• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga dan Prestasi Belajar Anak pada Keluarga Penerima PKH”. Penelitian ini menggunakan metode survei

dengan disain cross sectional study dimana data dikumpulkan pada satu waktu

dan tidak berkelanjutan (Umar 2003). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten

Bogor Kecamatan Dramaga. Penetapan lokasi tersebut dilakukan secara purposive

dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut termasuk dalam lima kecamatan dengan rumahtangga terbanyak penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan selain itu kemudahan untuk dijangkau. Pengambilan data dimulai pada akhir Mei hingga bulan Juli 2009, sedangkan pengolahan data hingga penyusunan laporan dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2009.

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Dramaga. Contoh dalam penelitian ini adalah ibu pada keluarga penerima PKH dengan kriteria mempunyai anak usia sekolah kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar (SD). Alasannya adalah karena ibu merupakan orang

utama yang mengatur keuangan keluarga. Selain itu, peneliti melakukan Indepth-

Interview dengan kriteria sebagai berikut:

(1) Bersedia meluangkan waktu untuk menceritakan kehidupan keluarganya baik

mengenai pangan, keadaan kesehatan, pekerjaan, pendidikan anak, dan keuangan keluarga dan bersedia menjadi responden.

(2) Dapat berkomunikasi dengan baik yang ditentukan dengan sengaja yang

memenuhi syarat seperti keluarga janda dengan anak kurang dari tiga dan lebih dari tiga, keluarga lengkap dengan anak kurang dari tiga dan lebih dari tiga, dan keluarga lengkap dengan suami bekerja dan tidak bekerja.

Menurut Guilford and Fruchter (1973) diacu dalam Puspitawati (2006) Besarnya jumlah contoh dapat ditentukan menggunakan rumus Slovin:

2 1 Ne N n + =

Apabila jumlah populasi (N) = 220, galat (e) = 0,05, maka jumlah minimum sampel penelitian adalah sebagai berikut:

220

1 + 220 (0,05)2

n = = 142 keluarga

Untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pengambilan data, maka jumlah contoh yang diambil sengaja dilebihkan, sehingga total contoh adalah 150. Selanjutnya penentuan jumlah contoh untuk setiap desa dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah populasi Kecamatan Dramaga. Tabel 5 Sebaran jumlah populasi penerima PKH dan jumlah contoh di

Kecamatan Dramaga, Bogor

No Desa Jumlah Populasi Jumlah Contoh Jumlah Contoh Proporsional 1. Purwasari 36 11 8 2. Petir 86 29 20 3. Sukadamai 245 82 56 4. Sukawening 28 13 9 5. Neglasari 57 25 17 6. Sinarsari 69 27 18 7. Ciherang 54 17 12 8. Dramaga 51 16 11 9. Babakan* 7 0 0 10. Cikarawang* 44 0 0 TOTAL 677 220 150

Sumber : Unit Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Desa Babakan. Laporan Pencairan Dana Bulan Desember 2008.

Keterangan : * tidak dijadikan lokasi penelitian karena digunakan populasi kecil dan lokasi uji coba instrument

Penentuan contoh dilakukan secara acak sistematik. Metoda yang digunakan untuk pengambilan contoh, yaitu dengan menggunakan daftar

rumahtangga penerima PKH yang kemudian diambil secara Proportional Random

Sampling.

Keuntungan jenis sampling ini adalah (Agresti & Finlay 1999):

1. Jika populasi dirangking berdasarkan sifat-sifat yang berhubungan akan

memberikan efek stratifikasi, sehingga mengurangi keragaman dibandingkan

dengan Simple Random Sampling.

2. Kesederhanaan penarikan contoh mudah untuk dicek.

3. Mudah penggunaannya, bahkan lebih mudah dari penggunaan tabel angka

4. Kesalahan pengambilan unsur relatif tidak penting, sehingga bila peneliti salah menghitung dan mengambil unsur ke 11 dari seharusnya unsur ke 10, tidak akan terlalu berpengaruh.

5. Memudahkan pemeriksaan setiap individu ke-n telah disertakan.

6. Metode yang cepat untuk memperoleh contoh.

Langkah-langkah dalam penentuan contoh secara acak sistematik adalah:

1. Jumlah contoh yang akan diambil untuk studi ini adalah 150. Sebanyak 150

rumahtangga contoh tersebut terkelompok dalam delapan desa, sehingga untuk setiap desa diambil sampel secara proporsional. Sebagai contoh pada desa I atau Desa Purwasari (N=11) jumlah contohnya adalah 8. Untuk menentukan contoh ditentukan selang interval contoh sebagai berikut: Sample Interval = 11/8 = 1,37 ~ 1.

2. Penentuan contoh pertama ditentukan secara acak, misalnya contoh pertama

akan dimulai dari rumahtangga nomor urut 1 dari Desa Purwasari. Dengan selang interval 1 maka sampel kedua dan seterusnya adalah rumahtangga dengan nomor 3, 5, 7,…. demikian seterusnya hingga diperoleh 8 sampel. Pada desa berikutnya dilakukan hal yang sama, sehingga terkumpul 150 sampel dari 8 desa yang terpilih. Apabila terjadi kegagalan wawancara maka diambil responden dengan nomor urut berikutnya dalam desa yang sama, kecuali jika jumlah responden dalam desa tersebut telah habis maka pindah ke desa lainnya, sehingga responden yang telah ditentukan tidak tergeser oleh responden pengganti.

Metode pemilihan contoh dapat diringkas dalam Gambar 3:

Pemilihan Kabupaten Bogor Secara Purposive (wilayah Miskin)

Kecamatan Dramaga Secara Purposive

Wawancara

Ds.1 Ds.2 Ds.3 Ds.4 Ds.5 Ds.6 Ds.7 Ds.8 Proporsional

150 Acak sistematis

Indepth Interview

Keluarga janda Keluarga lengkap Keluarga lengkap

Anak < 3 dan >3 anak < 3 dan > 3 suami bekerja dan tidak bekerja n= 2 n= 2 n= 2

n= 6

Gambar 3 Tahapan pemilihan contoh

Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi dan sosial ekonomi keluarga, dukungan sosial, manfaat PKH, strategi koping fungsi ekonomi dan tingkat kesejahteraan subjektif dengan metode wawancara yang

menggunakan kuesioner dan Indepth Interview. Sedangkan untuk data sekunder

meliputi data potensi desa, jumlah penduduk miskin, dan penerima PKH yang diperoleh dari kantor Kecamatan Dramaga.

Tabel 6 Jenis data, variabel, alat dan cara pengukuran, skala data dan uji reliabilitas

Jenis Data Variabel Alat & Cara Pengukuran Skala Data α

Primer Karakteristik demografi keluarga: 1. Umur 2. Besar keluarga 3. Tipe keluarga 4. Aset Kuesioner dengan wawancara langsung dan

Indepth Interview Rasio Rasio Nominal Rasio Primer

Karakteristik sosial ekonomi keluarga: 1. Pendidikan orangtua 2. Pekerjaan orangtua 3. Pendapatan 4. Alokasi pengeluaran Kuesioner dengan wawancara langsung dan

Indepth Interview Ordinal Nominal Rasio Rasio Primer

Dukungan Sosial Kuesioner dengan wawancara langsng dan

Indepth Interview

Ordinal 0,607

Primer

Strategi koping fungsi ekonomi

1. Strategi penghematan

2. Strategi penambahan pendapatan

Kuesioner dengan wawancara langsung dan

Indepth Interview

Ordinal Ordinal

0,750

Primer Kesejahteraan Subjektif

Kuesioner dengan wawancara langsung dan

Indepth Interview

Ordinal 0,847

Sekunder

1. Data penerima PKH 2. Profil desa dan kecamatan

Kantor kecamatan & Pendamping PKH

Kantor desa/kelurahan

Nominal Nominal

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS 10. Tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup:

1. Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data

2. Setelah data dientri, kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan

tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Reliabilitas data dicek dengan menyajikan statistik deskriptif mencakup rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minumun untuk setiap peubah

3. Skoring terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian

4. Analisis deskriptif dan uji beda t Paired T-test

5. Analisis menggunakan korelasi Rank Spearman.

Data karakteristik keluarga meliputi umur, besar keluarga, struktur keluarga, aset, lama pendidikan, pekerjaan, pendapatan per kapita dan pengeluaran per kapita. Menurut BKKBN (2005) besar keluarga dikelompokkan

menjadi 3 kategori, yaitu kecil (≤4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥ 8

orang). Dalam penelitian ini umur dikelompokkan berdasarkan Hurlock 1980 yang membagi usia menjadi usia dewasa awal (18-40 tahun), dewasa madya (40- 60), dan dewasa lanjut (> 60 tahun). Struktur keluarga dikategorikan berdasarkan keluarga inti (keluarga yang terdiri dari seorang suami, seorang istri dan anak- anak yang belum kawin, atau anak yang secara resmi dianggap anak kandung) dan keluarga luas (keluarga yang terdiri dari lebih dari satu keluarga inti dan merupakan satu kesatuan sosial, serta tempat tinggal dalam satu rumah). Jumlah aset dilihat dari jumlah aset yang dimiliki keluarga dan dibandingkan kepemilikan aset antara sebelum dan saat menerima PKH. Jumlah aset dinilai berdasarkan jenis aset yaitu barang elektronik, kendaraan, mebel, peralatan rumahtangga, ternak, kepemilikan lahan, rumah. Nilai aset yang dimaksudkan berupa aset yang telah diuangkan menurut harga pembelian.

Lama pendidikan dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan

program wajib belajar 9 tahun yaitu ≤ 9 tahun dan > 9 tahun, sedangkan tingkat

pendidikan dikelompokkan menjadi Tidak tamat SD, Tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, dan tidak pernah sekolah. Pekerjaan dikelompokkan menjadi tidak bekerja, buruh non-tani, buruh tani, wiraswasta/berdagang/jasa, supir dan lainnya. Sedangkan untuk istri dikelompokkan menjadi tidak bekerja, PRT, buruh tani, buruh non-tani, dagang, dan lainnya. Pendapatan per kapita diperoleh dari total pendapatan keluarga dalam setahun dibagi jumlah anggota keluarga. Pendapatan keluarga diperoleh dari total pendapatan saat ini baik yang berasal dari pendapatan seluruh anggota keluarga dan penerimaan diluar pendapatan. Total pengeluaran

diperoleh berdasarkan hasil recall dalam kisaran waktu satu tahun terakhir.

Alokasi pengeluaran dikelompokkan menjadi pengeluaran pangan dan non pangan. Menurut Slamet (1993) diacu dalam Puspitawati (2006), pembuatan interval kelas menggunakan rumus berikut:

Interval kelas (I) = Nilai tertinggi (NT)-Nilai terendah (NR) Jumlah kelas

Dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosi dan instrumen, dinilai berdasarkan sumber dukungan sosial seperti keluarga besar dan tetangga. Data dukungan sosial diberi skor 1 jika jawabannya tidak, dan skor 2 jika jawabannya ya. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan berdasarkan sumber dukungan sosial dan dibuat penggolongan interval berdasarkan Slamet (1993), sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah jika jumlah dukungan yang diperoleh berkisar antara 6-7, kategori sedang jika jumlahnya berkisar antara 8-9, dan kategori tinggi jumlahnya berkisar antara 10-12.

Data strategi koping fungsi ekonomi dilihat dari dua sub item pertanyaan yaitu mengurangi pengeluaran dan menambah pendapatan. Data strategi koping fungsi ekonomi diberi skor 1 jika jawabannya tidak pernah, skor 2 jika jawabannya kadang-kadang dan skor 3 untuk jawaban sering. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan dan dibuat penggolongan interval berdasarkan Slamet (1993), sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah jika jumlah dukungan yang diperoleh berkisar antara 41-68, kategori sedang jika jumlahnya berkisar antara 69-96, dan kategori tinggi jumlahnya berkisar antara 97-123.

Dalam penelitian ini, data kesejahteraan diukur berdasarkan satu pendekatan kesejahteraan saja yaitu, kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan 22 item pertanyaan tentang kepuasan responden terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan sosial di dalam masyarakat. Masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan skala likert, yaitu skor 1= tidak puas, 2=cukup puas, 3=puas. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan, kemudian dibuat penggolongan interval berdasarkan Slamet (1993), sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah jika jumlah dukungan yang diperoleh berkisar antara 22-36, kategori sedang jika jumlahnya berkisar antara 37-52, dan kategori tinggi jumlahnya berkisar antara 53-66.

Pengolahan dan analisis data-data di atas dilakukan secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif yang digunakan antara lain: nilai maksimum, minimum, rata-rata dan standar deviasi sedangkan analisis inferensia yang

digunakan, yaitu uji beda t Paired t-test, uji korelasi Rank Spearman dan uji regresi linier berganda.

Pengolahan dan analisis tersebut berdasarkan tujuan penelitian, seperti:

1. Uji beda t Paired t-test, digunakan untuk melihat perbedaan kondisi antara sebelum dan saat menerima PKH, seperti melihat kepemilikan aset.

2. Uji Korelasi Rank Spearman. Digunakan untuk melihat hubungan antar dua variabel, seperti karakteristik keluarga dengan dukungan sosial, karakteristik keluarga dengan strategi koping fungsi ekonomi (meliputi strategi penghematan dan penambahan pendapatan) dan karakteristik keluarga dengan kesejahteraan subjektif. Selain itu, digunakan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial, strategi koping fungsi ekonomi dan kesejahteraan subjektif.

3. Uji linier berganda. Digunakan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif pada keluarga penerima PKH. Adapun persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Y= β1X1 + β2X2 + β3X3 + …..+ E Keterangan: Variabel Dependen: Y = Kesejahteraan Subjektif Variabel Independent: X1= usia istri

X2= lama pendidikan istri X3= Besar anggota keluarga

X4= Dukungan Sosial X5= Nilai Aset dalam rupiah

X6= Strategi koping fungsi ekonomi X7= Dana PKH

Definisi Operasional

Karakteristik Keluarga adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing keluarga, seperti umur, besar anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, dan pengeluaran.

Besar Anggota Keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah.

Lama Pendidikan adalah jumlah tahun yang dilalui keluarga dalam menyelesaikan jenjang pendidikan.

Pendapatan Per kapita adalah pendapatan total yang diterima keluarga dari pendapatan semua anggota keluarga baik dari pekerjaan utama maupun penerimaan dari luar yang dikonversikan dalam per bulan, dibagi jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga dan dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan.

Pengeluaran Per kapita adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh keluarga baik untuk kebutuhan pangan maupun non pangan yang dikonservasikan dalam per bulan, dibagi jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga dan dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan.

Kepemilikan Aset Keluarga adalah seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga berupa rumah milik sendiri, alat elektronik, kendaraan/transportasi,

peralatan rumah tangga, furniture dan ternak yang dihitung berdasarkan

jumlah dan dikonversikan kedalam nilai uang.

Dukungan Sosial adalah bantuan yang berasal dari keluarga besar dan tetangga untuk mengatasi masalah ekonomi, pengasuhan, kesehatan dan konflik dalam keluarga.

Dukungan Sosial Keluarga Besar adalah dukungan yang diterima keluarga dari keluarga besarnya, baik keluarga besar suami dan keluarga besar istri. Dukungan sosial keluarga besar diukur melalui dimensi emosi dan instrument.

Dukungan Sosial Tetangga adalah dukungan yang diterima keluarga dari orang yang tinggal berdampingan dengan tempat tinggalnya. Dukungan sosial tetangga diukur melalui dimensi emosi dan instrument.

Strategi Koping Keluarga adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalahnya baik dengan cara berhemat atau menambah pendapatannya dengan cara mengandalkan kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya.

Strategi penghematan adalah kemampuan suatu keluarga untuk meyelesaikan masalahnya dengan cara mengurangi atau mengganti kebutuhan hidupnya dengan pengeluaran seminimal mungkin.

Strategi penambahan pendapatan adalah kemampuan suatu keluarga untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara menambah atau mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhannya.

Kesejahteraan Subjektif adalah kesejahteraan yang diukur berdasarkan kepuasan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga dan pendapatan per kapita keluarga.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait