• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah sebuah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang digunakan untuk merekam fakta yang ada di lapangan dengan pengamatan dan wawancara secara langsung kepada semua pihak yang terkait dan dianggap terlibat di dalamnya. Akan tetapi dalam analisisnya penelitian ini juga sangat terlihat penelitian pustakanya

32

Abdul Jalil, Organisasi sosial Dalail al-Khairat : Studi pengamal Dalail al-Khairat K.H. Ahmad Basyir Kudus, Tesis Progam S2 Antropologi Universitas Gajah Mada , Jogjakarta, 2010.

Diunggah pada tanggal 22 September 2016 pukul 6.05 WIB dari http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view &typ=html&buku_id=47264

(library research). Karena penelitian ini selain ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan puasa dalail al-Qur’an, si peneliti juga ingin mengungkap bagaimana pelaksanaan puasa dalail al-Qur’an dalam tinjauan hadis, yang pastinya tujuan tersebut tidak akan tercapai kecuali dengan adanya data-data pustaka.

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan dengan pendekatan teologis-normatif. Penggunaan metode deskriptif dianggap sesuai dengan penelitian ini. Karena metode ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang diamati dan diambil dari perilaku (subjek) dan masyarakat sekitar.33 Sedangkan kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek penelitan dengan cara mendeskripsikan dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks kkhusus yang alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah.34 Kualitatif dipilih sebab penelitian ini menghasilkan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan prosedur pengukuran atau statistik.

Kemudian pendekatan teologis-normatif digunakan untuk memahami dan mengungkap bentuk formal atau simbol-simbol keagamaan yang ada dalam pelaksanakan puasa dalail al-Qur’an. Yang dimaksud dengan normatif adalah pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum ada penalaran manusia.35

3. Sumber Data

Winarno Surahmad mengklasifikasikan sumber data menurut

33 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, h. 1.

34 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, h. 17.

35 Khoiriyah, Memahami Netodologi Studi Islam : Suatu Konsep tentang Seluk Beluk

Pemahaman Ajaran Islam, Studi Islam dan Isu-isu Kontemporer dalam Studi Islam, Teras,

Sifatnya (ditinjau dari tujuan peneliti), yang terpilah ke dalam dua golongan, yakni sumber data primer (sumber data yang memberikan data secara langsung dari tangan pertama) dan sumber data sekunder (sumber data yang mengutip dari sumber lain dan data yang mendukung kepada penelitian.36

Dalam penelitian ini, data yang diambil berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Selain data primer, penelitian ini juga mengambil data sekunder yang berupa arsip-arsip dan dokumentasi pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus, serta buku-buku, jurnal, majalah, maupun literatul-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi yang dihasilkan dari lapangan maupun dari literatur (kepustakaan). Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik observasi. Yaitu salah satu teknik yang sangat komplek dalam menggali informasi. Teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak telalu besar.37 Teknik ini dipilih agar peneliti mampu menggali informasi-informasi tentang pelaksanaan puasa dalail al-Qur’an di pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus secara rinci dan jelas.

36

Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar : Metode dan Tehnik, Tarsito, Bandung, 2004, edisi VIII, h. 134.

37 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung, 2015, h. 203.

b. Wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed).38 Wawancara merupakan salah satu teknik pokok dalam penelitian kualitatif. Wawancara dalam penelitian kualitatif menurut Denzim dan Lincoln adalah percakapan, seni bertanya dan mendengar (the art of asking and

listening). Wawancara ini tidaklah bersifat netral, melainkan

dipengaruhi oleh kreatifitas individu dalam merespon realitas dan situasi ketika berlangsungnya wawancara.39

Metode ini digunakan untuk menggali informasi-informasi dari asatidz, para pengurus pondok maupun para santri dan orang-orang terkait yang dapat dijadikan sebagai sumber data dalam pelaksanaan puasa dalail al-Qur’an di pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus serta alasan dan tujuan pelaksanaan puasa tersebut.

c. Dokumentasi

Selain menggunakan kedua teknik pengumpulan data diatas, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi. Peneliti melakukan pengumpulan terhadap data-data terkait yang meliputi arsip-arsip dan dokumen pondok pesantren maupun foto-foto kegiatannya, serta buku-buku lain yang terkait dengan pembahasan

38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, h. 145.

39 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012, h. 112.

mengenai puasa dalail al-Qur’an ini. Hal itu dilakukan untuk menambah informasi dan melengkapi data-data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data sebelumnya. Sehingga peneliti mampu menguraikan dan menyelidiki penelitian ini secara maksimal.

5. Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dikumpulkan dan diolah dengan cara merubah data mentah tersebut menjadi sebuah deskripsi yang lebih mudah untuk dipahami.

6. Analisis Data

Dalam analisis data ini, peneliti menggunakan analisis deskripti-eksplanatif. Analisi deskriptif dilakukan dalam rangka mencapai pemahaman terhadap sebuah kajian yang kompleks, dengan cara dikaji atau memotong tiap-tiap adegan atau proses dari kejadian sosial atau kebudayaan yang sedang diteliti. Sedangkan analisis eksplanatif bertujuan untuk menyediakan informasi, penjelasan, alasan-alasan, dan pertanyaan-pertanyaan mengapa sesuatu hal bisa terjadi.40

Dengan kedua metode analisis data tersebut diharapkan peneliti dapat menyusun dan memaparkan pelaksanaan puasa dalail al-Qur’an sedemikian rupa dengan menjelaskan hal-hal yang meliputi pelaku yang berperan aktif, bagaimana pelaksanaan praktik tersebut berlangsung dan hasil yang diterima pelaku setelah melaksanakan puasa itu, serta alasan yang memotivasi pelaku untuk melakukannya.

Miles dan Huberman menyatakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap, yaitu : reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi.41 Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstraksian, dan

40

Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, Suka-Press UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012, h. 134-135.

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian.

Penyajian data adalah cara penyampaian informasi berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari informan, catatan pengamatan pada waktu mengamati subyek. Sedangkan menarik kesimpulan adalah peninjauan ulang catatan-catatan lapangan dengan tukar pikiran untuk mengembangkan kesepakatan inter subyektif atau uapaya yang luas untuk menempatkan suatu temuan dalm seperangkat data yang lain.

Dokumen terkait