2.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan pada bulan Juni tahun 2009.
2.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT (Shimadzu) yang terdiri dari vacum desagger, pompa, CBM, UV/Vis detektor (dilengkapi dengan komputer dan printer) , kolom Shimpac VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), wadah fase gerak, penyuntik mikroliter (100 µl), neraca listrik (baeco Germany), membran filter PTFE 0,5 µm, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm dan 0,2 µm dan alat gelas lainnya.
2.3 Bahan-bahan
Bahan – bahan yang digunakan adalah asam posfat p.a (Merck), metanol p.a (Merck), aquabidestilata (PT. Ikapharmindo Putramas), kaptopril BPFI, tablet Kaptopril 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Hexpharm Jaya), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Indofarma), tablet Acepress 25 mg (PT. Bernofarm), tablet Captensin 25 mg (PT. Kalbe Farma), tablet Dexacap 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Farmoten 25 mg (PT. Fahrenheit), tablet Scantensin 25 mg (PT. Tempo Scan Pasific), tablet Tenofax 25 mg (PT. Prima AS), tablet Tensicap 25 mg (PT. Sanbe Bandung).
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.4 Prosedur penelitian 2.4.1 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara Probability sampling dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan
penggabungannya diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama. Dari hasil sampling tersebut diproleh tablet Kaptopril 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Hexpharm Jaya), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Indofarma), tablet Acepress 25 mg (PT. Bernofarm), tablet Captensin 25 mg (PT. Kalbe Farma), tablet Dexacap 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Farmoten 25 mg (PT. Fahrenheit), tablet Scantensin 25 mg (PT. Tempo Scan Pasific), tablet Tenofax 25 mg (PT. Prima AS), tablet Tensicap 25 mg (PT. Sanbe Bandung), merupakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
2.4.2 Pembuatan fase gerak
Sebanyak 550 ml metanol di saring menggunakan membran filter PTFE 0,45 µm. sebanyak 0,5 ml asam fosfat dilarutkan ke dalam air ebanyak 50 ml, kocok. Kemudian diencerkan hingga volume 450 ml lalu disaring dengan
cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, masing-masing diawaudarakan selama 30 menit.
2.4.3 Penyiapan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Masing - masing unit diatur, menggunakan kolom shimpac VP-ODS (4,6 mm x 25 cm). Sensitivitas 1,000 AUFS dan pengukuran menggunakan detektor UV/Vis pada panjang gelombang 220 nm. Pada pompa dipilih mode aliran tetap dengan laju aliran 1,0 ml/menit, dan diatur perbandingan fase gerak methanol : campuran asam fosfat dengan air (75 : 25). Setelah diperoleh kondisi yang sesuai
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
maka pompa dijalankan, Fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit diperoleh garis alas yang cukup lurus yang menandakan sistem tersebut telah stabil.
2.4.4 Identifikasi
2.4.4.1 Penentuan kualitatif
Kaptopril BPFI dan kaptopril dalam sedian tablet dengan nama dagang dan generik dengan konsentrasi 1,0 mg/ml masing-masing disuntikkan ke sistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 l. Puncak yang ditunjukkan diperhatikan dan dicatat waktu tambatnya kemudian waktu tambat masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu tambat kaptopril BPFI.
2.4.4.2 Penentuan kuantitatif
2.4.4.2.1 Pembuatan larutan induk baku kaptopril BPFI
Ditimbang seksama sejumlah 50,0 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcg/ml dan digunakan sebagai larutan baku.
2.4.4.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi kaptopril BPFI
Dipipet larutan induk baku kaptopril sebanyak 5; 10; 12,5; 15 ml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 200, 400, 500, 600, mcg/ml, kemudian masing-masing konsentrasi diinjeksikan sebanyak 6 kali ke sistem KCKT dengan volume penyuntikan 20 l. diukur pada panjang gelombang 220 nm dengan laju alir 1,0 ml/menit, lalu dicatat luas dan tinggi puncaknya yang ditunjukkan pada
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta dihitung persamaan garis regresinya.
2.4.4.2.3 Penetapan kadar sampel
Ditimbang 20 tablet untuk masing-masing jenis tablet, kemudian digerus sejumlah serbuk dan ditimbang seksama sejumlah tablet setara dengan lebih kurang 50 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
dilarutkan dengan air kocok selama 10 menit, dan diencerkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcg/ml, disaring, 10ml filtrat pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung. Filtrat yang jernih digunakan sebagai larutan uji. Kemudian larutan ini dipipet 10 ml dan
ditambahkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 400 mcg/ml. Larutan tersebut diawaudarakan. Diinjeksikan sebanyak 20 l ke sistem KCKT dideteksi pada panjang gelombang 220 nm, laju alir 1,0 ml/menit kemudian dihitung kadarnya. Dilakukan sebanyak 6 kali.
2.4.5 Penentuan Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ) Batas deteksi atau Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation (LOQ) merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel.
Batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi (SD) dari kurva antara respon dan kemiringan (slope) dengan rumus :
SD = 1 ) ( 2 − −
∑
n Xi X LOD = slope SD x 3Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus :
LOQ = slope SD x 10 (Harmita, 2004) 2.4.6 Analisis Statistik
2.4.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Kadar Kaptopril sebenarnya dalam sampel dapat diketahui dengan menggunakan uji Q test. Cara untuk melakukan analisis terhadap data yang menyimpang adalah dengan Dixon’s Q-test yang dirumuskan sebagai berikut:
Qhitung nilai yang dicurigai-nilai terdekat (nilai tertinggi- nilai terendah)
Jika nilai Qhitung lebih kecil dari nilai Qkritis maka hipotesis nol diterima berarti tidak ada perbedaan antara nilai yang dicurigai dengan nilai-nilai yang lain (Rohman, 2007).
Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada Tabel 1, apabila Q>Q0,99 maka data tersebut ditolak.
Tabel 1Nilai Qkritis pada Taraf Kepercayaan 99%
Banyak data Nilai Qkritis
4 0,926
5 0,821
6 0,740
7 0,680
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB IV