• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan dengan meng;gunakan metode purposive yaitu di Desa Dadaprejo dan Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pengambilan lokasi ini dikarenakan kedua desa tersebut merupakan desa

yang mengikuti program Batu Go Organic dari Dinas Pertanian Kota Batu.

Adapun desa lain yang mengikuti program Batu Go Organic di Kota Batu yaitu

Desa Sumberbrantas, Tulungrejo, Giripurno, Pandanrejo, dan Desa Gunung Sari yang berada di Kecamatan Bumi Aji, Desa Junrejo, Torongrejo, Beji, dan Mojorejoyang berada di Kecamatan Junrejo, serta Desa Sumberejo, Temas, dan Sisir yang berada di Kecamatan Batu. Alasan lain terkait pemilihan lokasi penelitian yaitu Desa Dadaprejo dan Desa Pendem memiliki potensi untuk pengembangan komoditas padi. Desa pendem sudah melaksanakan program Batu Go Organic sejak tahun 2012, dan telah mendapatkan sertifikat organik pada

tahun 2016, sedangkan di Desa Dadaprejo program Batu Go Organic mulai

dilaksanakan pada awal tahun 2014, dan sertifikasi masih dalam proses. Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan terhitung mulai bulan April hingga Mei 2017.

4.2 Metode Penentuan Responden

Total populasi responden dalam penelitian ini adalah 35 orang petani yang

merupakan anggota dari Kelompok Tani yang aktif mengikuti program Batu Go

Organic di Desa Dadaprejo dan Desa Pendem. Oleh karena jumlah responden yang kurang dari 100 orang, maka penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan responden penelitian (Sugiyono, 2016).

4.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian evaluasi efektivitas program Batu Go Organic ini

menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau narasumber

37

di Desa Dadaprejo, dan Kelompok Tani Wiji Aji Bumi yang berada di Desa Pendem, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Junrejo, data Monografi Desa Pendem dan Dadaprejo, pedoman pertanian organik dalam Standar Nasional Indonesia, peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia tetntang sistem pertanian organik, dan surat keputusan Peraturan Walikota Batu tahun 2014 mengenai sistem pertanian organik di Kota Batu. Untuk mendapatkan data primer, peneliti melakukan beberapa metode sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengunjungi lokasi penelitian, dan mengamati kegiatan-kegiatan seperti mengikuti kegiatan perkumpulan petani di balai dan kantor Desa Pendem dan Dadaprejo, mengikuti rapat dan survei lapang bersama petani dan perwakilan pelaksana sertifikasi untuk mendapatkan sertifikasi organik dari Lembaga

Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS), mengikuti FGD (Focus Group

Discussion) di Dinas Pertanian Kota Batu bersama penyuluh dan petani organik di Kota Batu.

2. Kuisioner

Dalam memperoleh data primer, penting untuk peneliti menggunakan kuisioner agar pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan menjadi lebih efisien. Kuisioner berbentuk pertanyaan ataupun pernyataan tertulis akan diberikan kepada seluruh responden dari penelitian ini.

3. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi secara lebih rinci, dan agar dapat melengkapi data dari kuisoner supaya data dan informasi yang didapat menjadi lebih akurat. Wawancara mendalam ini dilakukan peneliti kepadainforman kunci yaitu Bapak Narto dari Desa Pendem dan Pak Sujito dari Desa Dadaprejo, selain kepada informan kunci peneliti juga ikut turut serta mewawancarai hampir setiap kepada anggota kelompok tani organik di Desa Pendem dan Dadaprejo, serta kepada petugas penyuluh lapang yaitu Ibu Iver dan Pak Arifin yang bertanggungjawab di Desa Pendem, dan Ibu Martha yang bertanggungjawab di Desa Dadaprejo.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjang informasi dan data penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan mengambil gambar atau video pada saat melakukan observasi, pemberian kusioner, dan wawancara mendalam

4.4 Metode Analisis Data

Penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan apa-apa saja yang saat ini berlaku. Penelitian deskriptif berupaya untuk mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sedang terjadi atau ada, dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti (Mardalis, 2007). Menurut Setyosari (2010) penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, dan objek seperti manusia ataupun segala hal yang terkait dengan variabel yang dapat dijelaskan dengan angka-angka maupun kata-kata. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk menjelaskan pelaskanaan, efektifitas

program, dan kebrlanjutan dari program Batu Go Organic di Desa Pendem dan

Desa Dadaprejo.

Miles dan Huberman (1992) mengemukakan bahwa penemuan-penemuan dari penelitian kualitatif mempunyai mutu yang tak dapat disangkal. Kata-kata khususnya bilamana disusun ke dalam bentuk cerita atau peristiwa, mempunyai kesan yang lebih nyata, hidup, dan penuh makna, seringkali jauh lebih meyakinkan pembaca, peneliti lain, pembuat kebijakan, dan praktisi dari pada halaman-halaman yang penuh dengan angka. Untuk menganalisa data deskriptif dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu, kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi, dan adapun alat bantu yang digunakan untuk mengukur data penelitian dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

39

1. Kondensasi Data

Menurut Miles, Huberman, dan Saldana (2014) dalam kondensasi data merujuk kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi, dan mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapang maupun transkrip.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya dalam analisis data ini adalah display data atau penyajian data. Miles, Huberman, dan Saldana (2014) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatf adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut

3. Verifikasi data

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

4. Skala Likert

Skala Likert digunakan sebagai alat bantu dalam penelitian ini untuk mengukur tinggi rendahnya respon atau sikap dari petani. Menurut Sugiono (2016), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, respon, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok menegnai fenomena sosial. Adapun dalam pengukuran Skala Likert, diperlukan terlebih dahulu menentukan kelas, kisaran, dan selang kelas sebagai berikut.

a. Menentukan Kelas

Menurut Sugiono (2016), ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban- jawaban yang diberikan dalam menguji aspek atau indikator dalam penelitian digunakan lima tingkatakan bergerak dari 1 sampai 5. Peneliti menggunakan lima kategori dalam penelitian bertujuan agar jawaban yang didapatkan lebih tegas dan pasti. Adapun selang kelas dalam setiap aspek yaitu (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Netral, (2) Tidak Setuju, dan (1) Sangat Tidak Setuju.

b. Menentukan Kisaran

Kisaran merupakan selisih anara nilai atau skor pengamatan tertinggi dengan nilai atau skor pengamatan terendah. Kisaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan : R = Kisaran

X1 = Nilai atau skor pengamatan tertinggi setiap sub. variabel

X2 = Nilai atau skor pengamatan terendah setiap sub. variabel

c. Menentukan Selang Kelas

Selang kelas merupakan jarak atau nilai antar kelas yang telah ditentukan. Selang kelas dapat diukur menggunakan rumus berikut.

Keterangan : I = Selang Kelas R = Kisaran K = Kelas

Berdasarkan penjelasan rumus diatas, maka dapat dilihat selang kelas pada aspek penerapan budidaya pertanian organik, pemberian insentif, dan pemasaran hasil pertanian organik dalam penelitian adalah sebagai berikut.

R = X1– X2 I = R / K

R = 40 – 8 I = 32 / 5

R = 32 I = 6,4

Sehingga diperoleh lima kategori penilaian sebagai berikut: Kategori Sangat Tidak Setuju : 8,00 - 14,4 atau 20% - 36%

Kategori Tidak Setuju : 14,5 - 20,9 atau 36,25% - 52,25%

Kategori Netral : 21 - 27,4 atau 52,5% - 68,5%

Kategori Setuju : 27,5 - 33,9 atau 68,75% - 84,75%

Kategori Sangat Setuju : 34 - 40 atau 85% - 100%

R = X1– X2

I =R

41

V. HASIL DAN PEMBAHASAN