• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2013: 330). Peneliti dalam menggunakan metode triangulasi tidak hanya berusaha mengumpulkan data, tetapi peneliti juga dapat mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data. Metode triangulasi mencakup

42

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode observasi partisipasif, wawancara mendalam, sumber data yang sama secara serempak, sedangkan metode tes adalah metode tambahan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Data yang diperoleh melalui metode tes juga akan digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dengan menggunakan metode triangulasi. Triangulasi sumber mencakup pengumpulan data dari sumber yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sumber penelitian yaitu dari peneliti dan peserta didik. 3.4.1 Metode Observasi Partisipasif

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap tingkah laku dan aktifitas siswa. Peneliti dalam melakukan metode observasi partisipasif langsung terlibat pada kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2013: 310). Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai guru yang melakukan pengajaran dan melakukan observasi mengenai karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Peneliti dalam melakukan observasi karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan menggunakan lembar observasi karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah selama lima kali pertemuan.

3.4.2 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013: 317).

Metode wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yang digunakan untuk mengumpulkan data pengembangan karakter kedisiplinan. Esterberg sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2013: 319) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur yang termasuk dalam kategori wawancara mendalam dimana nantinya peneliti dibantu dengan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui karakter kedisiplinan subjek penelitian, namun pertanyaan yang dilakukan lebih bersifat terbuka dan tidak terbatas pada apa yang ada pada instrumen.

Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapat data yang rinci, jujur dan mendalam (Sutopo, 2002: 59). Pada saat melakukan wawancara mendalam, peneliti sekaligus melaksanakan observasi terhadap kondisi subjek penelitian untuk memberi gambaran mengenai karakteristiknya secara keseluruhan, juga mengenai perilaku atau ekspresi yang terjadi pada saat pertanyaan tertentu dinyatakan dan bahkan perlu menyimak bagaimana cara subjek penelitian mengucapkan kata-katanya. Catatan rinci dari hasil observasi yang dilakukan bersamaan dengan wawancara ini sangat penting fungsinya sebagai data penunjang yang kemungkinan bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang subjek penelitian yang berkaitan dengan karakter kedisiplinan.

Peneliti dalam melakukan wawancara mendalam harus mengembangkan dan mengusahakan situasi yang akrab dengan subjek penelitian. Peneliti jangan secara langsung mengajukan pertanyaan yang pokok supaya dapat dihindari situasi tanya jawab seperti halnya dalam proses interogasi (Sutopo, 2002: 60). Suasana

44

persahabatan yang akrab harus terjalin antara peneliti dan subjek penelitian sehingga subjek penelitian akan lebih terbuka tentang permasalahan yang sedang dihadapi dan peneliti juga dapat membantu subjek penelitian untuk mengembangkan karakter kedisiplinan.

Peneliti melalui wawancara mendalam ini, dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang subjek penelitian dalam mengintrepretasikan kegiatan pembelajaran dan karakter yang ada dalam dirinya, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi dan sifatnya sebagai pelengkap data. Selain itu, hasil wawancara juga dapat digunakan untuk mengecek kredibilitas data observasi, apakah apa yang dilakukan oleh subjek penelitian yang diperoleh melalui hasil observasi cocok dengan apa yang sebenarnya dirasakan oleh subjek penelitian yang datanya diperoleh melalui hasil wawancara. Peneliti melakukan wawancara karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan menggunakan pedoman wawancara karakter kedisiplinan dan kemampuan pemecahan masalah.

3.4.3 Metode Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini terdiri dari tes awal, yaitu tes yang dilakukan sebelum proses pembelajaran dan tes akhir, yaitu tes yang dilakukan sesudah proses pembelajaran.

Tes awal mengujikan kemampuan pemecahan masalah mengenai materi awal tentang lingkaran, sedangkan tes akhir menguji kemampuan pemecahan masalah pada materi lingkaran. Tes tersebut diberikan kepada semua peserta didik kelas VIIIE. Tes awal dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk memilih subjek penelitian. Sedangkan, tes akhir juga diberikan kepada semua peserta didik kelas VIIIE yang di dalamnya terdapat subjek penelitian. Tes akhir digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah subjek penelitian yang dikenai pembelajaran dengan model pembelajaran LAPS-Heuristik mencapai KKM. Tes ini terdiri dari butir soal uraian pada materi lingkaran dan dapat dilihat pada lampiran 38.

3.4.4 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data-data tertulis atau gambar (Arikunto, 2006: 158). Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan atau gambar. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, dll. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dll. Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan metode wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013: 329).

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis atau gambar antara lain daftar nama peserta didik, banyaknya peserta didik, foto kegiatan peserta didik selama penelitian, dan data lain yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Dokumentasi dari penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 41.

46

Dokumen terkait