• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data menggunakan program komputer yaitu Statistical Package for the Social Science (SPSS) yang dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

1. Editing

Melakukan pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah identitas dan data responden serta kelengkapan pengisian kuesioner.

2. Coding

Dilakukan untuk mengklasifikasikan jawaban atau hasil yang ada ke bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Memasukkan data yang telah diedit dan diberi kode ke dalam program komputer.

4. Cleaning

Melakukan pengecekan kembali data yang telah di-entry agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving

Penyimpanan data untuk dilakukan analisis.

Data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan data penelitian akan dianalisis secara univariat untuk melihat gambaran deskriptif tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai asfiksia neonatal.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr. T. Mansur No.5. Kampus USU, Medan.

4.2 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PENELITIAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat dalam bentuk Google Formulir dan dibagikan secara online melalui media sosial.

Penelitian berlangsung mulai dari bulan Juli hingga November 2021 dengan sampel mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018-2019 sebanyak 222 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling dengan jumlah sampel 111 orang untuk tiap angkatan dan sampel dipilih secara random dengan menggunakan Microsoft Excel. Kuesioner pada penelitian ini berisi 20 soal dengan pilihan jawaban benar atau salah. Karakteristik responden penelitian dibagi berdasarkan jenis kelamin dan angkatan. Data lengkap mengenai karakteristik jenis kelamin dan angkatan responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dan angkatan

Responden Total

Laki-laki Perempuan

Angkatan 2018 52 (46,8%) 59 (53,2%) 111 (100%)

2019 36 (32,4%) 75 (67,6%) 111 (100%)

Total 88 (39,6%) 134 (60,4%) 222 (100%)

Berdasarkan tabel 4.1, responden terbagi atas 2 angkatan yaitu angkatan 2018 dan 2019 dengan masing-masing angkatan sebanyak 111 orang. Perbandingan jenis

kelamin responden adalah jumlah responden laki-laki sebanyak 88 orang (39,6%) dan perempuan sebanyak 134 orang (60,4%). Banyaknya responden berjenis kelamin perempuan disebabkan karena lebih banyaknya mahasiswa berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki.

4.3 DESKRIPSI SUMBER INFORMASI

Preferensi merupakan kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai secara emosional (Triatma, 2010). Begitu pula dalam memilih sumber informasi, ada banyak pilihan sumber informasi yang akan menjadi alternatif sebagai pilihan mahasiswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Sumber informasi berperan penting dalam memperoleh informasi yang benar dan akurat sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa. Berikut deskripsi mengenai distribusi frekuensi sumber informasi responden dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sumber informasi

Frekuensi Persentase (%)

Keluarga 3 1,4%

Petugas Kesehatan 113 50,9%

Media Sosial 46 20,7%

Media Massa / TV 5 2,3%

Media Cetak 27 12,2%

Lain-lain 7 3,2%

Tidak Pernah 21 9,5%

Total 222 100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sumber informasi terbanyak dari responden dalam memperoleh informasi mengenai asfiksia neonatal adalah petugas kesehatan sebanyak 113 orang (50,9%) kemudian diikuti oleh media sosial sebanyak 46 orang (20,7%), media cetak sebanyak 27 orang (12,2%), tidak pernah sebanyak 21 orang (9,5%), lain-lain sebanyak 7 orang (3,2%), media massa/TV sebanyak 5 orang (2,3%), dan keluarga sebanyak 3 orang (1,4%).

4.4 DESKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN

Tingkat pengetahuan responden mengenai asfiksia neonatal dapat dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Pengetahuan responden dikategorikan baik apabila > 75% jumlah pertanyaan dijawab dengan benar, dikategorikan cukup apabila 56-75% jumlah pertanyaan dijawab dengan benar dan dikategorikan kurang apabila < 56% jumlah pertanyaan dijawab dengan benar (Arikunto, 2010).

Dengan menggunakan kategori di atas, pengetahuan responden dikategorikan baik apabila 16-20 pertanyaan dijawab dengan benar, dikategorikan cukup apabila 12-15 pertanyaan dijawab dengan benar dan dikategorikan kurang apabila hanya 0-11 pertanyaan dijawab dengan benar. Berikut ini tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan (tabel 4.3).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 2 0,9%

Cukup 66 29,7%

Kurang 154 69,4%

Total 222 100%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 222 responden sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai asfiksia neonatal yaitu sebanyak 154 orang (69,4%) sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 66 orang (29,7%) dan responden dengan tingkat pengetahuan baik hanya sebanyak 2 orang (0,9%). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa FK USU memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai asfiksia neonatal dengan persentase 69,4%.

Menurut Hutapea (2008), pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan salah satu dari 3 komponen utama pembentuk kompetensi. Dari banyaknya mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai asfiksia neonatal, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi mahasiswa dalam penanganan asfiksia

pada neonatus masih kurang. Oleh karena kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang, maka dapat diprediksi penanganan asfiksia neonatal tidak dapat dilaksanakan dengan baik saat lulusan mahasiswa kedokteran bergabung menjadi bagian dari tenaga medis. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan prevalensi kecacatan dan kematian neonatal akibat asfiksia akan sulit direalisasikan.

Pengetahuan mengenai asfiksia neonatal secara formal telah diberikan kepada mahasiswa kedokteran pada blok Growth & Development System (GDS) di semester 3 maka seharusnya penelitian ini menunjukkan hasil yang baik namun ternyata mayoritas mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, tingkat pendidikan, dan sumber informasi. Berikut merupakan tabel distribusi tingkat pengetahuan mengenai asfiksia neonatal berdasarkan karakteristik responden dan sumber informasi responden.

Tabel 4.4 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan angkatan responden

Tingkat Pengetahuan Total orang (0,9%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 27 orang (24,3%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 83 orang (74,8%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Kemudian pada angkatan 2019, dari 111 responden terdapat 1 orang (0,9%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 39 orang (35,1%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 71 orang (64%) dengan tingkat pengetahuan kurang mengenai asfiksia neonatal.

Pada penelitian ini didapati mahasiswa angkatan 2018 dan 2019 masing-masing memiliki persentase pengetahuan baik yang sama sebesar 0,9%. Namun pada

tingkat pengetahuan cukup, mahasiswa angkatan 2019 memiliki persentase yang yang lebih besar sebesar 35,1% dibandingkan mahasiswa angkatan 2018 sebesar 24,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2019 memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai asfiksia neonatal dibandingkan mahasiswa angkatan 2018.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan mahasiswa angkatan 2019 mendapatkan perkuliahan mengenai asfiksia neonatal pada 2 semester lalu sedangkan mahasiswa angkatan 2018 pada 4 semester lalu. Waktu yang terlalu lama dan banyak masuknya informasi yang baru akan memungkinkan seseorang untuk lupa. Seseorang dapat lupa akan suatu informasi yang pernah diterimanya karena beberapa hal (Lahey, 2006), yaitu:

1. Decay theory : informasi telah terlalu lama tersimpan dalam memori dan tidak digunakan. Tetapi teori ini banyak dibantah karena informasi terlupa justru pada tahapan sensori register dan memori jangka pendek. Jika informasi telah tersimpan dalam memori jangka panjang, maka lupa yang terjadi bukan karena terlalu lama tidak digunakan melainkan karena terganggu atau bercampur dengan informasi lainnya.

2. Interference theory : lupa bukanlah disebabkan oleh informasi telah tersimpan terlalu lama, namun karena terganggu oleh informasi lainnya, misalnya karena informasi tersebut mirip dengan informasi yang akan diingat. Interference ini terdiri dari proactive interference dan retroactive interference. Proactive interference adalah terganggunya ingatan karena adanya informasi lama yang menghambat untuk mengingat informasi baru sedangkan retroactive interference adalah sulitnya mengingat informasi lama karena masuknya informasi baru.

3. Reconstruction (schema) theory : informasi yang telah tersimpan menjadi sulit untuk diingat kembali bukanlah karena terlupa, namun karena muncul dalam bentuk yang distorted atau muncul dalam bentuk yang tidak tepat. Ingatan jangka panjang menjadi terdistorsi karena ingatan kita berkembang sepanjang waktu semakin konsisten dengan skema yang kita miliki. Contohnya, saat telah memiliki konsep yang negatif mengenai seseorang maka kita hanya

menceritakan hal-hal negatif mengenai orang tersebut dikarenakan skema kita dipenuhi oleh ingatan negatif orang tersebut.

4. Motivated forgetting : informasi tersebut menjadi hilang karena memang sengaja dilupakan, karena menimbulkan dampak negatif ketika mengingatnya.

Contohnya, saat pernah mengalami kejadian yang sangat buruk, maka kita akan berusaha melupakannya hingga kejadian tersebut benar-benar terlupa dan sulit untuk diingat.

Selain itu, daya ingat merupakan komponen yang penting dalam belajar.

Banyak mahasiswa yang mudah lupa materi pelajaran yang telah diajarkan. Hal ini dapat terjadi karena materi yang diajarkan hanya tersimpan pada short term memory bukan pada long term memory. Adapun faktor yang memengaruhi daya ingat seseorang terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi, kondisi fisik, motivasi, modalitas belajar individu, dan kemampuan mengingat khususnya kemampuan untuk mengingat kembali materi yang telah disampaikan (recall memory). Faktor eksternal meliputi suasana lingkungan fisik dan suasana lingkungan sosial (Rudi, 2018).

Tabel 4.5 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin responden

Tingkat Pengetahuan Total

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 88 responden yang berjenis kelamin laki-laki tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 25 orang (28,4%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 63 orang (71,6%) dengan tingkat pengetahuan kurang sedangkan dari 134 responden yang berjenis kelamin perempuan terdapat 2 orang (1,5%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik, 41 orang (30,6%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 91 orang (67,9%) dengan tingkat pengetahuan kurang.

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (60,4%). Baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, persentase tingkat pengetahuan terbesar terdapat pada tingkat pengetahuan kurang.

Tabel 4.6 Distribusi tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi responden Sumber Informasi

Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

N % N % N % N %

Keluarga 0 0 1 33,3 2 66,7 3 100

Petugas Kesehatan 0 0 26 23 87 77 113 100

Media Sosial 0 0 18 39,1 28 60,9 46 100

Media Massa/TV 0 0 2 40 3 60 5 100

Media Cetak 2 7,4 10 37 15 55,6 27 100

Lain-lain 0 0 4 57,1 3 42,9 7 100

Tidak Pernah 0 0 5 23,8 16 76,2 21 100

Total 2 0,9 66 29,7 154 69,4 222 100

Berdasarkan tabel 4.6, sumber informasi dari keluarga mengenai asfiksia neonatal sebanyak 3 responden terdiri dari 1 orang (33,3%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 2 orang (66,7%) dengan tingkat pengetahuan kurang.

Sumber informasi dari petugas kesehatan sebanyak 113 responden terdiri dari 26 orang (23%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 87 orang (77%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Sumber informasi dari media sosial sebanyak 46 responden terdiri dari 18 orang (39,1%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 28 orang (60,9%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Sumber informasi dari media massa/TV sebanyak 5 responden terdiri dari 2 orang (40%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang (60%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Sumber informasi dari media cetak sebanyak 27 responden terdiri dari 2 orang (7,4%) dengan tingkat pengetahuan baik, 10 orang (37%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 15 orang (55,6%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Sumber

informasi dari lain-lain sebanyak 7 responden terdiri dari 4 orang (57,1%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang (42,9%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Adapun 21 responden yang tidak pernah mendapatkan informasi mengenai asfiksia neonatal, didapati 5 orang (23,8%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan 16 orang (76,2%) dengan tingkat pengetahuan kurang.

Dari hasil penelitian, sebagian besar responden memperoleh informasi mengenai asfiksia neonatal dari petugas kesehatan yaitu sebesar 50,9%.

Berdasarkan tingkat pengetahuan, responden yang memiliki pengetahuan baik memperoleh informasi mengenai asfiksia neonatal dari media cetak. Ditemukan sebesar 21 responden (9,5%) yang tidak pernah mendapat informasi mengenai asfiksia neonatal. Hal tersebut dapat terjadi karena responden tersebut tidak mendapatkan kuliah mengenai asfiksia neonatal.

Dari banyak sumber informasi yang tersedia, seseorang harus bisa menentukkan informasi mana yang harus diambil atau ditinggalkan agar tidak menyerap informasi yang salah. Pentingnya sebuah informasi membuat mahasiswa berusaha untuk mencari sumber informasi yang memiliki kredibilitas tinggi. Kredibilitas sumber didefinisikan sebagai hal pengidentifikasian suatu sumber informasi agar dianggap sebagai kredibel oleh pembaca (Metzger and Flanagin, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Imam Khalid (2019) dimana media cetak memiliki kredibilitas yang tinggi dikarenakan media cetak memiliki proses percetakan yang panjang. Media cetak yang menerbitkan adalah sebuah lembaga yang memiliki izin dari kementerian komunikasi dan informasi, yang mana jika salah dalam memberikan informasi maka hak ralat pun harus menunggu proses cetak edisi selanjutnya maka dari itu sebelum dilakukan proses percetakan membutuhkan kehati-hatian dari kebenaran informasi itu sendiri.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa FK USU sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan kurang mengenai asfiksia neonatal.

2. Mahasiswa FK USU memperoleh informasi terbanyak mengenai asfiksia neonatal berasal dari petugas kesehatan.

3. Berdasarkan distribusi frekuensi angkatan, mahasiswa FK USU angkatan 2019 memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai asfiksia neonatal dibandingkan mahasiswa angkatan 2018.

4. Berdasarkan distribusi frekuensi jenis kelamin, prevalensi tingkat pengetahuan terbanyak pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan adalah tingkat pengetahuan kurang.

5. Berdasarkan distribusi frekuensi sumber informasi, mahasiswa FK USU dengan tingkat pengetahuan baik memperoleh informasi mengenai asfiksia neonatal melalui media cetak.

Dari hasil penelitian yang menunjukkan kurangnya pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai asfiksia neonatal, maka perlu dilakukan publikasi informasi mengenai asfiksia neonatal pada mahasiswa FK USU melalui berbagai media agar dapat meningkatkan pengetahuan.

5.2 SARAN

1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai asfiksia neonatal masih kurang sehingga diharapkan agar mahasiswa meningkatkan pengetahuannya menjadi lebih baik lagi.

2. Dari hasil penelitian, mayoritas mahasiswa FK USU angkatan 2018 (semester 7) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai asfiksia neonatal,

maka diharapkan kepada mahasiswa FK USU angkatan 2018 untuk mengulang kembali pembelajaran yang di dapatkan selama masa perkuliahan agar saat memasuki masa klinik (co-ass), mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dari pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya.

3. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas penelitian dengan metode penelitian maupun analisis yang lebih tinggi tingkat kevaliditasannya dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdo, R. A., Halil, H. M., Kebede, B. A., Anshebo, A. A., & Gejo, N. G. (2019).

Prevalence and contributing factors of birth asphyxia among the neonates delivered at Nigist Eleni Mohammed memorial teaching hospital, Southern Ethiopia: A cross-sectional study. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(1), 1–

7. https://doi.org/10.1186/s12884-019-2696-6

Ahmed, S. (2020). Risk Factors of Birth Asphyxia Among Neonates Born in Public Hospitals of Tigray , Northern. 13–20.

Asphyxia, F. (2021). 4/9/2021 Foetal Asphyxia - D. El-Mowafi. 9–11.

Cw, G. J. (2021). Birth Asphyxia Pathophysiology Treatment / Management Di erential Diagnosis. 10–13.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pencegahan dan Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum. Pencegahan Dan Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum.

Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha, 2008, Kompetensi Plus : Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi yang Dinamis, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

IDAI. (2017). Kiat membuat anak sehat, tinggi, dan cerdas. Gaya Hidup Aktif Sebagai Modal Optimalisasi Kesehatan, Tumbuh Kembang, Dan Kecerdasan Anak, 27–28. http://fk.ui.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Buku-PKB-Jaya-XIII-Nov-2016.pdf

Kementrian Kesehatan Indonesia, 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Asfiksia, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI http://yankes.kemkes.go.id/unduh/fileunduhan_1610340497_ 731779.pdf/12 Khalid, I. (2021). KREDIBILITAS MEDIA CETAK DAN MEDIA ONLINE.

Journal Penelitian Sosial Keagamaan, 9(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1810/1/012031

Masturoh, I. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (2018th ed.). Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf

Meiliya, Eny dkk. 2019. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan Untuk Dokter, Perawat dan Bidan, Jakarta: EGC

Murila, F., Obimbo, M. M., & Musoke, R. (2012). Assessment of knowledge on neonatal resuscitation amongst health care providers in Kenya. Pan African Medical Journal, 11, 78. https://doi.org/10.11604/pamj.2012.11.78.1444 Nilasari, N., Kharisma, B., & Puti, A. (2019). Analisis Faktor Penyebab Kejadian

Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Ners Dan Kebidanan, 6(2), 251–262.

https://doi.org/10.26699/jnk.v6i1.ART.p251

Nofindra, R. (2019). Ingatan, Lupa dan Transfer dalam Belajar dan Pembelajaran.

8(5), 55. https://e-jurnal.stkiprokania.ac.id/index.php/jpr/article/view/188 Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Novisye Katiandagho1, K. (2015). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Liun kendage Tahuna. Ilmiah Bidan, Volume 3,(2), 1–11.

Nursangadah, & Tjahjaningsih, E. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Kepribadian terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen Organisasional (STUDI PADA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG). Jurnal UNISBANK, 3(1), 629–639.

Pratiwi, S. R., Prasetya, H., & Murti, B. (2020). The Effect of Asphyxia on Neonatal Death: A Meta-Analysis. Journal of Maternal and Child Health, 5(4), 413–

421.https://thejmch.com/index.php?journal=thejmch&page=article&op=view

&path%5B%5D=462

Sandi, A. (2021). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Research & Learning in Education Ingatan II : Pengorganisasian , Lupa dan Model-Model Ingatan.

3(1), 115–123. https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/191 Sankar, M. J., Natarajan, C. K., Das, R. R., Agarwal, R., Chandrasekaran, A., &

Paul, V. K. (2016). When do newborns die? A systematic review of timing of overall and cause-specific neonatal deaths in developing countries. Journal of Perinatology, 36(S1), S1–S11. https://doi.org/10.1038/jp.2016.27

Sastroasmoro, S. Sofyan I. 2017. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-5, Jakarta: Sagung Seto

Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Indonesia: Literasi Media Publishing.

Sosnowski, R. J. (1983). Loyola eCommons The Effects of Asphyxia Neonatorum on Infant State Patterns.

Wall, S. N., Lee, A. C. C., Niermeyer, S., English, M., Keenan, W. J., Carlo, W., Bhutta, Z. A., Bang, A., Narayanan, I., Ariawan, I., & Lawn, J. E. (2009).

Neonatal resuscitation in low-resource settings: What, who, and how to overcome challenges to scale up? International Journal of Gynecology and Obstetrics, 107(SUPPL.). https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2009.07.013

Weldearegay, H. G., Abrha, M. W., Hilawe, E. H., Gebrekidan, B. A., &

Medhanyie, A. A. (2020). Quality of neonatal resuscitation in Ethiopia:

Implications for the survival of neonates. BMC Pediatrics, 20(1), 1–9.

https://doi.org/10.1186/s12887-020-02029-5

Woday, A., Muluneh, A., & St Denis, C. (2019). Birth asphyxia and its associated factors among newborns in public hospital, northeast Amhara, Ethiopia. PLoS ONE, 14(12), 1–13. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0226891

World Health Organisation (WHO). (2016). Making Every Baby Count : audit and review of stillbirths and neonatal deaths. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data, 144.

World Health Organisation (WHO). (2020). Human Resource Strategies to Improve Newborn Care in Health Facilities in Low- and Middle-Income Countries.

WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdalia Zubara Siregar

NIM : 180100004

Tempat / Tanggal Lahir : Balikpapan / 8 Juli 2000

Agama : Islam

Nama Ayah : Raja Muda Siregar

Nama Ibu : Zubaidah Marito Nasution

Alamat : Perum. Johor Indah Permai I blok IV No.9 Riwayat Pendidikan :

1. TK Mahardika Palembang (2005 - 2006) 2. SD Paramount Palembang (2006 - 2012)

3. SMPIT Raudhatul Ulum Sakatiga (2012 - 2015) 4. SMA Negeri 6 Palembang (2015 - 2018)

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2018 - sekarang ) Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) FK USU 2018

2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2018 Riwayat Organisasi :

1. Anggota KKI FOSKAMI PEMA FK USU 2019-2020 Riwayat Kepanitian :

1. Pantia seksi Dana dan Usaha Pengabdian Masyarakat Akbar PEMA FK USU 2019

2. Panitia seksi Dana dan Usaha AEROSOL FK USU 2019

Lampiran B. Surat Ethical Clearance

Lampiran C. Surat Izin Penelitian

Lampiran D. Lembar Penjelasan

Lembar Penjelasan Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Abdalia Zubara Siregar

NIM : 180100004

adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU mengenai Asfiksia Neonatal “. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai asfiksia neonatal.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang memerlukan waktu

± 10 menit untuk mengisi beberapa pertanyaan. Untuk itu, saya memohon kesediaan saudara sebagai responden penelitian ini untuk mengisi kuesioner dengan jujur. Data pribadi dan jawaban yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini.

Setelah memahami penjelasan yang saya berikan, jika saudara bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan / informed consent yang telah disediakan. Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2021

Peneliti,

( Abdalia Zubara Siregar )

Lampiran E. Lembar Persetujuan Responden Informed Consent

( Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan)

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : No. Telp :

Menyatakan bersedia menjadi responden dari : Nama : Abdalia Zubara Siregar NIM : 180100004

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti tentang hal yang berkaitan dengan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU mengenai Asfiksia Neonatal” menyatakan secara sadar dan sukarela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, serta saya akan memberikan jawaban sejujurnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Peneliti, Medan, 2021

Responden,

(Abdalia Zubara Siregar)

NIM : 180100004 ( )

Lampiran F. Kuesioner Penelitian

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MENGENAI ASFIKSIA NEONATAL

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Isilah data diri dengan benar dan lengkap.

2. Baca dan jawab pertanyaan dengan baik dan teliti.

3. Kuesioner terdiri atas 20 pernyataan benar atau salah dimulai dari definisi hingga prognosis asfiksia neonatal.

4. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat.

A. Identitas Responden

1. Asfiksia neonatal merupakan kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia, jaundice dan asidosis.

2. Induksi oksitosin saat persalinan merupakan salah satu faktor risiko asfiksia neonatal.

3. Malpresentasi (misal : sungsang, distosia bahu) pada janin merupakan salah satu faktor risiko asfiksia neonatal.

4. Pemeriksaan fisik yang dijumpai pada asfiksia berat : tonus otot kurang baik, sianosis, frekuensi jantung <

110 kali/menit, refleks iritabilitas ada.

5. Termasuk klasifikasi asfiksia berat apabila di dapati skor APGAR < 5.

6. Asfiksia neonatorum dimulai saat bayi hipoksia akibat gangguan aliran oksigen dari plasenta ke janin saat kehamilan, persalinan, ataupun segera setelah lahir karena kegagalan adaptasi di masa transisi.

7. Manifestasi neurologis, seperti kejang, hypotonia atau koma (ensefalopati neonatus) merupakan salah satu

7. Manifestasi neurologis, seperti kejang, hypotonia atau koma (ensefalopati neonatus) merupakan salah satu

Dokumen terkait