• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif.

Metode kuantitatif sering juga disebut sabagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah kaidah ilmiah yang kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.Metode ini juga disebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat.

Jadi disini ada variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini yang menjadi varibel bebas adalah Pendidikan dan Pelatihan, dan variabel terikat adalah Peningkatan Kinerja Karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Kawasan Industri Modern (PERSERO) Medan. Proses penyusunan skripsi dan penelitian yaitu Februari sampai dngan September 2021,dapat dilihat pada Tabel 3.1

28

Tabel 3.1

30

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:119) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.

Kawasan Industri Modern (PERSERO) Medan yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan berjumlah 95 orang. Yang terdiri dari 38 wanita dan 57 pria/laki- laki

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan kareteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel "purposive sampling", yaitu teknik penentuan sampel dengan perimbangan tertentu. Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah karyawan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan Rumus Slovin sebagai berikut :

n =

�+ (��)

Keterangan : n= Besaran sampel N= Besaran populasi

e= Nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan (persenan kelongaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) sebesar 10%

n = 95 1 + 95 (0,1)2

n = 95

1 + 95 (0,1)2 = 95

1,95

= 48,71

Jadi jumlah sampel yang akan diambil digenapkan menjadi 49 orang karyawan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu hal yang penting dalam penelitian adalah proses pengumpulan data. Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat sesuai dengan keperluan penelitian. Data yag diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan acuan landasan teoritis, agar hasilnya berguna dalam penarikan hipotesis attau mengambil suatu kesimpulan penelitian. Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner (daftar pertanyaan).

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka kepada repsponden.Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup diukur dengan menggunakan skala interval 1-5, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.

2. Studi pustaka.

Teknik ini melakukan pencairan informasi atau data-data dari buku-buku, literature, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan

32

No Variabel Indikator Skala Pengukuran

1 (X1)Pendidikan

Teknik ini merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langusng pada objek penelitian.

3.5 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu pendidikan (X1) dan pelatihan (X2) dan peningkatan kinerja sebagai variabel (Y). Agar dapat diperolehdata yang menunjang bagi pengujian hipotesa, maka batasan oprasional konsep dan variabel dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Penilaian Bobot skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dilakukan dalam bentuk angka. schingga akan lebih akurat. efisien dan komunikatif. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap. pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Jawaban dari item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dan sangat positif, sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata. Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui angket (kuisioner) yang telah disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini digunakan sistem skala lima, yaitu :

Tabel 3.3 Skala Pengukuran

34

3.7 Uji Instrumen.

Uji instrumen adalah suatu uji atau alat ukur untuk mengukur sesuatu dengan hasil yang konsisten yang sangat penting digunakan dalam sebuah penelitian. Uji instrumen terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil yang valid bila ada kesamaan antara obyek penelitian dan data yang terkumpul. Data yang diperoleh dari pengukuran apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data terdebut dianggap valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas.

Uji ini untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variable. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Asumsi klasik

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan. terlebih dalulu diadakan pengujian-pengujian terhadup gejala penyimpargan asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat pengujian yang harus dilakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolunieritas. Cara yang digunakan untuk menguji gejala penyimpanan asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan mengikut garis normalnya.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuh grup mempunyai varians yang sama diantara grup tersebut yang disebut heteroskedastisias. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (niai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya.

36

c. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas lain sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multi-kolinearitas diantara variabel bebasnya.

3.8.2 Uji Analisi Regresi Linier Berganda

Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen` Formula untuk regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ei;i=1,2,3,...,n Dimana :

Y = Kinerja karyawan a = Konstanta

X1 = Pendidikan X2 = Pelatihan

b1 = Koefisien Regresi Pendidikan b2 = Koefisisen Regresi Pelatihan

e = Unsur Galat (distrubance error) n = Ukuran Sampel

3.9 Uji Hipotesis 3.9.1 Uji Persial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikan dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap dependen yang lain konstan. Signifikan pengaruh tersebut dapat dietimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan nilai thitung Apabila thitung > ttabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya thitung < ttabel maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.

Hipotesis:

a) H0 : b1 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel pendidikan (X1).

pelatihan (X2) terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) b) Ha : b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari variabel pendidikan (X1), pelatihan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 ditolak, Ha diterima jika thitung > ttabel pada a = 5%, signifikan = 95%

artinya Pendidikan dan Pelatihan ada hubungannya dengan Kinerja Karyawan

38

H0 diterima, Ha ditolak jika thitung < ttabel pada a = 5%, signifikan = 95%

artinya Pendidikan dan Pelatihan tidak ada hubungannya dengan kinerja karyawan.

3.9.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana Fhitung > Ftabel maka Ha diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel terikatrya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima atau secara bersama- sama variabel bebas tidak memilki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka diguanakan probability sebesar 5% (α = 0.05).

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 ditolak, Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%, signifikan = 95 % artinya Pendidikan dan Pelatihan ada hubungannya dengan Kinerja Karyawan

H0 diterima. Ha ditolak jika Fhiung < Ftabel pada α = 5%, signifikan 95%

artinya Pendidikan dan Pelatihan tidak ada hubungannya dengan Kinerja Karyawan.

3.9.3 Uji Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen

sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variable dependen atau tidak.

Dokumen terkait