Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Penyakit Tumbuhan, Departeman Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan serta di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 20 meter diatas permukaan air laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Mai 2010.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Bibit pisang barangan, kepok dan raja, PDA, media wortel, beras, alkohol , clorox 0,1% dan 1,5% , Streptomicin sulfat, biakan murni Fusarium oxysporum f.sp. Cubense , biakan nematoda
Radopholus similis, Pupuk NPK,
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, corong bearman, jarum ose, pinset, objek glass, haemocytometer, kotak inokulasi, mikroskop, autoclave, kapas, isolatif, shaker, cangkul, meteran, Polibag 10 kg, tali plastik, kalkulator, alat tulis serta papan nama.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :
Faktor I inokulum
C0 : Tanpa Radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Kontrol) C1 : Radopholus similis . 500 Juvenil infektif
C2 : Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr/ polibag
C3 : Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr/ polibag Faktor II kultivar pisang
V1 : Barangan V2 : Kepok V3 : Raja
Adapun kombinasi perlakuan sebagai berikut
C0V1 C0V2 C0V3
C1V1 C1V2 C1V3
C2V1 C2V2 C2V3
C3V1 C3V2 C3V3
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan Jumlah ulangan
(t-1) (r-1) ≥ 15
(12-1) (r-12) ≥ 15
11 r-11 ≥ 15
r ≥ 3,27
r = 3 (dibulatkan)
Sehingga diperoleh ulangan sebanyak 3.
Model linier yang digunakan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial adalah sebagai berikut
Y ijk = μ + αi + βj + δk +(αβ)jk + Σijk
Yijk = Hasil pengamatan pada perlakuan faktor I taraf ke-j , perlakuan faktor II taraf ke-k, blok ke-i
μ = Nilai tengah rata-rata umum
αi = Efek blok ke-i
βj = Pengaruh perlakuan faktor I pada taraf ke-j
δk = Pengaruh perlakuan faktor II pada taraf ke-k
(αβ)jk = Pengaruh perlakuan faktor I pada taraf ke-j dan perlakuan faktor II pada taraf ke-k
Σijk = Pengaruh galat pada perlakuan faktor I pada taraf ke-j, perlakuan faktor II pada taraf ke-k, dan blok ke-i
(Bangun, 1980)
Pelaksanaan Penelitian Isolasi Nematoda
Nematoda diisolasi dari akar tanaman yang menunjukkan gejala serangan nematoda Radopholus similis (Timbul luka berwarna coklat merah), kemudian akar di potong kecil-kecil kemudian didesinfeksi permukaan dengan chlorox 0,1 % kemudian dicuci dengan aquadesh. Isolasi juga dilakukan dengan menggunakan tanah
yang telah diambil dari bagian leher akar dengan kedalaman 20 cm pada tanaman yang menunjukkan gejala. Akar tanaman dan tanah tersebut diekstraksi masing-masing dengan mengunakan metode corong Bearman selama 2 sampai 4 hari. Setelah didapat ekstrak nematoda maka diamati di bawah mikroskop dan diidentifikasi.
Perbanyakan Nematoda
Nematoda yang telah diidentifikasi , kemudian diperbanyak pada media wortel steril. Teknik perbanyakan dilakukan dengan menggunakan metode HUETTEL. Wortel segar dibersihkan kemudian dicuci dengan air mengalir. Wortel dipotong-potong setebal 3 cm dan direndam dalam clorox 1,5% selama 15 menit, selanjutnya, direndam dan dibilas dengan akuades steril sebanyak 2 kali masing-masing selama 30 menit. Wortel yang telah steril ditempatkan pada botol kultur atau cawan petri. Nematoda disterilisasi dengan larutan clorox 0,1 % dan Streptomicin sulfat 0,1 % selama 15 detik kemudian dibilas dengan aquadesh steril dan dengan menggunakan pipet steril nematoda diinokulasikan pada potongan wortel. Biakan diinkubasi pada suhu kamar selama 1,5 bulan. Biakan ini digunakan sebagai sumber inokulum.
Penyediaan Inokulum Fusarium oxysporum f.sp. cubense
Sumber inokulum diambil dari tanaman pisang yang terserang penyakit layu fusarium (Fusarium oxysporum f.sp. cubense). Bagian tanaman yang terinfeksi dibersihkan dari kotoran dan dicuci dengan menggunakan aquades, dipotong dengan panjang 1 cm, direndam dengan larutan clorox 0,1 % selama 2 menit, dikering anginkan diatas tisu. Potongan tersebut ditanam dalam cawan petri yang berisi PDA. Setelah miselium tumbuh dijadikan biakan murni.
Pembuatan suspensi jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense
Cawan petri yang berisi biakan murni Fusarium oxysporun f.sp. cubense diisi aquadesh steril 10 ml, kemudian dikikis sehingga bagian atas terlepas, kemudian suspensi dimasukkan dalam elemeter dan ditambahkan aquadesh steril sehingga ukurannya 100 ml. Suspensi kemudian dishaker dengan kecepatan 200 rpm selama 30 menit untuk melepaskan makrokonidia dan mikrokonidia. Suspensi patogen yang telah didapat kemudian diteteskan pada Haemocytometer untuk menghitung kerapatan konidia 106 makrokonidium dan mikrokonidium/ ml.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kerapatan konidia adalah:
ml per konidia juta n d t S × 〉 × 〈〈 × 〉 = 25 , 0 Keterengan: S = Jumlah konidia
t = jumlah konidia dalam kotak
d = Faktor pengenceran. ( d=1 jika tidak diencerkan, d=10 jika suspensi diencerkan 1:10 dan strusnya).
n = Jumlah kotak konidia yang dihitung
(Gabriel dan Riyatno dalam Sulistyorini dkk, 1995.). Inokulasi Patogen
Penginokulasian patogen dilakukan pada hari yang sama. Setelah Radopholus
similis diperbanyak pada media wortel kemudian dihitung sebanyak 300 juvenil infektif
kemudian diinokulasikan disekeliling batang tanaman pisang dengan jarak 1-2 cm, pada kedalaman 7 cm. Penginokulasian dilakukan bertahap yaitu 100 juvenil infektif perhari salama 5 hari. Fusarium oxysporum f.sp. cubense yang telah diperoleh dengan
kerapatan konidia 106 , kemudian dibiakkan pada media beras. Setelah diperoleh biakan dari media beras ditimbang sebanyak 20 gram dan diinokulasi disekeliling batang tanaman pisang dengan jarak 4-3 cm, pada kedalaman 7 cm.
Persiapan Media Tanam
Tanah yang digunakan ialah top soil dan pasir dengan perbandingan 2:1. Tanah untuk media semai disterilkan dengan menggunakan teknik uap panas yaitu dengan mengukus tanah menggunakan tong sterilisasi dan ditutup, tong sterilisasi diletakkan di atas api yang tidak terlalau besar, setelah air di dalam tong sterilisasi mendidih tanah didiamkan selama 30 menit agar patogen dan serangga yang berada di dalam tanah tersebut mati, kemudian tanah dikering anginkan di tempat terbuka, kemudian tanah dimasukan kedalam polibag setelah dingin.
Penanaman
Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang berumur 7-14 hari, berdaun 2-4 helai . Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat, bebas dari serangan hama penyakit dan tinnginya seragam. Penanaman dilakukan di dalam polibag, tiap polibag ditanam 1 bibit pisang , penanaman tegak lurus.
Pemeliharaan
Penyulaman tanaman dilakukan pada pagi atau sore hari bila ada tanaman yang mati atau rusak. Penyulaman dilakukan hingga tanaman berumur 7 hari setelah tanam. Tanaman disiangi dari gulma – gulma setiap minggunya.
Pemupukan
Pemupukan tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam (hst) dengan kebutuhan tanaman per polibag adalah 50 gram NPK. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata.
Parameter Pengamatan
Intensitas Serangan Penyakit Fusarium oxysporum f.sp. cubense.
Pengamatan Intensitas serangan dilakukan dengan interval 30 hari sekali setelah inokulasi sebanyak 3 kali yaitu, 30, 60 dan 90 hsi Penghitungan intensitas serangan penyakit dapat dilakukan dengan rumus :
I =
ZxN
xv
n
n∑
0−5(
1 1)
x 100% Keterangan : I : Intensitas serangan (%)n1 : Jumlah bonggol dari kategori serangan v1 : Nilai skala dari kategori serangan
Z : Nilai skala dari kategori serangan tertinggi N : Jumlah seluruh bonggol yang diamati.
Nilai skala diskolorisasi setiap kategori serangan yang digunakan adalah menurut INIBAP (1994).
0 : Tidak ada diskolorisasi pada berkas pembuluh 1 : Ada sedikit bintik diskolorisasi
2 : Diskolorisasi 1/3 bagian berkas pembuluh
3 : Diskolorisasi 1/3 sampai 2/3 bagian berkas pembuluh 4 : Diskolorisasi lebih dari 2/3 bagian berkas pembuluh 5 : penuh dengan diskolorisasi
skala 0 skala 1 skala 2
skala 3 skala 4 skala 5
Gambar 6: skala diskolorisasi setiap kategori serangan Sumber: INIBAP 1994.
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman pertama sekali diukur pada saat penginokulasian Fusarium
oxysporum f.sp cubense dan nematoda Radopholus similis. Pengamatan selanjutnya
dilakukan dengan interval 14 hari yaitu 14, 28, 42, 56, 70 dan 84 hari setelah inokulasi. Pengamatan dilakukan dengan mengurangkan data pangamatan dengan pengamatan awal.