• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara semi terbuka kepada petani di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan menggunakan instrumen kuisioner. Penentuan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana peneliti memungkinkan untuk memilih contoh berdasarkan pertimbangan tentang karakteristik yang cocok dalam penelitian ini. Hal yang menjadi pertimbangan pada penentuan sampling ini adalah berdasarkan data sasaran luas tanam padi di Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

Dalam penentuan sampel yang akan digunakan untuk menaksir populasi, maka dalam mengambil sampel dari populasi tertentu kita harus benar-benar

56

bisa mengambil sampel yang dapat mewakili populasinya atau disebut sampel representatif. Sampel representatif adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang diambil, dan cara pengambilannya (Bambang dan Lina, 2005).

Dalam menentukan ukuran sampel yang harus diambil agar memenuhi persyaratan representatif tidak ada kesepakatan bulat di antara para ahli metodologi penelitian. Pada umumnya buku-buku metodologi penelitian menyebut angka 5 persen hingga 10 persen untuk menegaskan berapa ukuran sampel yang harus diambil dari sebuah populasi tertentu dalam penelitian sosial (Bambang dan Lina, 2005).

Dalam penelitian ini untuk menentukan besarnya sampel yang akan digunakan ditentukan dengan Rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut.

... (3.1) Dimana :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus tersebut hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan besarnya batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan merupakan taraf seberapa besar kemungkinan terjadinya kebenaran karena kebetulan saja benar. Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Dalam menentukan jumlah sampel

57

dengan menggunakan Rumus Slovin jumlah anggota populasi harus diketahui besarnya, jika populasi tidak diketahui jumah anggota populasinya (populasi tak terhingga), maka rumus ini tidak dapat digunakan.

Dalam Penelitian ini anggota populasi yang diambil adalah Jumlah Penduduk menurut lapangan pekerjaan di Kecamatan Kesesi tahun 2011. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pekalongan. Dari data tersebut dapat jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian padi dan palawija yaitu sebesar 13.686 jiwa. Kemudian data tersebut akan digunakan sebagai Populasi untuk menentukan besarnya Sampel dalam Penelitian ini. Besarnya tingkat toleransi kesalahan ditentukan dengan pertimbangan bidang penelitian. Dalam penelitian di bidang agrobisnis besarnya toleransi kesalahan adalah 0,1. Artinya tingkat akurasi sampel untuk mewakili populasi sebesar 90 persen.

Dengan menggunakan Rumus Slovin maka dapat dihitung besarnya sampel sebagai berikut.

Setelah dihitung telah ditemukan besarnya sampel sebesar 99,27 kemudian dibulatkan ke atas menjadi 100 orang. Kemudian pengambilan

58

sampel akan dilakukan kepada petani yang tersebar di 23 Desa di Kecamatan Kesesi. Ketentuan pengambilan sampel akan dijelaskan pada Tabel 3.1.

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat penggunaan lahan sawah di Kecamatan Kesesi berdasarkan jenis irigasinya. Data tersebut menunjukkan sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Kesesi sudah menggunakan sistem irigasi tehnis. Air irigasi di sawah Teknis ini mengalir terus menerus sepanjang tahun, sehingga keberadaan sawah ini tidak tergantung pada musim sehingga dalam satu tahun dapat ditanami padi sebanyak dua hingga tiga kali. Dengan demikian kebutuhan pupuk yang digunakan juga tinggi. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka sampel dari penelitian ini diambil dari 20 desa dengan jenis sawah beririgasi tehnis tersebut. Untuk mempermudah pengambilan sampel penulis membagi wilayah kecamatan Kesesi dalam 5 kelompok berdasarkan letaknya yaitu blok utara, blok selatan, blok timur, blok utara, dan blok tengah. Dari setiap blok diambil 2 desa dengan luas lahan terluas, diantaranya yaitu:

Blok Utara : Desa Mulyorejo dan Desa Kwigaran Blok Timur : Desa Jagung dan Desa Watugajah Blok Tengah : Desa Karyomukti dan Desa Kaibahan Blok Barat : Desa Sidomulyo dan Desa Kesesi Blok Selatan : Desa Brondong dan Desa Kwasen

Kemudian setiap desa tersebut masing-masing diambil 10 responden (petani) sehingga semuanya berjumlah 100 responden sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin.

59 Tabel 3.1

Luas Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Kesesi berdasarkan jenis sistem irigasi tahun 2011

Satuan m² Desa Tehnis ½ tehnis Sederhana Tadah

Hujan Pasang Surut Lainnya Sementara tidak diusahakan Jumlah Windurojo - - 128.000 147.283 - - - 275.283 Ujungnegoro - 97.695 - 27.000 - - - 124.695 Brondong 10.858 55.586 - 78.017 - - - 144.461 Podosari - 147.345 - - - 147.345 Kwasen 212.982 - 50.937 20.407 - - - 284.326 Langensari 92.035 - - 16.440 - - - 108.475 Jagung 183.313 - - 5,000 - - - 188.313 Watugajah 125.881 - - 11,000 - - - 136.881 Karangrejo 108.203 - - - 108.203 Karyomukti 148.210 - - 29,935 - - - 178.145 Kesesi 240.924 - - 65.524 - - - 306.448 Srinahan 50.284 - - - 50.284 Kaibahan 160.616 - - 850 - - - 161.466 Watupayung 68.500 40.000 - - - 108.500 Krandon 173.210 - - 9.760 - - - 182.970 Ponolawen 127.807 - - - 127.807 Kalimade 76.214 - - 4.445 - - - 80.659 Sidomulyo 144.426 - - - 144.426 Sukorejo 120.020 - - - 120.020 Sidosari 184.837 11.168 - - - 196.005 Mulyorejo 114.838 - - - 114.838 Pantirejo 107.284 - - - 107.284 Kwigaran 134.885 - - - 134.885

60 3.3 Metode Analisis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode analisis sederhana yaitu, metode analisis kuantitatif. Metode nalisis kuantitatif digunakan untuk mengukur ketepatan harga dan kesesuaian dosis pemakaian pupuk oleh petani, untuk mengukur tingkat pendapatan yang diperoleh petani setiap masa panen dan menentukan proporsi biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.

Untuk menghitung ketepatan dan kesesuaian indikator harga dan dosis pengguanaan pupuk akan dihitung menggunakan rumus berikut ini.

Ketepatan Harga

dP = Pr - Pp ...(3.2) Keterangan :

dP = perbedaan harga (Rp)

Pr = harga yang diterima responden (Rp)

Pp = harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah (Rp)

Kesesuain Dosis Penggunaan Pupuk

dQ = Qr – Qp ... (3.3) Keterangan :

dQ = perbedaan jumlah (kg/ha)

Qr = jumlah pupuk yang dipergunakan oleh responden (kg/ha) Qp = jumlah pupuk yang disarankan oleh pemerintah (kg/ha)

61

Ketepatan harga diukur berdasarkan rumus (3.2). Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat selisih antara harga aktual dengan HET. Setelah itu dilakukan perbandingan antara responden yang membeli pupuk bersubsidi dengan harga sesuai HET dan responden yang membeli pupuk bersubsidi dengan harga tidak sesuai HET. Hasil dari perbandingan responden tersebut ditransformasi dalam bentuk persen. Apabila presentasi tepat harga sama dengan atau lebih besar dari 80 persen maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dalam penetapan HET sudah sesuai dan berjalan dengan baik, namun apabila hasil yang menunjukan fakta yang sebaliknya maka kebijakan HET belum berjalan sebagaimana mestinya.

Indikator terakhir dalam penentuan efektivitas kebijakan subsidi pupuk adalah indikator tepat jumlah. Pengukuran tepat jumlah ini berdasarkan selisih antara jumlah aktual dengan jumlah seharusnya yang dijelaskan pada rumus

(3.3). Selanjutnya dilakukan perbandingan antara responden yang

menggunakan pupuk sesuai dengan anjuran dengan responden yang menggunakan pupuk tidak sesuai anjuran dalam bentuk persen. Apabila persentase responden yang menggunakan pupuk sesuai anjuran sama dengan atau lebih besar dari 80 persen maka dapat dikategorikan efektif pada indikator tepat jumlah. Dari keseluruhan persentase indikator dibuat rata-ratanya dalam bentuk persen. Apabila rata-rata tingkat ketepatan sama dengan atau lebih dari 80 persen maka dapat dikategorikan bahwa kebijakan subsidi pupuk sudah efektif.

62

Kemudian untuk menentukan besarnya proporsi biaya-biaya yang telah dikeluarkan petani dihitung dengan cara masing-masing dari biaya tersebut dibagi total biaya keseluruhan kemudian dikalikan 100 persen maka akan didapat proporsi biaya produksi dalam bentuk persen. Untuk menentukan besarnya pendapatan bersih yang diterima petani setiap masa panen digunakan penghitungan sederhana dengan mencari selisih antara pendapatan produksi petani dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani, jika dirumuskan akan menjadi formula sebagai berikut.

Л = TR - TC

Dimana : л = pendapatan bersih petani

TR = pendapatan kotor petani

Dokumen terkait