• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

3.6.2. Metode Regresi Logistik

=

... (3) 100 009 , 99 ) 1 . 0 ( 000 . 10 1 000 . 10 2 ≈ = + = n n

Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

e = Standar deviasi (kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir).

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan mencakup analisis deskriptif, dan Regresi Logistik Ordinal menggunakan Microsoft Excel, Minitab, dan SPSS 13.0 for Windows. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang terdiri dari pelanggan PT. TELKOM Kancatel Kendal, pengguna dan non pengguna TelkomFlexi Prabayar dan mengetahui bagaimana citra merek (brand image) TelkomFlexi Prabayar di benak konsumen di Kabupaten Kendal. Sedangkan untuk menganalisis pengaruh Brand Image (citra merek) TelkomFlexi terhadap perilaku pembelian konsumen dilakukan dengan menggunakan Regresi Logistik.

3.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara terperinci data yang telah diperoleh. Data yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu karakteristik responden pelanggan PT. TELKOM Kancatel Kendal pengunjung Plasa Telkom Kendal dan asosiasi konsumen mengenai atribut-atribut TelkomFlexi Prabayar.

3.6.2. Metode Regresi Logistik

Regresi logistik adalah suatu teknik analisis statistik yang digunakan suntuk menganalisis data yang peubah responnya berupa data berskala biner atau dikhotom yakni memiliki nilai yang diskontinu 1 dan 0. Pada model ini, respon variabel tak bebasnya (Y) bersifat memihak

kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Peubah penjelasnya berupa peubah kontinu maupun kategorik.

1. Model Regresi Logistik

Model regresi logistik dengan p buah peubah bebas dapat digambarkan dengan menghitung peluang atau kemungkinan kejadian, yaitu sebagai berikut :

= + ( () ) 1 ) ( g x x g e e x ... (4) Sedangkan, g(x) = β0 + β1x1 + β2x2 + … + βpxp ... (5)

Parameter model dapat diduga dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum, metode kuadrat terkecil terboboti tak iteratif dan analisis diskriminan (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Model regresi logistik yang digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi logistik pada penelitian ini adalah dengan metode kemungkinan maksimum (Maximum Likelihood). Jika diantara amatan yang satu dan yang lain diasumsikan bebas, maka fungsi kemungkinan maksimumnya adalah:

= = = n i x y Y f 1 1 1| ) ( ) (β l ... (6)

Βi diduga dengan memaksimumkan persamaan di atas. Untuk

memudahkan perhitungan, dilakukan pendekatan logaritma sehingga fungsi log-kemungkinan (log-likelihood) adalah sebagai berikut :

= − − + = = n i i i i i y y L 1 )} 1 ln( ) 1 ( ln { )] ( ln([ ) ( π π β β l ... (7)

Nilai dugaan βi dapat diperoleh dengan membuat turunan pertama L(β) terhadap βi=0, dengan i=0,1,2,…,p.

2. Pengujian Keberartian Model

Pengujian keberartian model dibuat untuk memastikan keterkaitan antara peubah-peubah penjelas dalam model dengan peubah responnya. Pengujian keberartian ini dilakukan dengan menggunakan statistik uji-G dengan hipotesis uji:

H0 : semua βj =0

H1 : minimal ada satu βj ≠ 0; j=1,2,…,p

Adapun rumus yang digunakan untuk uji-G adalah :

G = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − ahBebas DenganPeub Likelihood hBebas TanpaPeuba Likelihood ln 2 ... (8)

yang mengikuti sebaran χ2 dengan derajat bebas q (Hosmer dan Lemeshow, 1989).

3. Uji Nyata Parameter

Adapun peranan dari peubah penjelas yang ada dalam model, dapat diuji secara parsial dengan menggunakan uji-Wald. Rumus uji-Wald tersebut adalah:

) (^ ^ ^ i i i E S W β β = ... (9) dengan kriteria uji:

{

0 2 0 2 , , terimaH Z tolakH Z W α α < = ... (10)

Rasio yang dihasilkan di bawah hipotesis H0 akan mengikuti

sebaran normal baku (Hosmer dan Lemeshow, 1989).

4. Interpretasi Koefisien

Interpretasi koefisien dilakukan pada peubah-peubah yang berpengaruh nyata. Interpretasi dilakukan dengan melihat tanda dari koefisien tersebut. Jika koefisien yang diperoleh bernilai positif, maka kecenderungan Y=1 lebih besar terjadi pada peubah bebas X=1 dari pada X=0.

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), koefisien model logit ditulis sebagai βi = g(x+1)-g(x). Parameter βi mencerminkan perubahan dalam fungsi logit g(x) untuk perubahan satu unit peubah bebas x yang disebut log odds. Log odds merupakan beda antara dua penduga logit yang dihitung pada dua nilai (misal x=a dan x=b) yang dinotasikan sebagai :

ln[ψ(a,b)] = g(x=a)-g(x=b)

= βi *(a-b) ... (11) Sedangkan penduga rasio-odds adalah :

ψ(a,b) = exp[βi *(a-b)] ... (12)

sehingga jika a-b=1 maka ψ=exp(β). Rasio-odds ini dapat diinterpretasikan sebagai kecenderungan y=1 pada x=1 sebesar ψ kali dibanding pada x=0.

Konsumen dihadapkan pada pilihan membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy) sebagai operator selular, atau tidak membeli maupun tidak menggunakan TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy). Perilaku pembelian tersebut dianggap sebagai variabel respon (dependent), yang diduga dipengaruhi oleh beberapa variabel penjelas (independent). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian diantaranya melibatkan motivasi, persepsi dan pilihan pribadi dari masing-masing konsumen. Menurut Engel, et.al (1994) proses keputusan di bentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler (2005) membagi faktor-faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, status ekonomi, dan lain sebagainya. Menurut Sumarwan (2003) perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten, dalam hal ini bagaimana individu mengambil keputusan dalam proses pembeliannya.

Selain itu, menurut Durianto (2001), asosiasi merek umumnya menjadi pertimbangan atau pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada merek tersebut. Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait tersebut akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut dengan brand image.

Merujuk pada hal tersebut, variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi dalam model logit adalah karakteristik konsumen. Adapun beberapa karakteristik konsumen yang dalam penelitian ini yang diduga mempengaruhi perilaku pembelian simCard Flexi adalah usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pengeluaran pulsa dan frekuensi keluar kota. Karakteristik konsumen seperti jenis kelamin dalam pembelian simCard Flexi diduga tidak terlalu berpengaruh. Sebab dalam pembelian simCard yang akan digunakan, antara konsumen laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan yang sama.

Selain karakteristik konsumen, variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi adalah variabel brand image TelkomFlexi Prabayar yang terdiri dari beberapa asosiasi yang saling terkait. Menurut Aaker dalam Durianto, dkk (2004), asosiasi terhadap suatu produk dapat bersumber dari beberapa hal. Diantaranya adalah atribut produk dan harga relatif. Asosiasi terhadap atribut produk TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy) antara lain terkait dengan luas jaringan, kejernihan suara, kekuatan sinyal, fitur dan layanan yang dimiliki, ketersediaan dan kemudahan memperoleh kartu perdana dan isi ulang di pasaran, bonus dan hadiah, promosi (iklan) Flexi, serta fleksibilitas penggunaan di berbagai wilayah (kode area). Sedangkan yang terkait dengan harga relatif yaitu meliputi harga kartu perdana, harga voucher isi ulang, dan tarif (biaya percakapan dan SMS).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peubah-peubah yang diduga mempengaruhi perilaku pembelian simCard Flexi yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Usia

Perbedaan usia diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keputusan pembelian simCard. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan, pengetahuan, selera, serta kesadaran nilai pembelian suatu produk atau jasa. Usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin bertambah usia, seorang konsumen akan menjadi semakin sadar atas nilai produk yang mereka beli. Hal ini berarti konsumen cenderung lebih memperhatikan kualitas produk. TelkomFlexi Prabayar sebagai salah satu produk dari PT. TELKOM, Tbk diposisikan sebagai produk yang berkualitas. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang, kecenderungan untuk membeli TelkomFlexi Prabayar akan semakin besar.

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang dapat mencerminkan aktivitas ataupun frekuensi komunikasi yang akan dilakukan oleh orang tersebut. Orang yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta cenderung memiliki aktivitas serta frekuensi komunikasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelajar/mahasiswa, terutama untuk hal yang menyangkut kelangsungan usahanya. Sehingga, untuk dapat menjaga kelancaran komunikasi guna menunjang aktivitasnya tersebut, konsumen akan mencari operator selular yang mampu memberikan apa yang diperlukan. Dalam hal ini, TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy) sebagai kartu prabayar yang menawarkan kualitas suara yang jernih serta tarif yang hemat akan mampu menunjang keperluan tersebut. Sehingga kecenderungan orang yang bekerja sebagai wiraswasta untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar akan lebih besar dibanding pelajar/mahasiswa. 3. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang. Tingkat pendidikan yang tinggi akan menjadikan konsumen

semakin menyadari nilai dari produk yang dibeli. Oleh karena itu, diperkirakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kecenderungan untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar akan semakin besar.

4. Pendapatan

Pendapatan merupakan penghasilan atau pemasukan yang didapat dari profesi atau pekerjaan yang dilakukan. Jumlah pendapatan menggambarkan daya beli seseorang. Sehubungan dengan hal tersebut, semakin tinggi pendapatan seseorang, kecenderungan untuk melakukan pembelian simCard Flexi akan semakin besar. Sebab, untuk menggunakan TelkomFlexi Prabayar konsumen juga dituntut untuk memiliki telepon selular yang sesuai untuk TelkomFlexi dalam hal ini adalah telepon selular berbasis CDMA.

5. Pengeluaran pulsa

Pengeluaran pulsa secara tidak langsung juga berhubungan dengan aktivitas dan frekuensi komunikasi, serta pendapatan seseorang. Semakin tinggi aktivitas serta frekuensi komunikasi seseorang, maka uang yang akan dihabiskan untuk pembelian pulsa juga akan semakin besar, sedangkan pendapatannya belum tentu semakin meningkat. Sehingga dalam hal ini konsumen akan cenderung berusaha melakukan minimalisasi biaya dengan menggunakan kartu selular yang menawarkan tarif terhemat. Oleh karena itu, diduga bahwa semakin besar pengeluaran pulsa seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya akan melakukan pembelian simCard Flexi.

6. Frekuensi keluar kota

Frekuensi keluar kota seseorang juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap TelkomFlexi Prabayar. Semakin sering frekuensi seseorang pergi keluar kota, maka kecenderungan untuk melakukan pembelian simCard Flexi akan semakin kecil. Dengan kata lain, konsumen yang jarang atau bahkan tidak pernah pergi keluar kota akan memiliki rasio peluang yang lebih besar dibandingkan konsumen dengan frekuensi keluar kota yang tinggi. Hal ini terkait dengan

fleksibilitas penggunaan, sebab dalam penggunaannya TelkomFlexi terikat oleh kode wilayah (kode area), sehingga jika konsumen ingin menggunakan TelkomFlexi di luar kode area induk, konsumen harus melakukan registrasi nomor terlebih dahulu.

Enam variabel tersebut merupakan karakteristik responden yang diduga mempengaruhi pembelian simCard Flexi. Sedangkan untuk mengukur asosiasi konsumen didasarkan pada variabel-variabel:

7. Luas jaringan

Luas jaringan dalam hal ini merupakan luasnya jangkauan yang mampu dicakup oleh BTS yang dimiliki oleh TelkomFlexi Prabayar, baik di wilayah Kendal pada khususnya maupun cakupan secara keseluruhan (nasional). Bagaimana konsumen mengasosiasikan luas jaringan yang dimiliki oleh TelkomFlexi Prabayar, luas atau tidak luas akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Namun, terkadang ada pula konsumen yang tidak memiliki informasi mengenai luas jaringan TelkomFlexi Prabayar, sehingga tidak memiliki asosiasi apapun, atau dikatakan tidak tahu. Ketidaktahuan tersebut dapat pula mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar memiliki jaringan yang luas, maka kecenderungan untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar pada konsumen tersebut akan lebih besar dibandingkan pada konsumen yang mengasosiasikan sebaliknya. Sedangkan pada konsumen yang tidak mengetahui informasi atau menyatakan tidak tahu mengenai luas jaringan TelkomFlexi Prabayar, diduga dapat memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar dari pada yang mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar memiliki jaringan yang tidak luas.

8. Kejernihan suara

Kejernihan suara yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kualitas suara yang didengar oleh responden pada saat menerima atau melakukan panggilan dari dan ke TelkomFlexi, yaitu apakah tidak jernih (agak kemersek), atau jernih. Kejernihan suara yang dihasilkan juga

dipengaruhi oleh sinyal yang ada. Namun terkadang ada konsumen yang tidak terlalu memperhatikan atau mengetahui seperti apa kualitas suara yang dihasilkan oleh TelkomFlexi. Pada saat konsumen mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy) memiliki kualitas suara yang jernih, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan suara TelkomFlexi tidak jernih. Begitu pula pada konsumen yang tidak memiliki asosiasi, diduga juga akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar dari pada konsumen yang mengasosiasikan suaranya tidak jernih.

9. Kekuatan sinyal

Asosiasi konsumen mengenai kekuatan sinyal TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy), lemah atau kuat akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap simCard Flexi. Sinyal merupakan tanda yang menggambarkan tingkat kekuatan koneksi yang dikirim dari operator selular ke handphone. Saat konsumen mengasosiasikan TelkomFlexi memiliki sinyal yang kuat, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar diduga akan lebih besar dibandingkan konsumen yang mengasosiasikan Flexi Trendy memiliki sinyal yang lemah. Begitu pula pada konsumen yang tidak tahu atau kurang memiliki informasi mengenai bagaimana sinyal yang dimiliki oleh TelkomFlexi, juga akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar dari pada yang mengasosiasikan Flexi memiliki sinyal yang lemah.

10. Fitur dan layanan

Kelengkapan fitur dan layanan yang ditawarkan oleh TelkomFlexi juga diduga berpengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Saat konsumen mengasosiakan Flexi memiliki fitru dan layanan yang lengkap, maka kecederungan konsumen tersebut untuk melakukan pembelian akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan bahwa TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy) memiliki fitur dan layanan

yang tidak lengkap. Begitu pula ketika konsumen kurang memiliki pengetahuan atau informasi mengenai kelengkapan fitur dan layanan TelkomFlexi Prabayar, kecenderungannya untuk melakukan pembelian dan penggunaan simCard Flexi diduga akan lebih besar dari pada yang mengasosiasikan fitur dan layanan Flexi Trendy tidak lengkap.

11. Ketersediaan dan kemudahan memperoleh kartu perdana dan voucher isi ulang di pasaran.

Ketersediaan berarti kontinuitas dari suatu produk. Bagaimana konsumen memandang ketersediaan kartu perdana dan voucher isi ulang Flexi di pasaran, banyak dan mudah atau jarang dan sedikit atau justru konsumen kurang memperhatikan sehingga tidak memiliki asosiasi apapun. Konsumen yang mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar banyak tersedia dipasaran dan mudah diperoleh, akan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan pembelian dan penggunaan dari pada konsumen yang mengasosiasikan bahwa kartu perdana dan voucher isi ulang TelkomFlexi Prabayar jarang dan sulit diperoleh.

12. Bonus dan hadiah

Bonus dan hadiah yang ditawarkan oleh suatu produk kepada konsumen merupakan hal yang diperkirakan akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Adanya tawaran berupa bonus dan hadiah yang banyak akan mendorong konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Bonus dan hadiah tersebut dikomunikasikan oleh perusahaan melalui promosi ataupun iklan supaya bisa menarik minat konsumen. Dari promosi atau iklan yang dibuat tersebut konsumen kemudian menangkap pesan yang ingin disampaikan perusahaan dan membandingkannya dengan keadaan yang sebenarnya. Pada produk TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy), ketika konsumen memiliki asosiasi yang sama dengan pesan yang ingin disampaikan melalui iklan yaitu bahwa TelkomFlexi Prabayar memberikan bonus dan hadiah yang banyak maka kecenderungan konsumen untuk membeli dan menggunakan simCard Flexi akan lebih besar dari pada konsumen yang

mengasosiasikan bahwa bonus dan hadah yang diberikan oleh TelkomFlexi Prabayar hanya sedikit.

13. Promosi (iklan)

Promosi yaitu kegiatan perusahaan dalam rangka mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkannya supaya dapat diterima oleh konsumen di pasar sasaran. Iklan merupakan salah satu media yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi. Kreativitas suatu iklan akan menentukan daya tarik dari iklan tersebut. Asosiasi konsumen mengenai daya tarik suatu iklan diduga juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Saat konsumen mengasosiasikan bahwa promosi (iklan) TelkomFlexi menarik, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan bahwa promosi (iklan) TelkomFlexi tidak menarik. 14. Fleksibilitas penggunaan di berbagai wilayah (kode area)

Fleksibilitas yaitu tingkat keleluasaan yang dapat dirasakan oleh konsumen dari penggunaan produk atau jasa dalam berbagai situasi maupun kondisi. Sehubungan dengan TelkomFlexi Prabayar (Flexi Trendy), fleksibilitas yaitu tingkat keleluasaan dari konsumen dalam penggunaan TelkomFexi Prabayar diberbagai wilayah (kode area). Meski berada di luar kode area dari nomor induk, pengguna dapat tetap berkomunikasi menggunakan TelkomFlexi Prabayar yang dimiliki, mengingat bahwa penggunaan TelkomFexi terikat dengan kode area dari wilayah operasi. Namun hal ini telah ditunjang dengan penyediaan fasilitas atau layanan Flexi Combo, sehingga konsumen dapat tetap menggunakan TelkomFlexi meski berada di luar kode area dengan tetap melakukan registrasi ulang setiap tiga hari. Hal ini diduga juga memiliki pengaruh terhadap perilaku pembelian simCard Flexi. Ketika konsumen mengasosiasikan hal tersebut sebagai fleksibel, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk melakukan pembelian dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan penggunaannya tidak fleksibel.

15. Harga Kartu perdana

Harga seringkali menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan pembelian. Dalam pemasaran produk simCard yang diperkirakan sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah harga kartu perdana. Bagaimana konsumen mengasosiasikan harga kartu perdana Flexi Trendy, mahal, murah atau cenderung tidak tahu karena kurangnya informasi maupun perhataian yang kurang. Ketika konsumen mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar memiliki harga kartu perdana yang murah dibanding kartu prabayar lainnya, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan simCard Flexi akan lebih besar dari pada konsumen yangengasosiasikan harga kartu perdana Flexi Trendy mahal.

16. Harga voucher isi ulang

Sama halnya dengan ketersediaan, harga dari voucher isi ulang juga berarti kontinuitas dari penggunaan simCard yang telah dibeli atau akan dibeli. Asosiasi mengenai harga voucher isi ulang Flexi terkait dengan bagaimana konsumen menganggap harga voucher isi ulang TelkomFlexi Prabayar, mahal, murah atau cenderung tidak tahu. Hal tersebut diperkirakan juga akan mempengaruhi keputusan pembelian simCard Flexi. Saat konsumen mengasosiasikan bahwa harga voucher isi ulang Flexi murah, maka kecenderungan konsumen tersebut untuk melakukan pembelian dan menggunakan simCard Flexi akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan TelkomFlexi Prabayar memiliki harga voucher isi ulang yang mahal.

17. Tarif

Tarif yaitu biaya atau nilai yang harus dikeluarkan atau dikorbankan oleh konsumen untuk menggunakan suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini, tarif yaitu biaya yang harus dibayar oleh pengguna TelkomFlexi Prabayar ketika melakukan panggilan atau mengirim pesan, baik ke sesama pengguna maupun ke operator lain. Saat konsumen mengasosiasikan tarif tersebut murah maka kecenderungan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan simCard Flexi

akan lebih besar dari pada konsumen yang mengasosiasikan tarif percakapan dan SMS Flexi cenderung mahal.

Berdasarkan uraian di atas, maka model regresi logistik yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Model Logit : g(x)=b0 +b1x1+b2x2+b3x3 +...+b17x17 ... (13) Dimana:

g(x) = peluang perilaku pembelian simCard Flexi (TelkomFlexi Prabayar), (1 membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar, 0 tidak membeli dan menggunakan TelkomFlexi Prabayar)

b0 = intersep b0-b15 = koefisien variabel bebas X1 = Usia X2 = Pekerjaaan X3 = Pendidikan X4 = Pendapatan X5 = Pengeluaran Pulsa X6 = Frekuensi keluar kota X7 = Luas jaringan

X8 = Kejernihan suara X9 = Kekuatan sinyal X10 = Fitur dan layanan

X11 = Ketersediaan kartu

perdana dan voucher isi ulang di pasaran X12 = Bonus dan hadiah X13 = Promosi (iklan) X14 = Fleksibilitas

penggunaan

diberbagai wilayah (kode area)

X15 = Harga kartu perdana X16 = Harga voucher isi

ulang X17 = Tarif (biaya

percakapan dan SMS)

Peubah penjelas beserta kategorinya dalam model logit dapat diringkas pada Tabel 1.

Tabel 1. Peubah Penjelas beserta kategorinya

Kode Peubah

(Variabel bebas) Keterangan (1) (2) (3) usia <= 20 tahun 21-45 tahun >45 tahun 1 0 0 0 1 0 pekerjaan Pelajar/mahasiswa Pegawai(PNS/Swasta) Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 Pengeluaran pulsa < 100.000 /bulan

100.000-200.000 /bulan >200.000 /bulan 0 1 0 0 0 1 pendidikan terakhir SD/SLTP SLTA/SMK Perguruan Tinggi 0 1 0 0 0 1 pendapatan per bulan < Rp.1juta

Rp.1juta- Rp.2juta >Rp. 2 juta 1 0 0 0 0 1 frekuensi keluar kota

tidak pernah Jarang (1-2x per bulan) sering (>2x per bulan)

1 0 0 0 1 0 Luas Jaringan Flexi

tidak luas luas tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Kejernihan suara tidak jernih

jernih tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Kekuatan Sinyal lemah kuat tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Fitur dan Layanan tidak lengkap

lengkap

0 1 Ketersediaan dan

kemudahan memperoleh KP & Isi ulang

jarang dan sulit banyak dan mudah tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Bonus dan Hadiah sedikit

banyak tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Promosi (iklan)

TelkomFlexi tidak menarik menarik tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Fleksibilitas penggunaan di

berbagai kode area tidak fleksibel fleksibel tidak tahu 0 1 0 0 0 1 harga Kartu perdana Flexi mahal

murah tidak tahu 0 1 0 0 0 1 Harga isi ulang (voucher)

Flexi mahal murah tidak tahu 0 1 0 0 0 1 tarif

(biaya percakapan & SMS) mahal murah tidak tahu 0 1 0 0 0 1

Dokumen terkait