• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dedak padi yang diperoleh dari penggilingan beras di daerah Darmaga, Bogor. Selain itu juga digunakan bakteri asam laktat sebagai bahan aditif, media MRS agar, aquadest, media MRS (Mann Rhogose Agar) – Brooth, NaCl fisiologis 0.85 %, larutan HNO30.5 M, FeCl3(0.24 gr – 100 ml), Amylalkohol, larutan Ammonium Thiosianat 10%,Larutan HCl pekat, HgCl2 jenuh, larutan pepsin 0,2% dan Larutan McDougal.

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah tabung sentrifuse polypropylene 50 ml dan tutup karet berventilasi, pompa vakum, shaker bath, cawan porselin, sentrifuse, tanur, oven, kompor listrik, kertas saring Whatman No.41, gelas erlenmeyer, tabung reaksi, alumonium foil, spectrofotometer, dan autoclave.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor (faktor A dan Faktor B) dan 3 ulangan, yang terdiri dari:

Faktor A :

P1 = Dedak padi tanpa perlakuan (kontrol)

P2 = Dedak padi yang dibuat silase tanpa penambahan bakteri asam laktat P3 = Dedak padi yang dibuat silase yang ditambahkan bakteri asam laktat P4 = Dedak padi yang dibuat silase yang dikeringkan

Faktor B :

1. Lama penyimpanan 0 minggu 2. Lama penyimpanan 6 minggu 3. Lama penyimpanan 12 minggu

Model matematika yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Y

ijn

= µ + £

i

+ ß

j

+ (£ß)

ij

+ ε

ijn i : Perlakuan pada dedak padi

j : Lama penyimpanan (0,6,12 minggu) n : Ulangan

Keterangan :

Y

ijn : Nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan nilai ulangan ke-n

µ

: Nilai rata – rata umum

£

i : Pengaruh perlakuan pada dedak padi ke-i

ß

j : Pengaruh lama penyimpanan ke-j

(£ß)

ij : Interaksi dari jenis perlakuan dan lama penyimpanan

ε

ijn : Eror perlakuan ke – i lama penyimpanan ke – j dengan ulangan ke-n

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi : 1. Sifat organoleptik (sifat fisik dedak)

2. Komposisi Asam Fitat (%)

Komposisi Asam Fitat diukur dengan menggunakan metode Davies & Reid (1979)

3. KCBK (Koefisien Cerna Bahan Kering) dan KCBO (Koefisien Cerna Bahan Organik) (%)

KCBK dan KCBO diukur dengan menggunakan metode Tilley dan Terry (1963).

4. Keberadaan serangga Kumbang Tepung Merah.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANOVA) dan jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak orthogonal (Steel dan Torrie, 1993).

Metode Tahap Persiapan Bahan

Dedak padi ditimbang sebanyak 36 kg kemudian dibagi menjadi 12 bagian dengan 3 kg untuk setiap perlakuan pada masing-masing waktu penyimpanan (0, 6, 12 minggu). Dedak padi yang telah dibagi sesuai dengan perlakuan kemudian dibagi kembali dengan berat 1 kg dedak untuk setiap ulangan. Dedak padi yang digunakan untuk perlakuan P2,P3 dan P4, terlebih dahulu diolah menjadi silase dengan waktu fermentasi 21 hari dalam keadaan anaerob sesuai dengan perlakuan. Perbandingan kadar air dan bahan kering yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu 1 : 1 (w/w). Setelah waktu fermentasi, untuk perlakuan P4 dijemur selama tiga hari hingga kering.

Tahap Peremajaan Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat terlebih dahulu diremajakan dalam media MRS Agar dan MRS – Brooth. Setelah diremajakan, bakteri asam laktat siap disemprotkan kedalam dedak padi. Berikut adalah diagram alir dari proses peremajaan bakteri asam laktat.

Bakteri dalam MRS – Brooth

Sentrifugasi

Endapan dipisahkan

Cuci dengan NaCl fisiologis 0.85 %

Endapan diambil

Dicampur dengan aquadest steril

Disemprot ke dalam dedak padi

Gambar 4. Diagram Alir Proses Peremajaan Bakteri Asam Laktat Sumber : Harahap (2009)

Tahap Penyimpanan

Peyimpanan dedak padi untuk setiap perlakuan dilakukan selama 3 bulan. Dalam waktu penyimpanan tersebut, dilakukan 3 kali pengamatan pada awal penyimpanan (minggu 0), minggu ke-6 dan minggu ke-12.

Tahap Pengamatan dan Analisis I. Pengamatan sifat organoleptik

Sifat organoleptik dedak diamati pada minggu ke-0, minggu ke-6 dan minggu ke-12. Pengamatan dilakukan pada sifat fisik . dedak yaitu bau, warna, tekstur, bentuk serta keberadaan jamur.

II. Prosedur Analisis Asam Fitat mengikuti Metoda Davies & Reid (1979)

Satu gram bahan disuspensikan dalam 50 ml larutan HNO3 0,5 M dan diaduk selama 3 jam diatas penggoyang elektrik pada suhu ruang, kemudian disaring. Dimasukkan kedalam tabung reaksi 0,05 ml filtrat dan 0,45 aquadest. Kemudian ditambahkan 0,9 ml larutan HNO30,5 M serta 1 ml larutan larutan FeCl3. Tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil dan direndam dalam air mendidih selama 20 menit. Setelah didinginkan sampai mencapai suhu ruang, ditambahkan 5 Amyl alkohol dan 0,1 ml Larutan Amonium Thiosianat 10% . Isi tabung diaduk dengan cara menggoyangkan tabung tersebut tepat 15 menit, setelah itu diukur di spectrofotometer dengan panjang gelombang 460 nm. Pada saat yang bersamaan dilakukan juga pengukuran terhadap standar.

Standar yang diukur kemudian dibuat kurva hubungan antara jumlah asam fitat dengan absorbansi natrium fitat dengan persamaan umum regresi linier:

Y = a + bx

Dimana : Y = absorbansi larutan natrium asam fitat

x = jumlah asam fitat dalam larutan natrium asam fitat

Persamaan yang diperoleh tersebut digunakan untuk menghitung jumlah asam fitat dalam bahan makanan yang telah diukur absorbansinya pada tahap pengukuran Absorbansi Filtrat.

III.Analisis Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik (KCBK dan KCBO).

Pengukuran kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik menggunakan metode Tilley dan Terry (1969). Sebanyak 0.5 gr sample uji dimasukkan ke dalam tabung fermentor, selanjutnya 10 ml cairan rumen dan 40 ml larutan saliva buatan

ditambahkan kedalam tabung. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan penambahan CO2 untuk mendapatkan kondisi anaerob. Selanjutnya diinkubasi selama 48 jam pada waterbath suhu 39ºC. Setelah itu tutup tabung fermentor dibuka dan ditetesi HgCl2 jenuh sebanyak 2 tetes yang bertujuan untuk membunuh mikroba. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10 000 rpm selama 10 menit. Supernatant dibuang dan endapan ditambahkan 25 ml larutan pepsin, dan di inkubasi kembali pada kondisi aerob selama 48 jam. Selanjutnya endapan disaring dengan kertas saring Whatman no. 41 dan dibantu pompa vakum. Hasil saringan dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dikeringkan dalam oven 105oC untuk mengetahu residu bahan kering dan diabukan dalam tanur 600oC untuk menghitung residu bahan organiknya. Kecernaan dihitung dengan rumus

% KCBK = BK sampel (gr) – (BK residu – BK blanko (gr)) x 100 % BK sampel (gr)

% KCBO = BK sampel (gr) – (BO residu – BO blanko (gr)) x 100 % BK sampel (gr)

Keterangan: BK = bahan kering BO = bahan organik.

III. Pengamatan Serangga Kumbang Tepung Merah

Pengukuran jumlah serangga dilakukan dengan cara menghitung serangga di setiap perlakuan dedak pada minggu ke-0, minggu ke-6 dan minggu ke-12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait