• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode penyimakan dengan teknik dasar sadap. Teknik lanjutan yang digunakan teknik SLC, teknik rekam, dan teknik catat. Pertama-tama yang dilakukan peneliti ialah menyimak dan mengamati pemakaian bahasa yang diujarkan oleh Ibu-Ibu PKK RT. Langkah kedua, dilakukan pengamatan dan penyimakan, peneliti menyadap informasi yang relevan dengan penelitian ini.

Langkah ketiga, ketika menyadap penggunaan bahasa yang diujarkan oleh Ibu-Ibu PKK RT, peneliti sempat ikut terlibat langsung dalam proses pengumpulan data dan teknik ini disebut teknik libat simak cakap. Langkah keempat yang dilakukan oleh peneliti ialah teknik rekam, dengan cara merekam keseluruhan ujaran dari awal hingga akhir pertemuan dalam arisan PKK RT. Langkah kelima, hasil rekaman didapat, peneliti mencatat keseluruhan ujaran berdasarkan rekaman yang diperoleh berupa transkripsi otografis menggunakan beberapa kertas HVS, teknik ini disebut teknik catat.

63

Dari keterangan di atas, dipertegas oleh Sudaryanto (1988: 1) yang memaparkan bahwa metode-metode pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Metode Simak atau Penyimakan

Disebut metode simak atau penyimakan karena berupa penyimakan dan dilakukan dengan menyimak yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode simak dijabarkan dalam berbagai wujud teknik sesuai dengan macam alatnya. Teknik-tekniknya sebagai berikut.

a. Teknik Dasar = Teknik Sadap

Si peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama dengan segenap kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan seseorang atau beberapa orang. Kegiatan menyadap dapat dipandang sebagai teknik dasarnya dan disebut “teknik sadap”.

b. teknik lanjutan: teknik SLC

Kegiatan menyadap itu dilakukan pertama-tama dengan berpartisipasi sambil menyimak-berpartipasi dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Si peneliti terlibat langsung dalam dialog. Adapun ciri khas pelaksanaan berpartisipasi-sambil-menyimak itu adalah diakui dan disadarinya keikutsertaan si peneliti dalam proses pembicaraan oleh lain bicaranya. Serempak dengan itu, si lawan bicara sama sekali tidak tahu bahwa yang diperhatikan olehnya bukan isi pembicaraan lawan bicara melainkan bahasa yang digunakan oleh lawan bicara itu. Teknik ini disebut “teknik simak libat cakap” atau teknik SLC, dengan diri peneliti itu sendiri sebagai alatnya, yaitu untuk dilibatkan langsung dalam

64

membentuk dan memunculkan calon data.

c. teknik lanjutan: teknik SBLC

Si peneliti tidak terlibat dalam dialog atau konversasi, maka tidak ikut serta dalam proses pembicaraan orang- orang yang saling berbicara. Dia bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan lawan bicara atau sebagai lawan bicara yang perlu memeperhatikan apa yang dikatakan pembicara. Dalam teknik SBLC, alat yang digunakan adalah diri peneliti sendiri, hanya dalam teknik SBLC peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut menentukan pembentukan dan pemunculan calon data.

d. teknik lanjutan: teknik rekam

Apabila teknik pertama atau teknik kedua digunakan, sekaligus dapat dilakukan pula perekaman dengan tape recorder tertentu sebagai alatnya. Perekaman terhadap tuturan itu dapat dipandang sebagai teknik lanjutan pula, yaitu teknik lanjutan yang ketiga, dan disebut “teknik rekam”.

e. teknik lanjutan: teknik catat

Pencataan dilakukan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Teknik catat dapat dilakukan langsung ketika teknik pertama atau kedua selesai digunakan atau sesudah perekaman dilakukan. Dalam hal ini, pencatatan itu dapat menggunakan salah satu dari tiga macam transkripsi otografis, fonemis, atau fonetis, sesuai dengan objek sasarannya; selanjutnya diakhiri dengan klasifikasi atau pengelompokan kartu data.

65

2. Metode cakap beserta dengan teknik- tekniknya.

Disebut metode cakap menurut Sudaryanto (1988: 7) karena memang berupa percakapan dan terjadi kontak anatara peneliti selaku peneliti dengan penutur selaku narasumber. Metode cakap dibagi atas beberapa teknik di bawah ini.

a. Teknik Dasar: Teknik Pancing

pada praktiknya, percakapan atau metode cakap itu diwujudkan dengan pemancingan. Si peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama harus dengan segenap kecerdikan dan kemauannya memancing seseorang atau beberapa orang agar berbicara.

b. Teknik Lanjutan: Teknik CS

Kegiatan memancing bicara dilakukan pertama-tama dengan percakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka. Dalam hal ini percakapan itu dikendalikan oleh si peneliti dan diarahkan sesuai dengan kepentingannya, yaitu memperoleh data selengkapnya. Teknik ini disebut “teknik cakap sememuka” atau “teknik CS”.

c. Teknik Lanjutan: Teknik CTS

Dalam teknik CTS atau teknik cakap tersemuka, peranan peneliti sendiri sebagai alat diganti dengan “daftrar aneka pertanyaan”, meskipun untuk peranan orang yang dipancing sebagai alat tidak tergantikan. Teknik ini digunakan sebagai imbangan teknik yang pertama bila karena sebab tertentu kontak langsung dengan pembantu bahasa tidak mungkin dilakukan. Teknik ini

66

dan bahasa yang diteliti itu memiliki wujud tulis.

d. Teknik Lanjutan: Teknik Rekam dan Catat.

Ketika teknik pertama dilakukan yaitu teknik CS maka dapat dilakukan pula perekaman sama seperti apa yang terjadi dalam rangka pelaksanaan metode simak. Kemudian diikuti dengan pencatatan pada kartu sehingga menggunakan teknik catat.

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang berupa ujaran- ujaran. Data-data ini adalah hasil dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di dalam lingkup arisan Ibu-Ibu PKK. Setelah data-data terkumpul, tahap berikutnya ialah perekaman keseluruhan ujaran-ujaran menggunakan alat rekam suara. Langkah selanjutnya, menranskrip semua data dalam bentuk tulis. Setelah data telah dicatat, peneliti membuat form data untuk dikelompokkan dalam masing-masing jenisnya. Kemudian, peneliti mengadakan tabulasi data untuk mengetahui banyaknya kata dan kalimat dari hasil klasifikasi. Langkah berikutnya adalah mengolah data, yaitu data tertulis dideskripsikan dari segi diksi, dan kalimat yang diujarkan oleh Ibu-Ibu PKK RT 11.

Sarwono (2006: 239) menegaskan bahwa analisis kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variabel yang sedang diteliti. Prinsip pokok teknik analisis kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data-data yang sistematis, teratur, terstruktur dan mempunyai

67

makna. Soewandi (1991: 5) menambahkan untuk mengumpulkan data, penelitian kualitatif lebih banyak memanfaatkan tes atau kuesioner atau alat fisik lainnya. Di dalam penelitian kualitatif lebih banyak bergantung pada diri peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data dengan cara mengamati (mengobservasi subjek penelitian). Penelitian ini tidak menggunakan rumus-rumus, dan angka-angka melainkan berupa kata-kata, tindakan. Kata-kata dan tindakan itu diperoleh mungkin dengan pengamatan, wawancara, ataupun melalui rekaman video atau audio, tapes, pengambilan foto, atau film.

Hal ini dipertegas oleh Moleong (2008: 247), secara umum proses analisis data mencakup: reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber berupa dokumen majalah sekolah. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang dikaitkan dengan rumusan masalah. Pada tahap reduksi data ini, peneliti membuat koding yaitu memberikan kode pada setiap ‘satuan’ kata. Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya.

Dokumen terkait