• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki proses

pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Penelitian tindakan kelas adalah salah

satu usaha guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Asrori,

2007: 5).

Penelitian yang dilakukan ini berdasarkan pada masalah yang terjadi di

lapangan atau berpijak pada kondisi yang ada. Dalam hal ini, yang akan diteliti

adalah penggunaan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa Kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada Materi

Ekosistem.

B. Setting Penelitian

1. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi dan hasil

belajar siswa dengan menggunakan media Audio Visual dalam pembelajaran biologi

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII Love SMP Joannes Bosco

Yogyakarta pada semester II (genap) tahun ajaran 2014-2015 yang berjumlah 28

siswa.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian.

Waktu pelaksanaan penelitian April – Mei 2015.

C.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan

siklus II, dalam setiap siklus ada dua kali pertemuan. Di dalam penelitian ini, peneliti

bertindak sebagai penyaji pembelajaran dan berkolaborasi dengan guru serta 2

mahasiswa yang berperan sebagai observer. Setiap siklus dalam penelitian ini terbagi

dalam 4 tahap, yaitu tahap perencanaan (Planning), tahap pelaksanaan (acting),

tahap pengamatan (observing) dan tahap refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan

dalam dua siklus.

a. Siklus I

1. Planning

Kegiatan yang dilakukan pada tahap planning, yaitu:

b) Observasi awal dan wawancara kepada Ibu Lolita, S.Pd selaku guru IPA

kelas VII untuk mengetahui permasalahan pembelajaran biologi yang terjadi

di SMP Joannes Bosco Yogyakarta

c) Identifikasi permasalahan, setelah mengetahui permasalahan melalui tahap

observasi dan wawancara dengan guru terkait, dilanjutkan dengan

mengidentifikasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah dan

menentukan metode atau media yang tepat untuk mengatasi permasalahan

pembelajaran tersebut.

d) Setelah menemukan metode atau media yang tepat untuk mengatasi

permasalahan biologi di SMP Joannes Bosco Yogyakarta, kemudian

dilanjutkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran meliputi: Silabus,

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Kerja Siswa (LKS),

materi Ekosistem (Komponen Penyusus ekosistem, Satuan-satuan dalam

ekosistem, Pola-pola interaksi), media pembelajaran.

e) Membuat instrumen penelitian yaitu format observasi aktivitas siswa di kelas,

lembar kuisioner, panduan wawancara kepada siswa, kisi-kisi soal pre-test,

post-test dan soal-soal pre-test, dan post-test tentang ekosistem.

2. Acting

Pada pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan tindakan sesuai dengan

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. Seperti membagikan

soal pre-test (materi pre-test meliputi materi siklus I dan siklus II) kepada siswa

dan meminta siswa mengerjakan pre-test dalam waktu yang telah ditentukan

dilanjutkan dengan kegiatan inti seperti pemutaran media audio visual, melakukan

tanya jawab, dan dilanjutkan dengan kegiatan penutup.

3. Observing

Pada tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Tahap ini peneliti

melakukan pengamatan atas hasil atau dampak/efek pelaksanaan tindakan yang

meliputi penerapan media pembelajaran, aktivitas siswa dalam kelas dan

kelompok serta aktivitas siswa dalam hubungan dengan indikator motivasi.

Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi

dengan dokumentasi misalnya photo.

4. Reflecting

Pada tahap ini dilakukan analisis, pemaknaan, penyimpulan dan mencatat hasil

angket dan evaluasi yang telah dilaksanakan sebagai acuan untuk memperbaiki

rencana penelitian pada siklus atau tahap selanjutnya.

b. Siklus II

1. Planning

Tahap Planing dalam siklus II, peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan

hal-hal yang dirasa kurang pada siklus I kemudian menyusun perencanaan baru

tentang tindakan yang dilakukan pada tahap berikutnya.

2. Acting

Pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan berdasarkan acuan di siklus I. Dalam

pelaksanaan di siklus II, peneliti melakukan perbaikan tindakan yang dirasa

kurang pada siklus I. Peneliti juga melakukan tindakan sesuai dengan yang telah

Sebagai kegiatan awal dilakukan apersepsi, kemudian masuk pada kegiatan inti

seperti pemutaran animasi, diskusi mengenai materi yang telah dirumuskan dalam

LKS, mempresentasikan hasil diskusi, melakukan tanya jawab, dan masuk

kegiatan penutup. Pada akhir pertemuan guru melakukan post-test dan

membagikan kuisioner motivasi bagi siswa untuk mengetahui keefektifan

penggunaan media audio visual dalam kegiatan pembelajaran ini ( Pelaksanaan

tindakan dapat dilihat di RPP).

3. Observing

Kegiatan observasi pada siklus II sama dengan kegiatan observasi pada siklus I

yaitu melakukan pengamatan atas hasil pelaksanaan tindakan seperti, penerapan

media pembelajaran, aktivitas siswa dalam kelas dan kelompok serta aktivitas

siswa dalam kaitan dengan indikator motivasi. Dan pendokumentasian

pelaksanaan tindakan dilakukan dalam tahap ini.

4. Reflecting

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa.

Pada tahap ini pula ditemukan kekurangan dan kelebihan pembelajaran dengan

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran.

D.Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel

kontrol.

1. Variabel bebasnya adalah media audio visual

3. Variabel kontrolnya adalah materi ekosistem, siswa kelas VII love, guru, sarana

pembelajaran, kurikulum.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran berupa Silabus kurikulum 2006 (KTSP) dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibagi

dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

2. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

berupa soal test dan panduan non-test.

a) Soal test

Soal test yang digunakan berupa saol test awal (pre-test) dan soal test

akhir (post-test). Jumlah soal pre-test 15 soal, terdiri dari 10 soal pilihan ganda

dan 5 essai. Jumlah soal post-test 30 soal, terdiri dari 15 soal untuk post-test (

pilihan ganda: 10 soal dan essai: 5 soal) pada siklus I dan 15 soal untuk post-test (

pilihan ganda: 10 soal dan essai: 5 soal) pada siklus II. Test ini merupakan alat

ukur yang mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Test awal

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik mengenai materi

yang akan di ajarkan. Test akhir digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta

didik mengenai materi yang sudah dipelajar, disetiap akhir siklus.

b) Panduan Non-test

1) Panduan kuisioner motivasi

Kuisioner motivasi diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar peserta didik setelah pelaksanaan tindakan. Angket /

kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari

responden yang ingin diketahui (Suparno, 2007: 61). Dalam penelitian ini,

kuisioner digunakan untuk mengetahui motivasi peserta didik dalam pembelajaran

mengenai ekosistem menggunakan media pembelajaran audio visual. Kuisioner

terdiri atas 20 item pernyataan yang terdiri dari 10 item positif dan 10 item

negatif. Masing-masing item memiliki 4 alternatif jawaban dan meminta peserta

didik memilih satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut adalah Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Kuisioner motivasi terdiri atas 2 kategori yaitu kuisioner motivasi awal

dan kuisioner motivasi akhir. Kuisioner motivasi awal diberikan pada saat awal

pertemuan pertama siklus 1, kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui motivasi

belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi sebelum menggunakan media audio

visual. Sedangkan kuisioner motivasi akhir diberikan diakhir pertemuan siklus ke

2 dengan tujuan untuk mengukur motivasi siswa terhadap mata pelajaran biologi

setelah menggunakan media audio visual.

2) Panduan wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat

yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga

Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pewawancara (interviewer).

Metode wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran yang menggunakan media audio visual. Siswa yang dipilih dalam

wawancara berdasarkan pencapaian hasil belajarnya yaitu siswa yang memiliki

nilai tertinggi dua orang, nilai sedang terdiri dari dua orang, dan nilai terendah

juga dua orang, yang dilihat pada hasil post test di siklus II. Wawancara dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut aspek minat,

perasaan dan tangggapan siswa saat belajar menggunakan media audio visual.

3) Panduan observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa

dalam bidang afektif. Observasi dilakukan dengan cara mengamati (pengamatan

dilakukan oleh observer) setiap kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Setelah mengamati, observer mengisi lembar kegiatan observasi

yang telah disediakan dan memilih skala tertentu sesuai dengan situasi

pembelajaran yang ada. Hal-hal yang ingin diketahui peneliti dalam kegiatan

pembelajaran ini adalah minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti, semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran,

sikap menghargai siswa dalam menerima kritik dan saran dari siswa lain, sikap

percaya diri siswa saat presentasi, berani mengajukan dan menjawab pertanyaan.

Observasi dilakukan di setiap kegiatan pembelajaran terutama pada saat

kegiatan diskusi dan presentasi. Kemudian data yang di dapat dalam bentuk

F. Metode Analisis Data

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan kuisioner yang

diberikan setelah tindakan dilakukan. Kuisioner tersebut digunakan untuk

mengetahui motivasi belajar siswa minimal baik yang hasil perhitungan akan

dihubungkan dengan indikator pencapaian. Data dianalisis dengan

mengkategorikan pernyataan positif dan negatif kemudian masing-masing

jawaban yang telah dipilih siswa diberi skor dengan ketentuan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Penetapan Skor Kuisioner Motivasi

Data didapat secara kuantitatif dengan menjumlahkan skor yang

diperoleh siswa dalam kuisioner dan dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Skor Motivasi =

Setelah skor motivasi setiap siswa diperoleh, dilakukan penggolongan skor

motivasi dengan kriteria seperti dalam tabel 3.2 Pilihan jawaban Skor

Pernyataan positif Pernyataan negatif

Sangat setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak setuju 2 3 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel 3.2: Penggolongan Motivasi Belajar

Interval Kriteri Motivasi Belajar

80-100 Sangat Baik

60-79 Baik

40-59 Cukup Baik

20-39 Tidak Baik

Untuk menghitung prosentase motivasi minimal baik dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

x 100%

2. Hasil belajar

Hasil belajar pada penelitian ini hanya mencakup dua aspek yaitu ranah

kognitif dan ranah afektif. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data

dalam ranah kognitif yaitu pre-test, post-test, rata-rata nilai kelas. Sedangkan

dalam ranah afektif melalui observasi dan wawancara. Cara menganalisis

instrumen tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pre-test dan post-test

Cara menghitung nilai pre-test dan post-test siswa adalah sebagai berikut :

Skor = x 100

Hasil post-test setiap siswa di hitung untuk mengetahui ketercapaian

pelajaran biologi adalah 72. Hasil post-test yang telah dihitung kemudian dilihat

kembali untuk menghitung presentase siswa yang mencapai nilai diatas KKM.

Skor tersebut menentukan ketuntasan belajar secara klasikal. Kriteria skor

ketuntasan siswa secara individu dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3: Kriteria Skor Ketuntasan Individu

Nilai Post- test Keterangan

≤ 71 Tidak Tuntas

≥ 72 Tuntas

Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Prosentase KKM:

x 100%

b) Rata-rata nilai kelas

Dalam menghitung rata-rata kelas setiap siklus digunakan rumus:

Rata-rata =

c) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dari pihak pewawancara

(praktikan) dan orang yang diwawancarai (siswa). Tanya jawab tersebut direkam

kualittaif dilakukan dengan cara mengkategorikan data sesuai dengan aspek yang

diinginkan, setelah itu data disajikan dalam bentuk teks cerita, kemudian peneliti

membuat kesimpulan dari data wawancara tersebut.

d) Observasi

Dalam penelitian ini akan dilakukan pembagian kelompok belajar

dikelas. Di kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta terdapat 28 siswa

sehingga dalam pembagian kelompok, kelas akan dibagi menjadi 5 kelompok

yang masing-masing anggota kelompok terdiri atas 5 atau 6 orang. Observasi

dilakukan pada setiap anggota kelompok anak. Pada lembar observasi terdapat 10

aspek kategori dalam ranah afektif kemudian skor yang harus di isi oleh observer

dalam rentang 1, 2, 3, 4, 5. Skala tersebut di isi sesuai dengan jumlah anak dalam

kelompok yang sesuai dengan pernyataan dilembar observasi.

Berdasarkan skala tersebut akan didapatkan skor maksimal 50, sehingga

skor observasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Skor = x 100

Skor yang didapat pada kegiatan observasi kemudian dikategorikan pada tabel 3.4

Tabel 3.4 : Kategori Prosentase Hasil Observasi Ranah Afektif

Presentase yang diperoleh Keterangan 66,68 ≤ q ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ q ≤ 66,67 Sedang

0 ≤ q 33,33 Rendah

Setelah setiap kelompok dikategorikan pada hasil yang diperoleh,

kemudian dilakukan perhitungan prosentase untuk menentukan ketercapaian

indikator yang telah ditetapkan dengan rumus:

Prosentase= x 100%

G.Indikator Keberhasil

Tabel 3.5. Indikator Ketercapaian Target

*Nilai sebelum pelaksanaan penelitian.

No Indikator Awal* Target

1. Nilai ranah kognitif siswa dengan rata-rata

62,42 75

2. Presentase pencapaian KKM

35,71% 70%

3. Nilai ranah afektif siswa

Belum terukur

70% afektif siswa mencapai kategori tinggi 4. Motivasi minimal baik Belum

terukur

60

Dokumen terkait