• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Lokasi penelitian meliputi 31 kecamatan di Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat (Tabel 2 dan Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2008 sampai bulan Maret 2009. Kabupaten Bandung berpenduduk sebesar 3.127.008 jiwa dengan wilayah seluas 1.767.93 km persegi (BPS 2008).

Gambar 1 Peta Kabupaten Bandung di Jawa Barat

Gambar 2 Peta wilayah Kecamatan Kabupaten Bandung

Tabel 2 Wilayah kecamatan dengan jumlah subyek penelitian.

U

S T B

__________________________________________________________________ No Kecamatan Jumlah Subyek (n) No Kecamatan Jumlah Subyek (n) __________________________________________________________________ 1 Rancabali 36 17 Kertasari 34 2 Ciwidey 34 18 Ibun 33 3 Pasirjambu 34 19 Pacet 34 4 Soreang 34 20 Arjasari 34 5 Cangkuang 33 21 Ciparay 35 6 Katapang 39 22 Majalaya 34 7 Margahayu 34 23 Paseh 35 8 Margaasih 34 24 Cicalengka 34

9 Dayeuhkolot 36 25 Solokan Jeruk 34

10 Bojongsoang 36 26 Rancaekek 35 11 Pameungpeuk 34 27 Cileunyi 35 12 Kutawaringin 32 28 Cilengkrang 33 13 Baleendah 34 29 Cimenyan 35 14 Banjaran 35 30 Cikancung 35 15 Cimaung 34 31 Nagreg 36 16 Pangalengan 35 __________________________________________________________________ Jumlah total subyek: 1.070 orang Jumlah kecamatan: 31

__________________________________________________________________

Metode

Penentuan Jangka Reproduksi

Jangka reproduksi merupakan rentang waktu yang dimiliki wanita untuk melakukan reproduksi. Masa reproduktif adalah masa seorang wanita memiliki sel telur dalam ovariumnya dan usia dimana seorang wanita masih bisa hamil (Beall 1982; Sievert 2006). Penentuan jangka reproduksi diperoleh dari menopause dan menarke, karena itu pengambilan data menopause dan menarke dilakukan secara longitudinal. Metoda longitudinal adalah metoda yang digunakan untuk mendapatkan data dari orang yang sama dalam dua waktu yang berbeda, yaitu usia saat menopause dan usia saat menarke.

Untuk menentukan status menopause penulis menanyakan subyek kapan terakhir menstruasi. Jarak terakhir menstruasi dihitung dari tanggal tercatat saat pengambilan data dikurangi dengan tanggal terakhir menstruasi. Apabila jarak terakhir menstruasi lebih dari 1 tahun berarti subyek yang bersangkutan sudah mengalami menopause (Reis et al.1997; Ellen et al. 2001). Setelah itu, untuk orang yang sama penentuan usia menarke diperoleh dari ingatan subyek yang bersangkutan (Beall 1982; Ulinnuha 2008).

Peneliti mendapatkan sampel dengan cara mengunjungi rumah-rumah penduduk yang tersebar di kecamatan Kabupaten Bandung. Subyek penelitian berjumlah 1.070 orang dengan rincian seperti pada Tabel 2. Sekarang ini wanita di Kabupaten Bandung banyak yang mengunakan kontrasepsi. Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) yang mengandung estrogen dan progesteron secara langsung akan mempengaruhi siklus menstruasi sehingga hormon sintetis ini akan mempengaruhi daur alamiah (Hartanto 2004). Peneliti menggunakan sampel wanita sebanyak 668 orang yang tidak menggunakan KB, dengan harapan memiliki daur menstruasi alamiah supaya berakhir pada usia menopause yang alamiah juga. Usia subyek dicatat sebagai usia ketika pengambilan sampel dan dimasukkan ke dalam kelas usia berdasarkan ulang tahun terdekatnya.

Analisis Data

Dalam setiap kelas umur penulis menghitung berapa persen subyek yang sudah mengalami menopause. Persentase-persentase ini diplotkan sepanjang kelas usia yang ada. Titik-titik ini mengikuti sebaran probit. Kurva yang cocok bagi titik-titik observasi ini dihitung dengan menggunakan Probit-GLM (Venables & Ripley 1999). Garis horizontal yang ditarik dari persentase 50% memotong kurva di suatu titik. Usia titik ini adalah perkiraan median usia menopause. Dari wanita yang sudah mengalami menopause ini, penulis mencari usia menarkenya. Jumlah wanita yang sudah menopause adalah 382 orang. Median usia menarke dihitung dengan Probit-GLM seperti pada menopause. Rentangnya umur dari menarke sampai menopause merupakan jangka reproduksi. Tempat pengolahan data dilakukan di bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

HASIL

Rata-rata usia menopause adalah 49.53 tahun dan usia menarke 13.98 tahun sehingga jangka reproduksi adalah sepanjang 35.55 tahun (Gambar 3).

Jangka Reproduksi Wanita Non-KB Di Kabupaten Bandung

Umur (Tahun) Pe rs e n ta s e 10 20 30 40 50 60 0% 50% 100% 49.53 13.98

Gambar 3 Jangka reproduksi wanita menopause non KB di Kabupaten Bandung.

Apabila kita hubungkan usia menopause dengan usia menarkenya tidak berkorelasi, sebab dua orang wanita yang menarkenya ketika berusia 12 tahun dapat bermenopause pada usia 43 tahun dan yang seorang lagi 50 tahun (Gambar 4). Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada Gambar 3, rata-rata usia menopause wanita di Kabupaten Bandung pada tahun 2008 adalah 49.53 tahun, dengan panjang jangka reproduksi wanita tersebut sepanjang 35.55 tahun, sedangkan usia menarkenya 13.98 tahun yang jatuh pada tahun 1973. Untuk membandingkan usia menarke di tahun 1973 dengan menarke tahun 2008 penulis mengambil sampel wanita muda sebanyak 160 orang dan mendapatkan usia menarkenya 12.71 tahun.

10 12 14 16 18 40 45 50 s$UMURMNCH s $ UM URM E N O P

Gambar 4 Plot usia menarke dihubungkan dengan usia menopause untuk wanita dewasa di Kabupaten Bandung

Selain dari 382 orang wanita menopause tanpa KB hormon, penulis juga mendapatkan 14 orang wanita menopause ber-KB yang memakai IUD 7 orang bermenopause pada usia 42.53 - 54.12 tahun, suntik 2 orang pada usia 39.23 - 50.28 tahun dan yang memakai kontrasepsi steril 5 orang telah bermenopause pada usia 47.56 - 51.57 tahun.

PEMBAHASAN

Jangka reproduksi diperoleh dari hasil pengolahan data untuk wanita menopause di Kabupaten Bandung sepanjang 35.55 tahun. Rata-rata usia wanita ketika mengalami menopause alami pada tahun 2008 adalah 49.53 tahun dan 35.55 tahun yang lalu (yakni tahun 1973) mereka mengalami menarke pada usia 13.98 tahun. Rata-rata menarke wanita muda tahun 2008 adalah 12.71 tahun.

Penelitian usia menarke wanita yang dilakukan Suhartini (2007) di daerah Bogor dan Ulinnuha (2008) di daerah pedesaan Pekalongan masing-masing mendapatkan rata- rata usia menarke 12.40 tahun dan 13.31 tahun (Tabel 3). Publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Beall (1982) menunjukkan usia menarke pada wanita daerah Pegunungan Himalaya di ketinggian 3250-3560 meter dari permukaan laut dengan jumlah subyek 1260 orang mendapatkan rata-rata usia menarke 16.20 tahun dan usia menopausenya 46.80 tahun. Usia menarke untuk wanita yang tinggal di daerah pinggiran atau pedesaan (rural) lebih lambat dibandingkan dengan wanita di daerah urban. Hal ini diduga terjadi karena perbedaan sosial ekonomi (Ikaraoha 2005; Mokha 2006). Sebagai gambaran bagaimana hasil riset kali ini bila dibandingkan dengan penelitian lain yang dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3 Rata-rata usia menarke di Indonesia

Nama kota Usia

menarke Sumber Bogor (perkotaan) Pekalongan (pedesaan) 12.40 13.31 Suhartini 2007 Ulinnuha 2008 Kabupaten Bandung (perkotaan)

Tahun 1973 Tahun 2008 13.98 12.71 Sukmaningrasa 2008 Sukmaningrasa 2008

Usia rata-rata menopause dan menarke Indonesia memiliki sedikit persamaan dengan negara Taiwan (Tabel 4) yaitu untuk rata-rata usia menarkenya 13.60 tahun dan usia menopausenya 49.50 tahun.

Tabel 4 Rata-rata usia menarke dan menopause dari beberapa negara

____________________________________________________________________________________

Negara Usia Menarke Usia Menopause Referensi

______________________________________________________________________

Australia 13.00 50.40 Thomas et al. (2001)

Chile 13.00 50.00 Thomas et al. (2001)

China 12.38 49.00 Thomas et al. (2001)

Czechoslovkia 14.60 51.20 Thomas et al. (2001)

France 13.05 52.00 Thomas et al. (2001)

Furu 13.09 50.90 Thomas et al. (2001)

Ghana 13.98 48.05 Thomas et al. (2001)

Philippines 13.60 48.00 Thomas et al. (2001) Switzerland 13.00 50.00 Thomas et al. (2001)

Taiwan 13.60 49.50 Thomas et al. (2001)

USA 12.80 51.30 Thomas et al. (2001)

Himalaya 16.20 46.80 Beall (1982)

Indonesia 13.98 (1973) 49.53 (2008) Sukmaningrasa (2008) (Kab. Bandung)

_________________________________________________________________________

Usia menarke seorang wanita tidak berkorelasi dengan usia menopausenya sehingga kita tidak dapat menentukan usia menopause berdasarkan usia menarke. Kecepatan dan keterlambatan usia menopause banyak faktor yang mempengaruhi misalnya asupan gizi, gaya hidup, kesehatan, status ekonomi dan sosial (Malina 2004).

Pemerintah Kabupaten Bandung harus memperhatikan jangka reproduksi ini untuk meningkatkan kualitas hidup. Wanita dalam usia reproduktif memerlukan tingkat kesehatan yang tinggi sehingga dalam usia ini wanita dapat mendidik anaknya secara maksimal. Sementara itu, selama periode tahun 2003 – 2008 angka harapan hidup di Kabupaten Bandung cenderung mengalami peningkatan dari 65.40 tahun pada tahun 2003 menjadi 68.42 tahun pada tahun 2008. Hal ini menyebabkan masa pasca-reproduksi semakin panjang. Estimasi sisa waktu hidup untuk wanita menopause 18.89 tahun. Wanita menopause secara fertilitas sudah tidak produktif lagi untuk melahirkan anak, namun secara ekonomi masih produktif asalkan ditunjang oleh tingkat kesehatan yang tinggi. Wanita pada usia 50 tahun dapat beraktivitas menyalurkan bakat kemampuan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Mereka juga membantu ibu muda (mungkin sekali anak perempuannya sendiri) untuk mempersiapkan kelahiran dan mengawasi cucunya. Oleh sebab itu Dinas Kesehatan Bandung harus lebih memperhatikan kesehatan wanita yang sudah menopause supaya secara ekonomi masih produktif.

Subyek wanita yang menggunakan KB hormonal memiliki 14 orang, karena jumlah data sedikit sehingga penulis tidak dapat menghitung rata-rata usia menopausenya. Mereka memiliki menopause pada usia 39.23 – 54.12 tahun.

Dokumen terkait