• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di obyek wisata Ketep Pass di Kabupaten Magelang. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan bahwa obyek wisata Ketep Pass merupakan obyek wisata yang cukup menarik minat wisatawan, terutama dengan kondisi alamnya. Meskipun demikian potensi tersebut masih perlu dikembangkan secara maksimal.

2. Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian 16 bulan terhitung sejak proposal ini disusun pada Bulan Juli tahun 2009 sampai dengan selesainya penyusunan laporan penelitian pada Bulan November 2010. Adapun jadwal penelitian sebagai berikut: Tabel 2. Waktu Penelitian

No Kegiatan Tahun/Bulan 2009 2010 Jul Agust-Okt Nov-Des Jan-Mar Apr-Jun Jul-Nov 1 Tahap Persiapan 2 Penyusunan Proposal 3 Penyusunan Instrument Penelitian 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Laporan Penelitian

commit to user

B. Bentuk dan Metode Penelitian

Nawawi (1983: 62) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian dengan survei untuk mendeskripsikan potensi obyek wisata Ketep Pass dalam analisis spasial.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 3. Jenis Data Primer yang Digunakan dalam Penelitian No Jenis Data Primer Sumber Data

1 Variabel Daya Tarik Obyek

Tingkat keunikan

Nilai obyek

Ketersediaan lahan

Kondisi fisik obyek

Observasi Observasi Observasi Observasi 2 Variabel aksesibilitas Jarak Kondisi jalan

Kendaraan menuju obyek

Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara 3 Variabel fasilitas dasar

Warung makan

MCK

Akomodasi

Observasi dan wawancara Observasi dan wawancara Observasi

4 Variabel fasilitas pendukung

Listrik

Tempat ibadah

Wartel

Tempat Parkir

Observasi

Observasi dan wawancara Observasi

commit to user

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli.

Tabel 4. Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian

No Jenis Data Sekunder Sumber Data

1 Peta RBI skala 1 : 25.000 Bakosurtanal

3 Jumlah Penduduk BPS Kabupaten Magelang

4 Data Curah Hujan Dinas Pertanian Kabupaten Magelang 5 Jumlah pengunjung obyek wisata Ketep Pass Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada obyek penelitian.

Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah lokasi obyek wisata Ketep Pass. Data diperoleh dengan cara melakukan pencatatan dan pengamatan dengan menggunakan GPS yang mengacu pada fenomena yang diteliti. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang ada dilapangan berupa letak obyek wisata, fasilitas, dan aksesibilitas menuju obyek.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara berstruktur. Informan yang bertindak sebagai responden terdiri dari mereka yang terpilih karena mereka mengetahui kondisi obyek wisata baik fisik maupun sosial. Wawancara dilakukan terhadap pengelola obyek wisata, penduduk sekitar obyek wisata, dan pengunjung obyek wisata. Data yang diperoleh dari wawancara adalah peran serta penduduk dan pengelola terhadap pengembangan obyek wisata, pengaruh obyek wisata terhadap kehidupan masyarakat sekitar, kekurangan fasilitas obyek wisata, dan upaya pengembangan yang akan dilakukan.

commit to user

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas (Tika, 1997: 32). Pada penelitian ini yang dimaksud populasi adalah pengunjung, pengelola, dan masyarakat sekitar Obyek Wisata Ketep Pass.

Mardailis (2002: 55) berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitain”. Tujuan penentuan sampel untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan. Dalam menentukan sampel hendaknya dipenuhi syarat-syarat utama dalam menentukannya didalam penelitian, artinya bahwa sampel yang digunakan harus dapat mewakili populasi yang telah dikemukakan.

Pengambilan sampel untuk pengunjung dan masyarakat sekitar menggunakan sampel acak berstrata ( stratified random sampling ), sedangkan untuk pengelola obyek wisata menggunakan sampel purposif.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahuin potensi obyek wisata Ketep Pass digunakan teknik analisis skoring dan klasifikasi, untuk mengetahui usaha pengembangan obyek wisata Ketep pass digunakan teknik analisis SWOT.

Analisis data tersebut dimulai dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pemilihan indikator penelitian

Pemilihan indikator ini diperoleh dari penelitian sejenis kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi kepariwisataan obyek wisata Ketep pass.

2. Analisis skoring

Analisis skoring menggunakan 4 variabel yaitu daya tarik obyek wisata, aksesibilitas, fasilitas dasar, fasilitas pendukung.Nilai skor ditentukan untuk membedakan pengaruh antara beberapa kriteria penilaian dari satu variabel penelitian yang digunakan, sedangkan bobot yang diberikan untuk membedakan besar pengaruh antar variabel.

commit to user

Nilai masing-masing krieria tinggal memilih salah satu angka yang terdapat di dalam tabel yang sudah ada sesuai dengan potensi dan kondisi lokasi. Nilai tertinggi menunjukkan bahwa kriteria tersebut merupakan faktor pendukung yang potensial untuk dikembangkan di lokasi itu. Sedangkan nilai terendah merupakan kriteria yang menjadi faktor penghambat.

Selanjutnya parameter dan skor yang digunakan dalam variabel tersebut dibuat dan disesuaikan dengan obyek wisata Ketep pass sehingga parameter yang digunakan bersifat lokasional, artinya parameter dan skor ini hanya valid digunakan untuk obyek wisata Ketep Pass.

Penilaian potensi obyek wisata digunakan kriteria dan asumsi sebagai berikut:

d. Daya Tarik Obyek Wisata

Daya tarik obyek wisata merupakan modal utama dalam pengembangan obyek wisata. Untuk menilai variabel ini digunakan beberapa parameter seperti yang dijelaskan Sugiyanto (2004).

Variabel daya tarik diberi bobot angka tertinggi yaitu 4 karena daya tarik memberikan pengaruh yang besar terhadap kunjungan wisatawan. Masing-masing parameter diberi skor berbeda sesuai fungsinya dalam menarik wisatawan.

Tabel 5. Parameter Daya Tarik Obyek Wisata

Variabel Faktor Kriteria Skor Bobot

Daya tarik obyek wisata Tingkat keunikan/kelangkaan Tingkat lokal 10 4 Tingkat regional 15 4 Tingkat nasional-internasional 20 4 Nilai obyek wisata

(rekreasi, pengetahuan,

kepercayaan/religius, kebudayaan)

Hanya ada 1 obyek 3 4 Ada 2 nilai obyek 6 4 Ada > 3 nilai obyek 9 4

Ketersediaan lahan untuk rekreasi (bersantai, bermain, berolah raga, hiking)

Tidak tersedia 1 4 Hanya ada 1 lahan untuk bersantai 3 4 Tersedia > 2 lahan untuk bersantai 6 4

Kondisi fisik obyek wisata secara umum

Obyek wisata mengalami kerusakan dominan 1 4 Obyek wisata mengalami sedikit kerusakan 3 4

commit to user

Obyek wisata tidak mengalami kerusakan dominan

6 4 Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi

e. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan daya jangkau obyek wisata. Kemudahan pencapaian dan kualitas aksesibilitas merupakan salah satu faktor utama untuk menarik kunjungan wisatawan. Menurut Sugiyanto (2004), faktor yang mempengaruhi aksesibilitas adalah jarak, kondisi jalan, dan kendaraan menuju obyek. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Variabel aksesibilitas diberi bobot 3 karena aksesibilitas merupakan hal penting dalam pertimbangan wisatawan untuk berkunjung.

Tabel 6. Parameter Aksesibilitas

Variabel Faktor Kriteria Skor Bobot

Aksesibilitas

Jarak

Jarak dari ibukota kabupaten menuju obyek > 15 km

3 3

Jarak dari ibukota menuju obyek 5-15 km

6 3

Jarak dari ibukota kabupaten menuju obyek < 5 km 9 3 Kondisi jalan Jalan tanah/setapak 3 3 Jalan berbatu 6 3 Jalan aspal 9 3 Kendaraan menuju obyek Jalan kaki 3 3

Roda 2 - roda 4 pribadi 6 3

Umum roda 4 9 3

Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi f. Amenitas

 Fasilitas dasar

Fasilitas dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan wisata karena fasilitas ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

commit to user

dasar bagi setiap obyek wisata. Yang dimaksud fasilitas dasar antara lain : warung makan, MCK, dan akomodasi.

Unsur yang digunakan dalam menilai kriteria ini didasarkan pada jumlah fasilitas dasar yang berada di sekitar obyek wisata.

Penilaian kriteria fasilitas dasar diberi bobot 2 karena pengaruh fasilitas dasar terhadap kedatangan pengunjung lebih kecil dibanding faktor daya tarik dan aksesibilitas.

Tabel 7. Parameter Fasilitas Dasar

Varibel Parameter Kriteria Skor Bobot

Faslitas Dasar

Warung makan

Tidak ada sama sekali 1 2 Jika hanya ada 1-3 unit 3 2 Jika tersedia > 4 unit 6 2

MCK

Tidak ada sama sekali 1 2 Jika hanya ada 1-3 unit 3 2 Jika tersedia > 4 unit 6 2

Akomodasi

Belum ada sama sekali 1 2 Jika hanya ada 1-3 unit 3 2 Jika tersedia > 4 unit 6 2 Sumber : Sugiyanto (2004) dengan modifikasi

 Fasilitas pendukung

Peran fasilitas pendukung adalah untuk menunjang kemudahan dan kenikmatan pengunjung. Yang termasuk fasilitas pendukung adalah : listrik, tempat ibadah, wartel, dan tempat parkir.

Penilaian kriteria fasilitas pendukung diberi bobot 1 karena fasilitas pendukung merupakan hal yang menjadi pendukung saja dalam menarik wisatawan untuk berkunjung.

Tabel 8. Parameter Fasilitas Pendukung

Variabel Parameter Kriteria Skor Bobot Listrik Belum terjangkau sama sekali 1 1

commit to user Fasilitas

pendukung

Terjangkau dengan baik 6 1

Tempat ibadah

Belum tersedia sama sekali 1 1 Tersedia namun kurang terawatt 3 1 Tersedia dengan kondisi baik 6 1 Wartel

Belum tersedia sama sekali 1 1 Terdapat 1-2 unit 3 1 Tersedia > 3 unit 6 1 Tempat parker

Belum tersedia sama sekali 1 1 Tersedia dengan area yang sempit 3 1 Tersedia cukup luas 6 1 Sumber : Departemen Kehutanan dengan modifikasi.

Besarnya nilai masing-masing variabel merupakan jumlah skor dari masing-masing kriteria setelah dikalikan bobotnya. Untuk menentukan klasifikasi potensi obyek wisata, keempat variabel tersebut dijumlah skornya. Total skor dari seluruh variabel yang telah diukur kemudian diklasifikasikan.pengklasifikasian ini dimaksudkan untuk mengetahui obyek wisata termasuk kategori potensial tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan metode klas interval sebagai berikut: I =a−b

n

Keterangan: I = interval klas

a = nilai skor tertinggi = ( X1 x 4 ) + ( X2 x 3 ) + ( X3 x 2 ) + ( X4 x 1 ) b = nilai skor terendah = ( Y1 x 4 ) + ( Y2 x 3 ) + ( Y3 x 2 ) + ( Y4 x 1 ) n = jumlah klas

X1, X2 = skor tertinggi pada variabel 1, skor tertinggi pada variabel 2, dst. Y1, Y2 = skor terendah pada variabel 1, skor terendah pada variabel 2, dst.

3. Analisis SWOT dan arah pengembangan

Analisis SWOT ( Strength, weakness, opportunities, threats ) merupakan analisis yang cukup baik, efektif dan efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan pengembangan awal program-program inovasi baru dalam kepariwisataan.

commit to user

Kebijakan yang dapat mempengaruhi kerja pariwisata dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kebijakan eksternal dan internal. Kondisi kebijakan eksternal menyangkut kendala yang berasal dari luar lingkungan pariwisata yang potensial dapat menghambat kerja kebijakan pariwisata. Sedangkan kondisi kebijakan internal menyangkut aspek kepariwisataan yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kepariwisataan.

Makna analisis SWOT adalah apapun cara dan tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan mempunyai prinsip-prinsip mengembangkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, menangkap kesempatan, dan menghilangkan ancaman.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a. menentukan lokasi dan waktu penelitian

b. mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan c. survei ketersediaan data

d. studi pustaka

2. Tahap Penyusunan Proposal

Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu berupa kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan berupa proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian. Peneliti menyusun kerangka penelitian secara garis besar, yang ditulis hanya bagian-bagian penting saja dari penelitian.

commit to user

Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan sarana yang digunakan untuk mengumpulkan data.

4. Tahap Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah dengan wawancara dan observasi dan analisis dokumen.

5. Tahap Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis bersama dengan hasil wawancara dari informan. Analisis dimulai dengan memahami seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis skoring untuk menentukan potensi wisata Ketep Pass dan analisis SWOT untuk mengetahui arah pengembangan obyek wisata Ketep Pass.

6. Tahap Penulisan Laporan

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk buku berupa skripsi. Laporan ditulis berdasarkan dengan kaidah yang telah ditetapkan.

commit to user

35

BAB IV

Dokumen terkait