• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Karakterisasi Awal Limbah Laboratorium

Sampel limbah laboratorium berasal dari limbah hasil analisis COD (Chemical Oxygen Demand) berupa cairan yang di dalamnya terdapat bahan kimia berbahaya dan sangat toksik sehingga tidak dapat dibuan g secara langsung ke badan air.

Analisis yang dilakukan pada limbah awal ini yaitu meliputi pengukuran pH, kekeruhan, warna, kadar COD dan logam ber at yang meliputi merkuri (Hg), perak (Ag) dan k rom (Cr).

2. Tahapan Metode Presipitasi a. Pengaturan pH

Proses pengaturan pH dilakukan untuk menaikkan pH dengan keragaman pH yaitu pH 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14. Bahan kimia yang digunakan untuk netralisasi pH adalah NaOH 50% yang dibuat dengan memasukkan 500 gram NaOH padat ke dalam satu liter (1000 mL) aquades.

Mula-mula sebanyak 300 mL sampel limbah yaitu limbah sisa analisis COD dimasukkan masing-masing ke dalam tujuh gelas piala ukuran satu liter. Kemudian ditambahkan NaOH sedikit demi sedikit

untuk dinaikkan pH-nya masing-masing yaitu pH 2, 4, 6, 8, 10, 1 2 dan 14. Selama proses netralisasi dilakukan pengadukan agar homogen.

b. Proses Jartest

Sampel limbah yang sudah diatur pH -nya yaitu masing-masing pada pH 2, 6, 8, 10, 12 dan 14 di siapkan pada alat jartest. Proses jartest yang dilakukan pada sampel limba h diset untuk pengadukan cepat yaitu 120 rpm selama satu menit, kemudian dilanjutkan dengan pengadukan lambat 45 rpm selama 20 menit. Setelah proses pendukan lambat selesai, sampel limbah kemudian diendapkan selama 30 menit dan juga

diendapkan selama satu hari untuk mendapatkan hasil pengendapan yang terbaik.

Sampel limbah yang telah diendapkan 30 menit dan satu hari diuji pH, warna, kekeruhan, COD, kadar logam berat Hg, Ag dan Cr.

Adapun diagram alir tahapan proses presipitasi sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Alir Proses Presipitasi Karakterisasi awal meliputi pengukuran pH awal, warna dan kekeruhan, COD awal serta kadar logam -

logam berat (Hg, Ag, Cr).

Hasil pengukuran awal meliputi pH, warna, kekeruhan, COD dan

logam berat (Hg, Ag, Cr) Sampel air limbah laboratorium

Inisiasi pH yaitu dengan keragaman pH 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14

Jartest

NaOH 50%

3. Tahapan Metode Adsorpsi

Tahapan metode adsorpsi ini dilakukan dengan memasukkan arang aktif dengan berbagai konsentrasi. Tahapan ini dilakukan dengan terlebih dahulu melihat hasil pengukuran proses presi pitasi. pH yang diterapkan pada proses adsorpsi ini adalah pH 10. Hal tersebut karena dari hasil

presipitasi, pH terbaik didapat pada pH 10 yang didasarkan pada pengukuran warna dan kekeruhan optimum. Jenis arang aktif yang digunakan adalah arang aktif tipegranuledan arang aktif tipepowder.

Mula-mula sebanyak 100 mL sampel limbah pH 10 masing -masing dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke da lam sampel tersebut dimasukkan arang aktif tipe granule dan tipe powder dengan masing-masing konsentrasi, yaitu 0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g/100 ml sampel limbah. Sampel-sampel kemudian dilakukan pengadukan dengan alat

shakerselama 12 jam dengan kecepatan pengadukan 130 rpm. Hasil proses adsorpsi kemudian diukur warna, kekeruhan, COD dan logam berat (Hg, Ag, Cr). Adapun diagram alir proses adsorpsi yaitu sebagai berikut :

Penambahan arang aktif (granuledanpowder) pada limbah dengan konsentrasi masing-masing yaitu :

0, 0.25, 0.5, 1, 2, 3, 4, 8 dan 16 g/100 ml sampel limbah

Analisis hasil proses adsorpsi (COD, warna dan kekeruhan, logam berat Hg, Ag dan Cr)

Sampel air limbah laboratorium dengan pH 10

Pengadukan selama 12 jam dengan alat shaker. Kecepatan pengadukan yaitu 130 rpm

Penyaringan filtrat dengan kertas saring

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Limbah Laboratorium

Limbah laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sisa analisis COD (Chemical Oxygen Demand). Limbah sisa analisis COD merupakan limbah buangan laboratorium yang tidak bisa la ngsung dibuang ke lingkungan. Hal itu karena masih mengandung kadar logam yang tinggi dan memiliki pH rendah.

Limbah sisa analisis COD memiliki toksisitas yang tinggi. Hal tersebut karena dalam metode analisis COD memerlukan beberapa bahan kimia seperti kalium dikromat (K2Cr2O7), merkuri sulfat (HgSO4) untuk mengatasi gangguan klorida, dan katalis pereaksi oksidasi berupa perak sulfat (AgSO 4) serta asam sulfat. Bahan – bahan tersebut sangat toksis dan bilamana limbah cair sisa analisis COD ini dibuang ke s aluran pembuangan yang ada di laboratorium, maka akan mencemari perairan umum (Ardeniswan,2005).

Limbah sisa analisis COD ini memiliki penampakan secara visual yaitu wana bening kebiruan. Warna asalnya pada saat analisis COD pada umumnya berwarna merah kekuningan (orange), tetapi oleh karena penambahanferroinyang ditambahkan untuk analis isnya, limbah analisa COD ini berubah menjadi kebiruan. Penampakan limbah sisa ana lisis COD disajikan pada Gambar 3.

Berdasarkan hasil pengukuran pada limbah sisa analisis COD yaitu pada pengukuran pH, warna, kekeruhan, COD, logam berat merkuri (Hg), perak (Ag), dan kromium (Cr) didapatkan hasil seperti pada Tabel 2. Pengukuran karakteristik tersebut diukur pada hari yang sama. Menurut Alaerts dan Santika (1987), percobaan harus dilakukan pada saat yang sama agar hasilnya dapat dibandingkan.

Tabel 2. Karakteristik Limbah Sisa Analisis COD

No Parameter Hasil pengukuran Satuan Baku Mutu

1 pH 1.3–1.4 - 6–9 2 Warna 43 - 45 PtCo - 3 Kekeruhan 2.3–2.8 NTU - 4 COD 320 - 360 mg/L 100 5 Logam berat a. Merkuri (Hg) b. Perak (Ag) c. Kromium (Cr) 77.6–391.6 2.6–9. 141 11.36–21.9 mg/L mg/L mg/L 0.005 - 0.5

Berdasarkan karakteristik di atas pH, COD, dan logam berat masih belum memenuhi baku mutu air limbah. Baku mutu limbah didasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995. pH limbah sisa analisa COD tersebut sangat rendah sekali sehingga sangat berbahaya b aik bagi laboran maupun bagi lingkungan jika dibuang secara langsung. Logam berat yang terukur masih tinggi konsentrasinya, terlebih logam berat Hg yang sangat berbahaya dan sangat toksik. Warna, kekeruhan, dan perak dalam Kepmen LH No. 51 tahun 1995 tidak menjadi parameter yang disyaratkan.

B. Karakteristik Limbah Hasil Presipitasi

Dokumen terkait