• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Hasil

Pada penelitian ini pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis stataistik Wilcoxon Signed Rang dengan menggunakan softwere SPSS 16.00 for

windows. Uji Wilcoxon Signed Rang ini dimaksudkan untuk menjawab hipotesis

79

Tabel 11.

Hasil Uji Hipotesis

Sesudah Terapi SEFT Sebelum Terapi SEFT Z Asymp.sig. (2- tailend) -2.023 .043

Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique) dapat mempengaruhi kecemasan berbicara di

depan umum. Berdasarkan tabel hasil output pengujian diatas, pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) diperoleh sebesar 0.043, karena signifikansi lebih kecil dari pada 0.05 (0.043 < 0.05), artinya terdapat perbedaan yang singnifikan antara sebelum dan sesudah mendapat SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Maka hipotesis yang di ajukan diterima. Selain itu dilihat pada kolom Z menunjukan nilai negatif sebesar -2.023, artinya terdapat penurunan kecemasan pada subjek ketika berbicara di depan umum.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) dapat menurunkan kecemasan

berbicara di depan umum pada subjek yang mengalami kecemasan ketika berbicara di depan umum. Subjek yang mendapat terapi SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique) merasa terbantu dalam mengatasi masalah yang

80

ketika mengikuti serangkaian proses terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) dengan kondisi hati yakin, ikhlas, pasrah serta syukur.

Dengan memperhatikan hasil analisis nilai signifikansi dan nilai Z yang berarti SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dapat menurunkan kecemasan berbicara di depan umum, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulyah (2014), hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) efektif dalam menurunkan kecemasan pada subjek yang mengalami kecemasan saat bertemu seekor kucing. Hal ini dapat dilihat nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.027, yang artinya lebih kecil dari 0.05 (0.027 < 0.05), maka dalam hal ini hipotesis diterima, berarti terapi SEFT efektif dalam menurunkan kecemasan.

Selain itu juga penelitian yang dilakukan Yunita dkk (2013), hasil dari penelitiannya terdapat perbedaan yang signifikan pada skor kecemasan siswa yang menghadapi ujian nasional baik yang diberikan terapi SEFT (Spiritual Emotional

Freedom Technique) melalui bimbingan kelompok dibandingkan dengan siswa

yang menggunakan metode konvensional tanpa proses bimbingan kelompok dengan taraf signifikansi 5% untuk n1 = 7 dan n2 = 8, diperoleh Ttabel = 0,001 sehingga Thitung ≥ Ttabel artinya hipotesis diterima.

Sedangkan penelitian Anggraini (2015), hasil dari penelitiannya terdapat penurunan kecemasan menghadapi persalinan pada subjek yang sedang hamil dengan nilai pretest awal subjek mengalami kecemasan berat 64% dan hasil

postest 53%, hasil eksperimen kedua nilai pretes 55% dan hasil posttest 41%,

81

Begitupun penelitian Anwar & Niagara (2011), yang menggunakan SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk mengatasi gangguan fobia

spesifik dari hasil penelitiannya terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) mampu menurunkan ketakutan yang berlebihan secara signifikan pada

penderita gangguan fobia spesifik. Penurunan level kecemasan atau ketakutan berdasarkan SUDS (Subjective Units Disturbance Scale) selama pemberian terapi sangat signifikan dan terdapat perubahan reaksi fisiologis dan respon pada perilaku subyek.

Dari beberapa penelitian diatas SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) mampu mereduksi berbagai kecemasan diantaranya kecemasan ketika

bertemu seekor kucing, kecemasan menghadapi ujian nasional, kecemasan menghadapi persalinan serta kecemasan berbicara di depan umum. Penurunan kecemasan pada diri subjek bukanlah suatu proses yang mudah namun memerlukan motivasi serta keyakinan pada diri subjek untuk merubah perilaku maladaptif menjadi adabtif ketika berbicara di depan umum.

SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dalam membebaskan emosi negatif pada subjek cukup dengan menyelaraskan sistem energi tubuh serta melakukan afirmasi. Pernyataan tersebut seperti yang di uraikan Zainuddin (2009) ketika aliran energi tubuh terganggu karena dipicu kenangan masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah sadar, maka emosi seseorang akan menjadi kacau. Mulai dari yang ringan, seperti bad mood, malas, tidak termotivasi melakukan sesuatu, hingga yang berat, seperti PSTD, depresi, fobia, kecemasan berlebihan dan stres emosional berkepanjangan. Semua ini disebabkan

82

terganggunya sistem energi tubuh. Oleh karena itu solusinya juga menetralisir kembali gangguan energi itu dengan SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique).

Pada penelitian ini penurunan kecemasan pada subjek ketika berbicara di depan umum begitu signifikan, subjek setelah mendapat perlakuan SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) kondisi fisik dan psikologis menjadi

rileks dan tenang hal ini karena di dalam proses terapi SEFT mengkombinasikan teknik relaksasi.

Selain teknik relaksasi terdapat juga beberapa teknik psikotrapi lain yang mendukung efektifitas SEFT menurut Zainuddin (2009) teknik tersebut diantaranya; teknik NLP (Neuro-Linguistic Programming) teknik ini dilakukan dalam SEFT pada saat set-up pada teknik NLP proses tersebut dinamakan

reframing dan ancoring. Selanjutnya terdapat teknik Systemic Desensitization

dalam SEFT teknik ini digunakan ketika men-tapping yang pada awalnya subjek sangat sensitif (emosional) ketika mengigat kejadian tertentu merasa takut, cemas dengan tapping ketika subjek mengigat kejadian tertentu lagi subjek menjadi tidak sensitif atau sudah terbebas dari gangguan emosi. Juga terdapat teknik

Psychoanalisa, dalam SEFT teknik ini dilakukan ketika terapis berusaha

menemukan akar masalah pada subjek. Selain itu juga terdapat teknik Sedona

Method, Eriksonia Hypnosis, EMDR, Provocative Therapy, Affirmation Creative

Visualitation, Gestal Therapy, Energy Psychology, Poweful Prayer, Loving

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa SEFT (Spiritual

Emotional Freedom Technique) dapat mempengaruhi kecemasan berbicara di

depan umum pada subjek yang mengalami kecemasan ketika tampil berbicara di depan umum. Kesimpulan tersebut didapat dari melihat hasil analisis yang menunjukan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.043 yang berarti lebi kecil dari 0.05 (0.043 < 0.05), artinya hipotesis SEFT (Spiritual Emotional Freedom

Technique) dapat mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum diterima.

Adapun melihat analisis dari nilai Z nya menunjukan nilai -2.023 artinya terdapat penurunan yang signifikan kecemasan subjek ketika tampil berbicara di depan umum.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya ketika menggunakan desain yang sama seperti pada penelitian ini, disarankan setelah subjek mendapat terapi SEFT langsung diberikan Posttest agar lebih objektif terhadap penurunan tingkat kecemasannya. Dan juga disarankan menggunakan desain eksperimen yang menggunakan kelompok kontrol agar lebih mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Serta disarankan menggunakan alat ukur dengan nilai validitas dan realibilitas yang tinggi agar hasil data yang didapat lebih objektif.

84

2. Untuk subjek pada penelitian ini disarankan lebih mempelajari dan mengaplikasikan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) baik sebagai upaya preventif menurunkan kecemasan pada saat menjelang berbicara di depan umum ataupun sebagai upaya kuratif menghilangkan kecemasan ketika tampil berbicara di depan umum. Juga dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri, prestasi belajar dan spiritual subjek. 3. Untuk masyarakat umum disarankan mempelajari dan mengaplikasikan SEFT

(Spiritual Emotional Freedom Technique) karena dengan metode terapi yang

singkat antara 5-50 menit dan praktis mudah dipelajari semua kalangan terbukti membantu menyelesaikan masalah fisik seperti; sakit kepalah, nyeri punggung, maag, asma, sakit jantung, kelebihan berat badan, alergi dsb. Dan juga masalah emosi seperti; fobia, trauma, cemas, kecanduan rokok, stres, sulit tidur, mudah marah atau sedi, gugup menjelang ujian atau presentasi, latah, kesulitan belajar, tidak percaya diri dan sebagainya. Serta juga mengatasi berbagai masalah keluarga seperti ketidak harmonisan keluarga, selingku, anak nakal, anak malas belajar, anak ngompol dan sebagainya. Serta meningkatkan prestasi olah raga, prestasi kerja, prestasi belajar, meningkatkan penjualan, memperlancar negoisasi, mencapai goals dan target. Selain itu juga yang terpenting dapat meningkatkan spiritual.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Anggraini, R.A. (2015). Efektivitas Terapi Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) Terhadap Kecemasan Menghadapi Persalinan. Jurnal

Fakultas Psikologi. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Anwar, Z. & Niagara, S.T. (2011). Model Terapi SEFT (spiritual emotional

freedom technique ) Untuk Mengatasi Ganguan Fobia Spesifik. Naskah

Publikasi Penelitaian Pengembangan ipteks. Universitas Muhammadiyah Malang.

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Belina., Giyono., Syaifuddin. (2013). Penggunaan Congnitive Behavior Therapi

Teknik Relaksasi Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Berkomunikasi.

Jurnal FIKIP. Universitas Lampung.

Boath, E., Stewart, A, & Carryer, A. (2013). Tapping for success: A pilot study to explore if Emotional Freedom Techniques (EFT) can reduce anxienty

and enhance academic performance in university student. Innovative

Practice in Higher Education. Staffordshire University. IPiHE 2013 ISSN: 2044-3315.

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Chasanah, Alvi. (2012). Konsep Terapi SEFT Dalam Meningkatkan Mental

Spiritual (Studi Analisa Terhadap Terapi SEFT Di Bratang Binangun

Surabaya. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Davison, G.C., Neale, J.M., Kring, A.N. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama RI. (2014). Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: CV Penerbit Dipenogoro.

Energy Psychology. (2014). Energy Psychology Studies and Reviw Articles with

Abstracts. Assocation For Chomprehensive Energi Psychology.

Fatma. A & Ernawati. (2012). Pendekatan Perilaku Kongnitif Dalam Pelatihan

Keterampilan Mengelola Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal

Talenta Psikologi. Universitas Sahid Surakarta. Vol. 1. No.1.

Ghufron, M.N & Risnawita, M.S. (2014). Teori-Teori Psikologi. Jagjakarta: Ar- Ruzz Media.

Haryanthi, Luh Putuh Suta & Triesniasari, Nita.(2012). Efektivitas Metode Terapi Ego State Dalam Mengatasi Kecemasan Berbicara Di Depan Publik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jurnal Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hatta, Ahmad. (2011). Tafsir Qur’an Per Kata Di Lengkapi Asbabun Nuzul &

Terjemah. Jakarta: Maghfiro Putaka

Idrus, Muhammad. (2008). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama.

Jain, S. & Rubino, A. (2012). The effectiveness of Emotional Freedom Techniques

86

Latipun. (2008). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Marliani, Rosleny. (2013). Psikologi Eksperimen. Bandung: Pustaka Setia.

Muhid, Abdul. (2012). Analisis Statistik 5 langka Praktis Analisis Statistik

Dengan SPSS For Windows. Surabaya: Zifatama Publising.

Nedvid., J., S. Rathus. Grene. B. (2003). Psikologi Abnormal / Edisi Kelima / Jilid I.Jakarta: Erlangga.

Prakoso, Bayu & Partini. (2014). Berpikir Positif Untuk Mengatasi Kecemasan

Berbicara Di Depan Kelas. Jurnal Psikologi. Universitas Muhammadiya

Surakarta.

Rahayu. I.T. (2009). Psikoterapi Persepektif Islam & Psikologi Kontemporer. Malang: UIN Malang Press.

Riani, W.S & Rozali, Y.A. (2014). Hubungan Antara Self Efficacy dan

Kecemasan Saat Presentasi Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul.

Jurnal Fakultas Psikologi. Universitas Islam Unggul Jakarta Vol.12 No.1. Rosyidi, Hamim. (2012). Psikologi Kepribadian. Surabaya: Jaudar Press.

Shovania. (2012). Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam Terapi Spiritual Emitional Freedom Technique (SEFT) Dalam Mengatasi Penderita Baby

Blues di Daerah Asem Jaya Demak Surabaya. Skripsi. Institut Agama

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanti, Reni & Supriyantini, Sri. (2013). Pengaruh Expressive Writing Therapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Berbicara Di Muka Umum

Pada Mahasiswa. Jurnal Fakultas Psikologi. Universitas Sumatra Utara.

Ulyah, Shifatul. (2014). Evektifitas Terapi Terapi SEFT (Spiritual Emitional

Freedom Technique Dalam Menurunkan Kecemasan. Skripsi. UIN

Sunan Ampel Surabaya.

Verasari, Metty. (2014). Efektivitas Terapi Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) Terhadap Penurunan Insomnia Pada Remaja. Jurnal

Sosio-Humaniora. Vol. 5 No. 1. 2014: 75-101. Universitas Marcu Buana Yogyakarta.

Wahyuni, Endang. (2015). Hubungan Self Effecacy Dan Ketrampilan Komunikasi

Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum. Jurnal Komunikasi

Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Wahyuni, Sri. (2014). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemsan

Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Psikologi. eJournal

Psikologi, Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64.

Wiramihardja, Sutardjo. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Revika Aditama.

Wulandari, H.L. (2004). Efektifitas Modifikasi Perilaku-Kongnitif Untuk

Mengurngi Kecemasan Komunikasi Antar Peribadi. Jurnal Fakultas

Kedokteran. Universitas Sumatra Utara.

Yunita, Elva. (2013). Penerapan Spiritual Emotional Freedom Technique Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Sma Dalam

Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal BK Unesa. Volume 03 Nomor 01

87

Zainuddin, A.F. (2009). SEFT For Healing + Succes + Happiness + Greatness.

Jakarta: Afzan Publising.

Dokumen terkait