ANALISIS PROSES DEWATERING PADA SUCTION PRESS ROLL TISSUE
METODOLOGI ANALISA
Penelitian ini dilakukan di PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry kecamatan Tebing Tinggi kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi tepatnya di :
Departemen : Tissue Departemen 5.1
Seksi : Tissue Machine 5.1
Unit : Tissue Machine
Pelaksanaan Penelitian berlangsung dari tanggal 18 Juli sampai dengan 23 Juli 2016.
Bahan Penelitian
1. Sample Fibre
Sample fibre digunakan untuk melihat kadar air yang terkandung dalam fibre tersebut,
sample fibre yang diambil yaitu sample fibre yang menempel di felt sebelum ke suction press roll
dan sample fibre yang menempel di yankee setelah di press oleh suction press roll.
Alat Penelitian
1. Blade Roll
Blade Roll dgunakan untuk mengambil sample fibre yang menempel di yankee dryer untuk dilakukan pengecekan moisturenya sehingga dapat diketahui berapa besar kandungan air yang masih ada di fibre tersebut.
2. Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang berat sample fibre yang telah diambil. Berat yang akan ditimbang adalah berat basah yaitu pada saat sample fibre baru selesai diambil dan berat kering yaitu berat saat sample fibre telah selesai dimasukkan kedalam oven.
3. Oven
Oven digunakan untuk tempat pengeringan sample basah yang telah diambil samplenya pada
sample fibre. 4. Desikator
Desikator digunakan untuk menstabilkan suhu sample fibre yang telah dimasukkan ke dalam oven.
Prosedur Penelitian
Pengecekan moisture
Tujuan dilakukannnya proses pengecekan moisture pada sample fibre adalah untuk mengetahui kelembapan yang terdapat pada fibre sehingga dapat dilihat dari hasil moisture yang didapat apakah moisture terlalu tinggi atau terlalu rendah yang bertujuan untuk membantu dalam
mengurangi kadar air pada bahan sebelum dikeringkan di yankee dryer. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengecekan moisture adalah sebagai berikut :
A. Pengecekan pada pressure suction press roll 80 Bar
1. Pastikan alat dan bahan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan bahan yang digunakan untuk penelitian juga dalam kondisi yang baik.
2. Pastikan proses telah berjalan dengan lancar sampai speed 1000 mpm / 87 rpm.
3. Setelah itu atur set point pressure yang ada di ruangan distibution control system (DCS) untuk suction press roll di 80 bar.
4. Ambil sample fibre yang menempel di felt dengan tangan dan sample fiber di yankee dryer dengan menggunakan blade roll .
5. Timbang berat bahan sample yang sudah diambil tadi menggunakan timbangan kemudian di catat ke dalam tabel pengujian.
6. Setelah itu, masukkan bahan sample tadi kedalam oven dengan suhu 103ºC selama ± 1 jam.
7. Setelah 1 jam bahan sample yang sedang di oven dikeluarkan dan kemudian dimasukkan ke dalam desikator ± selama 20 menit.
8. Setelah 20 menit, bahan sample yang sudah di oven tadi ditimbang kembali kemudian berat sample kering tadi dicatat dan dimasukkan kedalam tabel pengujian.
9. Lakukan pengujian selanjutnya dari no 2 sampai no 8 untuk pengujian berikutnya pada pressure suction press roll 80 Bar dengan speed 1100 mpm / 95 rpm dan speed 1200 mpm / 104 rpm.
10.Kemudian data yang sudah didapat pada tabel formulir pengujian dianalisa untuk mengetahui nilai moisture sebelum dan sesudah suction press roll yang didapat.
B. Pengecekan pada pressure suction press roll 85 Bar
Pengecekan pada pressure suction press roll 85 Bar mengikuti pada no 1 – 10 seperti di atas. C. Pengecekan pada pressure suction press roll 90 Bar
Seperti pengecekan di B, untuk pengecekan suction press roll 90 Bar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1 dapat kita lihat bahwa pada speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 93.3 %, speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.7 %,dan speed 87 rpm dengan pressure suction press roll
90 Bar menghasilkan moisture sebesar 92 %. Kemudian speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.7 %, speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 92.3%, dan speed 95 rpm dengan pressure 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 91.3 %. Dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 92 %, speed 104 rpm dengan pressure 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 91.7 % dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 91 %. Dari penjelasan gambar 4.1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai moisture / kadar air yang masih terkandung pada fibre sebelum melewati suction press roll masih tinggi yaitu 91% - 93%.
Gambar 1. Grafik Nilai Moisture Sebelum Suction Press Roll
Gambar 2 Grafik Nilai Moisture Sesudah Suction Press Roll
Gambar 2 dapat kita lihat bahwa pada speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 50 %, speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 48.7 % %,dan speed 87 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 46.7 %. Kemudian speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture sebesar 45 %, speed 95 rpm dengan pressure suction press roll 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 42 %, dan speed 95 rpm dengan
pressure 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 39.7 %.
Dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 80 Bar menghasilkan moisture
sebesar 40.1 %, speed 104 rpm dengan pressure 85 Bar menghasilkan moisture sebesar 39.3 % dan speed 104 rpm dengan pressure suction press roll 90 Bar menghasilkan moisture sebesar 38.7 %. Dari penjelasan grafik gambar 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin rendah pressure suction press roll maka moisture akan semakin tinggi sedangkan semakin tingginya pressure suction press roll maka moisturenya akan semakin rendah sehingga pressure suction press roll ke yankee dryer yang baik terhadapdewatering pada saat proses produksi berlangsung yaitu pada pressure suction press roll ke yankee dryer sebesar 90 Bar.
93.3 92.7 92 92.7 92.3 91.3 92 91.7 91 89.5 90 90.5 91 91.5 92 92.5 93 93.5 80 85 90 M o i s t u r e
Pressure Suction Press Roll (Bar)
Speed (rpm) 87 95 104 50 48.7 46.7 45 42 39.7 40.1 39.3 38.7 0 10 20 30 40 50 60 80 85 90 M o i s t u r e
Pressure Suction Press Roll (Bar)
Speed 87
95
Gambar 3 Nilai rata – rata moisture sebelum dan sesudah melewati suction press roll pada
pressure suction press roll 80 Bar, 85 Bar dan 90 Bar.
Gambar 3 dapat kita lihat bahwa perbandingan kandungan air / moisture dengan pressure suction press roll ke yankee dryer 80 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya
92.6% setelah melewati suction press roll moisturenya 45%, pada pressure suction press roll 85 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya sebesar 92.2% setelah melewati suction press roll moisturenya 43.3% kemudian pada pressure suction press roll 90 Bar sebelum melewati suction press roll moisturenya 91.4% setelah melewati suction press roll moisturenya
41.7%. Dari penjelasan grafik gambar 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa moisture pada saat sebelum melewati suction press roll masih tinggi dikarenakan belum adanya hisapan untuk membantu mengurangi dewatering pada fiber dan untuk moisture sesudah melewati suction press roll kadar air / moisturenya rata – rata 43.3% ini berbeda 48% dengan kadar air / moisture
sebelum melewati suction press roll ini disebabkan pengaruh tekanan suction press roll ke
yankee dryer dan putaran speed machine dikarenakan tekanan yang tinggi oleh suction press roll ke yankee dryer akan membuat fiber semakin kering dan air yang ada pada bahan fiber tadi akan menguap.
KESIMPULAN
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari pengujian moisture pada suction press roll
dengan menggunakan pressure 80 Bar, 85 Bar dan 90 Bar dengan speed yang digunakan yaitu 1000 mpm / 87 rpm, 1100 mpm / 95 rpm, 1200 mpm / 104 rpm dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Moisture pada saat fiber belum melewati suction press roll kadar airnya adalah 92.8% sedangkan setelah melewati suction press rollmoisturenya sebesar 47.5%
2. Pressure suction press roll yang baik digunakan pada saat proses produksi yaitu pada
pressure 90 Bar dengan speed 1200 mpm / 104 rpm, karena pada saat pressure suction press roll 90 Bar dan speed 1200 mpm / 104 rpm setelah fibre melewati suction press roll kadar air / moisture hanya tinggal 47.5 % sehingga kerja yankee dryer pada saat proses pengeringan dapat berjalan dengan lebih ringan dan dapat menghemat konsumsi energi gas untuk proses pengeringan yang terjadi di yankee dryer.
3. Pada saat fibre sebelum melewati suction press roll kadar air / moisturenya masih tinggi sehingga perbandingan moisture sebelum dan sesudah melewati suction press roll perbedaan moisturenya adalah 50%, ini menjadikan kerja suction press roll untuk menekan / press ke
92.6 92.2 91.4 45 43.3 41.7 0 20 40 60 80 100 80 85 90 M o i s t u r e ( %) Pressure SPR (Bar) Moisture M1 M2
yankee jadi tambah berat dan hisapan vacuum suction press roll juga menjadi lebih berat dikarenakan tidak adanya hisapan air sebelum melewati suction press roll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sigit Suseno. 2002. Bahan Training Tissue Machine Unit. Jambi. PT.LPPPI 2. Suhardi, Basuki. 2002. Bahan TrainingChlorine Plant. Jambi. PT.LPPPI
3. Benjamin A. Thorp, 1991. Pulp and paper manufacture, volume 7 paper machine operations. Kanada. Paper industry TAPPI
4. Rezk, kamal.2013. Modelling of water removal during a paper vacuum dewatering process using a Level-Set method. Journal Chemical Engineering science 101.543 – 553. 5. Djokosetyardjo, M.J. 2003. Ketel Uap. Jakarta. Pradnya Paramita
6. Wikipedia. Pengertian proses. https://id.wikipedia.org/wiki/Proses (di akses tanggal 20 februari 2016)
7. Sugiyono.2009.Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alffabeta 8. Voith, press fabric training. 2011. Voith , Perawang
9. Hermawan Nanang.”Perancangan Mesin Roll Pipa Untuk Kebutuhan Laboratorium
Teknik Produksi”. Jurusan Teknik Mesin.Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung.2014
10. Sepfitrah. “Analisa Proses Pengerolan Kertas”. Jurusan Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian.Riau.2014
11. Anonimous, Instruction Manual of Disc Filter Paper Machine 5 PT Kertas Leces(Persero), Dorr-Oliver, French, tanpa tahun
12. Gerard, L, Production Stability on Paper Machines and Pulp and White WaterCircuit,
TAPPI Journal Vol. 78, No. 10, p. 256-257
13. Gottsching, Lothar, and Heikki Pakinen, Paper Making Science Technology: RecycledFiber and Deinking, Fapet Oy, TAPPI, USA, 2000
14. Amanto.H Dan Daryanto.1999.IlmuBahan. Jakarta :PT.Bumi Aksara
15. Ahmad Mustaqim.”Perencanaan Alat/Mesin Pengerol Pipa”,Program Studi Teknik Mesin.Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012.