• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penilaian Risiko

Dalam dokumen Konsep dan Implementasi Risk Assessment (Halaman 42-49)

BAB IV. METODOLOGI PENILAIAN RISIKO

B. Metode Penilaian Risiko

Analisis risiko dapat dilakukan pada berbagai tingkatan kedalaman tergantung pada informasi risiko, data, dan biaya yang tersedia. Ada tiga tipe metode analisis risiko yang dapat digunakan untuk menetapkan status/level risiko yaitu kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif menggunakan bentuk verbal atau skala deskriptif untuk menjelaskan besaran kemungkinan dan dampak risiko. Skala ini dapat disesuaikan berdasarkan kondisi dan penjelasan yang berbeda dapat digunakan untuk risiko yang berbeda.

Analisis kualitatif digunakan bila level risiko tidak memungkinkan dari segi waktu dan sumber daya yang ada untuk melakukan analisis numerik dan data numerik tidak mencukupi untuk analisis kuantitatif, atau untuk melakukan pemindaian dini terhadap risiko sebelum melakukan analisis lebih lanjut yang lebih rinci. Contoh-contoh analisis kualitatif disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4.

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 38

Tabel 4.1. Contoh Deskripsi Probabilitas (Kemungkinan)

Level Deskriptor Deskripsi

5 Hampir pasti Diperkirakan muncul dalam semua situasi. 4 Cenderung terjadi Cenderung terjadi pada kebanyakan situasi. 3 Mungkin terjadi Kemungkinan muncul pada waktu tertentu. 2 Kadang-kadang terjadi Dapat terjadi pada waktu tertentu.

1 Sangat jarang terjadi Hanya terjadi pada situasi tertentu. Tabel 4.2. Contoh Deskripsi Dampak

Level Deskriptor Deskripsi

1 Tidak signifikan Tidak ada yang terluka, kerugian keuangan kecil.

2 Minor Diperlukan pertolongan pertama, kebocoran limbah dapat ditangani, kerugian keuangan sedang.

3 Moderat Perlu penanganan medis, kebocoran limbah dapat ditangani dengan bantuan pihak luar, kerugian keuangan cukup tinggi.

4 Major Luka parah, pembuangan limbah tidak pada tempatnya namun tidak memberi efek yang memusnahkan, kerugian keuangan besar.

5 Sangat berbahaya Mati, pembuangan limbah tidak pada tempatnya dengan efek memusnahkan, kerugian keuangan sangat besar. Tabel 4.3. Contoh Matriks Analisis Risiko Secara Kualitatif Kemungkinan

Dampak Tidak

signifikan Minor Moderat Major

Sangat berbahaya

Hampir pasti Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim Cenderung

terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim Mungkin terjadi Rendah Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Kadang-kadang

terjadi Rendah Rendah Moderat Moderat Tinggi Sangat jarang

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 39 Dari contoh di atas, ada yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Risiko dengan kemungkinan terjadi “hampir pasti” dan berdampak “moderat” dikategorikan “ekstrim”.

 Risiko dengan kemungkinan “kadang-kadang terjadi” dan berdampak “minor” dikategorikan “rendah”.

Keuntungan metode kualitatif adalah:

 cepat dan relatif mudah digunakan, bila penilaian risiko terstruktur dengan baik, risiko dapat segera digambarkan dan kemungkinan serta dampaknya dapat diidentifikasi;

 pemakai metode ini dapat memperoleh pemahaman mengenai perbandingan antara beberapa risiko.

Kekurangan metode kualitatif adalah:

 kurang akurat karena risiko dikelompokkan dalam satu tingkatan, padahal kenyataannya secara substantif berlainan level;

 sulit untuk membandingkan risiko pada basis yang sama;  perbandingan antar tingkat risiko bisa tidak konsisten;

 jarang ada justifikasi yang jelas atas proses yang digunakan untuk menimbang risiko pada dampak risiko yang beragam;

 pembedaan antar risiko sangat kurang;

 metode ini menggunakan ukuran deskriptif emosional;

 metode ini memberikan definisi yang sangat disederhanakan mengenai kejadian risiko melalui kombinasi beberapa dampak yang mungkin timbul dari satu kejadian;

 aplikasi analisis keuangan kuantitatif untuk penanganan risiko sangat terbatas.

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 40

2. Analisis Semi Kuantitatif (Kombinasi)

Dalam analisis semi kuantitatif, skala kualitatif yang dijelaskan sebelumnya diberi nilai. Nilai yang diberikan pada setiap deskripsi tidak harus memiliki hubungan yang akurat atas besaran sebenarnya dari kemungkinan atau dampak. Nilai yang ditetapkan harus dapat menghasilkan urutan prioritas yang lebih rinci daripada yang dapat dicapai analisis kualitatif, sekalipun belum merupakan nilai realistis.

Pendekatan ini memberi atribut nilai pada “kemungkinan” dan “dampak” risiko, sehingga dapat dikatakan selangkah lebih maju dari pendekatan kualitatif.

Tabel 4.4 – Contoh Matriks Analisis Risiko Secara Semi Kuantitatif

Kemungkinan Dampak Frekuensi Tahunan 1 (Tidak signifikan) 2 (Minor) 3 (Moderat) 4 (Major) 5 (Sangat berbahaya) 0,5 (Hampir pasti) 0,5 1 1,5 2 2,5 0, 1 (Cenderung terjadi) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,01 (Mungkin terjadi) 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,001 (Kadang-kadang terjadi) 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005

0,0001 (Sangat jarang terjadi) 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,0005

Dari contoh di atas, beberapa hal dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Risiko dengan kemungkinan terjadi “hampir pasti” dan berdampak “moderat”, dikategorikan “ekstrim” dengan nilai 1,5.

 Risiko dengan kemungkinan “kadang terjadi” dan berdampak “minor”, dikategorikan “rendah” dengan nilai 0,002.

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 41

Keuntungan metode semi kuantitatif adalah:

 penerapannya cepat;

 dapat memberikan pemahaman yang masuk akal mengenai perbandingan risiko sekalipun masih bersifat relatif dan bukan mutlak;  pembedaan yang masuk akal antar kejadian risiko;

 penggunaan ukuran deskriptif emosional untuk menentukan tingkat risiko lebih sedikit.

Kekurangan metode semi kuantitatif adalah:

 kurang akurat;

 sulit untuk membandingkan risiko pada basis yang sama, sekalipun dalam beberapa kasus memungkinkan;

 tidak mungkin untuk meyakini bahwa dua kejadian yang dicirikan dengan nilai risiko yang sama merupakan risiko yang serupa.

 metode ini memberikan definisi yang sangat disederhanakan mengenai kejadian risiko melalui kombinasi beberapa dampak yang mungkin timbul dari satu kejadian;

 aplikasi analisis keuangan kuantitatif untuk penanganan risiko terbatas.

3. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik untuk menyatakan kemungkinan dan dampak dengan menggunakan data dari berbagai sumber. Kualitas analisis tergantung pada akurasi dan kelengkapan nilai numerik yang digunakan. Level risiko dapat diperhitungkan dengan metode kuantitatif dalam situasi dimana kemungkinan terjadinya dan dampak risiko dapat dikuantifikasi, selain juga diperlukan dukungan data historis beberapa tahun. Misalnya penilaian risiko terhadap fraud mengarah pada metode kuantitatif. Namun perlu diwaspadai bahwa metode kuantitatif tetap memiliki kelemahan.

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 42 Kemungkinan terjadinya risiko biasanya dinyatakan sebagai probabilitas, frekuensi, atau kemunculan. Dampak diestimasi dengan memodelkan hasil dari sekelompok kejadian, atau dieksplorasi dari studi eksperimen atau data sebelumnya. Dampak dapat dinyatakan dalam ukuran uang, teknis, kriteria kemanusiaan, atau kriteria evaluasi risiko yang telah ditetapkan. Dalam beberapa kasus, diperlukan lebih dari satu nilai numerik untuk menjelaskan dampak pada situasi, kelompok, dan tempat yang berbeda.

Cara menyatakan kemungkinan dan dampak serta cara mengombinasikan keduanya untuk menetapkan status risiko akan berbeda, tergantung pada tipe risiko dan konteks risikonya.

Keuntungan metode kuantitatif adalah:

 bila diperlukan dapat dilaksanakan dengan cepat untuk indikasi pendahuluan atas risiko relatif;

 memberikan pemahaman yang jelas mengenai perbandingan risiko;  proses secara langsung menghitung beragam dampak dan rasional

yang digunakan transparan;

 memberi pembedaan yang baik antar kejadian;

 tidak menggunakan ukuran emosional untuk menjelaskan tingkat risiko;

 mendefinisikan kejadian risiko dengan sangat teliti;

 mudah untuk membandingkan kejadian risiko pada basis yang sama;  dapat mencakup kejadian yang kompleks, misalnya melalui analisis

pohon kejadian (event tree analysis) dengan mengombinasikan beragam dampak yang dapat timbul dari satu kejadian;

 aplikasi yang ekstensif untuk pengembangan strategi penanganan risiko;

 biasanya dapat mencakup kejadian yang tidak dapat dikuantifikasi (unquantifiable), dengan menggunakan pendekatan yang sistematis.

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 43 misalnya, dampak pengurangan akses publik memasuki suatu pantai dapat dikuantifikasi sebagai biaya transportasi menuju lokasi alternatif dan biaya melonjaknya nilai tanah.

Kekurangan metode kuantitatif adalah:

 kurang mengelaborasi persepsi manusia yang justru lebih mendetail dalam hal naratif;

 sulit diterapkan dalam kondisi data kuantitatif yang sangat kurang. Contoh risiko kuantitatif adalah sebagai berikut.

Risiko laba atau rugi keuangan

Laba atau rugi finansial dikalikan dengan frekuensi laba atau rugi akan menghasilkan perkiraan nilai rupiah per tahun.

Risiko kejadian fatal

Kejadian fatal dari suatu aktivitas dapat diperhitungkan sebagai berikut.

Bencana alam atau perbuatan manusia

Dampak dapat dimodelkan dengan menggunakan simulasi terkomputerisasi dan kemungkinannya diperkirakan dengan data historis, pohon masalah (fault tree), atau teknik pengembangan sistem.

Risiko kesehatan

Risiko kesehatan biasanya dinyatakan dengan cara sebagai berikut . a. Rasio terjangkit wabah per tahun adalah perbandingan antara

jumlah orang yang terjangkit dengan total populasi.

Jumlah kematian per tahun dari aktivitas Jumlah kemunculan/kejadian

Pusdiklatwas BPKP – Tahun 2010 44 b. Rasio kemungkinan terjadinya kematian sebelum tingkat umur

tertentu.

c. Jumlah kejadian fatal pada orang usia 70 tahun yang diperkirakan akan muncul, dibagi dengan jumlah orang berusia 70 tahun.

Risiko kesehatan dapat dikembangkan dari data epidemiologi (data survai kejadian fatal atau sakit) atau dari data percobaan terhadap hewan.

Dalam dokumen Konsep dan Implementasi Risk Assessment (Halaman 42-49)

Dokumen terkait