• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006), sedangkan menurut Sudjana (1996) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani tanaman kopi yang telah menghasilkan, dengan jenis kopi Arabika yang terdapat di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir. Jumlah populasi petani kopi Arabika dalam penelitian ini sebanyak 280 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Pada dasarnya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Hadi, 2000). Sampel dalam penelitian ini yang mewakili populasi terdiri dari petani kopi Arabika itu sendiri. Penentuan sampel ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (1998) berikut ini :

n =

Dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = error tolerance/ persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan (12%)

n =

n = 55,64 = 56

Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5% - 20% karena pada hasil penelitian sosial sulit dipastikan keakuratan data seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 12%, yaitu diantara 5% hingga 20%. Perhitungan diatas diperoleh nilai sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 56 petani kopi Arabika dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 280 petani.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah metode Purposive

dimana semua unsur dari populasi petani kopi Arabika dipilih berdasarkan criteria dan tujuan tertentu.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani yang membudidayakan kopi Arabika yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan, wawancara langsung dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS Sumatera Utara, Dinas Perkebunan Kabupaten Samosir, PPL, Kepala Desa , literature, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lainlain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut (Ahmadi, 2001).

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan dalam usahatani merupakan perkalian antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi. Sedangkan menurut Boediono (1995), penerimaan total (total revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan output-nya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Q x P Keterangan:

TR = Penerimaan total (Rp)

Q = Jumlah produksi yang dihasilkan (kg) P = Harga (Rp)

Pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali masa tanam terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh petani yang tidak tergantung pada besarnya output yang dihasilkan.Biaya variabel diartikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh output yang dihasilkan. Kedua biaya tersebut jika dijumlahkan akan menghasilkan biaya total.

Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus : TC = FC + VC Dimana : TC = Total cost FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost

Pendapatan bersih (keuntungan) petani adalah selisih antara total penerimaan (TR) dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali masa tanam (TC). Untuk menghitung jumlah pendapatan petani digunakan rumus :

π = TR –TC

Dimana:

π = Pendapatan petani TR = Total Revenue TC = Total Cost

Pendapatan petani dinyatakan lebih besar apabila usahatani yang dilakukan efisien, dalam artian penggunaan faktor produksi menggunakan biaya minimal untuk menghasilkan produksi kopi yang maksimal. Karena keberhasilan petani tidak hanya diukur dari besarnya hasil produksi, akan tetapi juga dilihat dari besarnya biaya dalam proses proses selama produksi berlangsung. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi sangat menentukan pendapatan bersih petani. Keuntungan merupakan insentif bagi petani untuk melakukan proses produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan petani untuk mengalokasikan sumberdaya

ke proses produksi tertentu. Petani bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi (Sunaryo, 2001).

Untuk tujuan pertama, yaitu menganalisis kelayakan usahatani kopi Arabika digunakan alat analisis dengan menggunakan metode analisis NPV, Net B/C dan IRR dalam Ibrahim (2009), dengan mengamati arus kas dari usahatani.

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Bila NPV > 0, maka usahatani tersebut layak.

Dimana :

NPV = Nilai uang sekarang dan waktu tertentu Bt- Ct = Pendapatan bersih pada tahun t

i = Tingkat suku Bunga yang berlaku t = Jangka waktu (tahun ke)

I = Investasi awal usaha Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung

pada saat NPV sama dengan nol. Rumusnya sebagai berikut:

Bila IRR ≥ i maka usahatani dikatakan layak Bila IRR ≤ i maka usahatani dikatakan tidak layak

Net B/C

B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit).

Apabila net B/C > 1, maka usahatani kopi layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka usahatani tidak layak untuk dilaksanakan.

Dimana:

Bt = Benefit usahatani pada tahun t Ct = Biaya usahatani pada tahun t n = Umur ekonomis

t = Jangka waktu (tahun ke) I = Investasi Awal usaha

i = Tingkat suku bunga yang berlaku

Untuk tujuan kedua, yaitu untuk mengetahui berapa besar proporsi pendapatan usaha tani kopi Arabika terhadap pendapatan total keluarga yang disebut dengan kontribusi pendapatan keluarga digunakan alat analisis dengan menggunakan metode analisis proporsi. Dengan analisis ini petani dapat mengetahui persentase yang dihasilkan dari pendapatan usahatani selain kopi Arabika, dan pendapatan dari kegiatan non usahatani termasuk kegiatan non pertanian, terutama pendapatan

usahatani kopi Arabika sebagai komoditas utama keluarga terhadap pendapatan total keluarga. Analisis proporsi ditentukan dengan menggunakan Rumus dari Tan (1977), yaitu:

Y =

x 100%

Dimana :

Y = Proporsi pendapatan/ kontribusi pendapatan A = Jumlah pendapatan usahatani kopi Arabika

B = Pendapatan rumahtangga petani (Pendapatan Total Keluarga) i = 1,2,3,…………..n

Keterangan, dengan ketentuan apabila :

Kontribusi Pendapatan Usahatani kopi Arabika > 50% Kontribusinya besar Kontribusi Pendapatan Usahatani kopi Arabika < 50% Kontribusinya rendah

Pendapatan total keluarga petani diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan usahatani dan pendapatan non usahatani baik yang berasal dari sektor pertanian maupun sektor non pertanian.

Untuk tujuan ketiga, yaitu untuk mengetahui hambatan-hambatan teknis usahatani kopi Arabika dalam upaya peningkatan produktivitas dijelaskan secara deskriptif sesuai dengan keadaan yang ada di daerah penelitian.

3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi

Penelitian ini perlu dibuat definisi dan batasan operasional untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran sebagai berikut :

1. Usahatani adalah suatu kegiatan yang dilakukan petani untuk mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.

2. Usahatani kopi Arabika adalah suatu kegiatan yang dilakukan petani mulai dari memproduksi biji kopi Arabika hingga dipasarkan yang dilakukan oleh petani di daerah penelitian.

3. Produktivitas adalah produksi tanaman kopi Arabika yang diusahakan per satuan luas lahan per satuan waktu.

4. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis.

5. Luas lahan adalah areal pertanaman kopi yang dimiliki oleh petani diukur dengan satuan hektar.

6. Produksi tanaman kopi adalah semua hasil tanaman kopi arabika yang dibudidayakan petani dalam bentuk kopi beras dan buah kopi merah.

7. Kopi Biji adalah biji kopi yang sudah dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari.

8. Gelondong merah (cherry red) adalah bentuk buah panen atau biji kopi yang langsung dijual setelah dipetik dari pohonnya.

9. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung yang dinyatakan dalam rupiah per tahun. 10.Penerimaan usahatani adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan

harga oleh tanaman usahatani kopi dan tanaman semusim selama musim tanam masa produksi yang dihitung dalam rupiah/musim tanam.

11.Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dari usahatani dengan total biaya atau pengeluaran usahatani (biaya variabel ditambah biaya tetap), selama satu musim tanam atau pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi usahatani setelah dikurangi dengan biaya total produksi yang dikeluarkan per satuan luas dalam satu rupiah.

12.Pendapatan usahatani kopi adalah hasil yang diterima dari selisih penerimaan usahatani kopi Arabika dengan total biaya produksi kopi Arabika.

13.Pendapatan total keluarga adalah pendapatan yang dihasilkan oleh seluruh anggota keluarga baik dari kegiatan usahatani, maupun non usahatani.

14.Kontribusi pendapatan usahatani kopi Arabika adalah bagian pendapatan yang dihasilkan usahatani kopi Arabika terhadap pendapatan total keluarga.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Paraduan , Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir.

2. Petani sampel adalah petani yang melakukan usahatani kopi Arabika yang umur tanamannya 3-15 tahun, dan sampel petani usahatani kopi Arabika adalah 56 petani.

42

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Geografi dan Topografi

Desa Paraduan merupakan salah satu dari 8 Desa yang terletak di Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir. Desa Paraduan berada pada ketinggian 1200 m – 1300m di atas permukaan laut dengan luas wilayah 925 Km2 serta menempuh jarak 10 Km dari Ibukota Kecamatan Ronggur Nihuta dan 12 Km dari Ibukota Kabupaten Samosir. Desa Paraduan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Sabungan Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta Sebelah Selatan : Desa Parmonangan Kecamatan Pangururan

Sebelah Barat : Desa Salaon Hutanamora Kecamatan Pangururan Sebelah Timur : Desa Lintong Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta 4.1.2. Demografi

A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk di Desa Paraduan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6 :

Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Persentase (%) 1 Laki-Laki 651 49,4 2 Perempuan 667 50,6 Jumlah 1318 100,00

Dari Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki yakni, perempuan sebanyak 667 jiwa dengan persentase 50,6 %, sedangkan laki-laki sebanyak 651 dengan persentase 49,4%. Jumlah penduduk Desa Paraduan berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa tahun 2015 ialah 1318 jiwa.

B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk di Desa Paraduan menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 7 :

Tabel 7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Paraduan , Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2015

No. Kelompok Umur

(Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. 0 – 4 172 13.05 2. 5 – 9 171 12,98 3. 10 – 14 143 10.92 4. 15 – 19 121 9,19 5. 20 – 24 100 7,58 6. 25 – 29 78 5,91 7. 30 – 34 122 9,20 8. 35 – 39 95 7,21 9. 40 – 44 90 6,82 10. 45 – 49 65 4,93 11. 50 – 54 45 3,41 12. 55 – 59 52 3,94 13. 60 – 64 34 2,55 14. 65+ 30 2,27 Jumlah 1318 100

Sumber : Profil Desa Paraduan 2014

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Paraduan dengan kelompok umur usia kerja 15- 59 tahun mempunyai jumlah paling banyak yaitu sebanyak 758 jiwa (58,19%) , disusul dengan kelompok umur 0-14 tahun yaitu sebanyak 468 jiwa (37,85%), sedangkan kelompok umur > 60 tahun memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu sebanyak 64 jiwa (4,82%).

C. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Penduduk di Desa Paraduan memiliki jenis pekerjaan yang cukup beraneka ragam. Jumlah kepala keluarga (KK) di Desa Tanjung Beringin berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dari Tabel 8 :

Tabel 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Tahun 2015

No. Pekerjaan Jumlah

(KK) Persentase (%) 1 Petani 280 93,96 2 Pedagang 4 1,34 3 PNS 14 4,70 Jumlah 298 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Paraduan 2015

Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa penduduk Desa Paraduan yang berjumlah 1318 Jiwa terbagi atas 298 kepala keluarga (KK). Sebagian besar penduduk Desa Paraduan bekerja sebagai petani yakin sebanyak 280 KK atau berkisar 93,96% dari sekuruh jumlah KK yang ada. Sedangkan penduduk yang bekerja sebagai PNS sebesar 14 KK atau berkisar 4,7 %, dan paling kecil bekerja sebagai pedagang sebesar 4 KK atau berkisar 1,34%.

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Paraduan cukup memadai sehingga mendukung berbagai aktifitas masyarakat di Desa Paraduan. Sarana dan Prasarana sangat menunjang pembanguanan masyarakat desa. Bila sarana dan prasarana baik maka pembangunan desa dan masyarakatnya akan semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis fasilitas umum yang telah tersedia baik fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun fasilitas peribadatan. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Paraduan dapat dilihat pada Tabel 9 :

Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2015

Sumber : Kantor Kepala Desa Paraduan 2015

4.1.4. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut

Penduduk Desa Paraduan menganut 3 (tiga) agama yaitu Kristen Khatolik, Kristen protestan dan Islam. Kehidupan beragama di Desa Paraduan secara umum berlangsung harmonis. Distribusi penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat jelas pada Tabel 10:

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2014

No. Agama Jumlah Penduduk

(Jiwa) Persentase (%) 1 Kristen Protestan 60 4,5 2 Kristen Khatolik 1250 94,9 3 Islam 8 0,6 Jumlah 1318 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Paraduan 2015

Dari Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Paraduan menganut agama Kristen Khatolik yaitu sebanyak 1250 jiwa dengan persentasi 94,9% dari total penduduk di Desa Paraduan, Kristen Protestan sebanyak 60 jiwa dengan persentasi 4,5 % dari total penduduk di Desa Paraduan, dan Islam sebanyak 8 jiwa dengan persentasi 0,6 % dari total penduduk di Desa Paraduan.

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

(Unit) 1. Polindes 1 2. Gereja 6 3. PAUD 2 4. SD Negeri 2 5. Jalan Tanah 5 6. Jalan Koral 14 7. Jalan Poros 2 8. Embung Air 5 Jumlah 37

Dokumen terkait