• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE SEBARAN PERGERAKAN (METODE ANALOGI)

Dalam dokumen ANALISA DAMPAK LALU LINTAS PENGEMBANGAN (Halaman 34-39)

6) Faktor Ukuran Kota (FC CS )

2.9. METODE SEBARAN PERGERAKAN (METODE ANALOGI)

Tabel 2.16. Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat ukuran kota Ukuran kota (juta

jiwa) FFVCS <0.1 0.90 0.1 – 0.5 0.93 0.5 – 1.0 0.95 1.0 – 3.0 1.00 ≥3.0 1.03

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

2.8. PERJALANAN TOTAL

Perjalanan total merupakan jumlah / akumulasi dari jarak maupun waktu total yang harus ditempuh oleh pengendara untuk mencapai suatu tempat tujuan. Perjalanan total erat kaitannya dengan pemilihan rute, karena setiap rute memiliki total perjalanan yang berbeda - beda.

Faktor – faktor yang mempengaruhi suatu perjalanan total yaitu : a. Panjang jalan

b. Hambatan samping c. Jumlah simpang d. Alinyemen jalan e. Lingkungan

2.9. METODE SEBARAN PERGERAKAN (METODE ANALOGI)

Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan (kendaraan, penumpang, dan barang) yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan di dalam daerah tertentu dan selama periode waktu tertentu. Matriks Pergerakan atau Matriks Asal-Tujuan (MAT) sering digunakan oleh perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut.

MAT adalah matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya pergerakan antarlokasi (zona) di dalam daerah tertentu. Baris menyataka zona asal dan kolom menyatakan zona tujuan, sehingga sel matriks-nya

menyatakan besarnya arus dari zona asal ke zona tujuan. Dalam hal ini, notasi Tid menyatakan besarnya arus pergerakan (kendaraan, penumpang, atau barang) yang bergerak dari zona asal i ke zona tujuan d selama selang waktu tertentu.

Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan MAT dan terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Hadirnya beberapa metode yang tidak begitu mahal pelaksanaanya dirasakan sangat berguna, karena MAT sangat sering dipakai dalam berbagai kajian transportasi. Metode untuk mendapatkan MAT dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian utama, yaitu metode Konvensional dan metode Tidak Konvensional. Untuk lebih jelasnya pengelompokan digambarkan dalam diagram seperti terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.3. Metode untuk mendapatkan Matriks Asal-Tujuan (MAT)

Metode MAT Metode Tidak Konvensional Metode Langsung Metode Konvensional

• Wawancara di tepi jalan

• Wawancara di rumah

• Metode mengguna- kan bendera

• Metode foto udara

• Metode mengikuti mobil

Metode Tidak Langsung Metode Analogi • Tanpa-batasan - Seragam Dengan-satu-batasan - Batasan-bangkitan - Batasan-tarikan Dengan-dua-batasan - Rata-rata - Fratar - Detroit Metode Sintesis • Model Opportunity • Model Gravity • Model Gravity - Opportunity Metode berdasarkan informasi arus lalin

• Estimasi Matriks Entropi Maksimum (EMEM) • Model Estimasi Kebutuhan Transportasi (MEKT)

41  

2.9.1. Definisi dan Notasi

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, MAT dapat digunakan untuk menggambarkan pola pergerakan di dalam daerah kajian. MAT adalah matriks berdimensi dua di mana setiap baris dan kolomnya menggambarkan zona asal dan tujuan didalam daerah kajian (termasuk juga zona di luar daerah kajian), seperti terlihat pada Tabel 2.17., sehingga setiap sel matriks berisi informasi pergerakan antarzona. Sel dari setiap baris i berisi informasi mengenai pergerakan yang berasal dari zona i tersebut ke setiap zona tujuan d, sedangkan sel dari setiap kolom d berisi informasi mengenai pergerakan yang menuju ke zona d tersebut dari setiap zona asal d. Sel pada diagonal berisi informasi mengenai pergerakan intrazona (i=d). Oleh karena itu :

Tid = pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d

Oi = jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i Dd = jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d

{Tid} atau T = total matriks

Tabel 2.17. Bentuk umum dari Matriks Asal-Tujuan (MAT)

Zona  ...  Oi  T11  T12  T13  ...  T1N  O T21  T22  T33  ...  T2N  O T31  T32  T33  ...  T3N  O . . . ... . ...  ...  TN1  TN2 TN3 ... TNN O Dd  D D D ...  D

Beberapa kondisi harus dipenuhi, seperti total sel matriks untuk setiap baris berisi i harus sama dengan jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i tersebut (Oi). Sebaliknya, total sel matriks untuk setiap kolom d harus sama dengan jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d (Dd). Kedua batasan ini ditunjukkan pada persamaan berikut :

dan

Batasan tersebut dapat juga dinyatakan dengan cara lain. Total pergerakan yang dibangkitkan dari suatu zona i harus sama dengan total pergerakan yang berasal dari zona i tersebut yang menuju ke setiap zona tujuan d. Sebaliknya, total pergerakan yang tertarik ke suatu zona d harus sama dengan total pergerakan yang menuju ke zona d tersebut yang berasal dari setiap zona asal i.

2.9.2. Metode Analogi

Beberapa metode telah dikembangkan oleh para peneliti, dan setiap metode berasumsi bahwa pola pergerakan pada saat sekarang dapat diproyekikan ke masa mendatang dengan menggunakan tingkat pertumbuhan zona yang berbeda-beda. Semua metode mempunyai persamaan umum seperti berikut :

Tid = tid . E

Tid = pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke zona tujuan d tid = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona tujuan d E = tingkat pertumbuhan

Tergantung pada metode yang digunakan, tingkat pertumbuhan (E) dapat berupa 1 (satu) faktor saja atau kombinasi dari berbagai faktor, yang bisa didapat dari proyeksi tata guna lahan atau bangkitan lalu lintas. Faktor tersebut dapat dihitung untuk semua daerah kajian atau zona tertentu saja yang kemudian digunakan untuk mendapatkan MAT.

43  

2.10.3. Metode Rata-rata

Metode rata-rata adalah usaha pertama untuk mengatasi adanya tingkat pertumbuhan daerah yang berbeda-beda. Metode ini menggunakan tingkat pertumbuhan daerah yang berbeda untuk setiap zona yang dapat dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan bangkitan lalu lintas. Secara matematis, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

T

id

= t

id

Ei = Oi dan Ed = Dd oi dd Ei , Ed =tingkat pertumbuhan zona i dan d

Oi , Dd= total pergerakan masa mendatang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d

oi , dd = total pergerakan masa sekarang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d

Secara umum, total pergerakan masa mendatang yang dihasilkan tidak sama dengan total pergerakan yang didapat dari hasil analisis bangkitan lalu lintas. Akan tetapi, yang diharapkan adalah :

oi = Oi

oi =total pergerakan masa mendatang dengan zona asal i

Oi =total pergerakan masa mendatang (dari analilis bangkitan lalu lintas) dengan zona asal

Jadi, proses pengulangan harus dilakukan untuk meminimumkan besarnya perbedaan tersebut dengan mengatur nilai Ei dan Ed sampai oi = Oi dan dd = Dd sehingga :

E0i = Oi dan E0d = Dd oi dd

Untuk pengulangan ke-1 digunakan persamaan diatas sehingga dihasilkan MAT baru dengan :

T

1id

= t

0id

E

0i

+ E

0d

Dalam dokumen ANALISA DAMPAK LALU LINTAS PENGEMBANGAN (Halaman 34-39)

Dokumen terkait