• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam tahapan-tahapan tersebut, lebih tepatnya setelah tahap keenam dan sebelum tahap ketujuh, rencana siaran bulanan, pekanan, dan harian dibuat.

Dari beberapa langkah tahap perencanaan programming tersebut, rumusan strategi programming radio komunitas diterapkan dalam berbagai bentuk program siaran dibawah payung programming periode tertentu.

Kemudian setelah programming berjalan, pegiat radio komunitas seyogianya melakukan evaluasi seperti awak radio komersial. Dalam konteks radio komunitas, evaluasi dapat dilakukan dengan survei pendengar mengenai hal-hal berikut; Pendengar (meliputi jumlah pendengar, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan gaya hidup), format radio dan format acara, musik, dan tingkat kesukaan pendengar terhadap acara-acara tersebut. Dalam radio komersial, ada satu hal lagi yang disurvei, yakni tingkat kepopuleran penyiar. Namun variabel ini tidak relevan dalam radio komunitas, sebab, penyiar radio komunitas biasanya dari kalangan sendiri dan bersifat suka rela.

Setelah data-data dalam tahapan programming ditemukan, lalu dianalis dengan pisau analisi berupa lima elemen strategi programming, yang meliputi kesesuaian, membangun kebiasaan, mengontrol aliran pendengar, pemeliharaan sumber daya program, dandaya tarik luas. Elemen strategi programming itu, adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh awak radio dalam membuat programming siaran.

H. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan objek yang diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode deskriptif berupa studi kasus. Studi kasus adalah metode yang mengacu pada penelitian dengan unsur

Keenam, Penetapan metode penyampaian pesan sesuai tujuan yang ingin dicapai. Disampaikan secara informatif dan persuasif serta akomodatif terhadap particular local purpose dan particular mood.

Ketujuh, Eksekusi programming. Dalam langkah terakhir ini, yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengendalikan dan mengkoordinasikan tenaga, biaya, waktu, dan berbagai sumber lain dengan disertai penjadwalan pelaksanaan yang jelas.

how dan why pada pertanyaan utama penelitian.Studi kasus juga sangat relevan untuk meneliti permasalahan kontemporer.Puji Rianto menyimpulkan, studi kasus merupakan studi yang 1) dilakukan untuk mencari kedalaman penjelasan atas ‘kasus’ yang diteliti, 2) digunakan untuk kasus yang spesifik, 3) dibatasi oleh waktu, dan 4) dalam proses pengumpulan datanya menggunakan banyak ragam narasumber (Norman dan Lincoln, 1998).Selain itu, studi kasus dilakukan apabila peneliti hanya mempunyai sedikit peluang untuk mengontrol permasalahan yang diteliti.Sedangkan fokus penelitian yang relevan dengan metode studi kasus, adalah fenomena kontemporer di kehidupan nyata.15

Metode deskriptif berupa studi kasus dirasa tepat untuk meneliti masalah dalam penelitian ini.Karena, studi kasus memungkinkan peneliti untuk menampilkan karakter holistik dari obyek yang diteliti. Menurut Nazir (1998:6), studi kasus memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang serta sifat-sifat khas dari suatu kasus.

Dalam konteks penelitian ini,digunakan desain kasus tunggal holistik (single case-holistic). Pasalnya, hanya terdapat satu unit analisis yang dikaji, yakni fokus pada strategi programming yang digunakan Radekka FM dalam mendorong gerakan sosial konservasi dan pelestarian alam.

Pemilihan metode studi kasus dianggap tepat karena beberapa alasan.Pertama, permasalahan penelitian ini bersifatspesifik.Radio komunitas yang concern pada penyelamatan lingkungan jumlahnya terbatas. Radekka FM paling terlihat keberhasilannya mengawal isu lingkungan hidup. Kedua, kasus tersebut berdampak bagi warga Desa Semoyo hingga sekarang, yakni lahan semakin subur dan rimbun dengan pepohonan, bahkan desa ini telah menjadi penghasil karbon.Ketiga, latar sosial warga Semoyo juga menarik untuk ditelisik lebih jauh.Bagaimana mereka bisa digerakan untuk melakukan penyelamatan lingkungan dengan penghijauan.Dalam titik inilah, strategi programming Radekka FM patut diberi perhatian lebih.

15

Robert K.Yin. 2003. Case Study Research : Design and Methods, Third Edition. California: Sage Publications. Hal. 1

Karakter lain dari penelitian studi kasus adalah menggunakan berbagai jenis bukti dari multisumber. Untuk menyingkap suatu kasus misalnya, peneliti dapat melacak bukti-bukti melalui dokumentasi, rekaman arsip, observasi langsung, observasi partisipan, wawancara, bahkan penggunaan perangkat fisik.Peneliti dituntut untuk bisa menggunakan berbagai teknik pengumpulan data sekaligus.Meskipun terkesan lebih berat, tetapi justru disinilah keunggulan dari studi kasus, yaitu analisis yang mendalam.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di sekertariat dan studio Radekka FM di Dusun Salak, Desa Semoyo, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai teknik yang lazim digunakan dalam studi kasus, antara lain;

a. Dokumentasi

Ketika tahap pengumpulan data, penulis akan memulai dengan melacak dokumen, khususnya tentang bagaimana strategi programming Radekka FM dalam mendorong gerakan pelestarian lingkungan di desa Semoyo, Pathuk, Gunungkidul.Dokumen tertulis berupa laporan penelitian, buku, pengumuman resmi dari pihakRadekka FM atau Serikat Petani Pembaharu, kliping berita, dan artikel lain di media massa.

b. Observasi langsung

Peneliti melakukan peengamatan langsung pada kegiatan siaran Radekka FM dan Serikat Petani Pembaharu yang terkait dengan prlestarian lingkungan. Penelitiakan melakukan pengamatan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi oleh Radekka FM dan Serikat Petani Pembaharu. Observasi langsung ini dibatasi tahun2011-2013. Pembatasan tahun ini, bukan berarti penulis meneliti Radekka FM sejak 2011 hingga 2013, melainkan data-data tentang programming yang diambil untuk diteliti dibatasi dari tahun 2011 hingga 2013.

c. Wawancara

Penelitimengumpulkan informasi secara lisan maupun tertulis dari narasumber. Wawancara dilakukan dengan menyiapkan pertanyaan terlebih dahul (focused interview) dan spontan saat wawancara berlangsung. Narsumber yang dipilih adalah Suratimin (sebagai pengelola Radekka FM, Ketua SPP dan orang lain di internalRadekka FM yang terkait dengan strategi programming mendorong pelestarian lingkungan, seperti Mugiriyanto, Sugiyono, dan F.Bambang Hery Purwanto. Sugiyono dan Mugiriyanto adalah pengurus Serikat Petani Pembaharu (SPP) yang cukup aktif bergiat di Radekka FM. Sementara F.Bambang Hery Purwanto adalah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) IDEA. Dia bergiat di Radekka FM, karena ingin memberdayakan radio komunitas sebagai media komunikasi dan informasi gerakan transparansi anggaran.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Moleong, 2002:103). Cresswell berpendapat, studi kasus melibatkan banyak data karena bertujuan mendeskripsikan secara mendalam suatu fenomena yang diteliti. Untuk itu diperlukan suatu analisis yang terorganisir agar hasilnya terperinci.Analisis data yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yaitu analisis yang dapat menghasilkan data deskriptif, berupa data-data tertulis maupun lisan dari orang-orang (organisasi) dan perilaku yang diamati. Langkah-langkah dalam analisis kualitatif yang dilakukan peneliti antara lain:

a. Pengumpulan data

Dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan narasumber, dan melalui dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen tersebut adalah proposal pengajuan Ijin Penyelenggaraan Penyiaran yang ditujukan kepada Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY, data monografi Desa Semoyo semester pertama 2014.

b. Reduksi data

Proses pemilihan dan pemusatan atau penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisisyang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidakperlu,mengorganisasi, menelusur tema dan membuat gugus-gugus. Reduksi berlangsungterus-menerus selama proses penelitian berlangsung. Proses transformasi ini berlangsunghingga laporan akhir tersusun.

c.Penyajian data

Upaya penyusunan, pengumpulan informasi ke dalam suatu matrik atau konfigurasi yang dipahami. Konfigurasi semacam ini akan memungkinkan adanyapenarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang sederhana danmudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid. Penyajian ini bisa dalam bentuk matrik, grafik atau bagan yang dirancanguntukmenghubungkan informasi.

d.Menarik kesimpulan

Peneliti mulai mencari makna dari data-data yang terkumpul dan selanjutnya peneliti mencari arti dan penjelasan untuk kemudian menyusun pola-pola hubungan tertentuke dalam suatu satuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan.Data-datayang terkumpul di susun ke dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasi sesuaidengan masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan antara satudenganyanglain sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan beragam, mulai dari sekedar gerakan menanam pohon hingga gerakan advokasi lingkungan.

Dokumen terkait