• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan metode pengumpulan data ini sangat berkaitan dengan variabel yang diungkap. Metode yang diperlukan agar memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode yang mampu mengungkap data sesuai yang diharapkan. Tiap-tiap metode dalam penelitian mengandung kelebihan dan kekurangan, maka perlu dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahannya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket

Angket adalah suatu daftar yang berisi daftar pernyataan yang harus dijawab/dikerjakan oleh orang yang hendak diteliti.Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Metode ini diguanakan untuk memperoleh data tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan system ganda. Responden dapat memberikan tanda (√) pada jawaban yang sudah tersedia yang disesuaikan dengan keadaan subjek. Agar data yang diperoleh berwujud kuantitatif maka setiap jawaban diberi skor. Skor setiap alternatif jawaban berdasarkan pada skala Likert, yakni Sangat Tidak Efektif=1, Tidak Efektif=2, Cukup Efektif=3, Efektif=4, dan Sangat Efektif=5. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2013:134-135).

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono 2013: 317). Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan pendidikan sistem ganda serta faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013:329). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai struktur organisasi, arsip-arsip surat kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan system ganda, dan data tentang hasil uji kompetensi tahun sebelumnya bagi siswa yang praktik industri. 4. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kondisi yang ada di lapangan. Menurut Sugiyono (2013:317) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Metode ini digunakan untuk meluruskan data yang masih meragukan maupun untuk keperluan validasi data terutama informasi saran dan prasarana praktik yang tersedia.

5. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2013:330). F. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013: 148) mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Kegunaan instrumen ini agar lebih mudah dalam penelitian dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan sebagai pengumpulan data.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket tertutup dan daftar pertanyaan wawancara.

1. Instrumen Angket Tertutup

Data yang dikumpulkan melalui angket ini adalah data tentang efektivitas pelaksanaan PSG pada DUDI Bidang Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Klaten. Kisi-kisinya berpedoman pada aspek-aspek keterlaksanaan komponen-komponen PSG yang bersumber dari Dikmenjur (1997:5) tentang monitoring dan evaluasi PSG dengan

modifikasi seperlunya tanpa mengurangi substansi yang dimaksud. Aspek-aspek tersebut kemudian dibuat butir-butir pernyataan.

Komponen-komponen PSG yang dimaksud meliputi: Program Pendidikan dan Penelitian (Diklat), Sumber Daya Manusia (SDM), Fasilitas Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Siswa, Biaya, dan Institusi Pasangan.

Tabel 5 Kisi-kisi instrumen efektivitas pelaksanaan PSG pada IP SMK

No. RESPONDEN KOMPONEN ASPEK No. BUTIR

1 Pokja Kurikulum

Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Kurikulum PSG (Program Diklat) 1,2,3,4,5 Kompetensi Tamatan 6,7,8,9,10 Perusahaan sebagai IP PSG Syarat perusahaan sebagai IP PSG 11,12

2 Pokja Prakerin (PSG)

Manajemen Pendidikan

Waktu pelaksanaan 1,2,3,4 Guru dan Instruktur 10

Monitoring dan Eveluasi 11,12,13,14 Siswa Kesiapan Siswa 8,9

Penempatan siswa di IP 5,6,7 Biaya Biaya Operasional PSG 15,16,17,18

Sumber Biaya PSG 19,20

3 Kepala Sekolah

Program Diklat Program di SMK dan di IP 1,2,3,4 SDM (Sumber Daya

Manusia)

Guru 6,7,8

Majelis Sekolah 17 Fasilitas Pendidikan Alat 12,15

Bahan 13,14

Manajemen Pendidikan

Guru dan Instruktur 5,9,10 KBM di SMK dan di IP 11

Pemasaran Tamatan 16,18,19,20,21,22

4 Majelis Sekolah (MS)

SDM Majelis Sekolah 1,2,3,4 Fasilitas Pendidikan Alat 12

Bahan 13

Manajemen Pendidikan Sertifikasi Uji Kompetensi 5,6,7,8,9,10,11 Biaya Biaya Operasional PSG 14

5 Institusi Pasangan (IP)

Program Diklat Program di SMK dan di IP 16 SDM Instruktur 2,3,4,5,6 Fasilitas Pendidikan Alat 10,12

Bahan 11,13

Manajemen Pendidikan Guru dan Instruktur 7,8

KBM di SMK dan di IP 19,20,21,22,23 Siswa Kesiapan Siswa 14,15

Jurnal Siswa 17,18 Biaya Biaya Operasional PSG 24

Sumber Biaya PSG 25 Perusahaan sebagai IP PSG Syarat perusahaan sebagai IP PSG 1,9,30

Keberadaan perusahaan sebagai IP 26,27,28,29,31,32

Jumlah Butir Pernyataan 100 Butir

Skala ukur pada instrumen ini adalah skala likert yang sudah dimodifikasi, jawaban pilihan yang disajikan pada instrumen ini, Sangat Tidak Efektif (STE), Tidak Efektif (TE), Cukup Efektif (CE), Efektif (E), Sangat Efektif (SE). Untuk skor dari setiap pilihan jawaban yaitu, STE= 1, TE= 2, CE = 3, E = 4, dan SE= 5.

2. Instrumen Wawancara

Data yang dikumpulkan melalui wawancara terhadap responden adalah data tentang pelaksanaan PSG pada DUDI Bidang Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Klaten serta faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaannya. Kisi-kisinya berpedoman pada aspek-aspek keterlaksanaan komponen-komponen PSG yang bersumber dari Dikmenjur (1997:5) tentang monitoring dan evaluasi PSG dengan modifikasi seperlunya tanpa mengurangi substansi yang dimaksud. Tabel 6 Kisi-kisi instrumen pelaksanaan PSG pada IP SMK

No. RESPONDEN KOMPONEN NO. BUTIR

1 Pokja Kurikulum Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 2 Kepala Sekolah SDM (Sumber Daya Manusia) 1,2,3,4

Manajemen Pendidikan 5,6,7,8,9,10,11,12,13 3 Pokja Prakerin (PSG) Siswa 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 Manajemen Pendidikan 11,12,13,14,15 Biaya 16,17,18,19,20 4 Majelis Sekolah (MS) SDM 1,2,3,4,5,6 Manajemen Pendidikan 7,8,9,10,11,12 5 Institusi Pasangan (IP) Perusahaan sebagai IP PSG 1,15,16,17,18,19,20,21,22 Fasilitas Pendidikan 2,3,4 Manajemen Pendidikan 5,7,8,9,10 Siswa 6 Biaya 11,12,13,14

Sumber: Surya Jatmika (2014: 40) G. Uji Coba Instrumen

Kualitas instrumen penelitian dapat diketahui dengan cara melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, yaitu angket uji coba

instrumen dilaksanakan di SMKN 1 Depok melalui judgment dari para ahli (Kepala Sekolah, Ketua Pokja PSG, dan Ketua Pokja Kurikulum).

Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Terdapat dua uji validitas instrumen yang harus dilakukan, yaitu :

1. Validasi Isi (Content Validity)

Validasi isi instrumen dapat dilakukan dengan melihat pada kisi-kisi instrumen yang direlevansikan dengan indikator, dari indikator akan dijadikan ke dalam butir-butir pernyataan. Instrumen dalam penelitian ini diuji validitas isi (content validity). Menurut Margono (2010:187), content validity menunjuk pada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur apa yang akan diukur.

2. Validitas Konstrak (Construct Validity)

Validitas konstruksi instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat para ahli (Kepala Sekolah, Ketua Pokja PSG, dan Ketua Pokja Kurikulum). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dihapus.