• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam dokumen metodologi UKL UPL (Halaman 38-45)

F. Daftar Pustaka

1) Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperlukan dalam studi analisis upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan berupa data primer dan data sekunder tetapi dianggap primer karena berdasarkan perhitungan dari instansi terkait.

Terhadap komponen fisik dan kimia serta biologi, pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel pada lokasi yang telah ditetapkan. Kemudian sampel di bawa untuk di uji laboratorium, sedangkan data biologi dilakukan dengan mengambil sampel air sungai yang kemudian di uji ke laboratorium.

Pengumpulan data sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat dilakukan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan untuk kebutuhan tersebut. Dalam memperdalam informasi, data dilakukan juga wawancara dengan tokoh formal, maupun tokoh informal, tokoh adat dan tokoh agama. Untuk mempertajam analisis data kualitatif dilakukan juga diskusi kelompok terarah (focus group discussion) dengan beberapa responden terpilih.

2) Komponen Geo-Fisik-Kimia a. Iklim Mikro

i. Parameter

Parameter yang ditelaah meliputi curah hujan, jumlah hari/bulan hujan, suhu udara, kelembaban udara relatif, intensitas penyinaran matahari, arah dan kecepatan angin.

ii. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dan informasi iklim mikro di wilayah studi dilakukan melalui data-data sekunder dari instansi terkait yang dalam hal ini Badan Meteorologi dan

Geofisika (BMG) dan dianggap cukup untuk memperoleh gambaran atas kondisi iklim mikro di wilayah studi.

Khusus untuk parameter suhu udara dan kelembaban udara relatif, selain menggunakan data sekunder juga dilakukan pengukuran secara langsung dilapangan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada pagi hari pukul 06.00 – 08.00, pada siang hari pada pukul 12.00 – 14.00, dan pada malam hari pada pukul 17.00 – 19.00 dengan menggunakan thermometer dan hygrometer.

iii. Lokasi

Pengukuran suhu udara, dan kelembaban udara relatif dilakukan di 2 (Dua) lokasi, masing-masing yaitu di area Kegiatan dan area dekat pemukiman masyarakat yang dilalui armada pengangkut material bijih besi serta mineral pengikut.

iv. Metode Analisa Data

Data suhu dan kelembaban udara relatif disajikan dalam bentuk tabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rata-rata yang menggambarkan perbedaan kondisi suhu dan kelembaban relatif pada areal yang berhutan atau belukar rapat dengan areal terbuka. Data iklim mikro yang lain disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian di lakukan perhitungan matematis untuk mendapatkan gambaran curah hujan, hari hujan, intensitas penyinaran matahari, arah dan kecepatan angin dominan yang terjadi di wilayah studi guna menentukan tipe iklim.

b. Kualitas Udara Ambien i. Parameter

Parameter yang akan diuji meliputi konsentrasi partikulat (PM10), NO2, SO2, CO dan O3.

ii. Metode

Data kualitas udara ambien diperoleh melalui pengujian secara langsung dilapangan.

- Metode untuk pengujian (PM10) menggunakan gravimetric dengan sistem radiometri sinar beta-contiunous measurement.

- SO2 menggunakan metode flouresensi ultraviolet-contiunous measurement.

- NO2 menggunakan metode pressure chemiluminesence-contiunous measurement.

- CO menggunakan meode fotometri infra merah-contiunous measurement.

- O3 menggunakan metode Ultraviolet flouresensi absorbans.

Pengujian kualitas udara ambien akan dilakukan oleh Pihak konsultan.

Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan 2 (dua) tempat. Pengujian di dua tempat tersebut dipandang sudah mencukupi mengingat sifat udara ambien yang umumnya terpapar secara luas dan sifatnya homogen. Dengan asumsi tersebut maka pengujian di dua lokasi tersebut dapat mewakili kondisi udara ambien yang ada di area Kegiatan.

iv. Metode Analisa Data

Data hasil pengujian kualitas udara ambien dibandingkan dengan baku mutu udara ambien yang tercantum pada lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Untuk penilaian skala kualitas lingkungan digunakan Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara.

Metode pengumpulan dan analisis data kualitas udara ambien disajikan pada tabel berikut

Tabel 5.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas Udara Ambien (debu dan gas)

Parameter Satuan Metode Pengujian Analisis DataMetode

a. PM10 g/Nm3 gravimetri Hasil pengujian b. NO2 g/Nm3 Pressure

Chemiluminesence- dibandingkandengan Contiuous

Measurement Lampiran PP 41tahun c. CO mg/Nm3 Fotometri Infra merah - 1999 tentang

Contiuous

Measurement pencemaranudara d. SO2 g/Nm3 Flouresensi Ultraviolet

-Contiuous Measurement

e. O3 g/Nm3 Ultraviolet flouresensi absorbans

c. Kebisingan i. Parameter

Parameter yang akan diuji meliputi tingkat kebisingan dan periode kebisingan.

ii. Metode pengumpulan data

Pengujian kebisingan akan dilakukan dengan menggunakan Integreted Sound Level Meter dengan pengukuran di lakukan sebanyak 2 (dua) kali, dimana pengukuran mewakili siang hari dan masing-masing pengukuran dilakukan selama 1 (satu) jam.

iii. Lokasi

Lokasi pengujian dilakukan pada area Kegiatan, dan area sekitar pemukiman penduduk.

iv. Metode Analisa Data

Data kebisingan dibandingkan dengan keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Metode pengumpulan dan analisis data kebisingan disajikan pada tabel

Tabel 5.2. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Kebisingan

Paramet

er Satuan MetodePengujian Metode AnalisisData

Kebising

an dB (A) Integrated SoundLevel Meter Hasil Pengujian dibandingkan dengan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu tingkat Kebisingan

Perhitungan prakiran dampak dari kegiatan mobilitas alat-alat berat dihitung dengan mengukur kebisingan di lokasi sebagai rona kebisingan awal, sedangkan untuk sumber kebisingan dari alat-alat berat dan kendaraan bermotor disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5.3. Intensitas Kebisingan dari Sumber Alat Berat

No Sumber Suara

Intensitas KebisinganPada Jarak

15 m dari sumber (dBA)

1 Traktor 89 2 Backhoe 83 3 Generator 76 4 Float Loaders/ Dozer/Exavator 80 5 Crushing Plant 89

Sumber: Webber,H, et al, 1984 Environment Guidelines for Overland Transportation

Tabel 5.4. Intensitas Kebisingan Kendaraan Bermotor dari Jarak 15 meter dari Sumber

No Jenis Kendaraan

Kecepatan Kendaraan (Km/Jam)

50 60 70 80 9 0 100 > 100 1 Truk Besar (dBA) 82 83 84 85 8 6 87 88

2 Truk Sedang(dBA) 73 77 78 78 83 84 85

3 Sedan (dBA) 63 65 70 70 72 74 75

Sumber: Webber,H, et al, 1984 Environment Guidelines for Overland Transportation

d. Sifat Fisik Tanah i. Parameter

Parameter sifat fisik tanah yang diukur adalah tekstur, struktur, bobot isi, porositas

ii. Metode pengumpulan data

Untuk pengujian sifat tanah, sampel tanah diambil dengan menggunakan ring sampler. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan pada kedalaman yaitu pada kedalaman 0 – 30 cm untuk mengukur porositas dan bobot isi. Sedangkan untuk pengukuran permeabilitas dilakukan pada kedalaman 30 – 60 cm. Setelah sampel tanah diperoleh maka hasil tersebut dideskripsikan, karena sifat fisik tanah bisa langsung di analisa deskripsi secara visual saja, jadi dalam hal ini tidak perlu dilakukan laboratorium.

iii. Lokasi

Pendekatan yang dikembangkan dalam penentuan jumlah dan sebaran pengambilan tanah di lokasi studi, dilakukan pada titik di area Kegiatan.

iv. Metode Analisa Data

Hasil pengujian sifat fisik tanah akan dibandingkan ke dalam skala kualitas lingkungan berdasarkan kriteria dari pusat penelitian tanah dan agroklimat Departemen Pertanian (1983).

e.

Sifat Kimia Tanah i. Parameter

Parameter sifat kimia tanah yang diuji adalah pH tanah disetiap titik disekitar area Kegiatan. Parameter yang diukur meliputi Fe, Cu, Zn dan Pb, karena keempat unsur tersebut merupakan material tambang yang diproduksi dalam bijih besi dan logam dasar serta mineral ikutan. Kandungan mineral terbesar yang dibawa dari tambang menuju pelabuhan, yang di interpretasikan sebagai sumber polutan terbesar di area tersebut.

Pengujian parameter kimia tanah, dilakukan melalui sampel yang diambil secara komposit dengan menggunakan skop atau alat pencukil tanah. Sampel diambil pada kedalaman 0 – 120 cm seberat 0,5 – 1 Kg sehingga diperoleh 1 (satu) buah sampel. Sampel tanah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tempat berupa pollybag dan diberi label lokasi, yang untuk selanjutnya dikirim sebagai upaya uji laboratorium di Universitas Palangka Raya.

iii. Lokasi

Lokasi pengambilan contoh untuk pengujian sifat kimia tanah sama dengan lokasi untuk pengujian sifat fisik tanah.

iv. Metode Analisa Data

Hasil pengujian sifat fisik tanah akan dikonversi kedalam skala kualitas lingkungan berdasarkan kriteria dari pusat penelitian agroklimat Departemen Pertanian (1983).

f. Erosi Tanah i. Parameter

Untuk memprediksi besarnya erosi permukaan tanah yang terjadi, beberapa alat analisis berupa data curah hujan selama 5 tahun, kelerengan tanah, bahan organik tanah, struktur tanah dan peremabilitas tanah perlu pengkajian dalam menentukan tingkat erosi tanah.

ii. Metode pengumpulan data

Data curah hujan di dapat dari stasiun meteorology dan geofisika.

iii. Lokasi

Lokasi disekitar area Kegiatan.

iv. Metode Analisa Data

Analisa erosi digunakan model parametrik yang dikembangkan oleh Wischmeier and Smith (1965, 1978) yang dikenal dengan The Universal Loss Equation (USLE). Persamaan uang digunakan adalah memasukan parameter fisik dan pengelolaan lahan yang mempengaruhi laju erosi kedalam 6 parameter utama. Persamaan yang digunakan adalah:

A = R.K.LS.C.P dimana :

A = Jumlah tanah tererosi R = Indeks Erosivitas Hujan K = Faktor erodibilitas tanah Ls = Faktor Panjang Lereng

C = Faktor vegetasi penutup tanah P = Faktor tindakan konservasi tanah

g. Kualitas Air Sungai i. Parameter

Beberapa jenis parameter yang akan diuji meliputi parameter fisik dan kimia mengacu pada lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Yang meliputi parameter fisik, temperature, DO (dissolved Oxsigen), Fe, Cu, Zn, Pb.

ii. Metode pengumpulan data

Pengambilan contoh berpedoman pada SNI 06-2421-1991 tentang Pedoman pengambilan contoh untuk pengujian Kualitas Air. Jumlah titik sampling ditentukan setelah dilakukan pengukuran debit aliran sungai. Sungai dengan debit 0 – 15 m3/detik jumlah titik sampling sebanyak 2 (dua) titik. Pengambilan dilakukan secara place and time composite, yaitu contoh air dari beberapa titik sampling tersebut diambil dengan volume yang sama dan di uji laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

iii. Lokasi

Lokasi sampel air diambil di sungai dengan 1 (satu) titik dan 1 (satu) titik di pemukiman penduduk di sekitar area Kegiatan.

iv. Metode Analisa Data

Data hasil pengujian laboratorium dibandingkan dengan lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air terutama untuk kelas II. Parameter kualitas air sungai, metode pengujian yang digunakan dan lokasi pengambilan sampel disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5.5. Parameter Kualitas air Sungai dan Metode Pengujian yang digunakan

N

o Parameter Satuan Metode Uji

1 Temperatur 0C Potensiometri

2 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l Gravimetri 3

Zat Padat Tersuspensi

(TSS) mg/l Gravimetri

4 pH - Potensiometri

5 Besi (Fe) mg/l AAS

6 Mangan (Mn) mg/l AAS

7 Tembaga (Cu) mg/l AAS

8 Zinc (Zn) mg/l AAS

9 Krom Heksavalen (Cr +6) mg/l Spektrofotometri

10 Krom Total (Cr) mg/l AAS

N

o Parameter Satuan Metode Uji

12 Raksa (Hg) mg/l AAS

13 Timbal (Pb) mg/l AAS

14 Arsen (As) mg/l AAS

15 Selenium (Se) mg/l AAS

16 Nikel (Ni) mg/l AAS

17 Kobal (Co) mg/l AAS

18 Sianida (CN) mg/l Spektrofotometri

19 Sulfida (H2S) mg/l Titrimetri

20 Flourida (F) mg/l Spektrofotometri

21 Klorin Bebas mg/l Spektrofotometri

22 Amoniak Bebas (NH3 - N) mg/l Spektrofotometri 23 Nitrat (NO3) mg/l Spektrofotometri 24 Nitrit (NO2) mg/l Spektrofotometri

25 BOD5 mg/l

Titrimetri cara Winkler

26 COD mg/l Refluks tertutup

27 Phenol mg/l Spektrofotometri

28 Minyak/Lemak mg/l Gravimetri

Sumber: Lampiran Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.

3) Komponen Biologi

Dalam dokumen metodologi UKL UPL (Halaman 38-45)

Dokumen terkait