• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara terstruktur, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada petani berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan. Penentuan responden SRI dilakukan secara snowball yaitu penentuan responden dari responden sebelumnya, yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Cianjur dan Kecamatan Ciranjang pemilihan ketiga kecamatan tersebut dikarenakan petani SRI lebih banyak dari pada kecamatan lainnya. Sedangkan penetuan responden konvensional dilakukan secara purposive lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Rincian Responden Usahatani Metode SRI dan Konvensional Periode Tahun 2010/2011

Metode Responden

Kecamatan Karang

Tengah Kecamatan Cianjur Kecamatan Ciranjang

SRI 6 Responden 12 Responden 12 Responden Konvensional 6 Responden 12 Responden 12 Responden Sumber: Data Primer, 2011

Keseluruhan sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden SRI dan 30 responden konvensional. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Balai Penyuluh Pertanian Kabupaten Cianjur. Data sekunder mengenai pengetahuan umum tentang pertanian diperoleh dari berbagai literatur yang terdapat di perpustakaan, buku, jurnal dan browsing melalui internet.

26 4.4. Metode Analisis Data

Data–data yang telah diperoleh dari lapangan diklasifikasikan melalui analisis tabulasi. Bentuk tabulasi mudah dibaca dan dipahami dikarenakan data primer hasil wawancara baik kualitatif maupun kuantitatif ditransformasikan/diubah dalam bentuk tabel. Data mengenai biaya, penerimaan, dan lain-lain digunakan sebagai perhitungan dalam analisis pendapatan petani. Perhitungan analisis usahatani dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office

Excel 2007, Minitab Release 14.1, SPSS 17, dan Eview 6. Tabel 2 berikut

ditampilkan matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian.

Tabel 2. Matrik Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1.

2.

3.

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi usahatani SRI dan Konvensional.

Menganalisis pendapatan usahatani padi dengan menggunakan penerapan SRI dan penerapan konvensional

Mengidentifikasi pengaruh penerapan metode SRI terhadap lingkungan Data primer Data primer melalui wawancara (menggunakan kuesioner) Data primer dan data sekunder

Metode Cobb Douglas

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis Deskriptif

4.4.1. Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani SRI dan Konvensional

Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb Douglas. Fungsi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang

27

melibatkan dua atau lebih variabel, variabel yang satu disebut variabel dependen yaitu variabel yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen yang menjelaskan (X). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi SRI dan Konvensional menggunakan kaidah-kaidah dalam regresi yang berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb Douglas. Secara matematik, fungsi Cobb Douglas dapat dituliskan:

Y = aX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5X6b6eu

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut.

Logaritma dari persamaan diatas, adalah:

Ln Y = Ln a+ b1 LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3+ b4LnX4+ b5LnX5+ b6LnX6+ u

Bila fungsi Cobb Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka:

Y = f(X1,X2,...Xn)

Y = produksi usahatani padi X1 = benih (kg)

X2 = pupuk (kg)

X3 = tenaga kerja dalam keluarga (Rp) X4 = tingkat pendidikan (tahun) X5 = pengalaman bertani (tahun) X6 = luas lahan (ha)

a,b = besaran yang akan diduga U = kesalahan (disturbance term) dan

28

Pentingnya penggunaan fungsi Cobb Douglas dalam pendugaan produksi usahatani yaitu:

a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lain, seperti fungsi kuadratik.

b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas.

c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran Return

to Scale.

Menurut Soekartawi (2002) fungsi Cobb Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol

b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan.

c. Tiap variabel adalah perfect competition

d. Perbedaan lokasi (pada fungsi produksi) seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan u.

Selain itu, fungsi Cobb Douglas pun memiliki kelemahan yaitu elastisitas berada dalam linier aditive yang memiliki arti bahwa tidak mempengaruhi interaksi dalam variabel.

4.4.2. Mengidentifikasi Pendapatan dan Kesejahteraan Usahatani dengan Metode SRI dan Konvensional

Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut dengan analisis anggaran arus

29

tunai. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana,

TR = Total Penerimaan Usahatani (Rp) Q = Produksi (Kg)

P = Harga jual produk per unit (Rp/Kg)

Rumus Biaya Tetap (Fixed Cost) juga dapat dipakai untuk menghitung Biaya Variabel (Variabel Cost). Karena total biaya (Total Cost) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya tidak tetap (VC), dapat digunakan rumus:

Pendapatan Usahatani:

Dimana,

 = Pendapatan Usahatani (Rp)

TR = Total Penerimaan Usahatani (Rp) TC = Total Biaya Usahatani (Rp)

Biaya penyusutan perlu diperhitungkan karena usahatani padi ini menggunakan peralatan pertanian dalam aktivitasnya. Biaya penyusutan peralatan pertanian diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang diperkirakan dangan lamanya modal dipakai. Metode garis lurus dirumuskan sebagai berikut:

30

Dimana,

Nb = Nilai pembelian (Rp) Ns = Perkiraan nilai sisa (Rp) N = Umur ekonomi alat (tahun)

Menurut Sajogyo, salah satu penentuan garis kemiskinan diukur dari nilai tukar beras. Berdasarkan nilai tukar beras dibedakan garis kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Di desa ditentukan nilai 180, 240, dan 320 kilogram serta di kota ditentukan nilai 270, 360, dan 480 kilogram setara beras per orang per tahun. Ukuran batas garis kemiskinan Sajogyo dapat dilihat antara lain,

Pendapatan Usahatani (Rp/bulan) > Batas Garis Kemiskinan

Maka, usahatani tersebut tidak dikatakan miskin yang berdampak pada tercukupinya pangan per rumah tangga petani dan kesejahteraan petani tercapai.

Pendapatan Usahatani (Rp/bulan) < Batas Garis Kemiskinan

Maka, usahatani tersebut dikatakan miskin yang berdampak kurang tercukupinya pangan per rumah tangga petani dan kesejahteraan petani belum tercapai.

Penentuan batas garis kemiskinan dapat ditentukan dengan mengkonversikan nilai garis kemiskinan di desa ataupun kota dalam satuan bulan per kilogram, lalu kali dengan harga beras saat ini. Cara mengubahnya dalam satuan rumah tangga petani dikalikan dengan rata-rata jumlah tanggungan jiwa keluarga.

4.4.3. Mengidentifikasi Pengaruh Penerapan Metode SRI terhadap Lingkungan

Budidaya padi menggunakan metode penerapan SRI dapat menghemat air lebih dari 30 persen karena dilihat dari sistem cara pengolahan lahan dengan menggunakan kompos menjadi dasar suatu kebutuhan yang harus diberikan pada

31

lahan untuk meningkatkan konservasi air dan memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Penerapan penggunaan MOL dengan cara teknis masing-masing sesuai dengan bahan yang ada dan merupakan suatu kebutuhan petani pelaku SRI setempat. Dan sistem pengendalian hama terpadu dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati yang tersedia di daerah masing-masing, hal ini dapat menimbulkan interaksi lingkungan yang baik atau terjadinya perputaran siklus kehidupan.

Dokumen terkait