• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE A Waktu dan Lokasi/tempat

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2016 di kelurahan sekitar Tahura WAR yaitu Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Lokasi kegiatan disajikan dalam Gambar 1.

B. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat sekitar kawasan Tahura WAR yang bertempat tinggal di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

C. Alat dan bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi field methods guide FHM, labtop, LCD,sound system, camera digital, magic car,dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah makalah, kuisioner, papper line, balpoint, map plastik, dan map kertas.

D. Variabel yang diamati

Variabel yang diamati terkait dengan pemahaman hal-hal berikut ini: 1). Pentingnya kesehatan Hutan dalam Mewujudkan Pengelolaan Tahura WAR yang Lestari; 2). Pamantauan Kesehatan Hutan Pendidikan Di Kawasan Tahura WAR; dan 3). Teknik pengukuran kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR E. Analisis data yang digunakan

Universitas Lampung

Data yang dikumpulkan kemudian ditabulasi dan dianalisis secara kualitatif. Score hasil pre test dan post test dihitung kemudian dibandingkan untuk mengetahui perubahan pengetahuan peserta kegiatan. Jika nilai/score post test meningkat dibandingkan pre test, berarti terjadi peningkatan pengetahuan peserta kegiatan. Demikian pula sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada pukul 16.00 sampai pukul 18.00 WIB tanggal 08 September 2016 bertempat di balai pertemuan/ saung ibM Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang merupakan perwakilan masyarakat Kelurahan Sumber Agung. Tim sosialisasi dari Peer Group

Manajemen Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung disambut oleh Lurah Sumber Agung yang mewakili masyarakat kelurahan tersebut. Kegiatan awal adalah pemberianpretestyang disampaikan oleh pemateri kepada peserta untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai pemantauan kesehatan hutan. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan dengan metode ceramah untuk menyampaikan materi mengenai pentingnya kesehatan hutan dalam mewujudkan pengelolaan Tahura WAR yang lestari, pamantauan kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR, serta teknik pengukuran kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR. Sebelum penyampaian materi, masyarakat diberikan soalpretestdengan soal yang berjumlah 10 pertanyaan dengan model pilihan berganda.

Pemberian materi menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan alat bantu berupa hardcopy materi yang disampaikan secara bergiliran oleh para pemateri dengan urutan sebagai berikut: Materi 1, dengan judul Pentingnya kesehatan Hutan dalam Mewujudkan Pengelolaan Tahura WAR yang Lestari yang disampaikan oleh Dr. Rahmat Safe’i, S.Hut., M.Si; dilanjutkan Materi 2, dengan

judul Pamantauan Kesehatan Hutan Pendidikan Di Kawasan Tahura WAR yang disampaikan oleh Hari Kaskoyo, Ph.D; dilanjutkan Materi 3, dengan judul Teknik pengukuran kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR yang disampaikan oleh Dr. Asihing Kustanti, S.Hut, M.Si. Masing-masing pemateri menyampaikan ulasannya selama kurang lebih 15 menit secara berurutan.

Setelah penyampaian materi dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi mengenai materi yang telah disampaikan pada sesi penyampaian materi. Pada kegiatan diskusi ini masyarakat sangat antusias dalam menanyakan berbagai macam masalah yang terjadi di hutan pendidikan Tahura WAR selain itu beberapa orang juga menyampaikan bahwa keadaan hutan pendidikan Tahura WAR masih belum ideal, karena jika dilihat secara visual keadaan lahan hutan pendidikan WAR masih banyak yang terbuka yang secara umum perlu dilakukan pemantauan kondisi kesehatan hutan pendidikan Tahura WAR.

Setelah kegiatan diskusi selesai masyarakat diberikan soal postest dengan bentuk soal yang sama dengan soal pretest. Bentuk soal yang sama dimaksudkan agar

Universitas Lampung

sebelum adanya kegiatan sosialisasi hingga setelah dilakukan kegiatan sosialisasi. Hasil yang didapat dari soalpretestdanpostestdisajikan Gambar 2.

Berdasarkan data hasil sosialisasi diketahui bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan hutan pendidikan dan teknik pemantauan kesehatan hutan masih sangat kurang, hal ini ditunjukan oleh evaluasi yang berdasarkan data hasil

pretest telah dikerjakan oleh masyarakat sesaat sebelum materi diberikan pada kegiatan sosialisasi. Persentase pengetahuan mengenai kesehatan hutan pendidikan dan teknik pemantauan kesehatan hutan dapat diketahui berdasarkan data hasil pretest, yaitu dari 20 orang yang mengerjakan soal preteset, yang mengetahui mengenai kesehatan hutan pendidikan dan teknik pemantauan kesehatan hutan pendidikan sebanyak 45% atau dapat dikatakan kurang dari setengahnya masyarakat yang hadir dalam sosialisasi.

Setelah diberikan materi mengenai pentingnya kesehatan hutan dalam mewujudkan pengelolaan Tahura WAR yang lestari, pamantauan kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR, dan teknik pengukuran kesehatan hutan pendidikan di kawasan Tahura WAR; peningkatan pengetahuan masyarakat Kelurahan Sumber Agung mengenai kesehatan hutan pendidikan dan teknik pemantauan kesehatan hutan mengalami peningkatan sebesar 71%.

Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan perbandingan antara hasil pretest dan hasil

postest. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Kelurahan Sumber Agung mengetahui bahwa kondisi kesehatan ekosistem hutan telah menjadi perhatian banyak pihak, semenjak tumbuhnya kepedulian lingkungan akan bahaya polusi udara, hujan asam, perubahan iklim global, peningkatan populasi manusia, dan dampak jangka panjang pengelolaan sumberdaya alam, yang tersirat dalam soal nomor satu meningkat sebanyak 20%; pengertian kesehatan hutan yang menyatakan bahwa hutan dikatakan sehat apabila masih dapat memenuhi fungsinya sebagaimana fungsi utama yang telah ditetapkan sebelumnya, yang tersirat dalam soal nomor dua meningkat sebanyak 5%; pengetahuan lokasi kerusakan suatu pohon, yaitu pada: Akar, batang, cabang, tajuk, daun, pucuk, dan tunas, yang tersirat dalam soal nomor lima meningkat sebanyak 20%; cara mengetahui pertumbuhan pohon, yang tersirat dalam soal nomor enam meningkat sebanyak 10%; alat yang dapat digunakan untuk pengukuran kesehatan pohon, yang tersirat dalam soal nomor tujuh meningkat sebanyak 15%; dan cara pencatatan data kesehatan hutan, yang tersirat dalam soal nomor delapan meningkat 15%. Adapula pemahaman masyarakat yang masih sama dengan pemahaman sebelumnya, antara lain terkait dengan teknik mendapatkan data dan informasi kesehatan hutan dan pelaksanaan pemantauan kesehatan hutan sebaiknya pada hutan dengan status hutan negara atau hutan rakyat. Kondisi peningkatan pemahaman masyarakat Kelurahan Sumber Agung terhadap kesehatan hutan pendidikan dan teknik pemantauan kesehatan hutan secara jelas disajikan pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2, bahwa secara umum masyarakat Kelurahan Sumber Agung telah memahami pentingnya kesehatan hutan pendidikan Tahura WAR, dimana untuk mendapatkan data dan informasi tersebut kedepannya masyarakat akan melakukan kegiatan pemantauan kesehatan hutan pendidikan Tahura WAR.

Universitas Lampung

KESIMPULAN

Peningkatan pemahaman mengenai hal tersebut sebesar 71%. Persepsi masyarakat Kelurahan Sumber Agung tentang kesehatan hutan pendidikan Tahura WAR sangat besar sehingga kedepan akan membuat klaster-plot pemantauan kesehatan hutan Tahura WAR di blok hutan pendidikan yang bekerjasama dengan Feer Group Manajemen Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Adapun saran yang perlu ditindaklanjuti adalah aspek pelatihan teknik pengukuran pemantauan kesehatan hutan kepada masyarakat Kelurahan Sumber Agung dan pembuatan serta penetapan klaster-plot permanen kesehatan hutan pendidikan Tahura WAR yang bekerjasama juga dengan pihak pengelola Tahura WAR.

DAFTAR PUSTAKA

Mangold R. 1997. Forest Health Monitoring: Field Methods Guide. USA (US): USDA Forest Service.

[MDNR] Michigen Departement of Natural Resources. 2012. What is a healthy forest?. http://www.michigan.gov/foresthealt.html.

Nuhamara ST, Kasno, Irawan US. 2001. Assessment on Damage Indicators in Forest Health Monitoring to Monitor the Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Di dalam: Forest Health Monitoring to Monitor The Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Volume II. Japan (JP): ITTO dan Bogor (ID): SEAMEO-BIOTROP.

Permadi P, Lelana NE, Anggraeni I, Darwiati W. 2012. Rumusan Seminar.

Didalam: Seminar Nasional Kesehatan Hutan dan Kesehatan Pengusahaan Hutan untuk Produktivitas Hutan; 14 Juni 2012; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Pusat Litbang Peningkatan Produksi Hutan. hlm 1- 2.

Safe’i R. 2015. Kajian kesehatan hutan dalam pengelolaan hutan rakyat di

Provinsi Lampung. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[USDA-FS] United States Development Agency-Forest Service. 1999. Forest Health Monitoring: Field Methods Guide (International 1999). Asheville NC (US): USDA Forest Service Research Triangle Park.

Universitas Lampung Lokasi Kegiata n 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P E R S E N T A S E PERTANYAAN

PERSENTASE MENJAWAB BENAR DARI 20