• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI KAJIAN

3.3. Metode Kajian

3.3.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data yang relevan seperti ditunjukkan pada Tabel 1, maka

selanjutnya data tersebut diolah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

untuk menentukan komoditas agroindustri dan menyusun strategi

pengembangannya di Kabupaten Bengkalis sesuai dengan tujuan penelitian,

sebagai berikut:

Tabel 1. Tujuan, Metode Analisis, Variabel, Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Tujuan Metode

Analisis Variabel

Jenis

Data Sumber Data

1

Mengidentifikasi sumber-sumber bahan baku agroindustri perdesaan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bengkalis Teknik Skoring - Luas panen. - Produksi. - Penilaian dari ahli. - Sekunder. - Primer. - Data dari instansi terkait. - Wawancara dengan responden ahli. 2 Mengidentifikasi bahan baku komoditas agroindustri perdesaan yang dikembangkan di Kabupaten Bengkalis Teknik Skoring - Penilaian dari ahli. - Primer. - Wawancara dengan responden ahli. 3 Mengetahui faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang mem-pengaruhi

pengembangan agro-industri.

IFE, EFE - Penilaian dari ahli. - Primer. - Wawancara dengan responden ahli. 4 Merumuskan strategi pengembangan agroindustri perdesaan. IE, SWOT, QSPM - Penilaian dari ahli. - Primer. - Wawancara dengan responden ahli.

a. Metode Teknik Skoring

Teknik skoring digunakan untuk penentuan subsektor sumber bahan

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam teknik skoring adalah

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan semua alternatif.

2. Ditentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan.

3. Dilakukan penilaian terhadap semua kriteria.

4. Dilakukan penilaian terhadap semua alternatif masing-masing kriteria.

5. Dih itung nilai dari tiap alternatif.

6. Memberikan jenjang kepada alternatif berdasarkan pada nilai

masing-masing, mulai dari urutan nilai alternatif terbesar sampai yang terkecil.

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan meliputi: (1) Ketersediaan

lahan, (2) Produktivitas lahan, (3) Keterampilan petani, (4) Teknologi;

(5) Potensi pasar, (6) Aksesibilitas, (7) Aspek kelembagaan, (8) Kebijakan

pemerintah, (9) Kondisi lingkungan/alam, (10) Aspirasi/ motivasi petani,

(11) Kemudahan/ketersediaan peralatan.

Dari 11 kriteria tersebut kepada responden diminta untuk

memberikan skor dari 1 sampai 4 (1 = tidak mendukung, 2 = kurang

mendukung, 3 = mendukung, 4 = sangat mendukung). Dalam pen ilaian ini

semua responden diasumsikan memiliki kemampuan yang sama dalam hal

pemberian skoring.

b. Evaluasi Faktor Ekternal (EFE)

Langkah kerja dalam penentuan faktor eksternal dan pembobotan

yaitu : membuat daftar peluang dan ancaman kemudian memberikan bobot

pada tiap peluang dan ancaman, (dari tidak pentin g > 0,0 sampai dengan

24

pada setiap peluang dan ancaman (1 = dibawah rata-rata, 2 = rata-rata,

3 = diatas rata-rata, 4 = sangat diatas rata -rata). Tahap selanjutnya kalikan

bobot dengan rating sehingga menghasilkan weight score, jumlahkan weight

score untuk mendapatkan total weight score (David, 2002).

c. Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Menurut David (2002), langkah penutup dalam melaksanakan audit

manajemen strategis internal adalah membuat matriks Evaluasi Faktor

Internal (EFI) seperti pada Tabel 4. Alat perumusan strategi ini meringkas

dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang

fungsional dari suatu usaha dan matriks ini juga memberikan dasar untu k

menggali dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang ini. Penilaian

intuitif diperlukan dalam mengembangkan matriks EFI. Matriks EFI dapat

dikembangkan dalam 5 langkah sebagai berikut:

1. Tuliskan faktor-faktor sukses kritis, gunakan 10 sampai 20 fakto r

internal terpenting, termasuk kekuatan maupun kelemahan.

2. Berikan bobot dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(terpenting) pada setiap faktor.

3. Berikan peringkat satu sampai empat setiap faktor untuk menunjukan

apakah faktor itu mewakili kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan

kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3) dan kekuatan utama

(peringkat = 4).

4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai

5. Jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan

total nilai yang dibobot.

Berdasarkan analisis matriks faktor internal dan eksternal maka akan

dapat diketahui peluang dan ancaman yang harus direspon paling besar,

serta kekuatan yang akan dioptimalkan dan kele mahan yang akan dieleminir.

Penentuan bobot setiap variabel internal dan eksternal dapat dilakukan

dengan selang pembobotan mulai dari nilai 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(sangat penting), Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1.

Penentuan rating dilakukan terhadap semua faktor strategis baik

internal maupun eksternal, yang kemudian hasilnya dirata-ratakan (mean).

Selang penilaian adalah 1 sampai 4, untuk matriks EFE nilai

mengindikasikan seberapa efektif organisasi meresponden peluang dan

ancaman, sedangkan untuk IFE mengindikasikan seberapa besar kekuatan

dan kelemahan mempengaruhi organisasi.

d. Matriks Internal dan Ekternal (IE)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci total nilai EFI yang

diberi robot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi robot pada sumbu

y. Pada sumbu x total nilai EFI yang diberi bobot dari 1 sampai 1,99

menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2 sampai 2,99

menunjukkan posisi internal yang sedang, nilai dari 3 sampai 4

menunjukkan posisi internal yan g kuat. Pada sumbu y total nilai EFE yang

diberi bobot dari 1 sampai 1,99 menunjukkan posisi ekternal yang rendah,

nilai dari 2 sampai 2,99 menunjukkan posisi ekternal yang sedang, nilai dari

26

Menurut David (2006) Adapun Arti pada masing-masing divisi

adalah sebagai berikut: (1) untuk divisi yang masuk dalam sel I,II dan IV

dapat digambarkan sebagai daerah tumbuh dan kembangkan. (2) divisi yang

masuk dalam sel III, V dan VII dapat dikelola dengan cara jaga dan

pertahankan. (3) untuk divisi yang masuk dalam sel IV, VII dan IX adalah

tuai atau divestasi. Sedangkan keterkaitan antara matriks IE dan matriks

SWOT adalah matriks IE merupakan faktor pengendali dalam melakukan

analisis SWOT.

Gambar 3. Matriks Internal dan Eksternal

e. Analisis SWOT (Strengh -Weaknes-Opportunities-Threats)

Kegiatan selanjutnya adalah analisis

Strengh-Weaknes-Opportunities-Threats (SWOT). Dalam matriks SWOT alternatif formula strategi dilakukan dengan melakukan perbandingan berpasangan. Perbandingan berpasangan

adalah suatu teknik membandingkan suatu komponen dengan komponen

melakukan perbandingan berpasangan, antara kekuatan, peluang, kelemahan

dan ancaman.

Selanjutnya David (2006) mengatakan rerdasarkan matriks SWOT

seperti Tabel 2, dapat dikembangkan beberapa alternatif strategi sebagai

berikut:

1. Strategi ST (Strength – Threatss), yaitu dengan menggunakan kekuatan

yang ada untuk menghindari dan mengatasi ancaman dalam rangka

pengembangan agroindustri.

Tabel. 2. Matriks SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal Strenght (S) Weaknesses ( W) Oppurtunities (O) Strategi S - O Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W – O Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memmanfaatkan

peluang Threats (T) Strategi S - T Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W – T Strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : David, 2006

2. Strategi SO (Strength–Opportunities), yaitu dengan menggunakan

kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam rangka

pengembangan agroindustri.

3. Strategi WO (Weaknesses–Opportunities), yaitu dengan menggunakan

peluang dimiliki untuk mengatasi kelemahan dalam rangka

28

4. Strategi WT (Weaknesses–Threatss), yaitu suatu upaya meminimumkan

kelemahan dan menghindari ancaman dalam rangka pengembangan

agroindustri.

f. Quantitative Strategic Planning Matrikss (QSPM)

QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi

strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada faktor-faktor kunci

eksternal dan internal. Data yang ada dimasukkan dalam tabel yang telah

dipersiapkan dan selanjutnya dianalisis. Menurut David (2006) untuk

menentukan strategi yang paling sesuai maka dilanjutkan dengan analisis.

Tabel Analisis Strategi dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Langkah 1 : Daftarkan peluang/ancaman kunci eksternal dan kekuatan/

kelemahan internal dalam kolom kiri QSPM.

Langkah 2 : Berikan nilai/bobot untuk setiap faktor (Identik dengan nilai

yang diberikan pada matriks EFI dan EFE).

Langkah 3 : Memeriksa (pencocokkan) matriks dan mengidentifikasi

strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk

ditetapkan.

Langkah 4 : Menetapkan nilai daya tarik, yaitu 1 = tidak menarik, 2 = agak

menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = amat menarik.

Langkah 5 : Menghitung total nilai daya tarik, yang merupakan hasil

perkalian bobot dengan nilai daya tarik dalam setiap baris.

Semakin tinggi total nilai daya tarik semakin menarik strategi

Langkah 6 : Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menunjukkan total

nilai daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM, jumlah ini

menunjukkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap

set strategi. Semakin tinggi nilai daya tarik menunjukkan

strategi itu semakin menarik.

Dokumen terkait