METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan Jl. Lembaga pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan. Peneitian dilakukan sejak bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009.
3.2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah :
Pendekatan penelitian melalui survey, jenis penelitian deskriptif kuantitatif, sifat penelitian adalah deskriptif eksplanatori. Sugiyono (2003) menyatakan bahwa “ Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel–variabel yang diteliti serta hubungan antara saru variabel dengan variabel lain”. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Manajemen Manajemen Mutu Terpadu terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan sebanyak N = 177 orang.
Menurut Umar (2002) untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut : N n = --- 1 + Ne Keterangan : n= Ukuran sampel. N= Ukuran populasi
e= persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerin atau diinginkan (dalam penilitian ini digunakan 10 %)
Jumlah sampel dalam penilitian ini adalah : 177
n = = 63,8 n= 64 orang 1+177(0,10)
Untuk menentukan siapa sampel yang dijadikan responden secara acak atau random berdasarkan proporsi yang telah dihitung untuk setiap seksi dalam rumus berikut (Nazir,2000). Ni ni = xn N Dimana : Ni = jumlah sampel ke i Ni = jumpal populasi ke i
N = jumpah total populasi
n = jumpah sample total yang diinginkan
hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1. Populasi dan Sampel dalam Penelitian
No Seksi Populasi (orang) Sampel (orang)
I Seksi Pengelolaan. 19 19/177 x 64 = 8 II Seksi Pelayanan Tahanan 38 38/177x 64 = 13 III Kesatuan Pengamanan 120 120/177x 64 = 43
Total 177 64
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara :
1. Wawancara (interview). langsung dengan yang berhak dan berwenang memberi data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini.
2. Daftar pernyataan (questionnaire) yang diberikan kepada pegawai Rumah Tahanan Klas I Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini .
3. Studi dokumentasi , Pengumpulan dan mempelajari dokumen-dokumen di Rumah Tahanan Klas I Medan.
3.5. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer di peroleh dari daftar pertanyaan ( questionnaire ) dan wawancara ( Interview ) kepada responden.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama
a.Variable bebas ( independent variable ) X ,terdiri dari : peran pimpinan (X1), peran pegawai (X2), hubungan pimpinan dan pegawai ( X3) , lingkungan kerja (X4).
b. Variable terikat ( dependent variable ) Y yaitu penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara klas I Medan
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Variabel Definisi Indikator Pengukuran
Peran Pimpinan (X1): Kemampuan Pimpinan dalam memperjelas dan memproses kerja -Kejelasan memberikan Instruksi pekerjaan -Pemberian Informasi -Pengevaluasian hasil kerja -Penghargaan terhadap Prestasi Kerja. -Kebebasan dalam mengemukakan Pendapat Scala Likert Peran Pegawai (X2) Kemampuan Pegawai dalam melaksanakan Pekerjaan
-Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan - Pemberian Ide-ide -Semangat Bekerja -Kepuasan Kerja -Peningkatan Ketrampilan Scala Likert Hubungan Pimpinan dan Pegawai (X3) Kebersamaan Pegawai dan Pimpinan dalam menghadapi masalah Organisasi -Kebebasan dalam pengambilan keputusan -Mendengar masalah- masalah Petugas -Perhatian terhadap pekerjaan Petugas -Penghargaan terhadap prestasi kerja petugas.
Scala Likert
Lingkungan Kerja
(X4)
Kondisi kerja yang
baik yang dapat menduku ng keberhasilan petugas dalam melaksanakan pekerjaanya.
-Pengaturan Waktu Kerja -Tata letak peralatan kerja -ukuran ruangan kerja -Perengkapan kerja -Suhu Udara Scala Likert Penerapan Manajemen Mutu Terpadu. (Y) Manajemen Mutu Terpadu yang berfokus pada perbaikan yang terus menerus. -Kualitas. -Kerjasama -evaluasi -perbaikan -pelatihan -penghargaan -kepuasan Scala Likert
3.6.2. Model analisis data Hipotesis Pertama
Model analisis data yang digunakan pada hipotesis pertama adalah model regresi berganda.
.Model persamaan regresi berganda pada hipotesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4 + e Dimana :
Y= Penerapan Manajemen Mutu Terpadu.
a= intersep Y,yang merupakan titik potong dengan sumbu Y b= koefisien regresi
X1= Peran Pimpinan X2= Peran Pegawai
X3= Hubungan Pimpinan dan Pegawai. Lanjutan Tabel 3.2
X4 = Lingkungan Kerja e = Kesalahan penduga
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi adalah melakukan uji signifikansi yaitu :
1. Uji serempak ( Uji F ).
Kriteria pengujian hipotetis untuk uji serempak ( uji statistic F ) untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas. Ho : b1, b2, b3, = 0 ( peran pimpinan, peran pegawai,, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap penerarapan manajemen mutu terpadu ).
H1 : b1 = 0 (peran pimpinan, peran pegawai ,hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu ).
Tingkat kepercayaan pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah) α = 0,05 Apabila nilai F hitung < f tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti bahwa variable-variabel bebasnya secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikatnya .sebaliknya jika F hitung >Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebasnya secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
2. Melakukan uji t ( uji parsial ) untuk melihat pengaruh secara parsial masing- masing variable bebas terhadap variable terikat.kriteria pengujiannya adalah : Ho: bi = 0 ( peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen mutu terpadu ).
Tingkat penelitian pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah α = 0,05 Jika t tabel < t hitung < t maka hipotetis Ho diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya jika t hitung t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.
3.6.3. Identifikasi variabel hipotesis Kedua
a. Variabel bebas (Independent variable) yaitu penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan (X) .
b. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan (Y) .
Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Pengukuran
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (X)
Manajemen Mutu Terpadu yang berfokus pada perbaikan yang terus Menerus -Kualitas. -Kerjasama -evaluasi -perbaikan -pelatihan -penghargaan -kepuasan Scala Likert Kualitas Sumber Daya Manusia ( Y )
Pekerjaan yang dilakukan Petugas mempunyai Kualitas yang baik dan dapat meningkatkan Produktifitas Organisasi. -Kecakapan -Ketrampilan -Prilaku Petugas. -Pengalaman -Pendidikan -Motivasi -Disiplin Scala Likert
3.6.4. Model Analisis Data Hipotesis Kedua
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier sederhana.
Model persamaan regresi linier dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + e Dimana :
Y = Kualitas Sumber Daya Manusia. a = intersep Y
b = Koefisien regresi.
X1= Penerapan Manajemen Mutu Terpadu. e = Kesalahan Penduga.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi ini adalah melakukan uji signifikansi yaitu :
1. Uji Serempak ( Uji F ).
Krateria pengujian hipotesis untuk uji serempak (uji statistic F) untuk melihat signifikansi secara simultan variabel terikat terhadap variabel bebas.
Ho : b1= 0 ( Penerapan Manajemen Mutu terpadu tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia ).
H1 : b1 = 0 (Penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia ).
Tingkat kepercayaan pada penelitian ini adalah 95 % dan level pengujian yang digunakan adalah α = 0,05 apabila nilai F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak , hal ini berarti bahwa variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya, sebaliknya jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H1 di terima , hal ini berarti bahwa variabel bebasnya berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.
3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen 3.7.1. Uji Validitas
Salah satu instrument yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah kuesioner, yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu
hal.untuk mengetahu apakah instrument kuisioner yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya maka dilakukan uji validitas.
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat penulis terlebih dahulu melakukan uji validitas internal, yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan ( content validity ). Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan mengambil 20 ( dua puluh ) responden yang tidak termaksud sample dalam penelitian.untuk pengujiannya digunakan, statistical package for social science ( SPSS) dengan versi 15,0.
Menurut Sugiyono (2003) bahwa : jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30. maka butir pertanyaan dianggap sudah valid . Hasil pengujian validitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS pada lampiran 1 terlihat pada kolom corrected item-total correlation terhadap variabel peran Pimpinan, peran pegawai, hubungan petugas dan pimpinan, lingkungan kerja, manajemen mutu terpadu dan kualitas sumber daya manusia ternyata seluruhnya adalah valid ,karena lebih dari 0.30.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji ini untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden.untuk melakukan pengujian reliabilitas penulisan menggunakan statistical package for social science (SPSS) dengan versi 15.0.
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha.nilai cronbach alpha reliabilitas yang baik adalah makin mendekati 1. menurut sekaran (2000) dinyatakan bahwa : rebilitas yang kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan cronbach alpha 0,8 atau di atasnya adalah baik. Dari hasil pengujian reabilitas yang terdapat pada lampiran 1 dapat diketahui bahwa reabilitas varibel peran pimpinan, peran pegawai, hubungan Pegawai dan pimpinan, lingkungan kerja, manajemen mutu terpadu dan kualitas sumber daya manusia seluruhnya adalah reliabel karena nilai cronbach alpha telah melebihi 0,7.