• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode dan Alat Pengumpul Data

METODE PENELITIAN

3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahap yang penting dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dapat mempengaruhi tahap selanjutnya sampai akhirnya pada penarikan kesimpulan. Oleh sebab itu, dalam pengumpulan data memerlukan metode yang sesuai dengan penelitian agar memperoleh data-data yang akurat, relevan serta dapat dipercaya

.

“Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (partisipan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi” (Sugiyono, 2012:63).

“Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjuan ke lapangan” (Sugiyono, 2012:59).

Penelitian ini menggunakan metode pengumpul data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.4.1 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2012:72).

Menurut Hadi (dalam Rahayu & Ardani, 2004:63) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik, dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.

“Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk mendapatkan informasi tentang orang lain, dengan tujuan penjelasan atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu” (Rahayu & Ardani, 2004:63).

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, mewawancari mereka melalui telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri enam sampai delapan partisipan per kelompok (Creswell, 2010:267).

Sehingga dengan wawancara, peneliti mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal itu tidak bisa ditemukan melalui observasi (Stainback dalam Sugiyono, 2012:72).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan percakapan yang dilakukan oleh peneliti yang mewawancarai atau yang mengajukan pertanyaan (intervieweer), serta subjek penelitian sebagai orang yang diwawancarai atau menjawab pertanyaan dari intervieweer yaitu disebut dengan interviewee. Peneliti tidak begitu saja percaya dengan yang dikatakan oleh narasumber namun perlu mengecek dengan kenyataan yang terjadi melalui observasi.

Peneliti menggunakan wawancara dalam mengumpulkan data karena untuk mendapatkan informasi dan jawaban dari narasumber secara lebih

mendalam sesuai dengan fokus penelitian. Sehingga penelitian harus dilakukan secara face to face (bertatap muka) dengan narasumber.

Dalam melakukan wawancara peneliti melakukan beberapa langkah-langkah agar data yang diperoleh selama wawancara sesuai dengan harapan peneliti, yaitu sebagai berikut :

1. Mempersiapkan panduan wawancara (interview guide) yang nantinya akan digunakan untuk pedoman dalam mengumpulkan data melalui wawancara.

2. Membangun hubungan yang baik dengan narasumber penelitian. Hal ini dilakukan agar narasumber merasa nyaman, terbuka dan percaya kepada peneliti saat memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

3. Agar tidak terjadi kelupaan terhadap informasi yang diberikan oleh narasumber, maka peneliti perlu melakukan pencatatan atau perekaman, sehingga data yang diperlukan tidak terbuang sia-sia.

Metode wawancara terdiri dari berbagai macam, tetapi dalam penelitian ini menggunakan wawancara tak terstruktur.

Menurut Sugiyono (2012:74), wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat panduan wawancara atau garis besar mengenai pertanyaan yang akan diajukan. Panduan wawancara atau garis besar dalam wawancara hanyalah berisi petunjuk tentang proses serta isi dari wawancara dan diharapkan dengan adanya kerangka ini peneliti tidak keluar

dari permasalahan yang hendaknya ditanyakan dan untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

Interview guide dalam penelitian ini antara lain adalah :

Tabel 3.2 Interview Guide Kepuasan Perkawinan pada Istri sebagai Pencari nafkah utama keluarga

No Pertanyaan Aspek

1 Apakah kesibukan dalam bekerja menghambat komunikasi dengan pasangan?

Komunikasi 2 Saat tidak bekerja atau libur, apakah menyempatkan

diri untuk berkumpul dengan pasangan dan anak-anak?

Aktivitas Waktu Luang

3 Selama menikah, apakah keluarga anda sering melakukan kegiatan beribadah bersama-sama?

Orientasi Agama 4 Jika ada masalah, apakah segera diselesaikan saat itu

juga atau dibiarkan berlarut-larut?

Penyelesaian Konflik 5 Siapakah yang lebih dominan dalam mengatur

keuangan selama berumah tangga?

Manajemen Keuangan 6 Selama menikah, apa pasangan tetap mesra dan intim

seperti saat awal menikah?

Intimasi Seksual 7 Bagaimana hubungan anda dengan keluarga pasangan? Relasi dengan

Keluarga dan Teman-teman 8 Apakah anak-anak cenderung lebih dekat dengan anda

atau pasangan anda, atau dekat dengan keduanya?

Anak dan

Pengasuhan 9 Hal-hal seperti apakah yang tidak anda sukai dari

pasangan anda?

Masalah yang berkaitan dengan kepribadian

10 Bagaimana pembagian peran dan tugas suami istri selama berumah tangga?

Kesetaraan Peran

3.4.2 Observasi

Observasi adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat

re-checking atau pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya (Rahayu & Ardani, 2004:1).”

Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti merekam/mencatat, baik dengan cara terstruktur maupun semiterstruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari sebagai non partisipan hingga partisipan utuh (Creswell, 2010:267).

Alat observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anecdotal records. Dengan anecdotal records peneliti melakukan pencatatan terhadap hal-hal penting atau tingkah laku istimewa yang berhubungan dengan masalah yang ingin diketahui oleh peneliti pada saat melakukan wawancara dengan peneliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini hanya digunakan sebagai alat untuk melengkapi data yang belum bisa diungkap melalui wawancara.

Hal-hal yang diamati peneliti melalui observasi pada penelitian ini antara lain:

1. Kondisi fisik narasumber

2. Kondisi tempat tinggal narasumber

3. Kecenderungan perilaku yang tampak atau kebiasaan narasumber 4. Sikap yang ditampilkan narasumber saat wawancara

3.4.3 Dokumen Penunjang Kelengkapan Data

Dokumen penunjang merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan observasi. Dokumen penunjang yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulisan dari narasumber mengenai jawaban-jawaban yang ditanyakan

peneliti namun narasumber keberatan untuk dijawab secara langsung melalui wawancara.

Dokumen terkait