• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PENELITIAN

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif guna menjelaskan bagaimana sistem pengawasan yang dilakukan oleh pondok pesantren dalam membimbing santri tingkat Tsanawiyah yang sedang mengalami masa pubertas.

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabugan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.36

Tujuan penelitian kualitatif adalah menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori, menggambarkan realitas yang kompleks,

dan memperoleh pemahaman makna.37 Sehingga penelitian kualitatif sangat

relevan terkait fokus permasalahan dalam penelitian ini. Salah satunya, yaitu memahami dan menjelaskan sistem pengawasan yang dilakukan oleh pondok pesantren dalam membimbing santriwati tingkat Tsanawiyah yang sedang mengalami masa pubertas.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa tulisan, uraian, dan gambar. Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tapi purposive sampling (sampel bertujuan) yaitu tidak menggunakan sampel yang banyak tetapi memilih secara purposif

dengan suatu alasan.38

Pembagian sumber data yang akan dilakukan peneliti terdiri dari data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi oleh peneliti langsung di lapangan. Sumber primer adalah sumber pokok dalam penelitian ini dimana peneliti langsung terlibat dengan informan yang diteliti. Peneliti mendapatkan data dari hasil

36 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, cet. 22, 2015), hlm. 15.

37

Idib., hlm. 23.

38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 85.

wawancara dengan informan yang mengetahui bagaimana “Sistem Pengawasan Santriwati Pada Masa Pubertas (Studi Kasus Ponpes Ma‟had Ihya As-Sunnah, Tasikmalaya)”, yaitu:

a. Informan Kunci

Informan kunci adalah orang atau sekelompok orang yang bukan saja memiliki akses dengan orang-orang di dalam komunitas, tetapi juga memiliki akses informasi dari komunitas yang akan dimasuki. Biasanya mereka adalah orang dalam, bagian dari komunitas atau penduduk asli atau pribumi, namun memiliki akses dan jaringan yang

sangat dibutuhkan dalam penelitian.39

Informan kunci dalam penelitian ini adalah seorang ketua kesantrian akhwat, BK akhwat, koordinator keamanan akhwat dan wali kelas di Pondok Pesantren Ma‟had Ihya As-Sunnah, Tasikmalaya. b. Informan Inti

Untuk melengkapi data yang diperoleh dari informan kunci, maka sumber data ini juga diperoleh dari informan inti. Informan inti dalam penelitian ini adalah santriwati tingkat Tsanawiyah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak yang tidak berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber lain yang ditemukan peneliti saat di lapangan, seperti dalam bentuk foto atau hasil wawancara dengan pihak yang tidak berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Data tersebut dikumpulkan untuk melengkapi hasil temuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Metode ini menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui

39

beberapa cara/teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara), namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

Dalam hal ini, peneliti akan melakukan observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari para santri yang sesuai dengan kegiatan yang diadakan pondok pesantren. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat mengumpulkan data tambahan yang lebih konkrit dan lengkap saat terjun ke lapangan langsung.

2. Wawancara

Wawancara (interview), yaitu bentuk komunikasi antara peneliti dengan subjek yang diteliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam mencari informasi berdasarkan tujuan. Wawancara dapat dilakukan secara formal dan informal (terjadwal dan tidak terjadwal) di tempat resmi

dan di tempat umum atau tidak resmi.40

Proses wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dari informan inti dan informan kunci yaitu Ketua Kesantrian Akhwat, bagian BK Akhwat, Koordinator Keamanan Akhwat dan santri tingkat Tsanawiyah.

Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat

40 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitaif, (Jakarta: GP PRESS, 2010), hlm. 253.

menggunakan alat bantu tape recorder, kamera poto, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari pengamatan dan wawancara. Dokumentasi berfungsi mendapatkan pemahaman mendalam terhadap fokus penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan bentuk tulisan, dengan cara mengambil foto, rekaman suara, rekaman gambar, dokumen pribadi dan catatan lapangan.

Catatan terbagi menjadi dua bagian yaitu catatan deskriptif dan catatan reflektif. Catatan deskriptif berfungsi sebagai gambaran semua kegiatan dalam proses penelitian. Sedangkan catatan reflektif berfungsi sebagai sudut pandang peneliti terhadap hasil catatan deskriptif serta mengamati tindakan apa yang dilakukan dalam pengamatan dan wawancara selanjutnya.

E. Teknik Kalibrasi Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan yang harus di uji adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti. Guna mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian dan tercapainya tujuan yang diinginkan, maka penelitian ini perlu adanya kalibrasi tentang keabsahan data yaitu dengan cara:

1. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan untuk mencari kedalaman. Selain ketekunan, diperlukan juga yakni perpanjangan pengamatan apabila data atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dirasa belum lengkap. Sehingga peneliti harus memperhitungkan kembali dalam upaya memperoleh hasil penelitian yang dibutuhkan secara akurat dan tepat.

Perpanjagan pengamatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jangka waktu yang ditetapkan oleh peneliti dan dilakukan dengan waktu yang terbatas. 2. Triangulasi

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber, yaitu teknik untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpul data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi dari berbagai informan, kemudian data hasil dari penelitian itu digabungkan sehingga saling melengkapi. Triangulasi berarti membuat peneliti dapat me-recheck temuannya dengan cara membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, dan waktu.

Jadi, triangulasi adalah cara untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.

3. Kecukupan Referensial

Kecukupan referensial ini adalah upaya peneliti mengumpulkan data

menggunakan alat seperti perekam suara, perekam gambar, dan kamera foto.41

Hal ini dilakukan agar ada bukti lain selain catatan yang dibuat oleh penulis.

Dokumen terkait