• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Metode Pengajaran

1. Pengertian Metode Pengajaran

Metode pengajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Sudjana, 1989:76). Metode pengajaran juga merupakan suatu alat yang dapat merupakan suatu bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Dan karena strategi belajar mengajar merupakan sarana, alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan, 1986:3). Dengan metode pengajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar mengajar guru. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan sebuah atau beberapa metode pengajaran (Ahmadi dan Prasetya, 1997:52-53) adalah bahwa metode pengajaran yang dipergunakan harus dapat:

a.membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa b.Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

d.Merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

e.Mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

f. Meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

g.Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Jenis-Jenis Metode Pengajaran

Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997:53-57) ada sepuluh jenis metode pengajaran yaitu:

a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi

d. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) e. Metode Demontrasi dan Eksperimen f. Metode Kerja Kelompok

g. Metode Sosio Drama h. Metode Karyawisata i. Metode Mengajar Beregu j. Metode Proyek (Unit)

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan pada bagian bab pendahuluan maka jenis-jenis metode pengajaran yang akan dibahas disini adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, dan metode kerja kelompok. Hal ini bertujuan agar penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode pengajaran, media pengajaran, dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi siswa ini lebih terarah.

a. Metode Ceramah

1) Tujuan Penggunaan:

a) Menyampaikan sesuatu kepada orang banyak.

b) Merangsang siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.

c) Menyampaikan materi yang cukup banyak dan dimungkinkan tidak ada metode lain yang sesuai digunakan.

d) Menyampaikan bahan yang berupa instruksi. 2) Kelebihan:

a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan siswa seperti pada metode lain.

c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan lebih mudah walaupun jumlah siswa cukup banyak.

d) Guru sebagai penceramah berhasil baik, maka dapat menimbulkan semangat dan kreasi yang konstruktif.

e) Fleksibel, dalam arti jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat dan diambil yang penting-penting saja.

3) Kelemahan:

a) Guru sulit untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap bahan-bahan yang diberikan.

b) Kadang-kadang guru cenderung ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya hingga bersifat pemompaan.

c) Siswa cenderung menjadi pasif dan adanya kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan karena guru menyampaikan bahan pelajaran secara lisan.

d) Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari siswa, ceramah dapat bersifat ngelantur dan membosankan. Sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor, maka inti dan isi ceramah menjadi kabur.

4) Saran-Saran:

a) Bahan pelajaran harus disesuaikan dengan taraf kejiwaan siswa, lingkungan sosial siswa, serta lingkungan kebudayaan.

b) Bahasa supaya diperhatikan: ucapan, tempo, dan tekanannya.

c) Sikap dan cara berdiri guru sebagai penceramah harus menimbulkan perasaan simpatik.

d) Dalam memberikan pelajaran supaya diadakan variasi: tanya jawab, audio visual, dan sebagainya.

b. Metode Tanya Jawab

1) Tujuan Penggunaan:

a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan. b) Sebagai selingan dalam pembicaraan.

c) Untuk merangsang siswa agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan.

d) Untuk mengarahkan proses berpikir. 2) Kelebihan:

a) Kelas akan hidup karena siswa aktif berpikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara.

b) Dapat melatih siswa agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur.

c) Apabila ada perbedaan pendapat yang timbul diantara siswa atau antara siswa dengan guru dapat membawa kelas pada suasana diskusi.

3) Kelemahan:

a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya.

b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian siswa, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, tetapi bukan sasarannya yang dituju.

c) Dapat menghambat cara berpikir apabila guru kurang pandai dalam menyajikan materi pelajaran.

d) Situasi persaingan bisa timbul apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode ini.

4) Saran-Saran:

a) Pertanyaan-pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas. b) Giliran menjawab secara merata tidak hanya terpusat kepada siswa

tertentu.

c) Menerapkan kemungkinan jawaban pertanyaan, apakah mengandung banyak masalah ataukah hanya terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak”.

c. Metode Pemberian tugas

1) Tujuan Penggunaan:

a) Agar semua pengetahuan yang diterima siswa menjadi lebih menetap.

b) Untuk mengaktifkan siswa agar mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri.

c) Agar siswa menjadi lebih rajin. 2) Kelebihan:

a) Dapat mengisi waktu luang yang konstruktif.

b) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini siswa harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.

c) Membiasakan siswa giat belajar. 3) Kelemahan:

a) Seringkali tugas di rumah dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu-menahu mengenai pekerjaan tersebut.

b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa dalam kemampuan dan minat belajar.

c) Seringkali siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan temannya.

d) Apabila tugas itu selalu banyak atau berat akan mengganggu keseimbangan mental siswa.

4) Saran-Saran:

a) Tugas yang diberikan harus jelas sehingga siswa mengerti bentuk apa yang harus dikerjakan.

b) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

c) Adanya kontrol yang sistematis sehingga mendorong siswa bekerja dengan sungguh-sungguh.

d) Tugas yang diberikan kepada siswa bersifat: • Menarik perhatian siswa

• Mendorong siswa untuk mencari, mengalami, dan menyampaikan.

• Siswa mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan. • Bersifat praktik dan ilmiah.

d. Metode Kerja Kelompok

1) Tujuan Penggunaan:

a) Bila kekurangan alat pengajaran (fasilitas) di dalam kelas. Seandainya dalam suatu kelas hanya terdapat beberapa buah buku saja sedangkan kelas terdiri dari siswa yang cukup banyak. Untuk melaksanakan tugas tersebut harus dibagi dalam beberapa kelompok sehingga masing-masing kelompok dapat memperoleh sebuah buku.

b) Bila kemampuan individual siswa berbeda-beda. Dalam hal ini siswa dapat bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai begitu juga dengan siswa yang setaraf kepandaiannya.

c) Apabila terdapat beberapa unit pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam waktu yang bersamaan atau bila sebuah tugas pekerjaan

lebih baik untuk diperinci maka kelas dibagi menjadi beberapa kelompok menurut jenis kebutuhan dan setiap kelompok bertanggung jawab terhadap tugas khusus tersebut.

2) Kelebihan:

a) Dapat meningkatkan kualitas kepribadian seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya.

b) Siswa yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok.

3) Kelemahan:

a) Memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode lain misalnya dengan metode ceramah.

b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk

c) Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya dan memungkinkan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal.

4) Saran-Saran:

a) Jumlah anggota kelompok jangan terlalu banyak, cukup empat sampai enam orang setiap kelompok.

b) Kelompok hendaknya dibentuk secara demokratis dan merata, dalam arti mempertimbangkan minat siswa.

c) Jumlah anggota dalam setiap kelompok harus seimbang dan merata dalam hal perbandingan siswa yang pandai dan yang kurang pandai, pertimbangan anggota pria dan wanita, dan sebagainya.

Dokumen terkait