• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di sekitar Kampus IPB Dramaga Kecamatan Dramaga yang terdiri dari tiga desa yaitu desa Dramaga, Desa Babakan, dan Desa Ciherang. Pemilihan lokasi dengan alasan bahwa di desa ini menjadi konsentrasi para pedagang kaki lima hal ini dimana bisanya pedagang kaki lima berada di tepi jalan, daerah pemukiman, daerah pendidikan, dengan melihat banyaknya para konsumen baik dari masyarakat sekitar maupun mahasiswa IPB. Pengambilan data di lapang dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2011.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapang, wawancara dengan pemilik usaha martabak telur. Wawancara dilakukan dengan lisan dan terbuka dengan harapan responden dapat terus menerus mengungkapkan hal-hal yang ditanyakan dan melalui pengisian kuesioner yang berkaitan dengan karakteristik pelaku usaha martabak telor kaki lima, penentuan Faktor internal dan faktor eksternal (IFE dan EFE) serta SWOT. Data sekunder diperoleh dari pustaka, literatur, skripsi dan buku yang relevan dengan penelitian ini serta dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, internet, LSI.

Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilty yaitu pemilihan sampel tidak menggunakan mekanisme pemilihan secara random atau pengambilan sampel didasarkan oleh kebijakan peneliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang martabak telur kaki lima di Kecamatan Dramaga sebanyak 15 orang yang kemudian diambil sampel sebanyak 5 orang berdasarkan lama usaha di bidang ini.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Dramaga yaitu wilayah Ciherang, wilayah Babakan, dan wilayah Dramaga. Dimana wilayah tersebut berada di sekitar kampus IPB. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah :

1. Letak strategis berada di sekitar wilayah kampus IPB Dramaga yang merupakan salah satu pusat pendidikan di Kecamatan Dramaga.

2. Letak strategis berada disepanjang jalan utama yang dilalui pengguna jalan menuju lokasi wisata alam di wilayah Kabupaten Bogor wilayah Barat.

3. Lokasi tersebut berada di sekitar pasar dan pusat pemerintahan yang merupakan pusat keramaian di wilayah tersebut.

Dalam kajian penelitian ini adalah membahas rumusan strategi dengan melibatkan pihak-pihak internal (pelaku usaha martabak telur kaki lima dan pemilik sekaligus pengelola) dan pihak-pihak eksternal (pedagang jajanan lainnya

dan Dinas Disperindag Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor) yang memiliki pengaruh besar terhadap usaha pedagang martabak kaki lima.

Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dari hasil wawancara dan kuesioner kemudian diolah secara kuantitatif dan kualitatif. Tahapan pengolahan data dimulai dari tahap pengumpulan input (input stage), kemudian tahapan pencocokan (matching stage), dan yang terakhir adalah tahap keputusan (decision stage).

1. Tahap Pengumpulan Input

Pengumpulan data diawali dengan identifikasi visi, misi dan tujuan kelompok tani. Selanjutnya dilakukan identifikasi data internal dan eksternal organisasi yang dirangkum menjadi matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE digunakan untuk mengetahui kekuatan paling besar dan terkecil serta kelemahan terbesar dan terkecil yang dimiliki organisasi. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman, baik yang dominan maupun kecil. Langkah-langkah dalam menyusun matriks IFE dan EFE adalah:

1. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

3. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai:

1 = sangat lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat,

4 = sangat kuat,

Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

4. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya.

5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

Penentuan bobot setiap variabel pada kolom menggunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan:

1 = Jika faktor strategis internal pada baris/horizontal kurang penting daripada faktor strategis eksternal pada kolom/vertikal.

2 = Jika faktor strategis internal pada baris/horizontal sama penting daripada faktor strategis eksternal pada kolom/vertikal.

3 = Jika faktor strategis internal pada baris/horizontal lebih penting daripada faktor strategis eksternal pada kolom/vertikal.

Adapun bentuk dari penilaian dengan bobot metode Paired Comparison digambarkan seperti pada Tabel 5.

Tabel 4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Usaha Kecil Menegah

Faktor Strategis Internal A B C D ... Total

A B C D ... Total Sumber: David, 2006

Selanjutnya bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

α = n i Xi Xi 1 Keterangan:

α = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n

n = Jumlah variabel Tabel 5 Matriks IFE

Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Kekuatan: 1) 2) dst Kelemahan: 1) 2) dst Total Sumber: David, 2006

Matriks EFE adalah matrik yang digunakan untuk mengevaluasi faktor- faktor eksternal perusahaan menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan, serta data eksternal relevan lainnya. Tahapan kerja pada matriks EFE (David 2006): 1. Buatlah daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada

kesuksesan atau kegagalan usaha yang mencakup perihal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan.

2. Tentukan bobot dari faktor-faktor utama tersebut dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh

bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

3. Tentukan rating setiap faktor-faktor utama antara 1 sampai 4, dimana: 1 = di bawah rata-rata,

2 = rata-rata,

3 = di atas rata-rata, 4 = sangat bagus,

Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

4. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua faktor-faktor utama

5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.

Tabel 6 Matriks EFE

Faktor-faktor eksternal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Peluang: 1 2 dst Ancaman: 1 2 Dst Total Sumber: David, 2006 2. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap memadukan antara peluang dan ancaman dengan kekuatan dan kelemahan yang diperoleh pada tahap pengumpulan input. Pada tahap pencocokan ini menggunakan alat analisis Matriks IE (Internal – Eksternal) dan Matriks SWOT (Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats).

A. Matriks IE

Matriks IE merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan matriks EFE ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Matriks IE juga dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yang memiliki implikasi strategi berbeda-beda. Gambar 3 merupakan Matriks IE.

Skor Total IFE

Kuat Rata-rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi 3,0-4,0

Skor Total EFE Sedang 2,0-2,99

Rendah

1,0-1,99

Sumber: David, 2006

Gambar 3 Matriks IE (Internal – Eksternal)

IE matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE matrix pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE matrix memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu:

1. Divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII paling baik dikendalikan

dengan strategi-strategi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan strategi panen atau divestasi (harvest or dives).

B. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

I II III

IV V VI

perusahaan. Jadi, matriks SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan. Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel, terdapat empat sel faktor kunci, empat sel strategi dan satu sel dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi dengan label SO, WO, ST dan WT, dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci berlabel S, W, O, dan T. Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matrik SWOT (David 2006) :

1. Membuat daftar peluang eksternal kunci perusahaan 2. Membuat daftar ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Membuat daftar kekuatan internal kunci perusahaan 4. Membuat daftar kelemahan internal kunci perusahaan

5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO

6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO

7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST

8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WT

Tujuan dari masing-masing alat pencocokan di tahap 2 adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam Matrik SWOT akan dipilih untuk implementasi. Skema yang mewakili matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. INTERNAL EKSTERNAL KEKUATAN (S) Daftar Kekuatan 1. 2. KELEMAHAN (W) Daftar Kelemahan 1. 2. PELUANG (O) Daftar Peluang 1. 2. STRATEGI (SO) Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI (WO) Daftar kelemahan dengan memanfaatkan peluang ANCAMAN (T) Daftar Ancaman 1. 2. STRATEGI (ST) Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

STRATEGI (WT) Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman Sumber: David, 2006

Dokumen terkait