• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan bulan Septemberi 2014, bertempat di UPTD Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan, Jalan Bunga Ganyong, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih ikan patin berukuran 8 − 11 cm sebanyak 270 ekor sebagai ikan uji, tepung daging ikan sapu-sapu dan pakan komersil sebagai pakan percobaan. Sedangkan alat yang digunakan ialah fiber berukuran 2 x 1 m, timbangan, aerator, penggaris, pH meter, DO meter, termometer, ember, alat tulis, mesin penggiling pakan, mesin pengaduk pakan (mixer), mesin pembentuk pakan, kamera, kertas milimeter.

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari : PK 16% = 100% Pakan Komersil

PK 21% = 24,71% Tepung Pakan Komersil + 75,28% Tepung Daging Ikan Sapu-sapu

PK 26% = 49,43% Tepung Pakan Komersil + 50,56% Tepung Daging Ikan Sapu-sapu

Prosedur Penelitian Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan patinadalah fiber berukuran 2 x 1 m sebanyak 9 unit. Setiap wadah fiber dicuci bersih kemudian dijemur dengan sinar matahari hingga kering. Wadah fiber yang sudah kering kemudian diisi dengan air bersih yang berasal dari bak tandon. Masing-masing ketinggian air pada wadah fiber adalah 30 cm diberi aerasi dan diberi label perlakuan dan ulangan secara acak.

Pemeliharaan Ikan

Pemeliharaan ikan dilakukan pada fiber dengan jumlah 9 buah berukuran 2 x 1 m yang diisi air sebanyak 30 cm. Fiber diisi sebanyak 30 ekor ikan. Setiap fiber dilengkapi dengan selang dan batu aerasi atau aerator. Air yang digunakan untuk mengisi fiber yaitu air yang berasal dari tandon yang sudah diaerasi selama 24 jam.

Sebelum diberi perlakuan, ikan diadaptasikan agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan penelitian dan pakan uji yang diberikan. Untuk memulai perlakuan, terlebih dahulu ikan dipuasakan selama 1 hari dengan maksud menghilangkan sisa pakan sebelumnya didalam tubuh ikan. Ikan kemudian ditimbang dan dimasukkan kedalam wadah penelitian.

Pada saat perlakuan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan pemberian pakan yaitu 5% dari bobot ikan. Fiber disipon setelah 15 menit pemberian pakan untuk membuang sisa pakan yang ada di dasar fiber sehingga kualitas air bisa terjaga selama dalam penelitian. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 2 bulan, dimana setiap 1 x 2 minggu dilakukan sampling dengan menimbang semua ikan pada setiap wadah.

Substitusi Pakan

Dalam penelitian pakan yang digunakan yaitu pakan komersil dengan kadar ptotein 16%, dan menggunakan tepung ikan sapu-sapu sebagai substitusi protein sehingga kadar protein meningkat dari 16%, 21%, dan 26% ketiga tingkatan kadar protein tersebut menjadi perlakuan yang digunakan dalam penelitian. Formulasi pakan menggunakan metode Pearson Square sebagai berikut:

Metode Pearson’s Square

1. Formulasi Pakan Menggunakan Dua Bahan Baku dengan kadar protein 21%

Tepung ikan 5 Sapu-sapu 36,23% Tepung pakan 15,23 Komersil 16% Jumlah 20,23 Pakan Komersil = 5/20,23 x 100 = 24,71% Tepung ikan Sapu-sapu = 15,23/23,23 x 100 = 75,28%

Dalam pembuatan pakan ikan Patin dengan kadar protein 21% dalam 1kg maka kombinasi kedua bahan yaitu:

Untuk 1 kg pakan, tepung pakan komersil = 1000 gr x 24,71% = 247,1 gr tepung ikan sapu-sapu = 1000 gr x 75,24% = 752,1 gr.

2. Formulasi Pakan Menggunakan Dua Bahan Baku dengan kadar protein 26% Tepung ikan 10 Sapu-sapu 36,23% Tepung pakan 10,23 Komersil 16% Jumlah 20,23

Tepung Pakan Komersil = 10/20,23 x 100 = 49,43% Tepung ikan Sapu-sapu = 10,23/23,23 x 100 = 50,56%

Dalam pembuatan pakan ikan Patin dengan kadar protein 26% dalam 1kg maka kombinasi kedua bahan yaitu:

Untuk 1 kg pakan, tepung pakan komersil = 1000 gr x 49,43% = 494,3 gr tepung ikan sapu-sapu = 1000 gr x 50,56% = 505,6 gr.

Sehingga untuk 1 kg pakan dengan kadar protein 21 % dibutuhkan tepung pakan komersil sebanyak 247,1 gr, dan tepung daging ikan sapu-sapu sebanyak 752,1 gr, sedangkan untuk 1 kg pakan dengan kadar 26% dibutuhkan tepung pakan komersil sebanyak 394,3 g, dan tepung daging ikan sapu-sapu sebanyak 505,6 g.

Pakan Uji

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pakan komersil yang berbentuk pelet. Pakan yang digunakan mengandung tepung daging ikan sapu-sapu sebagai sumber tambahan protein, serta pakan komersil dengan kadar 16%. Ikan sapu-sapu yang digunakan disiram menggunakan air panas untuk membunuh bakteri yang ada pada ikan tersebut kemudian ikan tersebut dibuang bagian perut kepala, sirip, insang, sisik dan tulang sehingga didapatkan daging ikan sapu-sapu. Kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari selanjutnya digiling sehingga menjadi tepung. Sebelum tepung ikan sapu-sapu dan pakan komersil disubstitusi maka terlebih

dahulu dilakukan uji proksimat pada tepung ikan sapu-sapu. Hal ini perlu dilakukan untuk perhitungan komposisi pakan uji yaitu dengan menggunakan metode

Pearson’s Square. Kemudian pakan dibuat sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan lalu pakan dicetak dan dikeringkan dibawah sinar matahari, setelah itu disimpan dalam wadah di tempat yang kering dan tidak lembab.

Pakan komersil didapatkan dari toko penjual pakan ikan. Pakan uji yang digunakan terdiri dari 3 tingkatan kandungan protein yaitu: PK 16%, PK 21% dan PK 26%. Pemberian ketiga pakan tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap ikan meliputi aspek pertumbuhan, serta rasio konversi pakan.

Tabel 2. Hasil uji proksimat untuk tepung ikan Sapu-sapu sebagai berikut

Parameter Nilai/Satuan Kadar Protein 36,23 % Kadar Lemak 15,00 % Kadar Karbohidrat 5,42 % Kadar Air 13,00 % Kadar Abu 6,00 %

Pengukuran Panjang dan Bobot Ikan Patin

Pengukuran sampel benih ikan patin dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan ikan dan tingkat penyesuaian ikan terhadap pakan dan lingkungan agar dapat bertahan hidup. Pengukuran dilakukan dengan cara mengambil ikan seluruhnya untuk ditimbang beratnya dengan timbangan analitik dan panjang diukur dengan menggunakan milimeter blok yang telah dilaminating. Pengukuran benih ikan uji dilakukan dalam keadaan basah dengan timbangan analitik. Cara menimbang

ikan uji dengan meletakkan gelas ukur yang telah diisi air ke atas timbangan yang berada pada posisi on kemudian menekan tombol tare angka pada layar timbangan kembali pada 0,00 g, lalu ikan diambil dari ember dan ditiriskan sebentar, kemudian benih ikan dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang. Pengukuran panjang yang digunakan pengukuran panjang total ikan yaitu dari ujung mulut hingga ujung ekor. Pengukuran dilakukan setiap 1 x 2 minggu selama 2 bulan pemeliharaan.

Pengukuran Parameter Kualitas Air

Sifat fisika dan kimia air diamati seminggu sekali dan diamati secara in situ di tempat penelitian. Parameter kualitas air yang diamati meliputi, suhu, oksigen terlarut, dan pH.

Tabel 3. Parameter kualitas air yang diukur dan alat yang digunakan

Parameter Satuan Alat/Metode

Suhu 0C Termometer

Oksigen terlarut (mg/L) DO meter

Ph - pH meter

Analisis Data

Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 variasi pakan dengan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Jika ada perbedaan nyata (p<0.05) maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui signifikasi data. Uji ANOVA dan uji Tukey dilakukan menggunakan sofware SPSS 21.

1. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus Effendie (1979)

L =L2 −L1

Keterangan : L : Pertumbuhan panjang (cm)

L2 : Panjang ikan pada waktu akhir (cm) L1 : Panjang ikan pada waktu awal (cm)

2. Pertumbuhan Bobot

Pertumbuhan bobot dapat dihitung menggunakan rumus Effendie (1979)

W =W2−W1

Keterangan : W : Pertumbuhan bobot (g)

W2 : Bobot rata-rata ikan pada waktu akhir (g) W1 : Bobot rata-rata ikan waktu awal penelitian (g)

3. Laju Pertumbuhan Harian (DWG)

Laju pertumbuhan harian ikan dapat dihitung menggunakan rumus menurut Huismann (1976) diacu oleh Eriyusni (2006) sebagai berikut:

DWG =W2 (g)−W1(g) T2−T1

Keterangan: DWG : Laju pertumbuhan harian

W2 : Berat ikan pada akhir penelitian (g) W1 : Berat ikan pada awal penelitian (g)

T2 : Waktu akhir penelitian T1 : Waktu awal penelitian

4. Pertumbuhan Pertumbuhan Spesifik (SGR)

Pertumbuhan spesifik Castell dan Tiews (1980) diacu oleh Robisalmi dkk., (2010).

SGR = lnW2 (g)−lnW1(g)

T2−T1 x 100%

Keterangan: SGR : Laju pertumbuhan spesifik

W2 : Berat ikan pada akhir penelitian (g) W1 : Berat ikan pada awal penelitian (g)

T2 : Waktu akhir penelitian T1 : Waktu awal penelitian

5. Rasio Konversi Pakan (FCR)

Rasio konversi pakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Aryanto dkk., (2007)

FCR =Jumlah pakan yang diberikan (g) Pertambahan bobot (g)

Dokumen terkait