• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5 Kendali Mutu Pesawat Sinar-X Radiografi Umum

2.5.2 Metode Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiografi Umum

Untuk melakukan uji kesesuaian pesawat sinar-X radiografi umum memiliki metode uji kesesuaian yang harus dilakukan

 Registrasi pesawat sinar-X Radiografi Umum

Registrasi pesawat sinar-X Radiografi Umum meliputi : 1. Data Administratif.

Dapat dilakukan pencatatan data sebelum pesawat dioperasikan, berisi seluruh pemeriksaan dokumen perizinan atau permohonan izin. Bertujuan untuk memeriksa kecocokan identitas pemegang izin (penanggung jawab operasi) pada dokumen perizinan / permohonan izin dengan kenyataan di lapangan.

2. Data konfigurasi pesawat sinar-X.

Dapat dilakukan pencatatan data sebelum pesawat dioperasikan, berisi seluruh pemeriksaan konfigurasi (struktur komponen pesawat) dan kondisi umum pesawat termasuk pergerakan mekanik dari pesawat. Bertujuan juga untuk memeriksa kecocokan identitas pesawat (nomor seri dari pabrikan) pada dokumen dengan kenyataan di lapangan. Dapat diberi catatan bila ada kondisi atau cacat mekanik khusus yang berpotensi menggangu operasi pesawat (Depkes RI, 2009).

 Metode uji teknis.

Parameter uji kesesuaian pesawat sinar-X radiografi umum yaitu Pengukuran Lenieritas keluaran pesawat sianr-X radiografi umum. Telah diketahui bahwa sinar-X dihasilkan karena adanya tumbukan dari elektron-lektron yang dihasilkan oleh katoda yang mengarah pada anoda sehingga hasilnya adalah energi foton sinar-X yang jumlahnya hanya sekitar 1% dan sisanya berupa energi panas yang jumlahnya kurang lebih sampai dengan 99%. Sesuai dengan sifat fisika yang dimiliki maka foton sinar-X yang dipancarkan arahnya adalah menuju ke segala arah atau berbentuk bola. Selain itu foton sinar-X juga tidak dapat diidentifikasi dengan indra yang dimiliki manusia, karena spektrum panjang gelombangnya di luar rentang

spektrum sinar yang mampu terlihat oleh mata telanjang manusia, sehingga sangat tidak mungkin untuk mengetahui ada tidaknya sinar-X di lingkungan sekitarnya.

1. Keperluan pemeriksaan

Pemeriksaan radiologi khususnya radiodiagnostik hanya memerlukan sejumlah sinar-X untuk dapat menghasilkan gambaran radiografi. Karena luas permukaan tubuh yang menjadi objek pemeriksaan relatif tidak begitu luas, maka keluaran sinar-X perlu dibatasi. Karena sifat sinar-X yang tidak dapat di indra itulah maka dibutuhkan suatu alat bantu yang dapat menampilkan seolah-olah seperti luas sinar-X yang digunakan. Dalam hal ini proteksi radiasi memegang peranan penting dalam pembatasan luas lapangan sinar-X, karena harus melindungi organ-organ yang tidak diperiksa dari paparan radiasi. Untuk membatasi luas lapangan sinar-X yang akan digunakan maka pada tabung sinar-X diletakkan suatu alat yang disebut dengan kotak kolimator.

2. Fungsi kolimator

Dengan kolimator diharapkan sinar-X dapat digunakan secara efisien, artinya dapat diketahui dengan seksama berapa luas sebenarnya sinar-X yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan gambaran. Karena sinar-X itu tidak terlihat maka digunakan cahaya tampak yang diproyeksikan seperti arah dan luas sinar-X yang keluar dari tabung dan akan dimanfaatkan untuk pemeriksaan. Bila cahaya tampak yang terproyeksi keluar ukurannya 24 cm x 30 cm maka sinar-X yang keluar berukuran 24

cm x 30 cm juga.

3. Konstruksi Kolimator dan komponennya

Adapun kontruksi kolimator dan komponennya diantaranya: a. Pengatur bukaan dan skalaannya.

b. Tombol lampu kolimator.

c. Daun kolimator (arah kanan-kiri dan depan-belakang). d. Cermin kolimator yang bersudut 450.

4. Macam-macam kerusakan lampu kolimator

Ada beberapa macam kerusakan lampu kolimator diantaranya: a. Gerakan daun kolimator yang tidak simetris.

b. Macetnya daun kolimator di satu sisi. c. Berubahnya sudut cermin kolimator.

d. Tidak lenturnya kawat pengatur gerakan daun kolimator.

5. Pengaruh kolimator dalam pembuatan radiografi

Sesuai kebutuhan klinis maka diharapkan bahwa setiap radiograf yang dihasilkan hanya akan memuat gambaran anatomi dari organ yang diperiksa, tidak perlu menampakkan organ lainnya. Misalnya jika ingin membuat radiografi dada (thorax) maka hanya organ thorax saja yang tercakup dalam radiograf, tidak perlu menampakkan rongga perut (abdomen) dan daerah leher (cervical) karena hanya akan memberi beban dosis radiasi saja (Arif Jauhari, 2008).

Pengujian sistem kolimasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerahan cahaya yang dihasilkan dari lampu kolimator. Cahaya kolimator perlu dilakukan karena target (arah dan luas) pengambilan gambar ditentukan oleh cahaya lampu kolimator. Kolimator yang kurang baik akan memungkinkan tersebarnya berkas sinar-X keluar dari berkas utama, sehingga menyebabkan kurang baiknya kualitas gambar.

Dalam praktek yang sering diabaikan adalah tingkat pencahayaan yang digunakan dalam perlengkapan pesawat sinar-X misalnya apabila cahaya matahari masuk ke dalam ruangan, berkas cahaya lampu kolimator menjadi tidak terlihat oleh mata, sehingga sulit memberikan petunjuk yang memuaskan mengenai luas berkas pada permukaan objek.

Ada kemungkinan lain mengenai berkas cahaya di bawah kondisi ini ialah suatu alat pengamat untuk pengaturan berkas yang memungkinkan terlihatnya gambar pasien yang dipantulkan melalui kolimator. Dengan alat semacam ini luas lapangan penyinaran dapat diatur sesuai dengan bagian tubuh yang akan disinari.

Generator adalah elemen dari sistem pembangkit sinar-X. Ketidak konsistenan produksi/keluaran sinar-X dari tabung sinar-X yang dibangkitkan suatu generator pembangkit, sangat dipengaruhi oleh parameter teknis. Besarnya keluaran sinar-X yang tidak konsisten akibat dari kinerja parameter teknis yang tidak baik, berpengaruh langsung terhadap variasi- variasi baik kualitas gambar, atau kuantitas sinar-X yang diproduksi dan dosis radiasi yang terjadi. Untuk itu sangatlah penting memonitor parameter-parameter tersebut khususnya tegangan kerja, kuat arus, waktu eksposi, kualitas radiasi, kedapatulangan dan kebocoran tabung sinar-X (Arif Jauhari, 2008).

Pengujian ketepatan keluaran tabung sinar-X bertujuan agar pesawat sinar-X dapat memproduksi sinar-X yang sesuai dengan faktor eksposi yang diatur pada panel pengontrol, serta dapat menghasilkan keluaran sinar-X yang berkualitas secara berkelanjutan sehingga diperoleh hasil radiograf yang terjaga kualitasnya, untuk itu sangat penting adanya kesesuaian antara panel pengontrol dengan keluaran tegangan tabung sinar-X. Dalam pengukuran keluaran tabung sinar-X, pengaturan nilai faktor eksposi sangat berpengaruh pada daya tembus, intensitas sinar-X yang diberikan dan dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Selain itu faktor tegangan tabung, arus tabung dan waktu ekposi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kontras dan densitas pada film yang dihasilkan. Ketidaklinieran antara tegangan kerja yang diatur pada panel pengontrol dan besar energi penetrasi yang dihasilkan oleh tabung akan berpengaruh pada kontras dan densitas radiograf serta secara tidak langsung turut mempengaruhi dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Arus tabung dan waktu penyinaran merupakan faktor yang saling terikat dalam menentukan intensitas sinar-X yang dipancarkan ke tubuh pasien yang akan ditangkap oleh film sehingga akan terbentuk gambaran organ yang diperiksa. Arus tabung merupakan jumlah arus listrik yang mengalir di katoda. Saat arus listrikmelewati kawat filamen maka terjadi pemanasan filamen yang diikuti pembentukan elektron-elekton di sekitar permukaan filamen, sedangkan waktu eksposi merupakan lamanya waktu arus listrik mengalir melewati filamen sehingga filamen dapat

terus menerus memproduksi awan-awan elektron dalam jangka waktu yang sesuai dengan lamanya waktu eksposi yang diatur. Perubahan arus tabung dan faktor waktu eksposi dapat memberikan rentang densitas yang berbeda pada film serta berpengaruh pada intensitas sinar-X yang dikeluarkan, juga dosis radiasi yang diterima oleh pasien akan semakin meningkat (Arif Jauhari, 2008).

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian antara output sinar-X dengan faktor eksposi yang disetting. Pada umumnya ketidaksesuaian antara keluaran sinar-X dengan faktor eksposi yang diatur pada panel kontrol dapat disebabkan kondisi instrumentasi internal pesawat sinar-X itu sendiri yang diakibatkan berbagai faktor antara lain:

a. Efisiensi transformer, yaitu daya keluar dari transformator dibanding daya masuk pada transformator setiap unitnya.

b. Bergesernya pengatur tegangan kerja, arus tabung dan waktu ekspose pada panel kontrol, karena dimungkinkan tombol pengaturan tegangan kerja, arus tabung atau Waktu ekspose telah aus.

c. Kondisi tabung sinar-X yang normalnya hampa udara, mungkin terisi udara sehingga terjadi friksi (gesekan) yang berakibat energi foton akan berkurang.

BAB III

Dokumen terkait