• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data bagi suatu penelitian diperlukan suatu cara yang dapat menjaring data secara tepat, sehingga data-data yang ingin diperoleh tergolong sebagai data-data yang valid dan akurat yang dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara/interview dan dokumentasi.

1. Metode observasi

Metode observasi adalah studi yang sengaja dan sistematika tentang penomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.92

Sedangkan menurut Winarno metode observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi yang khusus diadakan.

Pada kenyataannya metode observasi dalam pengumpulan data dapat dibagi ke dalam dua metode yaitu:

a. Metode observasi secara langsung merupakan metode pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap segala subyek yang diteiti.

b. Metode observasi tidak langsung merupakan metode pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti melalui perantaraan sebuah alat.93

Dalam penelitian ini peneliti lebih cenderung menggunakan metode observasi langsung, karena dengan melakukan observasi secara langsung, peneliti akan mudah mendapatkan informasi yang

92 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 146.

93

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan. Sehingga dalam melaksanakan penelitian, peneliti dapat memperoleh data yang lebih valid karena akan langsung mengadakan pengamatan di lokasi penelitian. Metode ini dilakukan untuk memperkuat hasil yang didapatkan, sehingga data yang diperoleh nantinya akan sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Dalam melaksanakan observasi di lokasi penelitian, peneliti akan berusaha mengamati objek penelitian secara mendalam mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah, kemudian model strategi kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah dan implikasi pengembangan budaya religius terhadap siswa-siswi di sekolah yaitu di SMP IT Darul Kamilin Bakan.

2. Metode wawancara/interview

Metode wawancara adalah suatu metode/teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian dengan jalan mengadakan dialog dengan responden. Sementara itu dalam buku Burhan Bungim mengatakan bahwa wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.94

94

Dialog yang terjadi dalam metode wawancara ini bisa saja terjadi antara dua orang atau lebih, atau bisa dilakukan baik secara langsung maupun dengan perantara lewat sebuah alat, misalnya lewat telepon, video call, tele confrence dan bertatap muka secara langsung. Secara garis besar ada dua jenis wawancara dan metodenya yaitu :

a. Wawancara terstruktur ialah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Dalam proses wawancara ini, peneliti terlebih dahulu menyusun pedoman pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.

b. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal.95

Moleong menjelaskan, dalam wawancara tidak terstruktur, responden biasanya terdiri atas mereka yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan.96

Kelebihan dari wawancara tidak berstruktur adalah bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap

95 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif., hlm. 139. 96

pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan).97

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara tidak terstruktur dalam proses pengumpulan data. Karena peneliti terlebih dahulu memilih responden atau informan kunci yaitu Kepala Sekolah SMP IT Darul Kamilin Bakan. Di sini Kepala Sekolah lebih mengetahui permasalahan yang terjadi mengenai strategi dalam pengembangan budaya religius.

Adapun sumber data yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staff Tata Usaha dan beberapa siswa. Peneliti akan melaksanakan wawancara dengan beberapa informan yang dipilih mengenai strategi atau langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah, kemudian model strategi kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah dan implikasi pengembangan budaya religius terhadap siswa-siswi di sekolah yaitu di SMP IT Darul Kamilin Bakan.

3. Motode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan peneliti dalam penelitian ini untuk lebih memperkuat dan meningkatkan keakuratan data yang

97 Deddy Mulyadi, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 181.

diperoleh dari hasil obesrvasi dan wawancara. Sehingga memungkinkan peneliti dapat menafsirkan atau menganalisis data temuan penelitian untuk memperkuat hasil observasi dan wawancara dan melakukan pengujian setiap temuan pada latar penelitian.

Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan dengan fokus penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berkaitan dengan penelitian berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.98

Peneliti akan mencari dan memilih dokumen-dokumen mengenai objek penelitian yang berkaitan dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah, kemudian model strategi kepala sekolah dalam pengembangan budaya religius di sekolah dan implikasi pengembangan budaya religius terhadap siswa-siswi di sekolah yaitu di SMP IT Darul Kamilin Bakan.

Dokumen terkait