• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini, antara lain:

1. Survey lapangan dan melakukan peninjauan langsung di lokasi Gardu Induk Pare Pare, untuk mendapatkan nilai tahanan jenis tanah.

2. Melakukan dialog dan meminta pandangan ataupun informasi yang berhubungan dengan tugas akhir ini kepada orang-orang yang berkepentingan.

3. Kepustakaan (Library Research), yaitu penulis membaca sejumlah buku yang ada hubungannya dengan sistem pentanahan, terutama yang sering diterapkan pada Gardu Induk.

F. Sistematika Pembahasan

Tugas akhir ini mempunyai susunan pembahasan sebagai berikut:

BAB I Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka BAB III Metodologi Penelitian BAB IV Kesimpulan dan Saran BAB V Penutup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Umum

Pada daerah kelistrikan yang memiliki tegangan tinggi sering terjadi kecelakaan terhadap manusia, seperti kontak langsung atau berada dalam daerah yang mempunyai gradien tegangan yang cukup besar. Olehnya itu sebuah switchyard selalu membutuhkan suatu sistem pentanahan, baik berupa pentanahan untuk sistem, maupun pentanahan untuk peralatan.

Bahaya yang mungkin terjadi di switchyard terutama disebabkan oleh arus yang mengalir ke tanah akibat adanya gangguan hubung singkat ke tanah.

Gangguan hubung singkat pada sistem akan menimbulkan arus hubung singkat yang besar, tergantung dari besar kecilnya tegangan sistem itu. Untuk mendistribusikan arus gangguan dengan cepat ke tanah, maka dibutuhkan tahanan sistem pentanahan yang sekecil mungkin serta dirancang khusus agar gradien potensial yang timbul dan tegangan kontak ke tanah seiuruhnya seragam dan berada pada batas yang aman.

B. Tujuan pentanahan

Secara umum tujuan pentanahan adalah sebagai pengaman dari arus bocor yang terjadi pada peralatan untuk menghindari tegangan sentuh terhadap orang yang menyentuh peralatan pada saat terjadi gangguan.

Gardu Induk adalah daerah yang amat peka dengan gradien tegangan tinggi, karena itu sistem pentanahan yang digunakan pada daerah ini juga harus cukup peka dalam mengamankan peralatan pada saat terjadinya gangguan.

Pentanahan Gardu Induk pada dasarnya dilakukan dengan menanamkan batang-batang konduktor secara vertikal ke dalam tanah, namun dalam perkembangannya juga dilakukan dengan menanamkan batang-batang konduktor secara horizontal dengan permukaan tanah, hal ini dilakukan karena pada daerah berbatu sangatlah sulit untuk menanam konduktor sesuai dengan yang dilakukan pada jenis tanah biasa.

C. Tahanan Jenis Tanah

Tahanan jenis tanah adalah nilai tahanan berdasarkan jenis tanahnya. Di dalam perencanaan sistim pentanahan serta evaluasinya, tahanan jenis tanah merupakan factor penentu keberhasilan pengukuran nilai pentanahan yang diinginkan. Adapun besarnya tahanan jenis tanah sangat dipengaruhi oleh faktor di bawah ini:

- Komposisi tanah - Temperatur tanah - Kelembaban tanah

- Kadar garam dalam tanah 1. Komposisi tanah

Tanah terdiri atas partikel padat, cair dan gas yang membentuk lapisan tanah. Dalam perencanaan dan evaluasi sistim pentanahan, tahanan jenis tanah

diperoleh dari nilai rata-rata pada pengukuran di beberapa tempat pada daerah Gardu Induk.

Pada tabel 2.1 dibawah ini diperlihatkan nilai tahanan jenis tanah untuk beberapa jenis tanah

Tabel 2.1 Nilai Tahanan Jenis

Jenis tanah Tahanan Jenis (Q-m) Tanah rawa

Tanah liat dan tanah ladang Pasir basah

Nilai-niiai tahanan jems tanah pada tabel di atas tidak akan digunakan dalam mengevaluasi sistim pentanahan kerena untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut akan dilakukan pengukuran langsung disesuaikan dengan jenis tanah di lapangan.

2. Kelembaban Tanah

Kadar air dalam tanah sangat mempengaruhi tahanan jenis tanah, dimana semakin besar konsentrasi air dalam tanah, konduktivitas tanah akan semakin besar, dengan demikian tahanan jenis tanah akan semakin kecil.

Keadaan tanah dengan konsentrasi air yang terkandung di bawah 10%

mempunyai tahanan jenis tanah yang besar, dengan demikian tanah tersebut menjadi isolator yang baik. Tetapi dengan kenaikan konsentrasi air sampai 15%,

tahanan jenis tanah akan menurun dengan cepat sekali atau akan menjadi konduktor yang baik.

3. Temperatur Tanah

Nilai tahanan jenis tanah juga dipengaruhi oleh temperatur tanah di sekitar elektroda pentanahan. Hal ini akan lebih jelas perubahannya pada temperatur dibawah titik beku (0°).

Bila temperatur naik, air akan berubah menjadi fasa air, molekul-molekul akan bebas bergerak sehingga daya hantar listrik tanah akan menjadi lebih besar, tahanan jenis tanah menjadi kecil. Pada temperatur tanah yang lebih tinggi akan menyebabkan air dalam tanah akan menguap yang mengakibatkan keadaan tanah semakin kering, maka tahanan jenis tanah semakin besar.

4. Kadar Garam

Pengaruh musim juga berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai tahanan jenis tanah, karenanya untuk mengurangi pengaruh musim tersebut terhadap perubahan tahanan jenis tanah, maka akan dilakukan dengan cara memberikan sodium clorida, dan sodium carbonate, sehingga zat-zat inilah yang menjadi penyeimbang terhadap peningkatan tahanan jenis tanah.

D. Macam-macam Elektroda Pentanahan

Pada dasarnya sistem pentanahan yang dilakukan balk terhadap peralatan-peralatan industri, rumah tangga dan sejenisnya dilakukan dengan menggunakan:

1. Elektroda batang 2. Elektroda strip 3. Elektroda plat

Pemakaian elektroda-elektroda tersebut disesuaikan juga dengan kondisi tahanan jenis tanah, dengan perhitungan dan pertimbangan berdasarkan jenis tanah dimana elektroda pentanahan tersebut akan dipasang.

1. Elektroda batang

Pentanahan dengan elektroda batang adalah pentanahan yang menggunakan satu atau lebih batang penghantar yang ditanam vertikal terhadap permukaan tanah.

Pentanahan yang menggunakan satu batang penghantar merupakan suatu cara pentanahan dengan elektroda batang yang paling sederhana.

Kedalaman penanaman, diameter elektroda serta jumlah elektroda yang digunakan disesuaikan dengan tahanan pentanahan yang dikehendaki. Pemilihan sistem pentanahan dengan menggunakan elektroda batang disesuaikan dengan keadaan tanah, dalam hal ini dianjurkan untuk tidak menggunakan elektroda batang untuk jenis tanah kering dan berbatu.

Gambar 2.1 Elektroda batang serta. posisi pemasangannya Dimana:

y = kedalaman tertanam ( m) x = jarak antara elektroda ( m)

2. Elektroda Strip

Pentanahan dengan menggunakan elektroda strip merupakan pentanahan yang menggunakan elektroda yang berbentuk pita, cincin dan dipilin yang ditanam secara horisontal terhadap permukaan tanah. Ada beberapa bentuk pemasangan elektroda strip, yaitu dengan bentuk grid dan bentuk cincin.

a. Sistem pentanahan elektroda strip dengan bentuk grid

Pentanahan bentuk grid adalah bentuk pentanahan dimana kawat konduktor ditanam sejajar serta saling berhubungan membentuk jala-jala (grid) serta horisontal terhadap permukaan tanah. Bentuk grid ini dapat berupa bujur sangkar atau empat persegi panjang. Tergantung ukuran grid yang digunakan.

Bentuk pentanahan grid seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Elektroda Pentanahan Grid b. Sistem Pentanahan Elektroda Strip dengan bentuk cincin

Pentanahan dengan bentuk cincin adalah dengan membentuk elektroda pentanah^n strip menyerupai bentuk cincin (melingkar) dan kemudian menanam elektroda tersebut secara horisontal ke dalam tanah. Pentanahan jenis ini biasanya dilakukan pada daerah yang berbatu dan kering dimana sulit untuk menanam elektroda batang

c. Sistem pentaaahan elektroda pita

Pentanahan elektroda pita adalah elektroda yang dibuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenampang bulat atau pilin yang pada umumnya di tanam secara dangkal,

Pentanahan dengan cara ini terutama dipakai pada daerah-daerah yang berbatu dan sukar untuk menanam elektroda batang. Pada umumnya elektroda pita ini ditanam sedalam 0,5 m sampai 1 m tergantung dari jenis tanahnya.

Sistem pentanahan dengan bentuk pita ini paling sering digunakan pada sistem pentanahan Gardu Induk karena:

1) Memperkecil gradien yang timbul pada permukaan tanah.

2) Untuk memperoleh tahanan pentanahan yang kecil sesuai dengan dikehendaki, penanaman elektroda pentanahan tidak perlu terlalu dalam.

3) Hubungan dari elektroda pentanahan ke peralatan cukup praktis dan sederhana.

3. Elektroda Plat

Pentanahan dengan sistem plat adalah elektroda dari bahan logam utuh atau berlubang dan pada umumnya ditanam secara dalam, dengan cara ditanam secara horisontal atau vertikal ke dalam tanah, seperti pada gambar berikut

Gambar 2.3. Elektroda plat

Dimana:

a = panjang plat (m) b = lebar plat (m)

t = jarak permukaan tanah dengan tepi atas plat (m)

E. Bahan Elektroda Pentanahan

Sebagai bahan yang umum digunakan untuk elektroda pentanahan adalah tembaga atau baja yang dilapisi tembaga, kecuali pada tempat-tempat yang mengharuskan memakai bahan lain akibat keadaan tempat yang tidak mengizinkan misalnya pada daerah industri kimia.

Tembaga banyak digunakan sebagai elektroda pentanahan karena tahan terhadap korosi dan mempunyai daya hantar listrik yang baik. Adapun syarat-syarat untuk penghantar pentanahan ini adalah :

1. Mempunyai daya hantar yang cukup baik, sehingga tidak menimbulkan gradien potensial di sekitar tempat pentanahan.

2. Tahan terhadap korosi, dan tidak mudah rusak dalam jangka waktu yang lama.

3. Tahan terhadap tekanan mekanis.

4. Tahan terhadap arus gangguan dan sanggup dialiri arus selama gangguan terjadi.

F. Tahanan Tubuh Manusia

Tahanan tubuh manusia berkisar antara 500 Ω sampai 1000 Ω tergantung dari besar tegangan, keadaan kulit pada tempat kontak dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai tahanan tinggi, tetapi terhadap tegangan tinggi, kulit yang menyentuh konduktor langsung terbakar, jadi tahanan kulit ini tidak berarti apa-apa, Jadi hanya tahanan tubuh yang dapat membatasi arus.

Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh manusia yang diperoleh beberapa orang ahli adalah seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Tahanan tubuh manusia

Penettti Tahanan ( Ω) Keterangan

Daziel 500 Dengan tegangan 60 cps

AIEE Commite - 2330 Dengan tegangan 21 volt

Report 1958 1130 Tangan ke tangan Ik = 9 mA

1680 Tangan ke kaki

800 Tangan ke tangan dengan arus DC

Laurent 3000 Tangan ke kaki dengan 50 cps

G. Keadaan Gangguan Tanah

Secara umum bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh tegangan atau arus listrik pada keadaan gangguan tanah terhadap manusia dapat dikelompokkan menjadi jenis bahaya ringan misalnya hanya mengalami kejutan kecil, pingsan sampai pada bahaya yang paling parah yaitu meninggal dunia.

Ringan atau beratnya bahaya yang ditimbulkan, tergantung dan faktor-faktor di bawah ini:

1. Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.

2. Besarnya arus yang melewati tubuh manusia.

3. Jenis arus, searah atau bolak balik.

1. Tegangan

Pada sistem tegangan tinggi sering terjadi kecelakaan pada manusia, dalam hal terjadi kontak langsung atau manusia berada di dalam suatu daerah yang mempunyai gradien tegangan yang tinggi. Tetapi seperti yang telah disebutkan bahwa yang menyebabkan bahaya tersebut adalah besarnya arus gangguan yang mengalir dalam tubuh manusia.

Arus gangguan ini akan mengalir pada bagian-bagian peralatan yang terbuat dari metal (logam) dan juga mengalir dalam tanah di sekitar switchyard. Arus gangguan tersebut menimbulkan gradien tegangan di antara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Dan untuk lebih lanjut akan ditinjau beberapa kemungkinan terjadmya tegangan dan kondisi orang yang sedang berada di dalam dan di sekitar switchyard tersebut.

Sulit untuk menentukan secara tepat mengenai perhitungan tegangan yang mungkin timbul akibat kesalahan, hingga arus mengalir ke tanah apalagi terhadap orang yang sedang berada di dalam atau di sekitar switchyard. Untuk menganalisa keadaan ini maka diambil beberapa pendekatan sesuai dengan kondisi orang yang sedang berada di dalam atau di sekitar switchyard tersebut pada saat terjadi

kesalahan ke tanah. Pada hakekatnya perbedaan tegangan selama mengalirnya arus gangguan ke tanah dapat digambarkan sebagai:

a. Tegangan sentuh b. Tegangan langkah c. Tegangan pindah a. Tegangan sentuh

Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat di antara suatu obyek yang disentuh dan suatu titik berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa obyek yang disentuh dihubungkan dengan kisi-kisi pentanahan yang berada di bawahnya.

Besar arus gangguan di batasi oleh tahanan orang dan tahanan kontak ke tanah dari kaki orang tersebut seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.5. Tegangan sentuh dengan Rangkaian Penggantinya

Dari rangkaian pengganti dapat dilihat hubungan sebagai berikut :

Etouch = + Ik………..(2.1)

dimana :

Etouch = Tegangan sentuh yang di izinkan (volt) Rk = Tahanan badan orang (1000 ohm)

Rf = Tahanan kontak ke tanah dan satu kaki pada tanah yang diberi lapisan koral 10 cm (3000 ohm)

Ik = Besarnya arus yang melalui badan ( A )

Tahanan badan manusia, sebagaimana telah diselidiki oleh beberapa ahli terdapat dalam tabel 2.2 dan sebagai harga pendekatan diambil Rk = 1000 ohm.

Tahanan Rf mendekati harga 3 ps dimana ps adalah tahanan jenis tanah di sekitar permukaan. Arus Ik diambil dengan harga Ik = 0,116/√ .

Dengan demikian tegangan sentuh menjadi :

Etouch = 1000 + 3 , ... (2.2) Dimana:

ρs = Tahanan jenis tanah di sekitar permukaan tanah 3000 ohm meter t = Waktu kejut (detik) atau lama gangguan tanah

Tabel 2,3. Besar tegangan sentuh yang diizinkan dan lama gangguan

Lama gangguan t(detik) Tegangan sentuh yang diizinkan (volt) 0,1

Tegangan sentuh yang mungkin terjadi akibat adanya arus gangguan (Tegangan sentuh sebenarnya), dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Em = . . . Dimana:

Kl = Faktor koreksi ketidakrataan kerapatan arus yang dihitung dengan menggunakan rumus empiris = 0,65 + 0,172. N

D = Jarak antara konduktor parallel

h = Kedalamam penanaman konduktor kisi-kisi

n = Jumlah konduktor parallel pada kisi-kisi utama tidak termasuk konduktor melintang

d = Diameter konduktor kisi-kisi ρ = Tahanan jenis tanah

I = Besar arus gangguan tanah

L = Panjang keseluruhan konduktor pentanahan termasuk electrode Jadi:

Km =

π In. +

πIn

!"#"$%" & " … … … . " ()* +,()* +, b. Tegangan langkah

Tegangan langkah adalah yang timbul diantara dua kaki orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke tanah.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.6. Dalam hal ini dimisalkan jarak antara kedua kaki adalah 1 m dan diameter kaki dimisalkan 8 cm dalam keadaan tidak memakai sepatu

Gambar 2.6. Tegangan langkah dekat peralatan yang diketanahkan

Dengan menggunakan rangkaian pengganti dapat ditentukan tegangan langkah yang diizinkan, seperti pada persamaan di bawah ini:

Eℓ=(Rk+2Rf)Ik... (2.3) Eℓ= (1000+6ρs)x ( , +

Dimana:

Eℓ = Tegangan langkah (volt).

Rk = Tahanan badan orang (ohm).

Rf = Tahanan kontak ke tanah dari satu kaki t = Waktu kejut

ρs = Tahanan jenis tanah di sekitar permukaan tanah.

Dalam label 2.4 diberikan besar tegangan langkah yang diizinkan dan lama gangguan.

Tabel 2.4 Besar Tegangan Langkah yang diizinkan dan lama gangguan

Lama gangguan / (detik) Tegangan langkah yang diizinkan(volt) 0,1

Sedangkan untuk menghitung tegangan langkah sebenarnya, maka digunakan persamaan di bawah ini;

Estep = Ks.Ki.ρ - .- ……….(2.5)

Dimana

Ks = Koefisien yang dimasukkan dalam perhitungan karena efek jumlah (n), jarak (D) dari konduktor grid.

Ki = Faktor koreksi ketidakrataan, dengan memperhatikan ketidak seragaman arus tanah yang mengalir pada bagian-bagian grid yang berbeda.

N = Banyaknya penghantar grid paralel pada suatu jurusan ρ = Tahanan jenis tanah rata-rata (Ω-m)

Ikmak = Besar arus maksimum total rms dalam A yang mengalir diantara pentanahan grid dan tanah, dengan memperhatikan decrement factor dan perkembangan sistem yang akan datang.

L = Panjang keseluruhan konduktor grid tertanam (m) Ks =

π

+

,

+ + + ⋯ … … . . +

()* + ……(2.6)

D = Jarak konduktor grid yang sejajar (m) h = Kedalaman penanaman konduktor grid (m) c. Tegangan pindah

Tegangan pindah adalah hal khusus dan tegangan sentuh, dimana tegangan ini terjadi bila pada saat terjadi kesalahan, orang berdiri di dalam switchyard, dan menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan pada titik jauh sedangkan alat tersebut dialiri oleh arus kesalahan ke tanah.

Gambar 2.7. Tegangan pindah dengan rangkaian pengganti

Gambar diatas terlihat bahwa orang akan merasakan tegangan yang lebih besar bila dibandingkan dengan tegangan sentuh seperti pada gambar 3.1.

Tegangan pindah akan sama dengan tegangan pada tahanan kontak pentanahan total. Tegangan pindah itu sulit dibatasi, tetapi biasanya konduktor-konduktor telanjang yang terjangkau oleh tangan manusia telah diisolasi, dari gambar 2.7 diperoleh:

Epindah = I Ro, dengan anggapan Ik≤ I sebab

+ Rk ≥ Ro Dan:

Ro = !0 + ………..(2.7)

Dimana:

r = Jari-jari ekivalen dari luas switchyard

L = Panjang total dari konduktor kisi-kisi dan batang

Untuk waktu tertentu dari arus gangguan dalam detik, tegangan pindah yang diizinkan adalah sama dengan tegangan sentuh,

2. Arus melalui tubuh manusia

Kemampuan tubuh manusia terbatas terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan masih sukar untuk ditetapkan. Dalam hat ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan baik dengan baik dengan tubuh manusia sendiri maupun menggunakan hewan tertentu. Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus beban berbahaya terhadap organ tubuh manusia telah diadakan berbagai percobaan terhadap beberapa orang sukarelawan yang menghasilkan batas-batas besarnya arus dan pengaruhnya terhadap manusia yang berbadan sehat. Batas-batas arus tersebut kemudian dibagi seperti di bawah ini :

a. Arus mulai terasa atau arus persepsi b. Arus mempengaruhi otot

c. Arus mengakibatkan pingsan atau mati d. Arus reaksi

Tabel 2.5 Arus yang masih dapat ditahan oleh tubuh manusia dengan lama gangguan 0,03 - 5,0 detik

Lama gangguan

Bila orang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut akan memberi pengaruh. Mula-mula akan merangsang syaraf sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya, bila dengan arus bolak balik.

Tetapi bila dengan arus searah akan terasa sedikit panas pada telapak tangan yang menyentuhnya.

Pada Electrical Testing Laboratory New York tahun 1933 telah dilakukan pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan perempuan dan didapat arus rata-rata yang disebut dengan Thereshold Perception Current sebagai berikut:

- Untuk laki-laki : 1,1 mA - Untuk perempuan : 0,7 mA b. Arus mempengaruhi otot

Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya arus persepsi dinaikkan lagi maka otot-otot akan terasa kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan konduktor yang dipegangnya itu.

Di University of California Medical School telah dilakukan penyelidikan terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh angka rata-rata dari arus yang mempengaruhi otot sebagai berikut:

- Untuk laki-laki : 16 mA - Untuk perempuan : 10,5 mA

Berdasarkan penyelidikan ini telah ditetapkan batas arus maksimum dimana orang masih dapat dengan segera melepaskan konduktor bila terkena arus listrik sebagai berikut:

- Untuk laki-laki ;9mA - Untuk perempuan : 6 mA c. Arus fibrilasi

Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dan arus yang mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung yang disebut dengan ventricular fibrilation yang menyebabkan jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang akan segera mati. Untuk menyelidiki keadaan ini tidak mungkin dilakukan terhadap manusia. Untuk

mendapatkan nilai pendekatan suatu percobaan telah dilakukan dengan menggunakan binatang yang mempunyai badan dan jantung yang kira-kira sama dengan manusia. Dari percobaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 99,5 % dari semua orang yang beratnya lebih kurang 50 kg masih dapat bertahan terhadap besar arus dengan waktu yang ditentukan dan persamaan sebagai berikut:

Ik2. t = K atau Ik =

...(2.8) Dimana :

K = 0,0135 untuk manusia dengan berat 50 kg

= 0,0246 untuk manusia dengan berat 70 kg Rumus besar arus lewat tubuh manusia dengan berat 50 kg

Ik = ,

... (2.9) Dimana:

Ik = Besamya arus lewat tubuh manusia (A)

t = Waktu arus lewat tubuh manusia atau lama gangguan tanah.

d. Arus reaksi

Arus reaksi adalah arus terkecil yang dapat mengakibatkan orang menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan sampingan. Karena terkejut orang dapat jatuh dari tangga, melemparkan peralatan yang sedang di pegang yang dapat mengenai bagian-bagian instalasi bertegangan tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang lebih fatal,

Penyelidikan yang terperinci dimana batasan-batasan arus tersebut disusun menurut label dibawah ini:

Tabel 2.6 Batasan batasan Ants Besar arus

(mA)

Pengaruh pada tubuh manusia

0-0,9 Belum dirasakan pengaruhnya dan tidak menimbulkan reaksi apa-apa

0,9 –U Baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak menimbulkan akibat kejang, kontraksi atau kehilangan control

1,2-1,6 Mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di dalam tangan 1,6-6,0 Tangan sampai ke siku terasa kesemutan

6,0-8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah

13-15 Rasa sakit tak tertahankan, penghantar masih dapat melepaskan, namun dengan gaya yang besar sekali

15-20 Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar 20-50 Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia 50-100 Batas arus yang dapat menyebabkan kematian

e. Pengukuran tahanan tanah

Pengukuran tahanan tanah adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui besar tahanan tanahnya berdasarkan kondisi tanah. Pengukuran tahanan tanah ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai tahanan tanah ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai tahanan tanah yang sebenarnya. Tahanan jenis tanah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini:

ρ = 2πa.R ...(2.10)

p = Tahanan jenis rata-rata tanah (ohm-meter) a = Jarak elektroda pengukuran (meter) R = Besar tahanan yang terukur (ohm)

Adapun jarak elektroda pada pengukuran dan cara melakukannya, biasanya dengan cara:

1. Metode empat titik/elektroda (four electrode method).

Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode empat elektroda menggunakan 4 buah elektroda, baterai 12 volt, sebuah amperemeter dan voltmeter yang sensitive, sebagaimana terlihat dalam gambar.

Gambar 2.8. Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode 4 elektroda 2. Metode tiga titik/elektroda (three-point method),

Metode tiga titik dimaksudkan untuk mengukur tahanan pengetanahan.

Misalkan 3 buah batang pengetanahan dimana batang 1 yang tahanannya hendak diukur, dan batang - batang 2 dan 3 sebagai batang pengetanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya.

Gambar 2.9 Metode tiga titik

1. Tahanan sistem Pentanahan Switchyard

1. Tahanan sistem Pentanahan Switchyard

Dokumen terkait