• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 bertempat di PT. PHE Jakarta. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa PT. PHE merupakan lembaga yang bergerak di sektor bisnis energi yang terus mengalami perkembangan. PT. PHE juga telah menetapkan target-target efisiensi energi setiap tahunnya. Pada tahun 2013 PT. PHE menetapkan target efisiensi energi sebesar 12.5 persen.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui observasi. Data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari litelatur yang relevan dengan topik penelitian. Pengambilan data sekunder diperoleh juga dari literatur-literatur, hasil penelitian terdahulu, jurnal, artikel, data historis, laporan fasilitas dan inventaris gedung, laporan kondisi SDM, data pembayaran listrik serta informasi lain yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis dan sumber data metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Pengumpulan data historis

Pengumpulan data historis konsumsi energi listrik yang dicatat selama ini oleh pihak pengelola dapat memberikan informasi berharga bagi peneliti untuk mengetahui variasi konsumsi dan kebutuhan energi listrik. Data harian atau data bulanan dikumpulkan, sehingga dapat diketahui konsumsi dan biaya energi listrik. Data-data historis sistem kelistrikan biasanya dikumpulkan melalui rekening listrik bulanan selama setahun. Selain itu data yang dikumpulkan berupa denah bangunan, denah instalasi pencahayaan, diagram garis tunggal listrik, dan tingkat hunian. Berdasarkan data bangunan tersebut dapat dihitung rincian luas bangunan dan luas bangunan total (m2), tingkat pencahayaan ruangan (lux/m2), daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW), intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu, daya listrik terpasang, IKE dan biaya energi bangunan.

b. Pengukuran

Objek yang perlu diukur secara on-line pada sistem kelistrikan adalah: daya, faktor daya, waktu operasi, kualitas tegangan, frekuensi, konsumsi energi dan lainnya. Selain itu pengukuran juga dilakukan terhadap intensitas pencahayaan, temperatur dan kelembaban ruangan, serta besaran konsumsi energi sistem tata udara dan tata cahaya. Alat yang digunakan untuk mengukur kelistrikan yaitu power factor analyzer dan clamp on meter, untuk mengukur intensitas cahaya menggunakan lux meter, untuk mengukur termperatur dan kelembaban ruangan menggunakan anemometer.

c. Survei

Survei dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis dan spesifikasi peralatan yang menggunakan energi listrik di gedung perkantoran PT. PHE.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pemegang jabatan yang kompeten dan merupakan pengambil keputusan bidang energi.

Prosedur Audit Energi

Gambar 3 Prosedur audit energi tidak

Audit energi

rinci

Audit energi awal

tidak ya

Mulai

Data historis energi tahun sebelumnya

Menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE) tahun sebelumnya

Periksa IKE apakah melebihi target?

Mengenali Kemungkinan “PHE” Analisis “PHE” Rekomendasi “PHE”

Implementasi Lakukan Penelitian dan Pengukuran

Konsumsi Energi

Data Konsumsi Energi Hasil Pengukuran

Periksa IKE apakah melebihi target?

Periksa IKE apakah melebihi target? Pengumpulan dan penyusunan data

Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang digunakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan objektif mengenai obyek penelitian. Dalam upaya membantu memaparkan hasil analisis ini disajikan dalam bentuk tabulasi, gambar, matriks sesuai dengan hasil pengamatan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan program konservasi energi dan implementasi hasil-hasil audit energi listrik yang dilakukan oleh PT. PHE.

Analisis Intensitas Konsumsi Energi

Perhitungan intensitas konsumsi energi listrik dilakukan dengan cara membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Perhitungan dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu perhitungan IKE listrik tahunan dan IKE listrik bulanan. Dalam konteks perhitungan IKE listrik tahunan di gedung PT. PHE dapat dihitung menggunakan persamaan:

IKE = energi yang digunakan (kWh/tahun) ……….. (6) Luas bangunan (m2)

Sedangkan perhitungan IKE listrik bulanan dapat dihitung dengan persamaan: IKE = energi yang digunakan (kWh/bulan) ……….. (7) Luas bangunan (m2)

Hasil perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik pada gedung perkantoran PT. PHE akan dibandingkan dengan IKE Standar Nasional Indonesia (SNI). Jika nilai IKE hasil pengukuran lebih besar dari IKE benchmark maka penggunaan energi listrik semakin tidak efisien.

Analisis Peluang Hemat Energi

Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan tidak berarti mengurangi tingkat kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan upaya-upaya:

1 Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi (mengurangi kW dan jam operasi)

2 Memperbaiki kinerja peralatan

3 Penggunaan sumber energi yang murah

Potensi penghematan merupakan hasil analisa IKE untuk selanjutnya dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia jika didapati IKE lebih besar dari IKE standar maka ada potensi penghematan.

Analisis Finansial

Analisis finansial bertujuan untuk mengukur konsumsi energi, biaya penggunaan energi, penghematan energi dan studi kelayakan investasi. Melalui analisis ini dapat diketahui besar energi yang dikonsumsi oleh suatu sistem, biaya penggunaannya, penghematan biaya jika menerapkan konservasi energi dengan cara tertentu, dan dapat diketahui kelayakan dari langkah konservasi energi yang direkomendasikan berdasarkan hasil audit energi.

1 Perhitungan konsumsi dan biaya penggunaan energi

Pendekatan yang digunakan untuk mengukur konsumsi, biaya penggunaan dan penghematan energi listrik yaitu pendekatan berdasarkan accounting based

analysis. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung jumlah

konsumsi energi dalam satuan kWh adalah:

Konsumsi kWh per hari = (∑ Watt x Jam penggunaan per hari) ….…….(8) 1000

Sedangkan biaya penggunaan energi dihitung menggunakan persamaan: Biaya energi listrik = (kWh x TDL) x ∑ Hari penggunaan …………..…(9) 2 Kelayakan finansial

Analisa kelayakan finansial terlebih dahulu harus menyusun aliran kas yang terdiri dari arus penerimaan dan arus pengeluaran. Arus penerimaan terdiri dari nilai penghematan energi dan nilai sisa. Arus pengeluaran terdiri dari biaya investasi, biaya operasional, biaya pemasangan dan perawatan serta pembayaran pinjaman dan bunga. Pengukuran arus penerimaan dan pengeluaran akan diperoleh net benefit atau net saving. Analisis finansial dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan yaitu NPV, Net B/C, IRR dan PBP.

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi

dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar 2005). Rumus yang digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut:

……….……….… (10)

Keterangan:

Bt = penerimaan (benefit) pada tahun ke-t Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t

n = umur proyek (tahun) i = discount factor (%)

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV terdapat tiga kriteria investasi dalam NPV yaitu lebih besar dari nol berarti proyek menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. Nilai NPV sama dengan nol berarti proyek tidak menguntungan dan juga tidak merugi karena manfaat yang diperoleh

    n t i t Ct Bt NPV 1 (1 )

hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Sedangkan NPV lebih kecil dari nil berarti proyek merugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan.

Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah presentase keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan yang melakukan investasi, biasanya dinyatakan dalam persen. tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui presentase keuntungan dari sesuatu proyek tiap tahunnya dan menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Investasi dikatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan (Umar 2005). Rumus yang digunakan untuk menghitung IRR adalah:

.………..……….(11)

Keterangan:

i1 = Nilai diskonto pada saat NPV1

i2 = Nilai diskonto pada saat NPV2

NPV1 = Nilai NPV positif

NPV2 = Nilai NPV negatif

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa angka antara jumlah nilai bersih sekarang (present value) yang positif dengan nilai bersih sekarang (present value) negatif. Net B/C rasio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Jika Net B/C lebih besar dari satu, maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan (Umar 2005). Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah:

………..……….(12)

Keterangan:

Bt = Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t Ct = Biaya (cost) pada tahun ke-t

n = umur proyek (tahun) i = discount rate (%)

Payback Periode (PP)

Periode pengembalian atau payback periode adalah suatu angka yang mengindikasikan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi awal. Biasanya dinyatakan dalam satuan tahun atau bulan. Rumus yang digunakan untuk menghitung PBP adalah:

………..………..………....(13) ) (1 2 2 1 1 1 NPV NPV i i NPV i IRR    

       n t n t t i Bt Ct t i Ct Bt C NETB 1 1 ) 1 ( ) 1 ( / Ab I PP

Dokumen terkait