• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Model Pembelajaran

1. Metode SAVI untuk Belajar

a. Pengertian Metode SAVI (Somatis, Audio, Visual, Intelektual)

Metode SAVI adalah suatu pembelajaran yang menggabungkan

gerakan fisik dengan aktifitas intelektual dan penggunaan semua indera

dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsurnya mudah di

ingat, yaitu:

1) Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat

2) Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar

3) Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan

4) Intelektual : Belajar dengan memecahakan masalah dan merenung28

Bobbi Deporter, dkk, dalam bukunya Quantum Learning,

mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga

modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan

modalitas kinistetik (somatis). Pelajar visual belajar melalui apa yang

mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar,

dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.29

Menurut Dave Meier ada beberapa contoh bagaimana membuat

aktifitas sesuai dengan cara belajar/gaya belajar peserta didik:

a. Somatis

Orang dapat bergerak ketika mereka:

1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur

2. Menciptakan piktogram dan periferalnya

3. Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep

28Dave Maier. Op.cit., h. 91.

29

Bobbi Deporter, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas. (Bandung: Kaifa, 2005), h. 90.

4. Mendapatkan pengalaman lalu menceritakannya dan

merefleksikannya

5. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar dan

lain-lain)

6. Melakukan kajian lapangan. Lalu tulis, gambar, dan bicarakan

tentang apa yang dipelajari30

b. Auditori

Berikut ini gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan sarana auditori

dalam belajar:

1. Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari buku panduan dan

komputer

2. Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran

yang terkandung didalam buku pembelajaran yang dibaca mereka

3. Mintalah pembelajar berpasang-pasangan menbincangkan secara

terperinci apa yang mereka baru saja mereka pelajari dan bagaimana

mereka akan menerapkanya

4. Mintalah pembelajar mempraktikkan suatu ketrampilan atau

memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan

terperinci apa yang sedang mereka kerjakan

5. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara non stop saat sedang

menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka

panjang31

c. Visual

Hal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran lebih visual adalah:

1) Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi)

2) Grafik presentasi yang hidup

3) Benda 3 dimensi

4) Bahasa tubuh yang dramatis

5) Cerita yang hidup

6) Kreasi piktrogram (oleh pembelajar)

7) Pengamatan lapangan

8) Dekorasi berwarna-warni

9) Ikon alat bantu kerja32

d. Intelektual

Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika kita mengajak

pembelajaran tersebut dalam aktivitas seperti:

1. Memecahkan masalah

2. Menganalisis pengalaman

3. Mengerjakan perencanaan strategis

31Ibid., h. 99-102.

4. Memilih gagasan kreatif

5. Mencari dan menyaring informasi

6. Merumuskan pertanyaan

7. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan

8. Menciptakan makna pribadi

9. Meramalkan inplikasi suatu gagasan33

Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI (Somatis, Audio,

Visual, Intelektual) ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Misalnya, orang

dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (Visual), tetapi mereka

dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika

presentasi sedang berlangsung (Somatis), membicarakan apa yang sedang

mereka pelajari (Audio), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam

presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (Intelektual), atau mereka dapat

meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (Intelektual) jika

mereka secara simultan menggerakkan sesuatu (Somatis) untuk

menghasilkan pictogram atau pajangan 3 dimensi (Visual) sambil

membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Audio). 34

Metode SAVI (Somatis, Audio, Visual, Intelektual)

mengintegrasikan keempat unsur tersebut sedemikian rupa sehingga peserta

didik dan guru dapat secara bersama-sama menghidupkan suasana kelas.

33Ibid., h. 103-104.

Metode SAVI (Somatis, Audio, Visual, Intelektual) merupakan bagian dari

Accelerated Learning atau pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar dari

pembelajaran ini adalah pembelajaran berlangsung secara cepat dan

menyenangkan dan memuaskan. Pemilik konsep dasar ini adalah Dave

Meier.

Menurut Meier, “pembelajaran dengan Metode SAVI (Somatis,

Audio, Visual, Intelektual) adalah pembelajaran yang menggabungkan

gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera

yang dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran”. Metode SAVI

(Somatis, Audio, Visual, Intelektual) ini berpengaruh besar dalam

pembelajaran karena Metode SAVI (Somatis, Audio, Visual, Intelektual)

mengintegrasikan keempat unsur yaitu somatic, auditory, visual dan

intellectual dalam satu peristiwa pembelajaran. Selain dengan

mengintegrasikan keempat unsur tersebut, Metode SAVI (Somatis, Audio,

Visual, Intelektual) juga dapat mengatasi cara dan gaya belajar peserta didik

yang beragam dalam suatu kelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat

bersama-sama menyerap pengetahuan atau materi yang disampaikan oleh

guru. Di samping itu, Metode SAVI (Somatis, Audio, Visual, Intelektual)

juga menekankan pada unsur intelektual yang mendorong peserta didik

untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah.

Dalam penelitian ini, peneliti mengartikan Metode SAVI (Somatis,

dikembangkan oleh Dave Meier yang didasarkan bahwa manusia memiliki

empat dimensi yaitu : somatic, auditory, visual dan Intelektual dan

menekankan adanya penggabungan gerakan fisik dan aktivitas intelektual

serta penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar dalam

pembelajaran.

b. Kerangka Perencanaan Pembelajaran SAVI

Menurut Bobby Deporter dalam bukunya Quantum Teaching,

Pembelajaran SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam empat tahap:35

1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat peserta didik,

memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan

datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.

Secara spesifik meliputi hal:

a) memberikan sugesti positif

b) memberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada peserta

didik

c) memberikan tujuan yang jelas dan bermakna

d) membangkitkan rasa ingin tahu

e) menciptakan lingkungan fisik yang positif.

f) menciptakan lingkungan emosional yang positif

g) menciptakan lingkungan sosial yang positif

h) menenangkan rasa takut

i) menyingkirkan hambatan-hambatan belajar

j) banyak bertanya dan mengemukakan berbagai masalah

k) merangsang rasa ingin tahu peserta didik

l) mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.

2) Tahap Penyampaian (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu peserta didik

menemukan materi belajar yang baru dengan cara menari,

menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk

semua gaya belajar.

Menurut Dave Maier dalam bukunya “The Accelerated Learning

Handbooks” Hal- hal yang dapat dilakukan guru:36

a) uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan

b) pengamatan fenomena dunia nyata

c) pelibatan seluruh otak, seluruh tubuh

d) presentasi interaktif

e) grafik dan sarana yang presentasi brwarna-warni

f) aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar

g) proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim

h) latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)

i) pengalaman belajar di dunia nyata yang kontekstual

j) pelatihan memecahkan masalah

3) Tahap Pelatihan (kegiatan inti)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu peserta didik

mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru

dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang dilakukan guru yaitu:

a) aktivitas pemrosesan peserta didik

b) usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali

c) simulasi dunia-nyata

d) permainan dalam belajar

e) pelatihan aksi pembelajaran

f) aktivitas pemecahan masalah

g) refleksi dan artikulasi individu

h) dialog berpasangan atau berkelompok

i) pengajaran dan tinjauan kolaboratif

j) aktivitas praktis membangun keterampilan

k) mengajar balik

4) Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu peserta didik

menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru

penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan

adalah:

a) penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera

b) penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi

c) aktivitas penguatan penerapan

d) materi penguatan prsesi

e) pelatihan terus menerus

f) umpan balik dan evaluasi kinerja

g) aktivitas dukungan kawan

42

Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design atau biasa disebut dengan

eksperimen semu. Desain ini memppunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.. Karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel luar

yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jenis penelitian ini menggunakan satu

kelas, yakni kelas eksperimen saja dengan menerapkan metode SAVI.

1. Populasi dan Sampel

Dokumen terkait