METODOLOGI PENELTIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif – kausal. Menurut Sugiyono (2009), asosiatif – kausal adalah “penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih”. Tujuan dari penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Dan tujuan dari
penelitian kausal adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara
variabel – variabel yang berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai variabel akibat.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan -
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang digunakan
penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut
1. Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31
3. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap mengenai Komisaris
Independen, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
institusional
4. Perusahaan yang memperoleh Laba
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 8 perusahaan dari 18 perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan empat tahun penelitian sehingga total sampel dalam
penelitian ini berjumlah 32 sampel.
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3 4
1. BRAM Indo Kordsa Tbk 1
2. GDYR Goodyear Indonesia Tbk × -
3. GJTL Gajah Tunggal Tbk × -
4. INDS Indospring Tbk 2
5. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk × 3
6. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk × -
7. NIPS Nipress Tbk 4
8. PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 5
9. SMSM Selamat Sempurna Tbk 6
11. ASII Astra Internasional × -
12. AUTO Astra Otoparts × -
13. HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk × -
14. IMAS Indomobil Sukses Internasional
Tbk
-
15. UNTR United Tractors 7
16. INTA Intraco Penta Tbk 8
17. SUGI Sugih Energy Tbk × -
18. TURI Tunas Ridean Tbk × -
Sumber: www.idx.co.id
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Meliputi
laporan keuangan tahunan perusahaan yang dimuat dalam Indonesia Capital
Market Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah
data, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik
pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan
masalah dalam penelitian ini yaitu laporan tahunan yang menjadi sampel
penelitian
3.5 Batasan Operasional
Adanya batasan dalam setiap penelitian diperlukan agar peneliti tersebut
tidak melebar begitu juga dengan penelitian ini terdapat batasan - batasan dalam
hal data penelitian yang digunakan. Beberapa batasan konsep terhadap penelitian
yang akan diteliti, yaitu diantaranya :
1. Penelitian ini dibatasi hanya selama empat tahun yaitu dari tahun
2010-2013.
2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada Perusahaan otomotif yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan
laporan perusahaan selama periode 2010 – 2013.
3. Penelitian ini meneliti pengaruh Komisaris Independen, Komite
Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
terhadap Manajemen Laba.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Variabel Independen
Menurut Erlina (2008) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan
lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional.
3.6.1.1Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan
Governance, 2006). Persen Komisaris yaitu persentasi komisaris independen
terhadap total komisaris perusahaan, dalam matematika dirumuskan.
Komin =Jumlah komisaris independen
Total dewan komisaris X %
3.6.1.2Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk
melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit berfungsi
membantu dewan komisaris untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan,
meningkatkan efektivitas fungsi internal audit dan mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit dalam penelitian ini diukur
menggunakan skala rasio melalui presentase anggota komite audit terhadap
seluruh anggota komite audit.
KMA = Jumlah komite audit independen
3.6.1.3Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono,
2005). Secara teoritis ketika kepemilikan saham oleh manajerial tinggi maka
kemungkinan terjadinya perilaku opportunistic manajer (manajemen laba). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah :
KM =Jumlah kepemilikan saham
Total saham yang �eredar X %
3.6.1.4Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh
institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan institusi lain.
Kepemilikan institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah saham yang
dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan.
KI = Jumlah saham yang dimiliki instusiTotal modal saham yang �eredar X %
3.6.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2008 : 59). Dalam penilitian ini variabel
dependennya adalah manajemen laba. Formulasi manajemen laba yaitu:
Manajemen la�a EM = ∆ Akrual modal kerja t Pendapatan t
Keterangan :
∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
TABEL 3.2 Definisi Operasional
No .
Variabel Definisi
Operasional Formula Skala
Dependen 1. Manajemen laba Potensi penggunaaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi
∆ Akrual modal kerja t
Pendapatan t Rasio Independen 1. Komisaris Independen Persentase dewan komisaris independen terhadap seluruh dewan komisaris
Jumlah komisaris independen
Total dewan komisaris X % Rasio
2. Komite Audit Persentase komite audit independen terhadap seluruh komite audit
Jumlah komite audit independen
3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan :
3.7.1.1Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak berdistribusi normal. Model regresi yang baik harus mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis
statistik (Ghozali, 2005).
Analisis grafik dilakukan dengan melihat histrogram atau pola distribusi
data. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada 3. Kepemilikan Manajerial Persentase Kepemilikan saham terhadap seluruh saham yang beredar
Jumlah kepemilikan saham
Total saham yang �eredar X % Rasio
4. Kepemilikan Institusional Persentase jumlah saham instusi terhadap seluruh saham yang beredar
Jumlah saham yang dimiliki instusi
sumbuh diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari nilai
residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Analisis statistik dilakukan dengan
uji Kolmogorov-Smirnov Test. Pedoman pengambilan keputusan rentang data
tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
a. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak
normal.
b. Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah
normal.
3.7.1.2Uji Multikolinerialitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi,
berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan
adanaya multikolinieritas adalah nilai tolerance <0,01 atau sama dengan VIF >10
(Ghozali, 2005: 91).
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan
menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4 –dU ≤ d ≤ 4 – dL Tidak ada autokorelasi, baik positif
maupun negative Terima dU < d < 4 – dU
3.7.1.4Uji Heterokedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan
mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Menurut Ghozali (2005), deteksi ada atau tidaknya
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, sperti titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.7.2 Uji Hipotesis
3.7.2.1Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda
untuk melihat seberapa besar pengaruh komisaris independen, komite audit, dan
kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan: Y = Manajemen Laba a = Konstanta b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi X1 = Komisaris Independen X2 = Komite Audit
X4 = Kepemilikan Institusional
e = Tingkat Kesalahan Penggangu
3.7.2.2Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun
mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut :
1. Jika prob. < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Y.
2. Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Y.
3.7.2.3Uji F (Uji Simultan)
Uji F-test dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh
secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
3.7.2.4 Uji Koefiensi Determinasi R2
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam meneragkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variasi variable dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel variabel-variabel independen memberikan hamper semua infomasi