• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

F. Metode Picture and Picture

1. Pengertian Metode Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Trianto (2009), metode pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah sebagai berikut:

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kooperatif.

Menurut Zainal (2014), pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Metode Picture and Picture ini berbeda dengan media gambar dimana Picture and Picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Zaenal (2014), pembelajaran kooperatif Picture and Picture menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar

c. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep

atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Menurut Agus (2009), terdapat enam langkah Metode Pembelajaran Picture and Picture yaitu:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).

d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.

e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.

f. Kesimpulan atau Rangkuman. 3. Tipe Picture and Picture

Tipe Picture and Picture yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Picture and Picture mengelompokkan. Pengelompokkan gambar berdasarkan pada klasifikasi dan ciri-ciri gambar. Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan nama, ciri-ciri benda yang diamati. Hasil diskusi kelompok dicatat dalam catatan khusus, dipandu dengan lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru (Usman, 19).

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Picture and Picture a. Kelebihan Metode Picture and Picture

Menurut Trianto (2009), kelebihan Picture and Picture adalah : 1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2) Melatih berpikir logis dan sistematis

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Sedangkan menurut Istarani (2011), kelebihan Picture and Picture adalah :

1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

b. Kelemahan Metode Picture and Picture

Menurut Trianto (2009), kelemahan metode Picture and Picture adalah: 1) Memakan banyak waktu saat memasangkan gambar atau

mengurutkan gambar.

2) Dapat terjadi kekacauan atau kegaduhan di kelas.

3) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. G. Keanekaragaman Hayati

Materi Tingkatan Keanekaragaman Hayati terangkum dalam Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia serta Kompetensi Dasar 4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai

keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, berdasarkan kurikulum 2013. Secara umum materi yang akan dipelajari dalam sub bab Tingkatan Keanekaragaman Hayati, yaitu :

1. Tingkat Keanekaragaman Hayati 2. Tipe Ekosistem

3. Keanekaragaman Hayati Indonesia 4. Menghilangnya Keanekaragaman Hayati 5. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

H. Pembelajaran Keanekaragaman Hayati dengan metode Picture and Picture

Setiap siswa membentuk kelompok 4-6 orang siswa di dalamnya. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan gambar-gambar yang memuat tentang Keanekaragaman Hayati. Kemudian siswa berdiskusi untuk menjawab soal pada LKS dan guru memanggil atau menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar sesuai dengan Tingkatan Keanekaragaman Hayati. Siswa yang dipanggil untuk memasang gambar harus mampu menjelaskan alasan memasang gambar tersebut pada Tingkatan Keanekaragaman Hayati.

Dengan menggunakan metode Picture and Picture pada materi Keanekaragaman Hayati, siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat secara aktif mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada metode Picture and Picture siswa akan ditunjuk oleh guru secara acak untuk memasangkan gambar dan memberi alasan pemasangan gambar

tersebut. Pada metode Picture and Picture, siswa juga diberi waktu untuk berdiskusi bersama teman-temannya, sehingga setiap siswa dapat aktif berpendapat dan dapat memecahkan masalah bersama.

I. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Aprilia Lestari (2016), dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Tipe Picture and Picture yang digunakan adalah tipe mencocokkan gambar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil belajar meningkat dari rata-rata siklus I adalah 72,00 menjadi 81,66 pada siklus II. Motivasi siswa pada siklus I adalah 56,66% dan pada siklus II adalah 80% tinggi.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2013), dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Saraf Manusia Kelas XI IPA-1 di SMA Negeri 11 Banda Aceh menyatakan bahwa, model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tipe Picture and Picture yang digunakan adalah tipe mengurutkan gambar.. Hasil analisis data diperoleh siklus I persentase aktivitas siswa 88,64% dan ketuntasan belajar klasikal 47%, kemudian pada siklus II persentase aktivitas siswa 93,18% dan ketuntasan belajar klasikal 68,7%, dan pada siklus III persentase aktivitas siswa 95,4%, dan ketuntasan belajar klasikal 87,5%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture pada materi sistem saraf

manusia mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA-1 di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013.

J. Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran, media dan metode pembelajran adalah hal yang dapat menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajran. Media dan metode yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami materi atau pelajaran yang diberikan oleh guru. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru biologi kelas X SMA Xaverius Pringsewu, guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga mengakibatkan motivasi dan hasil belajar siswa masih rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ajeng Aprilia Lestari (2016) dan Sugiarti (2013), penerapan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti akan menerapkan kepada siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi Keanekaragaman Hayati. Dalam hal ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Diukur berdasarkan pada motivasi dan hasil belajar siswa yaitu aspek afektif dan kognitif. Diharapkan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi Keanekaragaman Hayati. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dituangkan dalam bagan 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

 Pembelajaran yang membawa konsep aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan

 Siswa aktif

 Siswa belajar bertanggung jawab dan bekerjasama dalam tim

 Siswa menjadi berani atau percaya diri

 Meningkatkan pemahaman dan kreatifitas siswa

 Penelitian yang dilakukan oleh Ajeng

Aprilia Lestari (2016), menunjukkan

bahwa penerapan metode

pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi sistem reproduksi manusia

 Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti (2013), dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem saraf manusia.

Model Pembelajaran kooperatif tipe Picture and Hasil Observasi : 1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru/berbicara dengan teman sebangku

2. Suasana kelas ramai 3. Motivasi siswa kurang dalam pelajaran 4. Guru menggunakan metode ceramah Observasi awal Siswa kelas X PMIIA 2 Motivasi belajar siswa rendah Hasil belajar siswa rendah Motivasi belajar siswa meningkat Hasil belajar siswa meningkat

K. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi Keanekaragaman Hayati.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu pada materi Keanekaragaman Hayati.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Basrowi, 2008).

B. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu yang berjumlah 37 siswa.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Keanekaragaman Hayati kelas X PMIIA 2 SMA Xaverius Pringsewu

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SMA Xaverius Pringsewu Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Propinsi Lampung

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 September 2016 sampai 26 September 2016 semester I (gasal).

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

3. Variabel bebas : penerapan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture

4. Variabel terikat : motivasi dan hasi belajar siswa kelas X PMIIA 2 D. Rancangan Kegiatan

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart, setiap siklus penelitian meliputi beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator yang telah ditetapkan. Desain PTK menurut Kemmis dan McTanggart disajikan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Taniredja, 2011) Penelitian ini didesain dengan melakukan proses pembelajaran

yang dibagi menjadi 2 siklus penelitian. Penjabaran rangkaian kegiatan dilakukan selama proses penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

Rancangan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebanyak 2 x 45 menit, terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : PERENCANAAN REFLEKSI PENGAMATAN SIKLUS I PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGAMATAN REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

a. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan LKS yang digunakan pada saat melakukan penelitian.

2) Mempersiapkan materi pembelajaran yang diajarkan. 3) Membuat instrumen pengumpulan data, yaitu:

a) Membuat soal evaluasi (tes awal/pre-test dan tes akhir/post- test) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

b) Membuat lembar observasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa secara afektif di dalam kelompok menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

c) Membuat kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa. b. Pelaksanaan (acting) dan Pegamatan (observing)

1) Tahap pelaksanaan (acting)

a) Siswa mengerjakan soal pre-test sebagai data mengenai kemampuan awal siswa.

b) Menjaring motivasi awal siswa sebelum tindakan siklus I menggunakan lembar kuesioner.

c) Peneliti menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.

d) Peneliti memberikan pengenalan materi terlebih dahulu mengenai materi Keanekaragaman Hayati yang akan dipelajari dengan bertanya kepada siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran.

e) Peneliti mengajak siswa masuk ke dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-6 orang. Kelompok ini berdasarkan karakteristik kemampuan siswa yang heterogen.

f) Peneliti membagikan gambar tentang Keanekaragaman Hayati

Dokumen terkait