• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIS, DAN

2.2 Landasan Teoretis

2.2.3 Metode Sugesti-Imajinasi

Trimantara (2005:3) mendefinisikan metode sugesti-imajinasi sebagai metode pengajaran menulis dengan cara memberikan sugesti lewat lagu untuk merangsang imajinasi siswa.

Tarigan (dalam Dian 2007:29) menyatakan bahwa metode sugesti-imajinasi merupakan suatu metode yang melibatkan pengisian atau pemuatan bank-bank memori dengan memori-memori atau ingatan-ingatan yang diinginkan dan yang memberi kemudahan.

Sejalan dengan pendapat ahli di atas, De Porter dan Hernacki (2002) juga mengurai suatu pendapat, yakni untuk mengubah kalimat-kalimat yang kering menjadi deskripsi yang menakjubkan kita harus menggunakan imajinasi, untuk itu perlu diupayakan suatu rangsangan dari luar untuk mengoptimalkan imajinasi yang ada di dalam otak.

De Porter dan Hernacki (2002) menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) dan tidak satu pun belahan otak itu bekerja secara sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian yang lain.

Penggunaan metode sugesti-imajinasi dapat mengoptimalkan kerja belahan otak kanan, sehingga para siswa dapat mengembangkan imajinasinya secara leluasa. Efek positif dari optimalisasi kerja belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja belahan otak kiri, sehingga pada saat yang bersamaan para siswa juga dapat mengembangkan logikanya. Keseimbangan kinerja otak kanan dan kiri ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemerolehan informasi, pengorganisasian informasi, pembuatan outline, dan akhirnya menuliskan informasi dalam bentuk tulisan atau karangan yang baik (Trimantara 2005:3).

Metode sugesti-imajinasi dapat meningkatkan keterampilan menyimak dan mengaktifkan siswa karena siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, yakni diawali dengan menyimak suatu lagu dan menulis karangan narasi berdasarkan tema lagu dengan membayangkan kejadian atau pengalaman yang telah dialami oleh siswa. Keterampilan menyimak yang baik dan keaktifan siswa menjadi prasyarat dalam penerapan metode sugesti-imajinasi. Prinsip metode sugesti-imajinasi menghendaki terciptanya suasana nyaman dan menyenangkan sehingga siswa tersugesti dan dapat mengembangkan imajinasi serta logikanya dengan baik.

Metode sugesti-imajinasi merupakan sebuah metode dalam pengajaran menulis dengan media lagu. Pada prinsipnya, metode ini digunakan dengan cara memberi sugesti untuk merangsang daya imajinasi siswa. Penggunaan metode sugesti-imajinasi dalam pengajaran menulis dibagi menjadi tiga tahap utama. Ketiga tahap tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan yang ditempuh oleh guru

dan siswa pada sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran. Ketiga tahap yang dimaksud adalah 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi.

Pada tahap perencanaan, ada tiga kegiatan prapembelajaran yang harus dilakukan. Pertama, penelaahan materi pembelajaran. Kedua, pemilihan lagu sebagai media pembelajaran. Ketiga, penyusunan ancangan pembelajaran.

Mengacu pada tahap perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran menulis dengan metode sugesti-imajinasi dibagi menjadi lima langkah. Berikut ini penjabaran mengenai lima langkah tersebut.

1. Penyampaian tujuan pembelajaran

Penting bagi siswa untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dijalaninya dan keterampilandasar yang harus dikuasai setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, diharapkan siswa lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Apersepsi

Prinsip utama apersepsi adalah menjelaskan hubungan antara materi yang telah diajarkan dengan materi yang akan diajarkan dan memberikan ulasan singkat tentang materi pengajaran kosakata, kaidah-kaidah penulisan atau EyD, penyusunan klausa, pembuatan kalimat, penulisan paragraf, dan penulisan karangan. Kegiatan ini dapat menggugah kembali ingatan siswa terhadap materi-materi yang diperlukan dan sudah harus dikuasai siswa sebagai syarat dalam pembelajaran menulis.

3. Penjelasan praktik pembelajaran dengan media lagu

Peneliti menjelaskan pada siswa lima kegiatan yang akan mereka jalani dalam proses pembelajaran. Kelima kegiatan tersebut adalah a) pemutaran lagu, b) penulisan gagasan yang muncul saat menikmati lagu dan sesudahnya, c) mengelompokan gagasan, dan penyusunan outline (kerangka karangan), d) penyusunan karangan, dan e) penilaian.

4. Praktik pembelajaran

Peneliti dan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses ini guru harus dapat menjadi motivator dan fasilitator yang baik. Siswa menulis sebuah karangan didahului dengan kegiatan menyimak lagu, kemudian menulis gagasannya berdasarkan tema lagu.

5. Pascates

Peneliti dan siswa merefleksikan kegiatan yang telah berlangsung. Pada tahap terakhir, yaitu tahap evaluasi peneliti melakukan penilaian terhadap hasil karangan yang telah disusun oleh siswa sesuai dengan aspek penilaian.

2.2.3.1Kelebihan dan Kelemahan Metode Sugesti-Imajinasi

Penerapan pengajaran menulis dengan metode sugesti-imajinasi memiliki kelebihan dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan kompetensi menulis. Pemilihan lagu yang bersyair puitis membantu para siswa memperoleh model dalam pengajaran kosakata. Pengembangan kosakata ini mengandung pengertian lebih dari sekadar penambahan kosakata baru, tetapi lebih pada penempatan susunan-susunan tambahan (Tarigan dalam Dian 2007:30).

Kelebihan metode sugesti-imajinasi yaitu sebagai berikut. Pertama, metode sugesti-imajinasi memberikan apersepsi tentang keterampilan mikrobahasa yang dilanjutkan dengan pembelajaran menulis dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh para siswa. Situasi emosional yang terolah membantu keberhasilan komunikasi dan interaksi guru dan siswa. Kedua, sugesti yang diberikan melalui pemutaran lagu dapat merangsang dan mengondisikan siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat memberikan respon spontan yang bersifat positif. Respon yang diharapkan muncul dari siswa berupa kemampuan menggali pengalaman hidup atau mengingat kembali fakta-fakta yang pernah mereka temui. Ketiga, metode sugesti-imajinasi dapat meningkatkan penguasaan kosakata, pemahaman konsep-konsep, teknik menulis, serta kemampuan membuat variasi kalimat (Trimantara 2005:12).

Penggunaan metode sugesti-imajinasi tidak cukup efektif bagi kelompok siswa dengan tingkat keterampilan menyimak yang rendah. Stimulus yang disampaikan secara lisan menghendaki adanya keterampilan menyimak yang baik. Dengan demikian, komunikasi yang terjalin dapat diarahkan menuju target yang hendak dicapai, yaitu sugesti untuk membangun imajinasi siswa.

Metode sugesti-imajinasi sulit digunakan jika siswa cenderung pasif. Metode ini mensyaratkan adanya keaktifan siswa. Siswa harus aktif menerima stimulus dan memberikan respon dalam bentuk simbol-simbol verbal.

Dokumen terkait