakan sebagai bentuk bimbingan yang dilakukan orang tua dalam usahanya melatih anak agar menjadi mandiri. Pola

28

asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola asuh demokratis dan otoriter. Pola asuh demokratis ialah pola asuh dengan menggunakan penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek

hukumannya.42 Sedangkan pola asuh otoriter adalah pola asuh yang

ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan yang sangat ketat, seringkali memaksa anak berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri

dibatasi.43 Pola asuh sebagai independen variabel ini akan diukur

sebagai dummy variable karena data yang digunakan bersifat kategorik. Ketika demokratis dianggap konstan (0) maka otoriter bernilai “1”. Pensekoran untuk independen variabel (pola asuh orang tua) adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 : Tabel penskoran untuk independen variabel

Pola Asuh

Opsi Skor

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Otoriter 1 2 3 4

Demokratis 4 3 2 1

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur skor pola asuh di atas adalah skala likert. Dengan skala likert, maka variabel

42

Elisabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, hal. 93.

43

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1) Setuju/selalu/sangat posotif diberi skor 5

2) Setuju/sering/positif diberi skor 4

3) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4) Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2

5) Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 144

Penskoran untuk pola asuh di atas berbeda urutan yaitu demokratis dengan urutan (4-3-2-1) sedangkan otoriter (1-2-3-4) dikarenakan jika jawaban dalam demokratis mendekati satu dianggap otoriter dan jawaban dalam otorter mendekati empat dianggap demokratis.

b. Prestasi akademik

Prestasi adalah adalah hasil yang dicapai dari apa yang

dikerjakan atau yang sudah diusahakan.45 Prestasi akademik sebagai

dependen variabel dalam penelitian ini diambil dari nilai rata-rata UTS

44

Sugiyono, Metode Penelitian, hal.134-135.

45

J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), hal. 1088.

30

siswa. Tolok ukur yang akan digunakan untuk mengukur prestasi akademik ini adalah standarisasi indek (antara 0 sampai 1). Dimana jika angka mendekati 1 maka dinyatakan nilai semakin tinggi.

Skor option untuk dependen variabel (prestasi) yang diambil dari rata-rata UTS. Skor “1” jika rendah, dan skor “2” jika tinggi, penskoran dalam bentuk interval dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2 : Tabel penskoran dependen variabel

Interval Skor Kategori

0.55 – 0.76 1 Rendah

0.77 – 1.00 2 Tinggi

Pensekoran untuk nilai rata-rata UTS dimulai dengan angka 0.55 karena nilai rata-rata UTS dari siswa MAN Wonosari setelah di indek yang terendah adalah 0.55. Kategori nilai rendah dan tinggi di atas yang merupakan variabel ordinal diukur dengan menggunakan skala guttman. Mengunakan skala ini dikarenakan penelitian menggunakan skala guttman dilakukan bila ingin mendapatkan

jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. 46

Dalam penelitian ini peneliti ingin menegaskan bahwa prestasi akademik dikategorikan menjadi dua yaitu rendah dan tinggi.

4. Unit of Analysis

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa MAN Wonosari Gunungkidul. Anggota populasi tersebut memiliki

46

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini, karena penentuan sampelnya menggunakan teknik random

sampling yang didasarkan pada kaidah probability sampling. Berdasarkan

data dari lembaga menunjukkan bahwa total siswa kelas X dan XI tahun ajaran 2012-2013 adalah 343 siswa.

Jenjang SMA/MA dipilih dengan pertimbangan siswa pada taraf umur SMA, siswa telah memiliki sedikit kematangan emosional yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu tingkat kelabilan mereka masih sangat tinggi tergantung suasana hati. Alasan memilih MAN Wonosari ialah karena MAN Wonosari adalah MAN satu-satunya di Gunungkidul dengan prestasi yang tidak kalah dengan SMA favorit di Gunungkidul. Selain itu MAN Wonosari juga memiliki siswa yang berasal dari kalangan menegah bawah hingga kalangan menengah atas dengan prestasi yang beragam pula.

5. Metode Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu yang

memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti.47 Dalam penelitian

kuantitatif ini, subjek penelitian disebut dengan sampel yang dipilih secara acak dari semua jumlah populasi. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus representative, yaitu dengan menggunakan random sampling supaya karakteristik sampel mewakili karakteristik populasi.

47

32

a. Populasi

Populasi merupakan kelompok besar individu yang mempunyai

karakteristik umum yang sama48. Dalam penelitian ini, populasi yang

kami ambil adalah siswa kelas X dan XI MAN Wonosari yang berjumlah 343 siswa.

Pada awalnya, penelitian ini hendak meneliti sampel dari semua siswa yang ada di MAN Wonosari Gunungkidul, akan tetapi ketika angket hendak diedarkan, tiba-tiba wakil kurikulum di MAN Wonosari menyatakan bahwa pihak sekolah tidak mengijinkan jika siswa-siswi kelas XII diedari angket penelitian, karena dikhawatirkan akan mengganggu dan mengurangi waktu belajar mereka yang sedang sibuk untuk mempersiapkan diri menghadapi UN. Sehingga peneliti hanya mengambil data dari siswa kelas X dan XI.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari

populasi49. Adapun model pengambilan sampel penelitian ini adalah

sampel acak berstrata atau simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang dalam populasi itu. Dalam penelitian kuantitatif, sampel yang diambil dari populasi harus representative (mewakili) populasi. Menurut Suharsimi Arikunto, “untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari seratus (100), lebih

48

Ibnu Hajar, Dasar-dasar metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 ), hal. 133.

49

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil

rata-rata antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih50. Sampel yang kami

gunakan dalam penelitian ini yaitu 19% dari total populasi yang ada, yakni 65 siswa. Untuk pengambilan sampel ini peneliti menggunkan bantuan tabel random sampling, jadi peneliti tidak mengetahui responden mana saja yang akan menjadi sampel. Nomor yang menjadi sampel adalah sebagai berikut: 164, 061, 320, 228, 063, 005, 285, 138, 177, 155, 029, 172, 011, 054, 061, 023, 343, 176, 239, 235, 164, 267, 027, 294, 334, 269, 227, 265, 026, 185, 050, 238, 150, 100, 067, 078, 141, 111, 269, 323, 278, 231, 023, 184, 140, 002, 126, 059, 196, 121, 312, 085, 037, 006, 268, 076, 052, 182, 221, 206 018, 103, 025, 258, 181. 6. Hipotesa

Hipotesis yang dapat diajukan adalah:

Ha : Secara signifikan terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang diasuh secara otoriter dan demokratis

Ho : Secara signifikan tidak terdapat perbedaan antara siswa yang diasuh secara otoriter dan demokratis

7. Metode pengumpulan data

a. Metode dokumentasi

50

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 165.

34

Pada intinya metode dokumen adalah metode yang digunakan

untuk menelusuri data histori.51 Metode ini digunakan untuk

mendapatkan sumber data yang berkaitan dengan penelitin seperti latar belakang berdirinya sekolah, letak geografis sekolah, visi dan misi sekolah, keadaan guru, siswa, karyawan, sarana prasarana, dan lain sebagainya.

b. Metode angket (questionnaire)

Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pola asuh yang orang tua gunakan dalam mendidik anaknya.

Alasan menggunakan metode pengumpulan data menggunakan angket (questionnaire) adalah efektifitas dan efisiensi penelitian. Selain itu alasan menggunakan angket adalah : pertama, dengan menggunakan angket maka dapat menjaring banyak responden dalam waktu yang bersamaan. Kedua, secara ekonomis penggunaan angket lebih efisiensi dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya. Ketiga, dengan menggunakan angket selain efisiensi anggaran juga efisiensi waktu dan tenaga. Keempat, dengan menggunakan angket maka memberikan keleluasaan kepada responden untuk

51

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal. 121.

mengisinya, sehingga dimungkinkan pengisian angket yang dilakukan responden berdasarkan pikirannya yang sudah masak. Kelima, pengisian angket tidak memakan waktu yang relatif cepat. Keenam, dengan menggunakan angket maka data yang diperoleh mudah untuk diolah secara dianalisis, mengingat item pertanyaan antara satu

responden dengan respnden yang lainnya adalah sama.52

Dalam penelitian ini langkah pertama dalam penyusunan angket adalah membuat kisi-kisi angket. Maksud dari kisi-kisi ini adalah untuk membantu dalam penyusunan butir pertanyaan dalam angket. Setelah membuat kisi-kisi angket maka dibuatlah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan disebarkan kepada responden yang menjadi sampel. Jumlah butir pertanyaan yang terdapat di dalam angket penelitian ialah 27 butir soal. Pertanyaan tentang pola asuh otoriter terdiri dari butir soal nomor 1 sampai 11, sedangkan untuk pertanyaan tentang pola asuh demokratis terdiri dari butir soal nomor 13 sampai 27. Untuk melihat kisi-kisi dari butir soal yang menjadi pertanyaan di angket penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 : Tabel kisi-kisi butir soal pertanyaan

Pola Asuh Sub Variabel No Butir Soal

Otoriter 1. Memaksa 1, 2, 3

2. Memerintah 4

3. Menghukum 5, 6, 7

52

36

4. Aturan ketat 8, 9, 10, 11

Demokratis 1. Penjelasan dan alasan 12, 13, 14

2. Kebebasan anak 15, 16, 17, 18, 3. Realistis terhadap kemampuan anak 19, 20, 21, 22, 23 4. Hadiah dan penghargaan 24, 25, 26, 27

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut benar untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas internal, yang nantinya tercapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan, sehingga menghasilkan sebuah instrumen yang tidak

menyimpang dari fungsi instrumen.53

Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut tepat dan konsisten untuk mengukur apa yang diukur. Berkaitan dengan kriteria yang digunakan untuk mengetahui reabilitas, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa secara garis besar ada dua jenis reabilitas. Yaitu reabilitas internal dan reabilitas eksternal. Dalam penelitian ini akan diuji reabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik

53

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

cronbach alpha dengan nilai konstanta 0.70 dimana instrumen dikatakan reliable apabila diperoleh nilai cronbach alpha lebih besar dari konstanta

(0.70).54 Dari jumlah 27 item soal pertanyaan, ternyata ada empat item soal

yang tidak valid. Yaitu item soal nomor 15, 16, 17, dan nomor 23. Sehingga item soal yang tidak valid tersebut tidak dimasukkan ke dalam perhitungan statistik yang selanjutnya. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan hasil perhitungan, menunjukan bahwa item-item soal dalam angket reliable, dapat dilihat pada tabel bahwa nilai cronbach alpa lebih besar dari konstanta (0.70) yakni 0.732. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4: Tabel Hasil perhitungan

Reliable

Cronbach's Alpha N of Items

.732 27

9. Metode analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, meyusun ke dalam

54

Jeff Sauro and James R, Lewis, Quantifying The User Experience : Pratical Statistics For User Research, (USA: Esevier Inc, 2012), hal.187.

38

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.55

Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini akan digunakan teknik analisis deskriptif dan analisa inferensial. Teknik analisa ini didasarkan pada modul yang dipergunakan oleh Tim Philips dalam

metode penelitian sosial.56 Analisis deskriptif digunakan untuk

memberikan gambaran umum dan karakteristik data yang diperoleh dengan bantuan tabel silang (crosstab). Relevansinya dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui pola hubungan dan kontribusi yang diberikan oleh pola asuh orang tua terhadap prestasi siswa. Teknik analisa deskriptif yang digunakan yaitu:

a. Frekuensi dan Persentase

Frekuensi dan presentase berguna untuk menggambarkan karakteristik sampel, persebaran data yang diperoleh dari lapangan terkait independen dan dependen variabel. Hingga gilirannya digunakan untuk mengeneralisasikan temuan terhadap populasi.

b. Tabel silang (crosstab)

Tekhnik crosstab digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel berdasarkan perbandingan distribusi frekuensi dan presentase.

55

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 244.

56

Philips,Tim, “Analysing Quantitatif Data”, in Social Research Methods : an Australian Perspective,ed. Moggie Voltur. (Oxford: Oxford Uni Press, 2006), hal. 181-306.

Selain itu metode analisis inferensial yang digunakan ialah:

a. Uji korelasi

Teknik uji korelasi digunakan untuk melihat apakah pola hubungan antara pola asuh orang tua terhadap prestasi siswa signifikan atau tidak. berikut adalah ketentuan dasar pengambilan keputusan:

1) Jika angka signifikan lebih kecil daro 0.05 pada angka kepercayaan

95% maka terdapat hubungan yang signifikan.

2) Jika angka signifikan lebih besar dari 0.05 pada angka kepercayaan

95% maka tidak ada hubungan yang signifikan.

Mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dikategorikan seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.5 : Tabel Koefisien Korelasi57

Interfal Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.20 Antara variabel X dan Y ada korelasi tetapi

sangat lemah

0.20 – 0.40 Antara variabel X dan Y ada korelasi yang lemah

0.40 – 0.70 Antara variabel X dan Y ada korelasi yang

cukupan

0.70 – 0.90 Antara variabel X dan Y ada korelasi yang baik

atau tinggi

0.90 – 1.00 Antara variabel X dan Y ada korelasi yang

sangat tinggi

57

40

b. Regresi Sederhana (Least Square Regression)

Regresi sederhana (Least Square Regression) akan digunakan untuk mengetahui apakah pola asuh orang tua berpengaruh terhadap prestasi siswa. Fungsi persamaan yang digunakan untuk analisis ini adalah sebagai berikut:

Y= a+βx58

Dimana:

Y= Prestasi akademik a = Konstanta

x = Dummy pola asuh otoriter

Kemudian untuk menguji hipotesa apakah diterima atau ditolak akan dilihat berdasarkan besarnya angka signifikan yang terdapat dalam

output table hasil perhitungan regresi linier dengan dasar ketentuan

sebagai berikut:

1. Jika besarnya angka signifikan lebih kecil dari 0.05 pada taraf

kepercayaan 95%, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika besarnya angka signifikan lebih besar dari 0.05 pada taraf

kepercayaan 95%, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi siswa dapat diketahui dengan melihat besarnya

koefisien determinasi R2 (R Square) pada output table “Model

Summary” dengan menggunakan SPSS.

58

Lyman Ott, Statistics: a tool for the social sciences, sec.edition (USA: Duxbury Press, 1978), hal. 405.

Dokumen terkait